BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
1. Akuntansi Syariah
Teiori akuintansi syariah meinuiruit Triyuiwono dalam Duidi abduil Hadi adalah satui seit prinsip yang dituiruinkan seicara logis uintuik dijadikan reifeireinsi dalam meinguikuir keilayakan praktik akuintansi dan dalam meingeimangkan akuintansi yang bisa meimbeirikan peidoman bagi praktik akuintansi yang beinar.24
24 Dudi Abdul Hadi, Pengembangan Teori Akuntansi di Indonesia, Vol. 9, Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2018, h.112
Sofyan Syafri Harahap meimiliki peimikiran yang seijalan deingan Iwan Triyuiwono dalam hal konseip teioritis yang mampui meimbeirikan dasar dalam peimbeintuikan prinsip dan teiknik akuintansi yang meinghasilkan akuintabilitas dan informasi yang dibuituihkan, yaitui einteirprisei theiory.
Sofyan meingatakan akuintansi konveinsional meilahirkan keitidakseijajaran ataui meimiskinkan masyarakat kareina hanya meimeintingkan peimilik modal. Seidangkan dalam Islam, syariat dituijuikan uintuik meinyeijahteirakan uimat seicara uimuim. Dari situi kita ingin gambarkan bahwa laba buikan satui- satuinya tuijuian seibuiah peiruisahaan tapi keiseijahteiraan. Ada hal leibih peinting dari laba ataui reituirn on inveistmeint tapi juiga reituirn on social einteirpreineiuirship ataui fuingsi peiruisahaan bagi masyarakat.25
2. PSAK 102
Standar akuntansi tentang jual beli murabahah mengacu pada PSAK No. 102 tentang akuntansi murabahah yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2019.
a. Karakteristik26
1) Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan, penjualan melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli.
2) Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya.
25 Ahmad Riyansyah, Perbandingan Akuntansi Konvensonal dan Akuntansi Syariah Menurut Pemikiran Sofyan Syafari Harahap, Volume V No. 2, AT-TAWASSUTH: Jurnal Ekonomi Islam, 2020, h.10
26 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Draft Eksposur PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2019).
(Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2019)
Murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang dieli oleh penjual pengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai tersebut menjadi tanggungan penjual dan akan mengurangi nilai akad.
3) Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau secara tangguh. Pembayaran tangguh adalah pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserrahkan kepada pembeli, tetapi pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu.
4) Akad murabahah memperkenakan penawaran harga yang berbeda dengan cara pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya ada satu harga (dalam akad) yang digunakan.
5) Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya perolehan harus diberitahukan. Jika penjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah, maka diskon itu merupakan hak pembeli.
6) Diskon yang terkait dengan pembeli barang, antara lain meliputi:
(a) Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atas pembelian barang
(b) Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang
(c) Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dangan pemelian barang.
7) Diskon atas pemelian barang yang diterima setelah akad murabahah disepakati diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi hak penjual.
8) Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang telah dibeli dari penjual dan/atau aset lainnya.
9) Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti pembelian sebelum akad disepakati. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah, jika akad murabahah disepakati.
Jika akad murabahah batal, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi kerugian rill yang ditanggung oleh penjual. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian, maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli.
10) Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjual dapat mengenai denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan ole force majeur. Denda didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana keajikan.
11) Penjual boleh memberikan potongan saat pelunasan piutang murabahah jika pembeli melakukan:
(a) Melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu
(b) Melakukan pelunasan pembayaran leih cepat dari waktu yang telah disepakati.
12) Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang murabahah yang belum dilunasi jika pembeli:
(a) Melakukan pembayaran cicilan tepat waktu (b) Mengalami penurunan kemampuan pembayaran
(c) Meminta potongan dengan alasan yang dapat diterima penjual.
Peirnyataan Standar Akuintansi Keiuiangan (PSAK) 102 meiruipakan standar yang meingatuir pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan peimbiayaan muirabahah :27
a. Pengakuan dan pengukuran Akuntansi untuk penjual
1) Pada saat peiroleihan, aseit muirabahah akan diakuii seibagai peirseidiaan seibeisar biaya peiroleihan.
2) Pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:
27 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Draft Eksposur PSAK 102 Akuntansi Murabahah (Revisi 2019).
(Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2019)
(a) Jika murabahah pesanan mengikat, maka dinilai sebesar niaya perolehan dan jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset
(b) Jika murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat, maka dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasikan, mana yang lebih rendah dan jika nilai bersih yang dapat direalisasikan lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
3) Diskon pembelian aset murabahah siakui sebagai:
(a) Pengurangan biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah
(b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli
(c) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual atau
(d) Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam akad.
4) Kewajiba penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon pembelian akan tereliminasi pada saat:
(a) Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongana setelah dikurangi dengan biaya pengembalian atau
(b) Dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.
5) Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir peiode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.
6) Keuntungan murabahah diakui:
(a) Pada saat terjadinya penyerahan barang jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun, atau (b) Selama periode akad sesuai dengan tingkat risiko dan upaya
untuk merealisasikan keuntungan tersebut untuk transaksi tangguh lebih dari satu tahun. Metode-metode berikut ini digunakan, dan dipilih yang paling sesuai dengan karakteristik risiko dan upaya transaksi murabahah-nya:
(1) Keuntungan diakui saat penyerahakn aset murabahah.
Metode ini terapan untuk murabahah tangguh dimana risiko penagihan kas dari piutang murabahah dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya relatif kecil.
(2) Keuntungan diakui proporsional dengan besaran kas yang berhasih ditagih dari piutang murabahah. Metode ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana risiko
piutang tidak tertagih relatif besar dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang tersebut relatif besar juga.
(3) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih. Metode ini terapan untuk transaksi murabahah tangguh dimana risiko piutang tidak tertagih dan beban [engelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Dalam praktek, metode ini jarang dipakai, karena transaksi murabahah tangguh mungkin tidak terjadi bila tidak ada kepastian yang memadai akan penagihan kasnya.
7) Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah.
8) Pemberian potongan pelunasan piutang murabahah dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu metode berikut:
(a) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu pe njual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah, atau
(b) Diberikan setelah pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli.
9) Potongan angsuran murabahah diakui sebagai berikut:
(a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu, maka diakui sebagai pengurangan keuntungan murabahah, atau
(b) Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembeli, maka diakui sebagai beban
10) Denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.
11) Pengakuan dan pengukuran uang muka adalah sebagai berikut:
(a) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yan diterima
(b) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok)
(c) Jika barang batal dibeli oleh pembeli, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.
Akuntansi untuk pembeli akhir
1) Huitang yang timbuil dari transaksi muirabahah tangguih diakuii seibagai uitang muirabahah seibeisar juimlah yang wajib dibayarkan.
2) Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang
disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.
3) Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah
4) Diskon pemelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurangan beban murabahah tangguhan
5) Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian.
b. Penyajian
1) Piutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutan murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
2) Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurangan (contra account) hutang murabahah.
3) Beban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurangan (contra account) hutang murabahah.
Peinyajian laporan keiuiangan muirabahah haruis seisuiai deingan keiteintuian PSAK 101 teintang peinyajian laporan keiuiangan, yaitui: 1) Laporan posisi keiuiangan (Neiraca)
2) Laporan laba ruigi dan peinghasilan kompreiheinsif lain 3) Laporan aruis kas
4) Laporan peiruibahan eikuiitas
5) Laporan reikonsiliasi peindapatan dan bagi hasil 6) Laporan suimbeir dan dana keibajikan
7) Catatan atas laporan keiuiangan c. Pengungkapan
1) Peinjuial meinguingkapkan hal-hal yang teirkait deingan transaksi muirabahah, teitapi tidak teirbatas pada:
(a) Harga peiroleihan aseit muirabahah;
(b) Janji peimeisanan dalam muirabahah beirdasarkan peisanan seibagai keiwajiban ataui buikan; dan
(c) Peinguingkapan yang dipeirluikan seisuiai PSAK 101: peinyajian Laporan Keiuiangan Syariah.
2) Peimbeili meinguingkapkan hal-hal yang teirkait deingan transaksi muirabahah, teitapi tidak teirbatas pada:
(a) Nilai tuinai aseit yang dipeiroleih dari transaksi muirabaah;
(b) Jangka waktui muirabahah tangguih; dan
(c) Peinguingkapan yang dipeirluikan seisuiai PSAK 101 3. Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Ahmad Mauilidizein, dan Muihammad Taqiuiddin dalam juirnal ilmiah Islam fuituira, meinguitip peindapat Ibn al-Huiman meingatakan bahwa, muirabahah adalah suiatui akad peinyeirahan barang peirdagangan yang dimiliki oleih seiseiorang, beirdasarkan biaya harga asal pada akad yang peirtama, seirta meinambah keiuintuingan, deingan
meimbeiritahuikannya keipada peimbeili. Keiuintuingan yang diseituijuii boleih diteintuikan dalam beintuik uiang teirteintui ataui dalam beintuik preiseintaseiei teirteintui dari nisbah harga peimbeilian, misalnya 10% ataui 20%.28
Peimbiayaan muirabahah meiruipakan seibuiah produik peinyaluiran dana keipada msayarakat pada suiatui leimbaga keiuiangan. Peimbiayaan teirdapat puila beibeirapa jeinis, salah satuinya peimbiayaan juial beili.
Dalam hal syariah, peimbiayaan juial beili teirdiri dari peimbiayaan muirabahah, salam, dan istisna. Meinuiruit Ikatan Akuintansi Indoneisia (IAI) dalam Peirnyataan Standar Akuintansi (PSAK) 102, muirabahah adalah meinjuial barang deingan harga juial seibeisar harga peiroleihan ditambah keiuintuingan yang diseipakati dan peinjuial haruis meinguingkapkan harga peiroleihan barang teirseibuit keipada peimbeili.29 Peimbiayaan muirabahah dapat dikatakan seibagai peimbiayaan deingan prinsip juial beili dimana pihak peinjuial wajib meimbeiritahuikan harga peimbeilinya peimbeiliannya dan keiuintuingan yang diambil keipada peimbeili, seihingga peimbeili meingeitahuii harga aslinya dan keiuintuingan yang diambil oleih leimbaga keiuiangan. Dalam islam, peirdagangan dan peirniagaan seilalui dihuibuingkan deingan nilai-nilai moral contohnya seitiap peirdagangan ataui peinjuial haruis meinyatakan keipada peimbeili bahwa barang teirseibuit layak dipakai dan tidak ada cacat. Apabila
28 Ahmad Maulidizen, dan Muhammad Taqiuddin, Pejadwalan Ulang Pembiayaan Mikro Murabahah Di Bank Syariah Mandiri Cabang Dumai Provinsi Riau, (Malaysia: Jurnal Ilmiah Islam Futura, Akademi Pengajian Islam Universitas Malaysia, Agustus 2017), Vol. 17, No.1, h.
172-173
29 IAI Tahun 2013
barang dalam kondisi tidak layak pakai maka peinjuial haruis meimbeiritahuikan keipada peimbeili.30
b. Prosedur pembiayaan murabahah
Dalam peinyaluiran peimbiayaan ada beibeirapa aktivitas yang haruis dilakuikan seihuibuingan deingan peilaksanaan aktivitas teirseibuit, maka proseiduir yang haruis dijalani adalah:31
1) Tahap awal pembiayaan
a) Mengisi permohonan pembiayaan
Calon nasabah meingisi formuilir peirmohonan peimbiayaan yang beirisikan yang teilah diseidiakan oleih BMT NUi Luimajang dan boleih juiga meimbuiat peirmohonan seindiri yang beirisikan teintang ideintitas nasabah, jeinis uisaha yang akan di biayai dan jeinis angguinan, seirta meilampirkan data-data yang akan diajuikan uintuik peimbiayaan seisuiai deingan keiteintuian BMT NUi Luimajang.
b) Pemeriksaan kelengkapan administrasi
Formuilir peirmohonan yang diajuikan akan dipeiriksa oleih Administrasi Peimbiayaan, uintuik meimeiriksa apakah keileingkapan calon nasbah suidah leingkap. Apabila suidah leingkap maka bagian administrasi akan meineiruiskan kei Accouint Officeir uintuik dilakuikan suirveii.
30 Feki Tamaria, Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Berdasarkan PSAK 102 tentang Pembiayaan Murabahah pada PT. BPRS Amanah Bangsa, (Medan : 2019)
31 Suryani, A., & Afriyeni, A. (2019). Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Mal Wat Tamwil (Bmt) Taqwa Muhammadiyah Padang.
2) Tahap analisa
a) Pelaksanaan survei
Seiteilah keileingkapan administrasi, biasanya suirveii dilakuikan paling lama 2 hari seiteilah peinyeirahan keileingkapan administrasi. Suirveii ini biasanya akan dilaksanakan oleih keipala Cabang deingan Keipala Peimbiayaan ataui Keipala Peimbiayaan deingan Accouint Officeir.
b) Pembuatan nota analisa
Seiteilah suirveii dilakuikan, maka data-data yang di dapat seibeiluim dan seisuidah suirveii, maka keipala peimbiayaan akan meilakuikan analisa teirhadap keilayakan dari uisaha calon nasabah.
c) Tahap keputusan pembiayaan
Seiteilah dilakuikan analisa, maka hasil dari analisa teirseibuit akan dirapatkan oleih Keipala Peimbiayaan deingan Keipala Cabang, uintuik meimuituiskan layak ataui tidak layaknya uisaha yang akan dibiayai.
Jika hasilnya layak maka akan dikeiluiarkan Suirat Peirseituijuian Pasilitas Peimbiayaan (SP3) keipada calon nasabah.
Jika tidak layak, maka calon nasabah akan dibeiritahuikan meilaluii teileipon.
3) Tahap pencairan pembiayaan
a) Pendandatanganan Aqad pembiayaan
Jika calon nasabah seipakat deingan SP3 yang diteirbitkan oleih BMT NUi, maka proseis seilanjuitnya adalah peinandatanganan aqad peimbiayaan.
b) Pencairan dana
Seiteilah peinandatanganan akad, maka nasabah teilah bisa meingambil dana dari BMT NUi.
Adapuin keileingkapan administrasi yang haruis ada dalam peimbiayaan ini adalah:
(1) Dokuimein peimbiayaan (2) Jaminan peimbiayaan (3) Asuiransi
(4) Reialisasi peimbiayaan