• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis Media Internasional

Dalam dokumen MODUL 1: Konsep Dasar Sistem Komunikasi (Halaman 46-58)

C. MEDIA INTERNASIONAL

2. Jenis-jenis Media Internasional

Pada dasarnya, jenis media yang digunakan dalam kegiatan komunikasi internasional sama saja dengan komunikasi pada umumnya. Namun, karena ada kendala jarak, media dalam komunikasi internasional dibantu oleh teknologi satelit. Satelit membantu meluaskan jangkauan komunikasi hingga ke pelosok dunia. Sementara itu, serat optik digunakan untuk membantu kecepatan komunikasi.

Secara umum, jenis-jenis media dalam komunikasi internasional antara lain: a. Surat kabar/koran, b. Majalah, c. Radio, d. Televisi, e. Film, f.

Internet, g. Buku, dan h. Telepon.

a. Surat kabar/koran

Pada saat kemunculan televisi, para pengamat sempat menghawatirkan posisi media cetak sebagai media komunikasi antara khalayak dan komunikatornya: bertahan atau tidak. Kira-kira begitulah pertanyaan yang muncul. Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti, sejak 1970-an koran terbukti masih mampu bertahan sampai saat ini. Kebebasan pers yang berkembang ikut andil dalam memajukan perkembangan media massa ini.

Bahkan, meskipun teknologi internet semakin mewabah, kebutuhan informasi melalui koran masih cukup tinggi. Terbukti dengan masih banyaknya koran-koran yang mampu mencetak hingga jutaan eksemplar.

Kedalaman informasi/berita yang disajikan koran menjadi kelebihan atau keunggulan yang belum banyak terdapat dalam media internet yang bersifat realtime.

b. Majalah

Kondisi-kondisi baru yang terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang terjadi di dunia, juga berpengaruh terhadap media ini. Mau tidak mau media ini harus berusaha keras untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan itu.

Barangkali majalah yang mampu bertahan terhadap situasi baru itu adalah majalah-majalah khusus, seperti majalah olahraga khusus: sepakbola, balap mobil formula one (F1), golf, tenis, dan lain-lain. Majalah semi ilmiah seperti National Geographic telah dialih-bahasakan, misalnya dalam bahasa Indonesia, untuk menjangkau khalayak pembaca dari suatu negara yang kurang menguasai bahasa asli majalah tersebut.

c. Radio

Sejak kemunculannya pada sekitar tahun 1920-an, siaran radio internasional telah menjadi saluran yang ‘nyata’ dalam proses penyampaian pesan dan arus informasi internasional. Pertumbuhan siaran radio internasional yang dilihat berdasarkan stasiun radio besar di dunia mengalami peningkatan. Dari 7.834 jam per-minggu pada tahun 1960-an menjadi 16.092 jam per-minggu pada tahun 1988. Jumlah negara yang menyelenggarakan siaran internasional juga bertambah. Sejak tahun 1960 telah berlipat ganda naik dari 47 menjadi 86, dan pada tahun inilah awal memuncaknya radio siaran internasional. Namun, di era konvergensi yang ditandai dengan kemunculan internet, media siaran radio pun berubah. Dengan menggunakan program podcasting, siaran radio dapat disimpan untuk didengar kapan saja.

Sifat radio sekali dengar, kini bisa diulang sesuka pendengar.

d. Televisi

Televisi sebagai media komunikasi audio-visual siarannya lebih nyata dibandingkan radio. Sistem teknologi televisi mampu menguasai jalan pikiran masyarakat, seperti yang diistilahkan theatre of mind. Menurut Ellul

& Goulet (dalam Bungin, 2001:133-135), siaran-siaran media televisi secara tidak sengaja dapat meninggalkan kesan siaran di dalam pikiran penontonnya sehingga suatu saat televisi dimatikan, kesan itu selalu hidup dalam pikiran penonton dan membentuk panggung-panggung realitas di dalam pikiran khalayak. Televisi mampu menciptakan realitas dengan menggunakan model produksi yang disebut simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-usul atau realitas awal. Melalui model itulah televisi sanggup

‘mengajak’ penontonnya masuk ke dalam suatu ruang yang disadarinya sebagai nyata meskipun sesungguhnya semu, atau khalayan belaka.

Hingga saat ini, televisi dinilai sebagai alat propaganda paling ampuh.

Melalui produksi siaran televisi seperti berita, film, atau olahraga, propaganda dapat disajikan dengan berbagai cara tanpa harus secara jelas menyebutkan baik atau buruk, pahlawan atau penjahat, dan sebagainya.

Siaran berita CNN atau FOX misalnya, mampu menyajikan realitas Perang Teluk pada tahun 1991. Meskipun dalam pemberitaannya menggunakan ‘sudut pandang’ Amerika Serikat (atau sekutu), tidak banyak khalayak dunia yang menyadari akan hal itu. Sehingga Irak ditempatkan sebagai negara agresor, sedangkan Sekutu adalah negara pembebas. Sebagai penyeimbang, beberapa negara Arab kini telah mempunyai stasiun televisi sekelas CNN berskala internasional. Al Jazeera dan Al Arabiya yang dimiliki Arab, menggunakan sudut pandang Arab untuk meng-kounter opini yang dibentuk oleh televisi Barat.

Sementara itu, terlepas dari masih adanya kesenjangan kualitas dan kuantitas siaran, di mana negara-negara Barat masih mendominasi, televisi merupakan alat paling efektif dan efisien dalam kegiatan komunikasi internasional. Karena, televisi dapat dikatakan merupakan media yang sempurna dalam hal komunikasi lintas budaya (cross-cultural).

e. Film

Seperti siaran televisi, film merupakan alat komunikasi yang sanggup menciptakan theatre of mind. Namun, film ‘bekerja’ dalam tataran yang lebih spesifik, yaitu menyajikan fiksi atau cerita rekaan. Fiksi dikemas menjadi cerita yang mendekati kenyataan. Contohnya, film-film bertema Perang Vietnam produksi dekade 1980-an hingga 1990-an. Amerika Serikat mengkonstruksi image sebagai negara pemenang perang Vietnam, padahal kenyataan sebaliknya.

Kualitas produksi dan distribusi membuat film mampu merambah pasaran internasional. Film-film Amerika Serikat paling diminati oleh khalayak internasional karena secara kualitas diakui masih yang terbaik.

Asumsi atau penilaian itu dapat dilihat dari bagaimana penghargaan film Canes yang berskala internasional kalah bergengsinya dibandingkan Oscar yang berskala lokal AS.

Film-film produksi Hongkong, India, dan belakangan Korea Selatan banyak digemari khalayak internasional. Dampaknya budaya mereka pun dikenal oleh masyarakat internasional. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa film tidak sekedar membuat alur cerita yang menghibur, namun dapat juga disusupi oleh pesan-pesan kepentingan suatu negara. Terkadang melalui film, upaya propaganda, kontruksi image, dan tujuan lain suatu negara dapat tersampaikan dan diterima oleh khalayak secara efektif.

f. Internet

Teknologi internet dapat dikatakan muncul paling terakhir setelah kehadiran media komunikasi lainnya. Namun, kemunculannya langsung dapat diterima secara luas karena internet seolah membuat dunia menjadi sempit.

Internet menyajikan berbagai macam kebutuhan komunikasi dan informasi. Berita-berita dari koran mancanegara dapat dibaca (browse) tanpa harus menunggu kedatangan loper, kita pun dapat menyimpannya dengan mengunduh (download); siaran radio dan siaran televisi dapat dinikmati melalui program streaming. Bahkan perang pun dapat dilakukan melalui internet. Contohnya ketika Indonesia sedang bersitegang dengan Malaysia mengenai perairan Ambalat. Tatkala pemerintahan kedua negara berdiplomasi, rakyat–yang tidak diizinkan mengangkat senjata–menggunakan internet untuk berperang. Perang internet tidak merusak orang-orang secara fisik, namun lebih banyak pada mental atau merusak fasilitas teknologi. Dan pelakunya dikenal sebagai hacker.

Dibandingkan dengan media-media lainnya, internet mempunyai sifat yang unik. Internet lebih interaktif dibanding media lain. Internet nyaris tidak mengenal umpan balik tertunda (delay feedback).

g. Buku

Buku dapat dikatakan merupakan media penyampai informasi paling tua.

Filosof-filosof seperti Socrates dan Plato telah memanfaatkan media ini sejak abad ke-4 Sebelum Masehi. Buku juga menjadi media paling efektif untuk menyampaikan gagasan. Dibandingkan dengan koran atau majalah, buku mempunyai kedalaman dalam menyajikan gagasan, opini, informasi dan sebagainya. Buku juga menjadi media perdebatan dan diskusi yang menarik dalam hal pertarungan ideologi dan politik. Buku Das Kapitalis karya Karl Marx yang mendorong lahirnya ideologi sosialis dan komunisme hingga kini masih menjadi rujukan suatu pemerintahan meskipun ideologi komunis telah dianggap mati seiring dengan runtuhnya Uni Soviet.

h. Telepon

Teknologi telepon telah muncul sejak awal abad ke-20. Telepon menjadi alat vital dalam melakukan hubungan komunikasi jarak jauh. Kehadirannya membuat kita tidak perlu lagi pergi ke suatu tempat di mana orang yang akan kita ajak bicara berada. Dengan hanya menggunakan kode sambungan, yang dinamakan nomor telepon, kita dapat berkomunikasi secara pribadi dengan orang yang dituju. Pada perkembangannya hadir telepon pintar (smartphone), yang menggabungkan telepon dengan teknologi internet dan multimedia.

Kemampuan yang dimiliki smartphone melahirkan istilah “dunia dalam genggaman (world in our hands)”.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan peran dan fungsi komunikasi internasional!

2) Jelaskan perlunya pengetahuan cross-cultural dalam komunikasi internasional!

3) Jelaskan fungsi media massa dalam kegiatan komunikasi internasional.

4) Jelaskan sifat yang dimiliki media massa!

5) Diskusikan dengan teman-teman Anda, bagaimana dampak siaran televisi?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Peran dan fungsi komunikasi internasional antara lain untuk:

a. Perluasan kehidupan dunia, b. Untuk terciptanya masyarakat internasional, c. Untuk terciptanya ketertiban internasional, d. Untuk pemeliharaan kedamaian dan keamanan internasional, dan e. Untuk mengurangi kesalahpahaman.

2) Dengan mengembangkan pengetahuan tentang proses-proses komunikasi lintas budaya (cross-cultural) dapat mengurangi kesalahpahaman yang dapat terjadi, dan mungkin mengarah pada perselisihan kedaulatan.

3) Media massa berfungsi sebagai media pendidikan, media sosialisasi, motivasi, media perdebatan dan diskusi, hiburan, media untuk kemajuan kebudayaan, serta media untuk mempersatukan (integrasi) persepsi antar negara.

4) Media massa mempunyai sifat yang mampu menyampaikan pesan nyaris serentak kepada ratusan, ribuan, jutaan, hingga milyaran khalayak.

Media massa tidak hanya mampu mempengaruhi tatanan politik, sosial, budaya, ideologi dan ekonomi di mana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya.

5) Sistem teknologi televisi mampu menguasai jalan pikiran masyarakat, seperti yang diistilahkan theatre of mind. Siaran-siaran media televisi secara tidak sengaja dapat meninggalkan kesan siaran di dalam pikiran penontonnya, sehingga suatu saat televisi dimatikan, kesan itu selalu hidup dalam pikiran penonton dan membentuk panggung-panggung realitas di dalam pikiran khalayak.

RANGKUMA N Komunikasi internasional mempunyai peran dan fungsi untuk perluasan kehidupan dunia, untuk terciptanya masyarakat internasional, untuk terciptanya ketertiban internasional, untuk pemeliharaan kedamaian dan keamanan internasional, dan untuk mengurangi kesalahpahaman. Namun, semua itu dapat dilakukan dengan mengembangkan pengetahuan tentang proses-proses komunikasi lintas budaya (cross-cultural) guna mengurangi kesalahpahaman yang dapat terjadi, dan mungkin mengarah pada perselisihan kedaulatan.

Perselisihan kedaulatan kerap terjadi dikarenakan oleh ketidaktahuan

pada budaya negara lain yang akan berakibat pada pesan yang tersampaikan sulit dipahami oleh negara lain, atau pesan ditafsirkan dengan cara yang tidak sesuai dengan budaya pengirim pesan sehingga kesalahpahaman dapat terjadi secara terbuka.

TES FORMATIF 3

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang disediakan!

1) Perbedaan frame of reference antar individu atau negara akan berdampak pada ....

A. kesalahpahaman B. ketidakmengertian C. ketidaksolidan D. ketidaksempurnaan

2) Maksud aktivitas dinamik komunikasi internasional adalah ....

A. berlangsung searah terus menerus B. menimbulkan kecemasan C. tidak berarah dan tujuan D. tidak memiliki awal dan akhir

3) Komunikasi terjadi karena adanya interaksi, artinya ....

A. menerima pesan dan informasi dari sumber dan penerima B. saling bertukar informasi atau pesan antara sumber dan penerima C. menukar informasi atau pesan

D. membagi informasi atau pesan

4) Peran dan fungsi komunikasi internasional adalah ....

A. perluasan wilayah dunia

B. terciptanya geografi internasional C. terciptanya ketertiban internasional D. terciptanya masyarakat madani

5) Perlunya mengembangkan pengetahuan cross-cultural adalah untuk mengurangi ....

A. kesalahpahaman yang dapat terjadi

B. mengurangi beban sejarah yang dapat terjadi

C. mengurangi kecurigaan yang dapat terjadi D. mengurangi dominasi yang dapat terjadi

6) Pola komunikasi yang ‘mengalirkan’ pesan dari pengirim kepada penerima adalah model ....

A. linear B. struktural C. parsial D. gratifikasi

7) Pola komunikasi dilangsungkan dengan perantara tanda-tanda yang mengandung makna adalah model ....

A. linear B. struktural C. parsial D. gratifikasi

8) Berikut ini merupakan salah bentuk keunggulan media cetak/koran, yakni ....

A. bersifat realtime B. delay feedback

C. kedalaman informasi/berita D. tertulis

9) Siaran radio dapat disimpan untuk didengar kapan saja, dapat dilakukan oleh program bernama ....

A. broadcasting B. podcasting C. filmcasting D. radiocasting

10) Televisi mampu menguasai jalan pikiran masyarakat adalah arti dari ....

A. theatre of dream B. theatre of mind C. dream theatre D. mind theatre

Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar Jumlah Soal 100%

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3

1) A 1) C 1) A

2) C 2) B 2) D

3) C 3) C 3) B

4) A 4) D 4) C

5) B 5) C 5) A

6) B 6) C 6) A

7) A 7) D 7) B

8) A 8) A 8) C

9) A 9) A 9) B

10) D 10) B 10) B

Glosarium

Cross-cultural communication

: Komunikasi lintas budaya, yakni komunikasi yang terjadi antara orang atau masyarakat dari budaya atau kultur yang berbeda.

Delay feedback : Umpan balik tertunda, maksudnya respons dari khalayak tidak dapat disampaikan langsung setelah khayalak/komunikan menerima pesan. Umpan balik tertunda biasanya terjadi pada media komunikasi massa.

Indon : Istilah ini digunakan oleh masyarakat dan media Malaysia untuk menyebut orang yang berasal dari Indonesia. Namun, bagi politisi Indonesia istilah ini mempunyai makna rasis, diskriminatif cenderung merendahkan bangsa Indonesia.

Realtime : Waktu nyata, waktu saat ini. Maksudnya, siaran atau sajian informasi yang disampaikan media sifatnya langsung saat itu juga.

Theatre of mind : Istilah ini digunakan oleh Ellul dan Goulet untuk menggambarkan kekuatan-kekuatan siaran televisi.

Siaran-siaran media televisi secara tidak sengaja dapat meninggalkan kesan siaran di dalam pikiran penontonnya sehingga suatu saat televisi dimatikan, kesan itu selalu hidup dalam pikiran penonton dan membentuk panggung-panggung realitas di dalam pikiran khalayak.

Daftar Pustaka

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas.

Bandung: Armico (cetakan ketiga).

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas.

Bandung: Armico.

Azies, Furqanul dan Alwasilah, A. Chaedar, 2000. Pengajaran Bahasa Komunikatif; Teori dan Praktek. Bandung: Rosda, Cetakan Kedua.

De Vito, J. 1995. The Interpersonal Communication Book. Fourth Edition, NewYork : Harper and Row Edition.

De Vito, J. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books.

Effendy, Onong Uchjana. 2001. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktik.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fiske, John. 2004. Cultural and Communication Studies; Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Kata pengantar: Idi Subandy Ibrahim.

Yogyakarta: Jalasutra. (Introduction to Communication Studies, 2nd edition (Routlege, 1990)).

Hardjana, A. M. 2003. Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.

Hendon, Donald W., & Hendon, Rebbeca Angeles. 1993. Negosiasi Berskala Global (How to Negotiated Worldwide). Jakarta: Binarupa Aksara.

Littlejohn. 1999. Theories of Human Communication. Belmont, California:

Wadsworth Publishing Company.

Malik, Dedi Djamaluddin, Rakhmat, Jalaluddin, & Shoelhi, Mohammad.

1993. Komunikasi Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya &

LP3K.

Dalam dokumen MODUL 1: Konsep Dasar Sistem Komunikasi (Halaman 46-58)

Dokumen terkait