• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu objek yang ingin di teliti. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel independen dan variabel dependen.Yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition karena tidak terikat tapi dapat mempengaruhi variabel yang lain. dan yang menjadi variabel dependen adalah hasil belajar karena terikat serta di pengaruhi oleh variabel yang lain.

D. Defenisi Operasional Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman kita menghindari kesalah pahaman dalam membahas proposal ini, maka perlu dikemukakan beberapa defenisi variabel judul, sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang kami maksud dalam penelitian adalah model pembelajaran Cooperative Integtated Reading And Composition dimana murid ditempatkan dalam kelompok- kelompok kecil yaitu 4 murid yang secara heterogen. Dalam kelompok ini terdapat siswa yang pandai, sedang atau lemah.

2. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan murid menguasai bahan pelajaran setelah mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam kurung waktu tertentu dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasialan murid dalam usaha belajarnya adalah dengan menggunakan alat ukur berupa tes.

E. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah yang ada disekolah SDN Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar 179 dengan jumlah murid

27

sebanyak 163 dan guru sebanyak 16 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi di SDN Ujung Kab. Kepulau Selayar

NO Kategori Populasi

Jenis Kelamin

Populasi

L P

1. Kelas I 10 12 22

2. Kelas II 19 23 42

3. Kelas III 8 13 21

4. Kelas IV 10 6 16

5. Kelas V 15 18 33

6. Kelas VI 12 17 29

7. Guru 3 13 16

Total 74 102 179

Sumber Data: SDN Ujung Kec. Pasimasunggu Timur. Kab. Kepulauan selayar.

2014.

2. Sampel

Pada dasarnya penentuan sampel pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan mengenai hal yang diteliti dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih dan dianggap dapat mewakili semua populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2013 : 118) mengatakan bahwa ‘’Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut’’. Penarikan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik purposive, tidak dilakukan pada semua tingkat kelas, tetapi mengambil perwakilan kelas sebagai sampel penelitian. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah murid kelas 1V SDN No.21 Ujung Kec.

Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar. Untuk lebih jelasnya keadaan sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Keadaan Sampel SDN Ujung Kab. Kepulauan Selayar

NO Kategori Sampel

Jenis Kelamin

Sampel

L P

1. Kelas IV 10 6 16

Jumlah 10 6 16

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang dipakai dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat berjalan secara sistematis. Untuk memudahkan peneliti dalam pengumpulan data, maka penulis menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:

1. Pedoman observasi yang akan digunakan peneliti dalam hal ini adalah catatan observasi.

2. Pedoman Tes yaitu alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

3. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berdasarkan dokumen, yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dijadikan sebagai bahan

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

29

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas guru dan murid yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan menggunakan lembar observasi.

2. Tes

Tes adalah serangakaian pertanyaan ( soal ) atau latihan yang digunakan untuk mengukur hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas IV SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar. Bentuk soal ini berupa essay pada siklus I dan II.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan, seperti keterangan sekolah maupun bukti-bukti atau gambar pada saat berlangsungya penelitian untuk menunjang hasil penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskipsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. yang meliputi: rata-rata dan skor presentase, frekuensi, presentase

nilai terendah dan nilai tertingggi yang dicapai siswa setiap siklus. Ini bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa apakah telah mencapai ketuntasan belajar minimum (KKM) secara individu. Murid yang memperoleh skor minimal 65 dari skor ideal maka kelas sudah dianggap kompeten. Dan analisis kualitatif dilakukan untuk merefleksi tindakan yang diberikan pada setiap siklus.

Rumus yang digunakan dalam analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut : Persentase :

P = x100% N

f

Keterangan :

P = Angka persentase.

f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N = Jumlah siswa.

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar.

1. Sejarah Berdirinya Sekolah

SDN No. 21 Ujung ini merupakan sekolah pertama yang ada di Kepulauan Selayar Jampea yang terletak di Jalan Ibu Kota Ujung Kec. Pasimasunggu Timur.

Sekolah ini didirikan pada tahun 1935 dengan luas tanah 1600 m² yang mulanya dinamakan Sekolah Rakyat ( SR ) yang diprakarsai oleh tokoh masyarakat.

Selama perkembangannya sekolah ini mengalami beberapa pergantian

pimpinan yakni antara lain: Abd. Latif (1962-1975), Abd. Razak (1975-1988), Patta Senga ( 1988-1995), Laomang (1995-1997), Abd. Syahid (1997-2001), Tajuddin (1997-2001), H. Muhammad kasim Djuma ( 2001-2006)

Rustan ( 2006-2007), dan Lawatina 2007 Sampai sekarang.

2. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Sekolah SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar yaitu:

Visi : Tercapaiya siswa yang bermoral baik dan berprestasi.

Misi : Memperlancar proses belajar mengajar, meningkatkan mutu pendidikan terhadap nilai-nilai agama dan budu pekerti.

3. Keadaan Guru

Adapun keadaan guru SDN Ujung kec. Pasimasunggu Timur sebanyak 16

orang. Untuk lebih jelasnya keadaan guru SDN No. 21 Ujung dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Keadaan Guru dan pegawai SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar Tahun Ajara 2015/2016

No NAMA Guru kelas Status / jabatan

1 LAWANTINA S. Pd. SD -

Kepsek

2 SITTI ROSMINI S. Pd Guru Agama PNS

3 ROSMA INTANG, A.Ma Guru kelas I PNS

4 SURIANI, A. Ma Guru kelas V PNS

5 RINI APRELIA Guru kelas VI PNS

6 SUHARTO - PNS

7 ANDI ARDAS S.Pd Guru olahraga Non PNS

8 MARLIATI, Sd.SD Guru kelas II PNS

9 KRIDAWATI, A.Ma Guru kelas III Non PNS

10 NURSIAH, A. Ma Guru kelas IV Non PNS

11 SATRIANA, A. Ma Guru kelas III Non PNS

12 SYAMSIAH, S.Pd. SD - Non PNS

13 NUR LIA Guru MBTA Non PNS

14 GUSNIATI, S.Pd Guru kelas khusus Non PNS

15 MUHAMMAD SABRI,SPd.I Guru Agama Non PNS

16 DEWAN TOMO Satpam POLPP

Sumber data : SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2015

33

4. Keadaan Siswa

Keadaan siswa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenai banyaknya siswa sebagai informan. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SDN No.

21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar.

Tabel 4.2 Keadaan siswa di SDN Ujung Kab. Kepulau Selayar

NO Kategori Populasi

Jenis Kelamin

Populasi

L P

1. Kelas I 10 12 22

2. Kelas II 19 23 42

3. Kelas III 8 13 21

4. Kelas IV 10 6 16

5. Kelas V 15 18 33

6. Kelas VI 12 17 29

7. Guru 3 13 16

Total 74 102 179

Sumber Data: SDN Ujung Kec. Pasimasunggu Timur. Kab. Kepulauan Selayar. 2015.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung proses pembelajaran sehingga dapat berlangsung dengan baik. Karena keberhasilan pengajaran tidak hanya ditentukan oleh kemampuan siswa tetapi juga sarana dan prasarana. Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur dapat dilihat dalambentuk table sebagai berikut:

Tabel 4.3 Keadaan sarana dan prasana SDN No. 21 Ujung Kec.

Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2015.

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1 Ruangan kelas belajar 8 buah

Baik

2 Kantor Kepsek 1 buah Baik

3 Ruang Guru 1 buah Baik

4 Perpustakaan 1 buah Baik

5 UKM 1 buah Baik

6 Ruang dapur 1 buah

Baik

7 Toilet 3 buah Baik

8 Tempat Parkir 1 buah

Baik

9 Lapangan Voli / takrow 1 buah Baik

10 Ruangan tenis meja 1 buah Baik

11 Tempat tidur 1 buah Baik

12 Papan Tulis 9 buah Baik

13 Lemari 9 buah Baik

14 Kursi 198 buah Baik

15 Meja 99 Baik

16 Penghapus 9 buah Baik

Sumber data : SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2015

35

B. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model Pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition.

1. Paparan Data Siklus I a. Tahap Pererencanaan

1) Peneliti melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran untuk membahas permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini.

2) Memahami silabus sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

Dapat dilihat pada lampiran.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition. Dapat dilihat pada lampiran.

4) Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok, tiap kelompok 4 murid.

5) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaiman kondisi belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition.

6) Menyiapkan lembar kerja murid dan kunci jawaban.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus I model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition pada murid kelas IV SDN No. 21 Ujung,untuk tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan yaitu tiga kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar, masing- masing dengan alokasi waktu 3x 35 menit.

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis 23 Juli 2015 pukul 7.30-09.10, pertemuan II pada hari sabtu 25 juli 2015 pukul 7.30-09.10, pertemuan III pada hari senin 27 juli 2015 pukul 7.30-09.10 dengan materi Iman Kepada Malaikat..

c. Tahap Observasi Pembelajaran

Kegiatan observasi dilakukan secara kontinyu setiap kali pembelajan berlangsung dalam pelaksanaan tindakan dengan mengamati sikap atau perilaku siswa dalam proses pembelajaran selama berlangsungnya proses Cooperative Integrated Reading And Composition dalam pembelajaran pendidikan agama Islam sesuai dengan indikator penilaian yang sudah ditetapkan dengan menggunakan analisis kualitatif.

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dan mencatatnya dalam lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas.

Deskriptif tentang sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada siklus I yaitu murid yang hadir dalam proses belajar mengajar, kemampuan menyatakan pendapat, murid yang aktif dalam proses pembelajaran, kemampuan murid membaca, kemampuan murid menulis, tanggan jawab dan ketertarikan, murid yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran, kerja sama dalam kelompok. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel observasi sikap murud kelas IV selama menikuti proses pembelajaran berikut ini.

37

Tabel 4.4 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus I

No Aspek yang diamati

Pertemuan

Rata-rata Persen 1 2 3 4

1. Murid yang hadir dalam proses belajar mengajar

16 15 16 T E S S

I K L U S I

15,6 97,5 2. Kemampuan

menyatakan pendapat.

5 8 10 7,6 47,9

3. Murid yang aktif dalam proses pembelajaran.

12 13 15 13,3 83,3

4. Kemampuan murid membaca.

14 14 15 14,3 89,5

5. Kemampuan murid menulis

14 14 15 14,3 89,5

6. Tanggung jawab dan ketertarikan

13 15 15 14,3 89,5

7. Murid yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran (main-main, ribut, dll).

6 3 2 3,6 22,9

8. Kerja sama dalam kelompok

5 8 10 7,6 47,9

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data bahwa siklus I dari 16 murid. Murid yang hadir pada saat proes pembelajaran sebanyak 97,5 persen, kemampuan menyatakan pendapat 47,9 persen, Murid yang aktif dalam proses pembelajaran 83,3 persen,kemampuan murid membaca 89,5 persen, kemampuan murid menulis 89,5 persen, Tanggun jawab dan ketertarikan 89,5 persen murid yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) 22,9 persen, serta kerja sama dalam kelompok 47,9 persen.

Setelah diadakan tes Pendidikan Agama Isam pada siklus I dikelompokkan

dalam lima kategori , maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti yang disajikan pada table berikut.

Tabel 4.5 Data distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siklus I

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 34 Sangat Rendah 0 0

35 – 54 Rendah 3 18,75

55 – 64 Sedang 6 37,5

65– 84 Tinggi 6 37,5

85 – 100 Sangat Tinggi 1 6,25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 16 murid kelas IV SDN No. 21 Ujung tak seorang pun yang nilai hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah, 3 orang atau 18,75% nilainya berada pada kategori rendah, 6 orang atau 37,5% nilainya berada pada kategori sedang, 6 orang atau 37,5 nilainya berada pada kategori tinggi, dan 1 orang atau 6,25% nilainya berada pada kategori sangat tinggi.

Untuk melihat persentase ketuntasan belajar Pendidikan Agama Islam murid kelas IV SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar setelah diterapkan model pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

39

Tabel 4.6 Data ketuntasan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada siklus I

Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa banyaknya murid yang ketuntasan belajarnya berada pada kategori tidak tuntas sekitar 56,25% sedang murid yang hasil belajarnya berada pada kategori tuntas sekitar 43,75%.

d. Tahap Refleksi

Pada akhir pertemuan siklus I diadakan tes siklus berupa tes hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari 5 butir soal essai. Keberhasilan siswa dilihat pada perolehan nilai yang mencapai KKM Pendidikan Agama Islam.

Adapun KKM Pendidikan Agama Islam adalah 65. Setelah dianalisis ternyata hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator keberhasilan, siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM hanya 7 orang sisiwa dengan presentase 43,75 %. Presentase tersebut belum memenuhi indicator kinerja yang harus dicapai yakni 85 % siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM sehingga penelitian ini dilanjutkan

ke siklus II. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan tindakan terdapat beberapa kekurangan. Adapun kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 64 Tidak tuntas 9 56,25

65 – 100 Tuntas 7 43,75

16 100

1. Masih ada siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat pembelajaran berlangsung.

2. Keberanian murid untuk menyatakan pendapat masih sangat kurang.

3. Kekompokan dalam kelompok belum terlihat.

Dengan demikian maka penelitian dilanjutkan kesiklus II dengan melakukan berbagai perbaiakan sebagai berikut:

1. Diberikan sanksi terhadap siswa yang melakukan aktivitas lain seperti rebut dan main-main.

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dengan memberikan motivasi kepada murid dengan imbalan dalam bentuk penilaian.

3. Murid dituntun bagaimana pola kerja sama yang baik dalam kelompoknya.

Hasil refleksi tersebut menjadi dasar acuan dilanjutkan pelaksanaan kegiatan ke siklus II dengan mengupayakan hasil belajar yang lebih maksimal.

2. Paparan Data Siklus II a. Tahap Perencanaan

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I

2) Memahami silabus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Terlampir.

3) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Dapat dilihat pada lampiran.

41

4) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok, tiap kelompok 4 murid.

5) Merancang kembali lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas, ketika pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

6) Merancang kembali lembar kerja murid dan kunci jawaban.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus II model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition pada murid kelas IV SDN No. 21 Ujung,untuk tindakan siklus II dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan yaitu tiga kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar, masing- masing dengan alokasi waktu 3x 35 menit.

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis 30 Juli 2015 pukul 07.30-09.10, pertemuan II pada hari Sabtu 01 Agustus 2015 pukul 07.30-09.10, dan pertemuan III pada hari Senin 03 Agustus pukul 07.30-09.10 dengan materi Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

c. Tahap Observasi Pembelajaran

Berdasarkan hal tersebut bahwa pada dasarnya guru telah melaksanakan secara baik mengenai langkah-langkah model pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition. Pada saat belajar murid lebih diarahkan dan di dorong untuk lebih aktif dalam belajar, dan memberi rasa percaya diri untuk

mengemukakan pendapatnya.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Siklus II

No Aspek yang diamati

Pertemuan

Rata-rata Persen 1 2 3 4

1. Murid yang hadir dalam proses belajar mengajar

16 16 16 T E S S

I K L U S I

1 100

2. Kemampuan

menyatakan pendapat.

8 10 14 16,6 66,6

3. Murid yang aktif dalam proses pembelajaran.

15 15 16 15,3 95,8

4. Kemampuan murid membaca.

15 16 16 15,6 97,5

5. Kemampuan murid menulis

15 16 16 15,6 97,5

6. Tanggung jawab dan ketertarikan

15 15 16 15,3 95,8

7. Murid yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran (main-main, ribut, dll).

2 1 0 0,33 2,08

8 Kerja sama dalam kelomok

10 13 15 12,6 79,1

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut diperoleh data bahwa siklus II dari 16 murid.

Murid yang hadir pada saat proes pembelajaran sebanyak 100 persen, kemampuan menyatakan pendapat 66,6 persen, Murid yang aktif dalam proses pembelajaran 95,8 persen,kemampuan murid membaca 97,5 persen,kemampuan murid menulis 97,5 persen, Tanggun jawab dan ketertarikan 95,8 murid yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) 2,08 persen, serta kerja sama dalam kelompok 79,1 persen.

43

Berdasarkan hasil tes Pendidikan Agama Islam pada siklus II dikelompokkan dalam lima kategori , maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siklus II

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 34 Sangat Rendah 0 0

35 – 54 Rendah 0 0

55 – 64 Sedang 1 6,25

65– 84 Tinggi 11 68,75

85 – 100 Sangat Tinggi 4 25

Jumlah 16 100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dikemukakan bahwa dari 16 murid kelas IV SDN No. 21 Ujung tak seorang pun yang nilai hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah, dan kategori rendah.. 1 orang atau 6,25% nilainya berada pada kategori sedang, 11 orang atau 68,75% nilainya berada pada kategori tinggi, 4 orang atau 25% nilainya berada pada kategori sangat tinggi.

Untuk melihat persentase ketuntasan belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Data Ketuntasan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siklus II

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa banyaknya murid yang ketuntasan belajarnya berada pada kategori tidak tuntas sekitar 6,25% sedang murid yang hasil belajarnya berada pada kategori tuntas sekitar 93,75%.

d. Tahap Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai maka di akhir pertemuan dilakukan tes siklus II yaitu 5 butir soal essai, untuk melihat hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Hasil evaluasi yang diperoleh dari siklus II ini merupakan keimpulan yang menggambarkan adanya peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition murid kelas IV SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Selayar. Maka presentase ketuntasan belajar siswa mencapai 93,73 % atau sebanyak 15 murid yang tuntas, hasil tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan, sehingga pelaksanaan tindakan sampai pada siklus II.

Murid yang hadir selama proses pembelajaran pada siklus II ini sebanyak 100 %, hal ini berarti minat untuk belajar dan mengikuti pelajaran semakin meningkat. Murid yang melakukan kegiata lain seperti main-main dan rebut semakin hari semakin berkurang, kemampuan menyatakan pendapat juga

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 64 Tidak tuntas 1 6,25

65 – 100 Tuntas 15 93,75

16 100

45

mengalami peningkatan serta kerja sama dalam kelompok semakin meningkat pula.

C. Peluang dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model Pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition.

Adapun peluang dan tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran Cooperative IIntegrated Reading And Composition Yaitu sebagai berikut:

1. Peluang Pembelajaran Pendididkan Agama Islam Melalui Model Pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition.

Ada beberapa peluang pendidikan Agama Islam melalui medel pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition yaitu:

a. Tujuan pembelajaran yang sudah jelas yang dikembangkan melalui silabus dan RPP.

b. Menggunakan metode yang bervariasi dan tepat sesuai dengan kompetensi dan bahan yang diajarkan

c. Lingkungan SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur yang kondusif.

d. Bayaknya referensi pendukung model pembelajaran kooperatif

e. Proses pembelajaran, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.

f. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

g. Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.

h. Tugas siswa untuk menyelesaikan tugas menjadi lebih ringan karena

diselesaikan secara bersama-sama dengan kelompoknya.

2. Tantangan Pembelajaran Pendididkan Agama Islam Melalui Model Pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan tidak selamanya berjalan dengan lancar, akan tetapi terkadang mengalami berbagi tantangan-tantangan, sama halnya dengan pembelajaran Agama Islam melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition yang diteapkan di SDN No. 21 Ujung Kec. Pasimasunggu Timur Kab. Kepulauan Sealayar.

Adapun tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition yaitu:

a. Kurangnya minat baca murid, sehingga murid tidak memiliki wawasan yang luas sehingga menjadi kendala ketika mereka berdiskusi.

b. Pada saat dilakukan presentasi, terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil menyampaikan pendapat dan gagasan.

c. Kurangnya kesadaran murid terhadap pentingnya manfaat materi

d. Kurangnya buku-buku pegangan murid yang menjadi sumber belajar murid.

( Observasi, Agutus 2015)

D. Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Model Pembelajaran Cooverative Integrated Reading And Composition.

Adapun beberapa cara mengatasi hambatan-hambatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition.

1. Mengaktifkan kembali taman baca murid

47

2. Mengontrol kegiatan belajar siswa, sehingga mereka semua aktif dalam belajar.

3. Memberikan motivasi kepada siswa bahwa apa yang di pelajari sangatlah berguna bagi dirinya.

4. Membangkitkan motivasi murid untuk banyak membaca buku apasaja yang terkait dengan materi pelajaran. ( Observasi Agustus 2015)

Dokumen terkait