Soal latihan
2. Komponen perangkat lunak
16.5 Jenis-jenis analisis spasial dengan SIG dan aplikasinya
16.5.1 Jenis manajemen penyusunan data spasial dalam suatu
16 Sistem Informasi Geografis 488
16.5 Jenis-jenis analisis spasial
16 Sistem Informasi Geografis 489
pengelompokkan disesuaikan dengan kemiripan berbagai type obyek. Contoh pengelompokkan berdasarkan temanya adalah :
x Jalan raya dan jalur kereta api dikombinassikan sebagai suatu lapisan transportasi
x Titik mata air, sungai, dan danau dikombinasikan sebagai suatu lapisan hidrologi
x Lapisan pemilikan tanah dan penguasaaan tanah dapat si buat sebagai satu lapisan kadastral Adakalanya data yang ada pada setiap lapisan dipisahkan berdasarkan bentuknya seperti: titik, garis, dan area atau dengan memberikan identitas yang berbeda pada satu lapisan yang sama. Pembagian tema dapat juga dilakukan berdasarkan waktu.
Misalnya untuk data penggunaan lahan tahun 2000, tahun 2005 dan tahun 2007.
Lapisan data bersifat temporal ini dipergunakan untuk studi yang bersifat pemantauan. Untuk beberapa hal yang bersifat temporal ini relatif sulit diperoleh jika organisasi yang berwenang mempunyai administrasi penyimpanaan data yang kurang baik atau adanya pertimbangan tertentu. Pada saat ini peranan foto udara merupakan arsip permukaan bumi masa lalu
dan sekarang yang sangat penting. Karena data tematik ini spesifik, maka lapisan data ini juga merupakan lapisan yang terpisah Sistem pelapisan data dapat disusun secara vertikal, dimana data tersebut mempunyai tingkat kepentingan atau kedetailan yang berbeda, tetapi terdapat pada lokasi yang sama.pembagian yang demikian ini adakalanya mempermudah pengkajian yang bertingkat
Pelapisan data berdasarkan waktu biasanya terdapat pada tema yang bersifat dinamik seperti penggunaan lahan, daya dukung wilayah, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya. Pelapisan berdasarkan tema juga dapat dilakukan berdasarkan tingkat prioritasnya. Pembuatan peta dengan klasifikasi tingkat prioritas ini diperlukan khususnya untuk produk analisis sehingga memudahkan pengambilan keputusan
16 Sistem Informasi Geografis 490
KABUPATEN PURWAKARTA
SELAT SUNDA LAUT JAWA
DKI
JAWA TENGAH
S A M U D R A H I N D I A Kabupaten Bandung
1 2
Waduk
Sungai Batasa. Kabupaten
b. Kecamatan Ibu Kota a. Kabupaten b. Kecamatan Jalan Tol Rencana Tol Jalan Negara Jalan Pronpinsi Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Kereta Api
KETERANGAN
< 1500 mm/thn
(1500 - 2000) mm/thn (2000 - 2500) mm/thn
(2000 - 2500) mm/thn
(3000 - 3500) mm/thn
(3500 - 4000) mm/thn
> 4000 mm/thn
SUMBER PETA RUPA BUMI BAKUSURTANAL TAHUN 2004
PETA CURAH HUJAN KABUPATEN BANDUNG
PROPINSI JAWA BARAT U
SKALA 1 : 100000
5 3 101 3 5 Km
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung KABUPATEN SUBANG
KODYA BANDUNG KABUPATEN SUMEDANG
KABUPATEN GARUT KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR WADUK CIRATA CIPENDEY
Cibinong
CIKALONG WETAN
LEMBANG PARONGPONG CISARUA
NGAMPRAH Cimala
PADALARANG
BATUJAJAR CIMAHI SELATAN
CIMAHI TENGAH CIMAHI UTARA
CIMENYAN CILENGKRANG
CICALENGKA
CIKANCUNG CILENYI
RANCAEKEK
Citarik BOJONGSOANG
Ciatrum KATAPANG
MARGAHAYU MARGAASIH
DAYEUH KOLOT CILILIN
WADUK SAGULING
SINDANGKERTA CIPONGKOR
GUNUNG HALU
Ciinguk SOREANG
PASAR JAMBU Cikajung
PAMENGPEUK BALEENDAH
BANUARAN ARUM SARI
CIPARAY
MAJALAYA PASEH
EBUN PACET
KERTASARI PANGALENGAN Ciwidey
CIWIDEY
53 1 23 4 5
54 67 8 9 10
55 11 12 13 14 15
56 16 17 18 19 20
57 21 22 23 24 25
58 26 27 28 29 30
59 31 32 33 34 35
60 36 37 38 39 40
61 41 42 43 44 45
62 46 47 48 49 50
63 51 52 53 54 55
64 56 57 58 59 60
65 61 62 63 64 65
66 66 67 68 69 70
67 71 72 73 74 75
68 76 77 78 79 80
69 81 82 83 84 85
70 86 87 88 89 90 91 92 AL
E D C B A AM
J I H G F AN
O N M L K AO
T S R Q P AP
Y X W V U AQ
AD AC AB AA Z AR
AI AH AG AF AE AS
AN AM AL AK AJ AT
AS AR AQ AP AO AU
AX AW AV AU AT AV
BC BB BA AZ AY AW
BH BG BF BE BD AX
BM BL BK BJ BI AY
BR BQ BP BO BN AZ
BW BV BU BT BS
REPEH RAPIH KERTA RAHARJA
SITU CILENCA SITU PATENGAN
KABUPATEN PURWAKARTA
SELAT SUNDA LAUT JAWA
D K I
JAWA TEN GA H
S A M U D R A H I N D I A K abupaten B andung
12
W aduk Sungai Batasa. K ab upaten
b. K ecamatan Ibu K ota a. K abupaten b . K ecam atan Jalan Tol Rencana Tol Jalan Negara Jalan Pronpinsi Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Kereta Api
KETER AN GAN
< 1 50 0 mm /thn (15 00 - 2000) m m/thn (2000 - 2500) m m/thn (2000 - 2500) m m/thn (3000 - 3500) m m/thn (3500 - 4000) m m/thn
> 4000 m m /thn SUMBER PETA RUPA BUMI BAKU SURTAN AL TA HUN 2004
PETA CURAH HUJAN KABUPATEN BANDUNG
PROPINSI JAW A BARAT U
SKALA 1 : 100000
5 3 101 3 5 Km
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung KABUPATEN SUBANG
KODYA BANDUNG KABUPATEN SUMEDANG
KABUPATEN GARUT KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN CIANJUR
W AD UK CIRA TA CIPENDEY
Cibinong
CIKALON G W ETAN
LEMBANG PARON GPON G CISARUA
N GAMPRAH Cimala
PA DALARAN G
BA TUJAJAR CIM AH I SELA TAN
CIMA HI TEN GAH CIMAH I UTARA
CIM EN YAN CILENG KRAN G
CICALENGKA
CIK ANCU NG CILENY I
RA NCA EKEK
Citarik BOJON GSO ANG
C iatrum K ATAPANG
MA RGAH AYU M ARGA ASIH
DA YEU H KOLOT CILILIN
W AD UK SA GULING
SINDA NG KERTA CIPONG KOR
G UN UNG HALU
Ciinguk SOREANG
PASA R JAM BU Cik
ajung
PAM EN GPEUKBALEEND AH
BA NUA RAN A RU M SA RI
CIPARA Y
M AJALAYA PASEH
EB UN PA CET
KER TASARI PA NGA LENG AN Ciw
idey
CIW ID EY
53 12345
54 6789 10
55 11 12 13 14 15
56 16 17 18 19 20
57 21 22 23 24 25
58 26 27 28 29 30
59 31 32 33 34 35
60 36 37 38 39 40
61 41 42 43 44 45
62 46 47 48 49 50
63 51 52 53 54 55
64 56 57 58 59 60
65 61 62 63 64 65
66 66 67 68 69 70
67 71 72 73 74 75
68 76 77 78 79 80
69 81 82 83 84 85
70 86 87 88 89 90 91 92 AL
E D C B A AM
J I H G F AN
O N M L K AO
T S R Q P AP
Y X W V U AQ
AD AC AB AA Z AR
A I AH AG AF AE AS
AN AM AL AK AJ AT
AS AR AQ AP AO AU
AX AW AV AU AT AV
BC BB B A AZ AY AW
BH BG BF B E BD AX
BM B L BK BJ BI AY
BR BQ BP BO BN AZ
B W BV B U BT BS
REP EH RAPIH KERTA RAHARJA
SITU CILENCA SITU PATEN GAN
- - - - -
- - - - -
Gambar 464. Peta curah hujan di daerah Jawa Barat-Bandung
Gambar 463. Peta kedalaman tanah efektif di daerah jawa barat Bandung
16 Sistem Informasi Geografis 491
- Pemisahan data secara Horizontal perlu dilakukan apabila suatu peta yang dibuat dianggap terlalu besar sehingga harus dipecah-pecah menjadi bebrapa bagian. Proses pemecahan tersebut dilakukan berdasarkan ukuran area atau disebut dengan istilah “TILE“.
Ukuran dan bentuk pemecahan yang dianjurkan tergantung pada keterbatasan piranti lunak dan persyaratan dari pengguna.
- Secara umum batas tile ditentukan sehingga dapat menghasilakan system basis-data yang stabil dan meningkatkan penggunaan dan kinerja system. Pada umumnya batas-batas grid dipakai dalam pemecahan.
Adakalanya pembagian secara horizontal dibuat berdasarkan
administrasi khususnya pada pembuatan peta pemerintahan ataupun dapat juga
pemetaan didasarkan atas pembagian manajemen disuatu perusahaaan perkebunan atau kehutanan. Pemisahan data berdasarkan tile dapat meningkatkan kinerja system karena membuat proses penarikan data yang efisien :
sudah ada, yang biasanya berukuran kertas A1 (± 60 x 80 cm ), dapat dipakai sebagai patokan
Dalam beberapa sistem, pemakai harus membuat dan mengatur tile-tile sebagai cakupan area yang terpisah, dan menggabungkan tile-tile tersebut untuk
Gambar 465. Peta pemisahan data vertikal dipakai untuk penunjukan kawasan hutan dan perairan Indonesia
16 Sistem Informasi Geografis 492
biasanya pencarian data lebih cepat jika penyusunan pemisahan sesuai dengan ciri- ciri umum data yang bersangkutan.
Untuk kasus peta nasional, seperti Indonesia, ukuran peta tofografi (peta standar) yang menghubungkan area jika diperlukan. Pendekatan yang lebih canggih adalah menyediakan perangkat lunak khusus yang membuat dan mengatur tile secara otomatis sehingga dapat bergabung tanpa peranan operator.
Manajemen otomatis ini adalah sutu operasi basis data yang menyediakan layanan dan analog sebagai perpustakaan peta.
Walaupun demikian pembuatan peta yang bersifat perpustakaan otomatis ini membutuhkan manajemen khusus baik pengelolaannya maupun perangkat produksinya.
Gambar 467. Peta perubahan penutupan lahan pulau Kalimantan
Pada beberapa hal ukuran tile untuk penyimpanan dapat melewati batas system dan dalam hal ini area harus dapat dibagi sehingga dapat disimpan pada tile-tile kecil.
Gambar 466. Peta vegetasi Indonesia (tahun 2004)
16 Sistem Informasi Geografis 493
Selain karena hambatan volume penyimpanan dalam praktek pendekatan ini sering dipakai khususnya jika alat pemasukan data seperti digitizer berukuran kecil (misalnya A3). Dengan dibaginya sejak awal maka pada tahap akhir proses penggabungan perlu dilakukan kembali.
16.5.2 Berbagai fungsi analisis dalam SIG