• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan dengan hasil penelitian terdahulu mengenai emosi marah yang sudah banyak dilakukan, dan dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam karya ilmiah, seperti skripsi, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang di antaranya yaitu sebagai berikut:

1. Skripsi dengan judul Terapi Dzikir Untuk Mengendalikan Emosi Seorang Pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya oleh Adi Prasetiyo. Skripsi ini diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memperoleh gelar sarjana tahun 2018. Dapat diketahui dari tesis ini bahwa terdapat tiga tahapan yang dilakukan dalam proses Terapi Dzikir Untuk Mengendalikan Emosi Seorang Pendekar Persaudaraan Setia Hati, yaitu pertama, dengan mengajak konseli untuk mengingat kembali masalah yang pernah dialami di masa lalu. Kedua, konselor mengajak konseli untuk memaafkan segala hal yang pernah di alami dengan

12

menggunakan terapi dzikir. Ketiga, dalam terapi dzikir, konselor mengajak konseli untuk meminta rahmat-Nya agar tidak bertemu dengan permasalahan yang sama.21

Adapun persamaan pada penelitian ini adalah pada jenis penelitiannya menggunakan metode kualitatif. Perbedaannya, Adi Prasetiyo menggunakan teknik pengumpulan data berupa metode observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan penulis hanya menggunakan metode dokumentasi. Selain itu, fokus penelitian Adi Prasetiyo berfokus kepada proses terapi dzikir untuk mengendalikan emosi dan hasil terapi dzikir untuk mengendalikan emosi Pendekar PSHT di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, sedangkan penulis lebih fokus kepada cara yang dianjurkan dalam mengendalikan emosi marah menurut Al-Quran. Kontribusi pada penelitian penulis, yaitu sebagai referensi tambahan terkait dengan terapi dzikir sebagai pengendalian emosi.

2. Skripsi dengan judul Eksplorasi Emosi Marah dalam Budaya di Indonesia (Kajian Pendekatan Indigenous Psychology) oleh Mochamad Sulaiman Zuhdi. Skripsi ini diajukan kepada Dekan Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk memperoleh gelar sarjana tahun 2019. Dari penelitian ini diketahui bahwa masyarakat Indonesia mengartikan emosi marah dengan bentuk perilaku, penyebab emosi marah, dampak, emosi marah, instrumental, dan sabar. Istilah dari emosi marah mempunyai sebutan yang khas pada setiap suku. Berdasarkan

21 Adi Prasetiyo, “Terapi Dzikir untuk Mengendalikan Emosi Seorang Pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,”

(Skripsi Sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2018), h. ix.

13

dengan analisis, terdapat perbedaan konsep emosi marah antar suku di Indonesia. Perbedaan konsep emosi marah tersebut hanya melingkupi istilah, faktor penyebab, dan regulasi emosi marah.22

Adapun persamaan dan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu di antaranya adalah: Persamaannya adalah pada penelitian ini membahas tentang konsep dari emosi marah dengan pendekatan psikologi.

Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan metode analisis data berupa metode tematik dan fokus penelitiannya di mana penelitian Mochamad Sulaiman Zuhdi hanya fokus kepada konsep emosi marah perspektif Islam dalam budaya di Indonesia, sedangkan penulis berfokus kepada konsep menahan emosi marah pada QS. Al-Imra>n ayat 134 dan QS. Asy-Syu>ra> ayat 37.

Namun penelitian ini sangat berkontribusi dalam penelitian penulis yaitu memberikan penjelasan dan gambaran dalam pengekspresian dari emosi marah.

3. Skripsi dengan judul Kemampuan Mengelola Emosi pada Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Angkatan Tahun 2016) oleh Masruroh pada tahun 2020. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo untuk memperoleh gelar sarjana tahun 2020. Dari penelitian ini diketahui bahwa kondisi emosi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi lebih didominasi emosi negatif serta kemampuan mengelola emosi bisa ditingkatkan

22 Mochamad Sulaiman Zuhdi, “Eksplorasi Emosi Marah dalam Budaya di Indonesia (Kajian Pendekatan Indigenous Psychology),” (Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2019), h. xviii.

14

dengan mengungkapkan emosi dengan bai dan melakukan relaksasi.23

Terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penulisan kualitatif dengan salah satu teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Namun, terdapat perbedaan yaitu pada pengumpulan data, Masruroh menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancaram dan dokumentasi, sedangkan penulis hanya pada pengumpulan data berupa dokumentasi. Selain itu, penelitian Masruroh hanya fokus pada kondisi emosi mahasiswa dan kemampuan mahasiswa Jurusan BPI angkatan tahun 2016 yang sedang menyusun skripsi dalam mengelola emosi positifnya dengan melakukan relaksasi, sedangkan penulis lebih fokus kepada cara menahan emosi marah menurut Al-Qur’an. Kontribusi dari penelitian ini dengan penelitian penulis adalah memberikan referensi tambahan dalam mengelola emosi positif yang dimiliki seseorang.

4. Skripsi dengan judul Pengendalian Emosi Sedih Menurut Al- Qur’an (Kajian Tafsir Surah Yu>suf Ayat 86 dengan Pendekatan Psikologi) oleh Dinda Aulia Putri pada tahun 2021. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta untuk memperoleh gelar sarjana tahun 2021.

Dari penelitian ini diketahui bahwa cara pengendalian emosi sedih yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub yaitu Nabi Ya’qub tidak mengucapkan kata-kata tercela kepada anak-anaknya ketika di puncak kemarahan, kekecewaan, dan kesedihannya, melainkan

23 Masruroh, “Kemampuan Mengelola Emosi pada Mahasiswa yang sedang Menyusun Skripsi (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Angkatan Tahun 2016),” (Skripsi Sarjana Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Ponorogo, Ponorogo, 2020), h. vii.

15

berpaling (displacement) sambil bersabar dengan kesabaran yang baik. Kemudian, Nabi Ya’qub berdo’a dengan penuh kekhusyukkan dan penghayatan sehingga sangat mempengaruhi kejiwaan beliau as. dan ini merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kognisi (cognitive adjustment). Selanjutnya Nabi Ya’qub berupaya untuk menyelesaikan permasalahan dengan memberikan perintah kepada anak-anaknya guna mencari Yusuf dan saudaranya. Di sini, Nabi Ya’qub mencoba untuk melakukan strategi coping yang berfokus pada masalah dengan memerintahkan anak-anaknya kembali ke Mesir guna menemukan Yusuf dan saudaranya. Melalui perintah tersebut, Nabi Ya’qub berupaya untuk menanggulangi, menerima atau menguasai situasi dengan berfokus pada masalah dan membawanya langsung pada solusi (coping).24

Terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan penulisan kualitatif dan menggunakan kajian kepustakaan (library research). Namun terdapat perbedaan yaitu Dinda Aulia Putri menggunakan metode tahlili, sedangkan penulis menggunakan metode komparasi. Selain itu, penelitian Dinda Aulia Putri hanya fokus mengkaji tentang pengendalian emosi sedih menurut Al-Qur’an di dalam surah Yu>suf ayat 86 dengan pendekatan psikologi, sedangkan penulis fokus kepada pengendalian emosi marah menurut Al-Qur’an dalam QS. Al- Imra>n ayat 134 dan QS. Asy-Syu>ra> ayat 37 dengan pendekatan psikologi. Kontribusi dari penelitian ini dengan penelitian penulis

24 Dinda Aulia Putri, “Pengendalian Emosi Sedih Menurut Al-Qur’an (Kajian Tafsir Surah Yu>suf Ayat 86 dengan Pendekatan Psikologi),” (Skripsi Sarjana Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, Jakarta, 2021), h. xvi.

16

adalah memberikan referensi tambahan serta memberikan gambaran terkait dengan pengendalian emosi.

5. Skripsi dengan judul Marah Menurut M. Quraish Shihab Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah oleh Nila Irnaini Aqna pada tahun 2021.

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo untuk memperoleh gelar sarjana tahun 2021. Dari penelitian ini diketahui bahwa kata marah dalam Al-Qur’an memiliki dua bentuk ungkapan yaitu “ghadab” dan ghaiz} yang pada dua kata tersebut memiliki makna dasar yang berbeda namun memiliki persamaan makna yakni marah. Marah terdiri dari beberapa tingkat dan perilaku yang berbeda.25

Terdapat persamaan pada penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian kepustakaan dan menggunakan metode deskriptif-analisis. Namun terdapat perbedaan yaitu terletak pada pendekatan penafsiran yang digunakan oleh Nila Irnaini Aqna yakni metode tematik, sedangkan penulis menggunakan metode komparatif. Selain itu, penelitian Masruroh hanya fokus pada konsep marah menurut M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah dan kontekstualisasi penafsiran marah dalam kitab Tafsir Al-Misbah dalam kehidupan sehari- hari, sedangkan penulis lebih fokus kepada cara menahan emosi marah yang terdapat di dalam kitab Tafsir Jami>’ al-Baya>n ‘an Ta’wili ayyi Al-Qur’a>n, Tafsir Al-Qur’a>nul Maji>d an-Nu>r, Tafsir Al-Azha>r, dan at-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa asy-Syari>‘ah wal Manhaj. Kontribusi dari penelitian ini dengan penelitian

25 Nila Irnaini Aqna, “Marah Menurut M. Quraish Shihab dalam Kitab Tafsir al- Misbah” (Skripsi Sarjana Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Ponorogo, 2021), h. ix.

17

penulis adalah memberikan gambaran kepada penulis terkait dari implikasi marah yang dapat menimbulkan dampak negatif apabila emosi marah gagal dikendalikan.

Setelah memaparkan beberapa karya penelitian di atas, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis berbeda dan belum pernah dilakukan sebelumnya karena yang akan dibahas pada penelitian ini adalah perilaku emosi marah serta cara menahan emosi marah menurut Al-Qur’an dengan menggunakan metode komparatif dan melalui pendekatan psikologi.

Dokumen terkait