• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis-jenis persediaan

Dalam dokumen PT. BOSOWA MEDIA GRAFIKA (Halaman 36-43)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

G. Jenis-jenis persediaan

Adapun manfaat dari persediaan adalah menjamin kebebasan atau kelancaran kegiatan operasional internal dan eksternal sehingga permintaan pelanggan dapat terpenuhi tanpa tergantung pemasok.sistem dan teknik pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip berikut prinsip Pengendalian Persediaan Menurut Matz:

1. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan suku cadang, tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.

2. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.

3. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan dan produksi merupakan hal yang esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.

4. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam menentukan investasi persediaan.

5. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan rencana pengendalian produksi.Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan.

,tetapi bagiperusahaan lain barang tersebut merupakan barang setengah jadi.

Menurut jenis usaha perusahaan,

Persediaan menurut Soemarso SR. (2003 : 412) seperti yang dirumuskan diatas, dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Perusahaan Perdagangan jenis usaha ini melakukan pembelian dan kemudian menjual kembali barang-barang tanpa mengadakan perubahan- perubahan yang prinsip alternatif hadap barang-barang yang diperjual belikan tersebut. Oleh karena itu barang-barang yang digunakan untuk menjalankan usaha digolongkan sebagai barang-dagang.

2. Perusahaan Industri manufaktur jenis usaha ini melakukan perubahan- perubahan prinsip alternatif hadap barang-barang yang dibeli sebelum barang tersebut dijual kembali. Persediaan jika dilihat dari jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Bahan mentah/baku (Raw Materials) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Bahan ini diperoleh dari sumber alam maupun dibeli dari supplayer atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

Bahan baku ini diperlukan untuk diolah melalui beberapa proses dan diharapkan menjadi barang jadi.

b. Bahan dalam proses (Worked in Process) yaitu keluaran produk yang masih memerlukan pemprosesan kembali untuk menjadi barang jadi.

Tapi mungkin saja barang setengah jadi dari suatu perusahaan merupakan barang jadi dari perusahaan lain atau bahan setengah jadi perusahaan

merupakan bahan baku perusahaan lain. Jadi pengertian barang setengah jadi adalah barang jadi pada perusahaan itu sendiri dan perlu diproses lebih lanjut oleh perusahaan itu sendiri menjadi barangjadi.

c. Barang jadi (Finished Good) yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses dan siapun tuk dijual. Jadi barang ini merupakan produk/keluaran akhir dari suatu proses produksi pada perusahaan dan siapun tuk dipasarkan. Jadi barang ini merupakan produk selesai yang telah siap untuk dijual, biaya-biaya yang meliputi pembuatan produk selesai ini terdiri dari biaya bahan baku, upah buruh langsung serta biaya-biaya yang berhubungan dengan proses produk tersebut.

d. Bahan Pembantu atau perlengkapan ( Supplies) yaitu barang atau bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau membantu berhasilnya produksi atau dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi. Misalnya minyak pelumas, bahan bakar dan lain-lain.

e. Barang dalam perjalanan (Good in Transit) yaitu merupakan barang- barang yang sedang dalam perjalanan. Disamping persediaan dapat dibedakan menurut jenisnya, persediaan dapat pula dikelompokkan menurut fungsinya menurut Sofjan Assauri ( 2002 : 221 ) yaitu :

1. Batch Stock atau Los Size Inventory Yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan. Perlu kita ketahui bahwa relative lebih menguntungkan apabila kita melakukan

pembelian dalam jumlah besar, karena kemungkinan untuk mendapatkan potongan harga pembelian, biaya pengangkutan perunit menjadi lebih murah dan penghematan biaya-biaya lainnya yang mungkin diperoleh.

2. Fluctuation Stock Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan terlebih dahulu. Jadi apabila fluktuasi permintaan sangat besar maka persediaan yang dibutuhkan sangat besar pula guna menjaga kemungkinan turunnya permintaan.

3. Anticipation Stock Yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi persediaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan/ permintaan yang meningkat. Disamping itu anticipation stock dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukar diperolehnya bahan-bahan/barang-barang untuk persediaan sehingga tidak mengganggu kelancaran produksi. Yang tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan yaitu bahan penolong lainnya yang tidak digunakan dalam proses produksi, tetapi digunakan untuk kegiatan penjualan atau keperluan administrasi.

H. Alasan Memiliki Persediaan

Laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya yang berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dicapai dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untukmeminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan yangbesar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan,persediaan dalam jumlah yang relatif besar, sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar.

Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relatif besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan, maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.

Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :

1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.

2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati waktu pengiriman.

3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat : a. Kerusakan mesin.

b. Kerusakan komponen.

c. Tidak tersedianya komponen.

d. Pengiriman komponen yang terlambat.

4. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.

5. Untuk memanfaatkan diskon.

6. Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang.

I. Kerangka Fikir

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana Pengendalian Persediaan yang dilakukan dengan sistem JIT dapat bermanfaat dalam pembelian, produksi, dan pengiriman.

Penerapan JIT didasarkan pada pelaksanaan produksi secara singkat dan cepat yang dijalankan secara tepat waktu, menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian awal pada perusahaan, maka dapat disusun kerangka dalam penelitian ini, seperti tersaji dalam gambar berikut:

PT. BOSOWA MEDIA GRAFIKA

PERSEDIAAN BAHAN BAKU

SISTEM TEPAT WAKTU

KEUNTUNGAN

J. Hipotesis

Sebagai dasar pembahasan dalam kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas, maka penulis dalam hal ini akan mencoba mengajukan Hipotesis sebagai berikut: “Diduga Bahwa Penerapan JIT Dapat Mengifisienkan Biaya persediaan Dan Meningkatkan Keuntungan Pada PT. Bosowa Media Grafika Harian Tribun Timur”.

Dalam dokumen PT. BOSOWA MEDIA GRAFIKA (Halaman 36-43)

Dokumen terkait