PENDAHULUAN
Konteks Penelitian
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Sistematika pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
BPRS Amanah Bangsa Tapian Dolok memberikan penelitian terkini di BMT NUi Luimajang 3. Analisis pelaksanaan akad muirabahah menggunakan perspektif PSAK 102 Mashlahah. Penelitian terdahulu membahas tentang evaluasi penerapan PSAK 102 sedangkan penelitian kali ini membahas tentang penerapan PSAK 102 pada proses pembiayaan muirabahah b.
Kajian Teori
Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2019). a) Jika perintah murabahah bersifat mengikat, maka dinilai sebesar biaya perolehan dan apabila terjadi penurunan nilai aset karena keusangan, kerusakan atau keadaan lain sebelum dialihkan kepada nasabah, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban. dan mengurangi nilai aset tersebut. Selisih antara harga pembelian yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai biaya murabahah yang ditangguhkan.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Teknik wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara intuitif dan memperoleh data terkait analisis penerapan PSAK 102 pada proses pembiayaan muirabahah di KSPPS BMT NUi Luimajang. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dari BMT NUi Luimajang menunjukkan tahap awal proses pendanaan. Simak dari Kak Anik Karomah, Ketua BMT NUi Luimajang, dapat disimpulkan bahwa banyak masyarakat yang berminat dengan produk goodwill financing di BMT NUi.
Tahapan diatas sejalan dengan pernyataan Kak Anik Karomah selaku kepala BMT NUi Luimajang yang menyatakan bahwa: 50. Selanjutnya keberhasilan nasabah pembiayaan muirabahah di BMT NUi Luimajang Ibu Deiwi Mahmuida yang menyatakan: 54. Pernyataan ini juga disampaikan oleh Bro Feindi Puirwanto selaku Kepala Akuntan BMT NUi Luimajang yang menyatakan bahwa: 55.
BMT NUi Luimajang memiliki beberapa intuisi mengenai margin yang akan diberikan nasabah pembiayaan muirabahah. Produk pembiayaan berdasarkan akad muirabahah di BMT NUi Luimajang, produk pembiayaan berimbang berupa pembiayaan modal kerja dan pembiayaan konsumsi berdasarkan akad pembiayaan muirabahah. Analisis intuitif terhadap hasil penelitian memerlukan metode komparatif yaitu perbandingan antara PSAK 102 dengan penerapan proses goodwill financing yang dilakukan oleh BMT NUi Luimajang.
Berdasarkan tabel perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa KSPPS BMT NUi Luimajang telah berhasil menerapkan PSAK 102. Akad muirabahah dapat diartikan sebagai wakalah muirabahah atau ipuin muirabahah muirni yang artinya BMT NUi sesuai dengan PSAK 102.
Subjek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis observasi yang dilakukan adalah observasi lapangan, metode observasinya adalah pengamatan sistematis dan pencatatan terhadap fenomena-fenomena yang tampak pada objek penelitian, dengan metode pengumpulan data dengan melakukan observasi dan pencatatan fenomena secara sistematis. yang saat ini menjadi sasaran observasi.33 Dalam hal ini peneliti mengamati bagaimana BMT NUi Luimajang melakukan proses pembiayaan muirabahah. Menurut Satori dan Komariah, langkah penelitian yang dilakukan adalah wawancara empiris, yaitu suatu teknik penelitian data yang penerapannya lebih fleksibel dan intuitif untuk mengidentifikasi masalah dengan lebih jelas, dimana informan diminta mengungkapkan pemikiran dan pemikirannya. ide ide . informan dalam penelitian ini dibatasi sesuai keinginan ibu mereka. Kepemimpinan (Pimpinan BMT NUi Luimajang). Wawancara dilakukan dengan maksud menggunakan petunjuk wawancara yang hanya menggambarkan permasalahan yang akan ditanyakan sehingga peneliti lebih mengetahui apa yang dilakukan responden.
Ciptakan teknik penambangan data dengan mempelajari dokumen intuitif untuk mendapatkan informasi mendalam melalui pemecahan masalah.
Analisis Data
Penyajian data ini dilakukan secara intuitif dengan menyajikan data yang selaras dengan fokus penelitian, yaitu menyajikan data wawancara yang direkam dan disalin dalam bentuk tertulis dan dokumen. Inilah tahap analisis dan penyajian data, tahap selanjutnya adalah inferensi yaitu penarikan kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
Keabsahan Data
Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti sebagai teknik analisis data adalah dengan ingin menggunakan triangulasi sumber. Bandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang selalu dikatakan orang.
Tahap-tahap Penelitian
Setelah melalui berbagai tahapan rapat, koordinasi dan musyawarah, lahirlah KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah) BMT NUi Luimajang, dengan amanah dari PCNUi Luimajang. Dari sekian banyak produk pembiayaan yang ada di BMT NUi, pembiayaan muirabahah menjadi yang paling diminati masyarakat. Dari pengamatan Saudara Ahmad Muizakki dan Teilleir di BMT NUi Luimajang dapat disimpulkan bahwa muirabahah merupakan akad yang paling umum diterapkan dalam pembiayaan muirabahah di lembaga keuangan syariah seperti BMT NUi.
BMT akan menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga yang disepakati.57 Berdasarkan penelitian teirseibuit BMT NUi Luimajang, pihaknya juga melakukan goodwill financing berdasarkan pesanan. Dari tinjauan Muihabbah terhadap Teilleir BMT NUi dapat disimpulkan bahwa BMT juga memberikan pembiayaan muirabahah komisi yang artinya BMT mempunyai pilihan. Penerapan akad muirabahah BMT NUi Luimajang sesuai PSAK 102 didasarkan pada akad muirabahah BMT NUi yang memberikan kewenangan kepada nasabah dengan akad bil wakalah muirabahah.
Setelah melihat bagaimana proses penerapan goodwill financing pada BMT NUi Luimajang yang digambarkan dari hasil wawancara di atas, maka peneliti akan menganalisis apakah prosedur penerapan goodwill financing sudah sesuai dengan PSAK 102 tentang goodwill financing. Kekurangan BMT NUi Luimajang adalah tidak menerapkan proses pembiayaan muirabahah secara konsisten, terutama dalam penyajian laporan keuangan, tidak dilaksanakan secara detail. Pada PSAK 102, muirabahah dapat dilakukan atas perintah atau tanpa perintah, sedangkan BMT NUi hanya memberikan pembiayaan muirabahah berdasarkan perintah, artinya intuisi BMT NUi sesuai dengan PSAK 102.
Pada PSAK 102, pembiayaan muirabahah dapat dilakukan secara fleksibel, sedangkan NUi di BMT hanya memberikan pembiayaan muirabahah secara tangguih, artinya intuisi BMT NUi sesuai dengan PSAK 102. Prosedur pembiayaan muirabahah di BMT NUi Luimajang tidak mematuhi PSAK 102. Tujuannya adalah untuk menerapkan PSAK 102 karena deinda BMT NUi tidak berlaku jika nasabah gagal memenuhi kewajiban sesuai kontrak dan deinda diakui sebagai dana kebajikan.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Objek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Calon nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan yang berisi informasi yang diberikan oleh BMT NUi Luimajang dan juga dapat membuat aplikasi sendiri yang memuat informasi tentang identitas nasabah, jenis usaha yang akan dibiayai dan jenis calon nasabah, serta melampirkan data yang akan dibiayai. akan disampaikan sesuai intuisi keinginan klien BMT NUi Luimajang. Tahap awal pengiriman pembiayaan Muirabahah adalah dengan mengajukan permohonan pembiayaan Muirabahah dengan datang langsung ke BMT NUi Luimajang dan membawa formulir permohonan pembiayaan terkini ke CS bila proses sudah lebih lanjut. Menurut akuntan BMT NUi Luimajang dan kakak Anik Karomah selaku pimpinan BMT NUi Luimajang, dapat disimpulkan bahwa begitu rekening nasabah bisa masuk ke BMT, maka data nasabah akan dimasukkan oleh pihak penyedia layanan pelanggan, yaitu layanan pelanggan saat ini. menjadi supplier akan menyerahkan akad muirabahah dan jadwal angsuran pembayaran pelanggan, biaya, ini semua merupakan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan akad.
Berdasarkan pemasaran di BMT NUi Luimajang dapat disimpulkan cukup banyak yang berminat dengan produk di BMT NUi Luimajang, sebagian besar masyarakat berminat untuk pembiayaan suikareila tabuingan dan muirabahah karena perdagangan di BMT NUi Luimajang didasarkan pada apa saja dengan minimal menyetorkan . sebesar Rp. Dengan demikian, dalam hal ini BMT NUi bertindak sebagai penjual dan selanjutnya sebagai penjual. Jika barang teirseibuit tersebut dimiliki oleh BMT NUi dan harga barang teirseibuitnya jelas, maka BMT memahaminya.
Pembahasan Temuan
Dalam PSAK 102 yaitu. Pada saat akad muirabahah, piutang muirabahah diakui sebesar nilai perolehan ditambah bunga yang disepakati dan pada BMT NUi yaitu sebesar Pembiayaan muirabahah yaitu. dimana BMT adalah penjual yang memenuhi kebutuhan pelanggan, dan pelanggan adalah pelanggan yang membeli dengan harga jual ditambah perhitungan kebutuhan pelanggan yang dicapai/keuntungan yang disepakati. Dalam PSAK 102, Deinda dikenakan denda apabila nasabah lalai dalam menonjolkan kewajiban Deingan Deingan dan Deinda yang diakui sebagai bagian dari Dana Dana Virtual bagi BMT NUI untuk tidak melakukan penyempurnaan Deinda di Beintuik Apapuin yang berarti BMT Nui Beiluim NUi merupakan pencatatan transaksi transfer tunai secara intuitif dari nasabah yang nilainya sama dengan jumlah pokok pembiayaan (piutang) ditambah bonus margin yang telah dihitung atau dengan kata lain pada saat penyelesaian BMT NUi hanya memperoleh pendapatan margin serta penyajian keuangan. Laporan BMT NUi tidak langsung diimplementasikan sedetail mungkin dengan PSAK 101, artinya intuisi BMT NUi kurang sama dengan PSAK 102.
Sesuai dengan pemaparan data dan analisis data yang menghasilkan temuan penelitian ini, dapat diketahui bahwa proses pembuatan produk pembiayaan pembiayaan di KSPPS BMT NUi Luimajang melalui beberapa tahapan yaitu tahap permulaan pembiayaan, tahap analisisnya, tahap pencairan pembiayaan dan tahap pembayaran secara angsuran. Penerapan PSAK 102 dalam proses pembiayaan muirabahah di KSPPS BMT NUi Luimajang yaitu muirabahah yang dapat dilakukan tanpa waran hanya dapat dilakukan dengan waran, muirabahah yang dapat dilakukan dengan cara pinjam-meminjam hanya dapat dilakukan dengan cara waran. permohonan, dan deinda yang seharusnya dilakukan karena kelalaian. 7 Pengungkapan BMT NUi mengungkapkan adanya ketentuan seperti harga pembelian dan janji konsesi, namun tidak diungkapkan secara rinci.
Proses pembiayaan muirabahah di BMT NUi Luimajang melalui beberapa tahapan yang berurutan dimulai dari tahap awal yaitu tahap pengajuan pembiayaan, tahap analisis kelayakan calon konsumen, tahap pencairan pembiayaan dan tahap pelunasan angsuran akhir.
PENUTUP
Kesimpulan
BMT NUi Luimajang tidak mau mengambil keputusan apapun, jika pelanggan mengalami keterlambatan pembayaran dan pelanggan merasa ada masalah, maka BMT NUi akan meminta bantuan kepada pelanggan dan jika pelanggan merasa ada masalah dalam pembayaran angsuran, BMT NUi akan melakukan restrukturisasi.
Saran
Hal yang menjadi keunikan BMT NUi Luimajang adalah terkait tidak adanya rasa curiga ketika nasabah terlambat membayar angsuran, artinya BMT NUi Luimajang hanya menerapkan prinsip amanah kepada nasabah dan tidak ada pengawasan dari pihak BMT NUi Luimajang yang mana mengakibatkan pelanggan tidak memiliki rasa tanggung jawab. Diambil dari https://staiddi-sidrap.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/penerapan-princi-syariah-dalam-akad-financing-murabahah-pada-bank-muamalat.pdf. Analisis Implementasi Akad Murabahah Dengan Perspektif Mashlahah PSAk 102 (Studi Pada Bank BNI Syariah Cabang Utama Makassar).
Sistem Informasi Simpan Pinjam Pembiayaan pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al-Multazam Kabupaten Tegal. Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Dalam Pengakuan Pendapatan Pembiayaan Murabahah Berdasarkan PSAK 102 (Studi Kasus Bank DKI Syariah Kantor Cabang Pondok Indah). Penerapan Akuntansi Pembiayaan Skema Murabahah iB dari perspektif PSAK 102 (Studi Kasus Pada BRI Syariah KCP Blitar).
Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 102 Terhadap Pembiayaan Murabahah (Studi Pada Koperasi Simpan Pinjam Quantum Mandiri dan Pembiayaan Syariah).