BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian
1. Just In Time Pembelian
Just In Time tidak hanya berlaku untuk persediaan akan tetapi juga pembelian, fungsi pembelian sangat terlibat dalam penerapan just in time.
Tujuannya adalah baik persediaan bahan baku, maupun persediaan dalam proses berada pada tingkat yang benar-benar minimum. Konsep just i n time menekankan pada pembelian bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi yang diperlukan untuk membuat produk yang dipesan konsumen baik melalui pesanan maupun kebutuhan pasar, sehingga tidak ada persediaan bahan baku di gudang kecuali untuk diproses. Pembelian Just In Time menurut Supriono, adalah:
“Sistem pembelian barang berdasarkan tarikan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi, dan berharga murah”. Just In Time pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara :
1. Mengurangi jumlah pemasok.
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
3. Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan.
4. Mengeliminasi atau mengurangi aktivitas dan biaya tidak bernilai tambah.
37
5. Mengurangi waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu. Secara tradisional biasanya perusahaan akan melakukan pembelian dalam kuantitas yang besar sehingga perusahaan mendapatkan potongan harga dan mengantisipasi adanya kenaikan harga dimasa yang akan datang. Tujuan pembelian dalam kuantitas besar adalah mengurangi biaya persediaan. Just in time mempunyai tujuan yang sama akan tetapi pemecahan masalahnya berbeda. Just in time mencapai tujuan tersebut dengan mengadakan negoisasi kontrak jangka panjang dengan pemasok yang dipilih. pertimbangan pemilihan pemasok antara lain didasarkan atas Menurut Supriono :
a. Pemasok mempunyai lokasi terdekat dengan perusahaan.
b. Perusahaan dapat menjalin hubungan yang erat dengan pemasok.
c. Pemasok dapat menawarkan harga yang bersaing.
d. Pemasok mempunyai kinerja mutu dan kemampuan menyerahkan komponen tepat jumlah dan waktu sesuai dengan yang diperlukan
e. Pemasok mempunyai komitmen pada pembelian just in time yang digunakan oleh perusahaan. Perusahaan harus berusaha untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan para pemasok untuk mengurangi ketidakpastian permintaan dan mewujudkan rasa saling percaya sebab just in time menerapkan sistem kontrak jangka panjang.
Manfaat dari kontrak panjang menurut Supriono, adalah : 1. Dapat menentukan tingkat harga dan mutu yang diterima.
2. Frekuensi pemesanaan dapat berkurang sehingga biaya 3. pemesanan berkurang dalam jumlah besar.
4. Biaya komponen yang dibeli dapat lebih rendah.
5. Jumlah pemasok dapat diturunkan dengan tajam, Dengan
6. berkurangnya pemasok maka waktu dan biaya dikontrak dapat dikurangi
7. Dengan berkurangnya pemasok dan berhubungan baik dengan pemasok, maka mutu dan komponen yang dibeli dapat ditingkatkan secara signifikan.
8. Dengan adanya peningkatan mutu bahan dan komponen yang dibeli, maka biaya yang berhubungan dengan mutu dapat dihindari atau dikurangi.
Dengan demikian, kontrak jangka panjang menarik biaya set up dan pemesanan mendekati nol, pendekatan ini menjelaskan mengapa just in time pembelian sangat terlibat dalam mendorong ke persediaan nol.
2. Kinerja produksi dengan sistem just in time
Pertimbangan utama bagi just in time produksi adalah pengurangan biaya- biaya dengan sama sekali menghapus pemborosan. Ada enam jenis macam pemborosan dalam operasi produksi pengolahan produk pada PT. Bosowa media grafika antara lain:
a. Persediaan terlalu banyak, hal ini dapat di atasi dengan penerapan sistem tarik, dimana sistem ini bersifat revolusioner dalam arti bahwa proses berikutnya akan mengambail persediaan dari proses terdahulu. Karena hanya
dengan proses akhir yang dapat mengetahui dengan tepat penetapan waktu yang di perlukan dan jumlah persediaan yang di perlukan.
b. Liad time produksi terlalu lama, hal ini dapat di atasi dengan mengililinasi aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi perusahaan.
c. Produksi berlebihan, hal ini dapat di atasi dengan menghapuskan pemborosan dengan produksi tepat waktu
d. Sumber daya produksi terlalu banyak, hal ini dapat diatasi dengan perubahan fungsi karyawan dimana selama ini karyawan hanya berfungsi tetapi dengan sistem just in time, karyawan menjadi fungsi ganda.
e. Investasi modal yang tidak perlu, hal ini dapat di atasi dengan penurunan BOP
f. Aktifitas yang tidak bernilai tambah, hal ini dapat di atasi dengan pengurangan biaya dan penigkatan produktifitas.
Keenam biaya produksi ini hanya menambah biaya produksi dan tidak menambah biaya produk. Selain itu hanya menambah biaya administrasif. Biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, biaya umum misalnya penyusutan dan lain-lain.
Tindakan pertama yang sangat penting adalah mengurangi atau menghapus pemborosan ini dalam menerapakn konsep just in time. Prosedur praktis dapat di jabarkan sebagai berikut:
3. Pengendalin dan pengurangan persediaan
Proses produksi yang di laksanakan PT. Bosowa media grafika adalah sistem dorong, artinya proses terdahulu memasok persediaan pada proses berikutnya.namun, metode ini akan menyulitkan penyusuian diri secera tepat terhadap perubahan yang disebabkan fluktuasi permintaan atau adanya perubahan model yang di pesan. Dengan sistem ini, untuk menyusuaikan diri terhadap berbagai perubahan, perubahan harus mengubah semua jabwal produksi secara serempak. Akibatnya, perubahan harus menimbun persediaan diantara semua proses untuk mengatasi persoalan dan perubahan permintaan. Dengan demikian, sistem tersebut sering menciptakan ketidak seimbangan persediaan antar pproses, yang sering mengakibatkan adaanya persediaan mati, keliebihan persdiaan dan suplus pekerja bila perubahan model terjadi.
sebaliknya, konsep Just in teme menerapkan metode yang di kenal dengan sistem tarik, sistem ini bersifat revolusioner, dalam arti bahwa proses berikutnya akan mengambil persediaan dari proses terdahulu. Karena hanya dengan proses akhir yang dapat mengetahui dengan tepat penetapan waktu yang di perlukan dan jumlah persediaan yang di perlukan. Dalam hal ini proses akhir pergi ke proses terdahulu untuk mendapatkan persediaan dalam proses yang di perlukan dalam waktu di perlukan untuk perngolahan koran.
4. lead time produksi
Waktu tunggu adalah merupakan tenggang waktu yang diperlukan atau yang terjadi antara saat pemesanan bahan baku dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penentuan
saat pemesanan kembali (reorder poin). Dengan diketahui waktu tunggu yang tepat, maka perusahaan akan dapat memberi pada saat yang tepat pula sehingga resiko penumpukan persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Waktu tenggang = waktu proses + waktu inspeksi + waktu gerak + waktu menunggu ( queue time )
5. Penengendalian produk berlebihan
Pengerangan biaya di capai dengan menghapuskan pemborosan melalui proses produksi tepat waktu. dalam penjualan, konsep just in time akan di capai dengan memasok produk yang dapat di jual dan hanya dalam jumlah yang dapt di jual. Keadaan seperti ini menandakan produksi yang dapat sepat di sesuaikan dengan perubahan permintaan. Akibatnya kelebihan persediaan produk jadi dapat di hindari.
Produk berlebihan yang terjadi pada PT. Bosowa Media Grafika di sebabkan oleh jumlah produksi berubah-ubah berdasarkan ramalan permintaan akibat permintaan macam-macam produk. Selain itu, pada pabrik perusahaan di buat berbagai bermacam olahan dalam jumlah yang berbeeda. Fasilitas pabrik, tenaga kerja, persediaan dan unsur-unsur lain yang di perlukan untuk produksinya di siapkan dengan mengambil puncak permintaan sebagai standar. Akibarnya dalam periode operasi pruduk yang pendek, mungkin akan terlihat pemborosan dalam bentuk tenaga kerja dan persediaan.
Dengan penerapan just in time, jumlah produksi harian untuk produk koran di pertahankan secara keseluruhan.Pelancaran jumlah produksi merupakan
suatu gagasan pelancaran jumlah produksi kesekuruhan, hal ini di maksudkan untuk menghilangkan peborosan akibat kelebihan produksi pada proses terdahulu adapun langkah pelancaran produksi yaitu:
a. Menunjukkan adaptasi terhadap perubahan permintaan harian selama sebulan (permitaan sebulan)
b. Pengembangan fasilitas
6. Pengurangan investasi modal yang tidak perlu
Investasi modal yang tidak perlu mencakup :
a. Pembangunan gudang untuk persediaan bahan baku yang banyak b. Penambahan pekerja baru untuk mengangkut persediaan ke gudang.
c. Pembelian mesin pengangkat untuk setiapalat angkut.
d. Penambahan karyawan pengendali persediaan untuk menangani gudang baru e. Penambahan oprator untuk menangani persediaan yang rusak.
f. Pembuatan proses untuk memenej jumlah persediaan yang banyak
Keenanm pemborosan di atas dapat di minimalisir dengan penerapan just in time, karena pada dasarnya filosofi just in time adalah memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan dan membeli persediaan juga berdasarkan kebutuhan, sehingga perusahaan tidak mempunyai persediaan yang berlebihan. Persediaan yang berlebihan akan menimbulkan peningkatan biaya.
7. Mengiliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah
Sistem just in time merupakan alat efektif untuk menghasilkan tujuan akhir yaitu laba, untuk mencapat tujuan itu, maka perlu adanya pengurangan biaya atau perbaaikan produktifitas. Dengan menghilangkan berbagai pemborosan (waste), misalnya, aktifitas yang tidak bernilai tambah yang dapat menimbulkan biaya.
Langkah pertama adalah menghilangkan pemborosan, berikutnya sejauh mungkin mengurangi aktifitas tanpa nilai tambah tanpa menimbulkan biaya yang tidak perlu. Akibatnya, memeriksa kegiatan akitfitas bersih untuk meningkatkan nilau tambah guna mengetahui apakah berbagai aktifitas itu dapat di tingkatkan lebih jauh sebagai bagian aktifitas kesekuruhan dengan menggunakan beberapa jenis perlengkapan mesin otomatis untuk menggatikan aktifitas yang sekarang ini di lakukan dengan tangna (manual)
Operasi produksi PT. Bosowa Media Grafika terlalu banyak memakan biaya overhead pabrik. Hal ini di sebabkan oleh adanya proses produksi yang masih sederhana, yang pada dasarnya biaya yang terjadi merupakan biaya yang tidak menambah nilai produk
8. Kinerja pemasaran (pengiriman produk)
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting yang menunjang maju tidaknya perusahaan. Kegiatan ini di maksudkan untuk mempertukarkan produk dengan nilai dan kepuasan kepada konsumen.
Produk yang di hasilkan oleh PT. Bosowa Media Grafika koran dan berbagai macam brosur. Sistem distribusi dalam pemasaran produk dengan memberikan kesempatan terhadap masyarakat setempat untuk menjadi agen dan
pengecer. Di samping itu bagian pemasan mengirim produk ke daerah-daerah tertentu yang sudah menjadi agen maupun loper koran.
Dalam menjangkau daerah pasar luar daerah perusahaan memanfaatkan kendaraan perusahaan untuk mengangkut produk tersebut agar sampai kepada pedagang guna untuk di pasarkan.
Tingkat harga yang di pasarkan oleh perusahaan yaitu 3.000 rupaih per satu eksampel koran. Selain dari penjualan koran perusahan pun dapat mendapatkan keuntungan dari berbagai iklan, pamplet, brosur dan lain-lain
Sedangkan kegiatan promosi yang di lakukan perusahaan yaitu dengan memasang penawaran menarik seperti, berlangganan 3 bulan gratis 1 bulan, kartu member tribun timur serta masih banyak lagi.
Stuktur pemasaran produk koran tribun timur
Gambar 3. Arus perpindahan produk koran dari produsen ke konsumen pada PT. Bosowa Media Grafika.
PRODUSEN / SIRKULASI
LOPER
PENGECER
KONSUMEN
B. Hasil penelitian :
PT.Bosowa Media Grafika
Tabel 2. Perbandingan BOP menurut perusahaan dengan BOP JIT Tahun BOP menurut perusahaan BOP menurut JIT 2010 12.142.673.857 12.055.241.857
2011 12.445.764.864 12.371.163.346
2012 15.498.148.428 15.351.461.473
data: di olah
Tahun 2010 yang di anggarkan perusahaan adalah: 12.142.673.857 Biaya yang di eliminasi (investasi modal yang tidak perlu):
Biaya pemeriksaaan BPD 10.980.000
Biaya gudang 22.450.300
Biaya deprisiasi gudang 54.000.700
Total 87.431.000
BOP dengan menerapkan JIT 12.055.242.857
Tahun 2011 yang di anggarkan perusahaan adalah: 12.445.764.864 Biaya yang di eliminasi (investasi modal yang tidak perlu)
Biaya pemeriksaaan BPD 5.900.706 Biaya gudang 34.200.510 Biaya deprisiasi gudang 34.500.302
Total 74.601.518
BOP dengan menerapkan JIT 12.381.163.446
Tahun 2012 yang di anggarkan perusahaan adalah: 15.498.148.428 Biaya yang di eliminasi (investasi modal yang tidak perlu):
Biaya pemeriksaaan BPD 8.390.570
Biaya gudang 76.954.287
Biaya deprisiasi gudang 61.342.098
Total biaya 146.686.955
BOP dengan menerapkan JIT 15.351.461.473
Jika perusahaan menerapkan sistem JIT dengan melakukan produksi tepat waktu maka efisiensi biaya persediaan akan terjadi dengan pemgeliminasiaan atau penghilangan biaya yang tidak memberikan nilai tambah.
PT. Bosowa Media Grafika
Tabel 3. Perbandingan laba menurut perusahaan dan sistem JIT
Sumber: data di olah
Menurut perhitungan biaya di atas, maka dapat di ketahui bahwa keuntungan pada PT. Bosowa Media Grafika akan lebih meningkat apabila memakai sistem JIT, di mana pada tahun 2010 21.704.709.870 sedangkan apabila dengan sistem JIT maka laba yang di peroleh sebesar 21.792.141.870 sehingga terjadi kenaikan 87.432.000. hal ini juga terlihat pada tahun 2011, di mana terjadi
Tahun laba menurut perusahaan laba dengan sistem JIT kenaikan laba 2010
2011 2012
11.705.219.868 11.567.209.232 10.479.881.502
11.792.650.868 11.641.810.750 10.626.568.457
87.432.000 74.601.518 146.868.955
kenaikan 74.601.518 yang tadinya perolehan laba menurut perusahaan sebesar 24.196.313.450 sedangkan menurut JIT 24.270.914.960. dan di tahun 2012 perusahaan memperoleh 25.304.458.423 keuntungan sedangkan dengan sistem JIT keuntungan yang di peroleh 25.451.145.378 ini menunjukkan kenaikan sebesar 146.868.955.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dengan penerapan JIT sebagai metode pengendalian persediaan pada perusahaan manufaktur dapat menyebabkan unit cost lebih rendah, karena selain adanya penghilangan biaya-biaya tidak penting yang mengakibatkan pemborosan, sumber daya hal ini dapat di lihat pada BOP di mana terjadi penurunan sebagai berikut:
1. Pada tahun 2010 BOP menurut perusahaan 12.142.673.856 sedangkan BOP menurtu JIT 12.055.241.857, dengan demikian terjadi penghematan BOP sebesar 87.431.000, yang secara otomatis meningkatkan laba.
2. Begitu pula di tahun 2011 perusahaan harus membayar BOP sebesar 12.445.764.864, sedangkan menurut perhitungan JIT perusahaan hanya harus membayar BOP 12.371.116.346 dengan demikian terjadi penghematan BOP sebessar 74.601.518 yang secara otomatis mengingkatkan laba.
3. Sedangkan pada tahun 2012 perusahaan membayar 15.592.112.793 BOP dan BOP menurut JIT sebesar 15.351.461.473, dengan demikian terjadi penghematan BOP sebesar 146.686.955, yang secra otomatis meningkatkan laba
Dengan di hilangkannya aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi perusahaan mengakibatkan penurunan terhadap BOP, sehingga dengan demikian
49
dapat mefisiensi biaya persediaan dan laba yang di perolehperusahaan akan lebih meningkat.
B. saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. untuk tujuan efisiensi biaya, di sarankan kepada perusahaan untuk lebih memperhatikan penerapan Just In Time dalam melakukan operasi dan pengendalian persediaan.
b. Untuk peningkatan laba, perusahaan harus menghapuskan BOPyng secara otomatis akan meningkatkan laba.
c. Menghilangkan kegiatan-kegitaan yang tidak bernilai tambah bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay and Barry Render. 2004. Principles of Operations Management, Prentice Hall, New Jersey.
Ibrahim, Mahmud. 2003. Analisis Penerapan Just in Time Terhadap Pengembangan Produksi PT Berdikari Sari Utama di Makassar. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia, Makassar (tidak di terbitkan)
Indrajid, R. E dan R. D. Pranoto. 2003. Manajemen Persediaan: Barang Umum dan Suku Cadang Keperluan Pemeliharaan,PT. Grasindo: Jakarta.
Latief, musdalifa. 2003. Pendekatan Ekonomi Order Quality (EOQ) Menuju Konsep Just in Time pada PT Media Jaya.Skirpsi. Makassar. Fakultas Ekonomi,Universitas Muslim Indonesia, Makassar (tidak di terbitkan) Leo, Anton. 2007. Usulan Penerpan Sistem Produksi Just In Time Pada Proses
Produksi Sabun Krim Merk “Bu Krim”pada PT Birina Multi Daya. Skripsi.
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas KatolikIndonesia Atma Jaya, Jakarta.
Meylianti S. Brigita, 2009.Pengaruh Penerapan JIT(Just in Time) pada dan TQM (Total Quality Management) terhadap Delivery Pervormence pada Industri Otomotiv di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parayaman Bandung, Bandung
Ristono, Agus. 2010. Sistem Produksi Tepat Waktu. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Sadeli, lili.2010. Akutansi Manajemen,Sistem, Proses Dan Pemecahan Soal. Bumi aksara, jakarta
Soemarso SR.2003, “ Akuntansi Suatu Pengantar Manajemen “ Cetakan Kedelapan Edisi Keempat,
Supriyono. 2007. Manajemen Biaya,Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi Pertama,Fakultas Ekonami Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
http://academic.emporia.edu. History of Just In Time. Maret 2014 http://www.wikipedia.org. Defenisi Just in Time. Maret 2014 http://www.wikipedia.org. Pengendalian. Maret 2014
51
L A M
P
I
R
A
N
Biaya tenaga kerja langsung 3.900.502.000 2.320.100.204 4.760.211.900 Biaya asuransi karyawan 90.760.450 70.476.334 85.367.000 Biaya listrik 570.220.750 705.900.445 943.543.500 Biaya pemakaian alat bantu 57.000.976 66.750.500 40.764.541 Biaya asuransi pabrik 97.000.870 90.333.700 102.654.655 Biaya pemeliharaan pabrik 89.900.700 120.301.000 133.700.564 Biaya angkut bahan baku 20.900.870 23.600.012 45.543.221 Biaya pemeriksaan barang dalam proses 10.980.000 5.900.706 8.390.570 Biaya gudang 22.450.300 34.200.510 76.954.287 Biaya pengiriman 27.900.900 20.700.330 40.788.400 Biaya pajak 30.200.670 33.500.000 55.600.383 Biaya deprisiasi pabrik 120.000.760 132.700.491 231.780.600 Biaya mesin dan peratan pabrik 7.067.453.943 8.780.700.000 9.000.561.322 Biaya depresiasi kendaraan 4.300.768 6.100.330 5.209.755 Biaya deprisiasi gudang 54.000.700 34.500.302 61.342.098 JUMLAH 12.142.673.857 12.445.764.864 15.498.148.428
URAIAN JUMLAH
Penjualan 51.405.860.210
Biaya pokok penjualan 39.700.640.342
Laba kotor 11.705.219.868
Beban usaha 3.365.870.365
Laba usaha 8.339.349.503
Pendapatan/ (beban) lain-lain
Pendapatan lain-lain 2.890.332.160
Beban lain-lain
Jumlah pendapatan/ (beban)
Lain-lain 2.890.332.160
Laba bersih 5.449.017.343
Divisi accounting
PT. Bosowa Media Grafika
URAIAN JUMLAH
Penjualan 54.876.210.332
Biaya pokok penjualan 43.309.001.100
Laba kotor 11.567.209.232
Beban usaha 4.720.411.319
Laba usaha 6.846.797.913
Pendapatan/ (beban) lain-lain
Pendapatan lain-lain 543.997.211
Beban lain-lain
Jumlah pendapatan/ (beban)
Lain-lain 543.997.211
Laba bersih 6.302.800.702
Divisi accounting
PT. Bosowa Media Grafika
URAIAN JUMLAH
Penjualan 59.265.874.934
Biaya pokok penjualan 48.785.993.432
Laba kotor 10.479.881.502
Beban usaha 5.654.338.564
Laba usaha 4.825.542.938
Pendapatan/ (beban) lain-lain
Pendapatan lain-lain 110.337.567
Beban lain-lain
Jumlah pendapatan/ (beban)
Lain-lain 110.337.567
Laba bersih 4.715.205.371
Divisi accounting
PT. Bosowa Media Grafika