• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Strategis 6

Dalam dokumen RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2013 (Halaman 124-128)

D. Penanaman Modal Sasaran

5.3.6 Isu Strategis 6

Peningkatan Daya Saing Tenaga Kerja

Sasaran

Sasaran utama peningkatan daya saing tenaga kerja adalah:

1. Memfasilitasi seluruh elemen bangsa agar dapat berkompetisi dalam pasar tenaga kerja, sehingga pengusaha dan pekerja di seluruh segmen dapat mengisi peluang yang tersedia.

2. Meningkatkan jumlah dan rasio tenaga kerja yang kompeten dan profesional yang bisa beradaptasi dalam lingkungan kerja melalui langkah-langkah strategis untuk menjamin kualitas dan keahlian yang dilatihkan benar- benar tercermin pada pekerja.

3. Mempercepat perjanjian saling pengakuan atau mutual recognition arrangement (MRA) untuk sektor jasa yang di prioritaskan dalam MEA, dan belum memiliki MRA yaitu sektor transportasi udara, teknologi informasi dan komunikasi (e_asean), dan jasa logistik, serta 7 (tujuh) sektor industri/perdagangan yang juga disepakati namun belum memiliki MRA yaitu produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, produk berbasis karet, tekstil, otomotif, produk berbasis kayu.

5-20 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS TAHUN 2015

Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan pembangunan daya saing tenaga kerja adalah:

1. Mengembangkan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha/industri, antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, untuk peningkatkan kualitas tenaga kerja yang mencakup empat aspek, yaitu: (a) pengembangan standar kompetensi oleh pihak pengguna terutama asosiasi industri dan asosiasi profesi dan bersifat dinamis sesuai perkembangan iptek dan kebutuhan industri; (b) pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi melalui kurikulum dan modul pelatihan yang mengacu kepada standar yang dikembangkan industri, merekrut instruktur yang memiliki sertifikat kompetensi sebagai tanda penguasaan materi, (c) pengembangan sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang dilisensi oleh BNSP, dan sertifikat kompetensi memiliki masa berlaku (validitas) sesuai ketentuan bidang profesi masing-masing, dan pengembangan kesempatan kerja.

2. Harmonisasi standardisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerjasama lintas sektor, lintas daerah dan lintas negara mitra bisnis, dalam kerangka keterbukaan pasar.

Dalam rangka menunjang pemenuhan tenaga kerja kompeten di sektor/sub-sektor pembangunan, khususnya yang telah disepakati dalam MEA 2015 dan 22 kegiatan ekonomi utama dalam 6 koridor ekonomi, strategi yang dilakukan adalah:

1. Penyusunan pedoman teknis registrasi standar kompetensi internasional dan standar khusus, agar standar yang telah setara dengan SKKNI dapat diproses, untuk memperoleh rekognisi antar negara dan antar sistem untuk memastikan kesetaraan.

2. Pemetaan area kompetensi 8 bidang yang telah mencapai MRA dengan SKKNI yang telah ditetapkan, dengan menyusun standar yang perlu dikembangkan.

3. Identifikasi bidang-bidang keahlian baru sesuai kecenderungan global, yang perlu diantisipasi menjadi bidang baru yang akan ditetapkan dalam MEA.

4. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi melalui KKNI, okupasi, dan

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 |

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS TAHUN 2015 5-21 pemaketan klaster dan unit kompetensi.

5. Penguatan kelembagaan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi melalui standardisasi sistem kelembagaan dan standardisasi sarana dan prasarana kelembagaan pendidikan dan pelatihan kerja.

6. Pengelolaan manajemen lembaga pelatihan dan program pelatihan yang komprehensif di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota

7. Fasilitasi pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) kepada asosiasi industri dan LSP terlisensi dalam rangka pelaksanaan uji kompetensi untuk percepatan sertifikasi.

8. Penerapan kerjasama saling pengakuan dalam sistem logistik nasional, sistem latihan kerja nasional, dan sistem pendidikan nasional,

9. Pengembangan sistem pengendalian mutu sistem sertifikasi dan sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi 10. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis

kompetensi 5.3.7 Isu Strategis 7:

Peningkatan Daya Saing UMKM dan Koperasi

Sasaran

Sasaran peningkatan daya saing UMKMK pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kontribusi UMKMK dalam perekonomian yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja UMKM sebesar 3,5%; pertumbuhan kontribusi UMKMK dalam pembentukan PDB sebesar 6,0%; pertumbuhan kontribusi UMKMK dalam ekspor non migas sebesar 4,8%;

dan pertumbuhan kontribusi UMKMK dalam investasi sebesar 8,4%.

2. Meningkatnya daya saing UMKM yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah usaha kecil dan menengah sebesar 5,1%; pertumbuhan produktivitas UMKM 5,0%;

pertambahan jumlah UMKM formal yaitu yang berbadan hukum, memiliki izin dan/atau terdaftar (pada tahun 2015 Kementerian Koperasi dan UKM baru akan melakukan registrasi usaha); proporsi UMKM yang mengakses layanan keuangan formal sebesar 18,0%; Proporsi UMKM yang menerapkan teknologi sebesar 25,0%; proporsi UMKM yang menerapkan standardisasi mutu & sertifikasi produk sebesar 15,0%; dan proporsi UMKM yang tergabung dalam

5-22 | RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS TAHUN 2015

kemitraan/jaringan produksi dan pemasaran sebesar 12,3%.

3. Meningkatnya usaha baru yang berpotensi tumbuh dan inovatif yang ditandai dengan proporsi wirausaha baru per jumlah penduduk usia produktif sebesar 1,7% dan pertumbuhan jumlah pelaku usaha di industri kreatif sebesar 11%.

4. Meningkatnya tata kelola dan daya saing koperasi yang ditandai dengan pertumbuhan unit koperasi sebesar 6,0%;

pertumbuhan anggota koperasi sebesar 7,0%; proporsi koperasi berkualitas sebesar 7,0%; rasio promosi ekonomi anggota di atas 10%; proporsi koperasi yang melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) sebesar 55,0%; dan pertumbuhan volume usaha koperasi sebesar 15,6%.

Arah Kebijakan dan Strategi

Kebijakan peningkatan daya saing UMKM yang akan ditempuh pada tahun 2015 diarahkan untuk memperkuat ketahanan perekonomian domestik dan membangun keunggulan global, yang dilaksanakan melalui lima strategi yaitu:

1. Peningkatan kompetensi SDM UMKM, di antaranya melalui pengembangan kewirausahaan dan technopreneur, serta peningkatan kompetensi teknis dan manajemen SDM UMKM yang didukung penyediaan layanan usaha terpadu;

2. Perluasan akses UMKM ke pembiayaan, di antaranya melalui pengembangan skema pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, penyediaan skema penjaminan usaha bagi UMKM, pengembangan sistem infomasi debitur yang terintegrasi, serta pengembangan kerja sama pembiayaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank;

3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran UMKM, antara lain melalui pengembangan dan penguatan produk unggulan, peningkatan inovasi dan penerapan teknologi, standardisasi dan sertifikasi, fasilitasi pengembangan jaringan produksi dan pemasaran, yang didukung penyediaan informasi pasar;

4. Penguatan kelembagaan usaha, di antaranya melalui pengembangan kemitraan usaha yang berbasis rantai nilai

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2015 |

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS TAHUN 2015 5-23 baik yang melibatkan kerja sama antar UMKM, maupun antara UMKM dengan usaha besar/investor; dan

5. Peningkatan iklim usaha yang kondusif, di antaranya melalui penataan regulasi dalam rangka meningkatkan kepastian dan perlindungan usaha bagi UMKM, dan pendaftaran UMKM.

Dalam dokumen RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2013 (Halaman 124-128)