BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
B. Kajian Teori
Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.15 Dalam pembahasan ini yang digunakan peneliti adalah teori tentang pembelajaran Imla’dalam melatih santriwati menulis arab di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
Beberapa teori diantarannya adalah:
1. Teori Imla’
a. Perencanaan pembelajaran Imla’
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Adapun definisi menurut para ahli:
William H. Newman mengemukakan bahwa “Perencanaan adalah menentukan apa yang dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-
15 Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran Mengebangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), 15
metode dan prosedur tertentu serta penentu kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Terry menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan mencakup kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemempuan untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Banghart dan Trull mengemukakan bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
b. Perencanaan tujuan
Pengertian tujuan pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli, diantaranya berikut Yusuf dan Anwar:
a) agar anak didik dapat menuliskan kata-kata dan kalimat dalam Bahasa Arab dengan mahir dan benar.
b) agar anak didik bukan saja terampil dalam membaca huruf- huruf dan kalimat dalam bahasa arab, akan tetapi terampil pula dalam menuliskannya. Dengan demikian pengetahuan anak menjadi integral (terpadu).
c) melatih semua panca indra anak didik menjadi aktif, baik itu perhatian, pendengaran, penglihatan maupun pengucapan terlatih dalam bahasa arab.
d) menumbuhkan agar menulis arab dengan tulisan indah dan rapi.
e) menguji pengetahuan murid-murid tentang penulisan kata-kata yang telah dipelajari.
f) memudahkan murid-murid mengarang dalam bahasa arab dengan memakai gaya bahasanya sendiri.16 Briggs mendefinisikan tujuan pembelajaran adalah suata pernyataan tentang apa yang harus dilakukan siswa atau tingkah laku yang bagaimana diharpkan dari siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu.17
Sehingga dapat dipahami bahwasannya perencanaan tujuan pembelajaran adalah suatu rangkaian yang disusun sebelum pembelajaran tentang apa yang harus dilakuakan siswa atau tingkah laku yang bagaimana diharapkan dari siswa setelah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu.
c. Perencanaan materi imla’
Aspek-aspek materi diantara lain: konsep fakta, proses, nilai keterampilan, bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah yang
16 Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 1997) 203.
17 http://blog.uin-malang.ac.id/mwidiarno/teknik-merumuskan-indikator 30 Juni 2019. 08.00 wib
ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Istilah-istilah tersebut pada garis besarnya ialah:
Konsep adalah suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misanya sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui.
Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berfikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu.
Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah dikerjakan. Mungkin berupa hal, objek, atau keadaan.
Proses adalah serangkaian perubahan, gerakan-gerakan perkembangan. Suatu prose dapat terjadi secara sadar atau tidak disadari.
Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model. Umumnya nilai brtalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk.
Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik.
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem intruksional dan yang mendasari penentuan stategi belajar mengajar:
Kriteria tujuan intruksional Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan intruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Materi pelajaran yang
akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakatnya.
Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis. Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor psikologis siswa. Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.18.
d. Pelaksanaan pembelajaran Imla’
1) Pelaksanaan metode
Metode pembelajaran merupakan cara guru melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode cara guru menjelaskan konsep, fakta, dan prinsip kepada peserta didik dengan cara pendekatan pembelajaran berpusat pada guru (teacher oriented) dan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student oriented).
18 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 220
Guru yang efektif adalah guru yang mampu menerapkan beragam metode melalui pendekatan yang disebut sebelum ini, pedekatan-pendekatan yang berpusat pada guru dan berpusat pada peserta didik merupakan pendekatan-pendekatan yang komplementer. Adapun jenis-jenis metode antara lain:
Metode Ceramah, metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan dikalangan dosen, karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahsiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode ceramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan tanya jawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada sekolah tingkat lanjutan metode ceramah dapat dipergunakan oleh guru, dan metode ini divariasi dengan metode lain.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan bersifat informasi (konsep, pengertian,, prinsip-prinsip) yang banyak serta luas. Secara spesifik metode ceramah bertujuan untuk: Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tertulis melalui ceramah, Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan yang terdapat dalam isi pelajaran, Merangsang
peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar, Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang, Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya menjelaskan prosedur yang harus ditempuh peserta didik
Metode Tanya Jawab, metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang untuk berfikir dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran. Proses tanya jawab terjadi apabila ada ketidaktahuan atau ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa. Dalam proses belajar mengajar, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik bertanya kepada guru. Adapun tujuan metode tanya jawab adalah:
mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan anak didik terhadap pelajaran yang dikuasainya, memberi kesempatan kepada anak didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang sesuatu masalah yang belum dipahaminya, memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar, melatih anak ddik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis berdasarkan pemikiran yang orsinil.
Diantara kelemahannya adalah bahwa tanya jawab bisa menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih-lebih jika kelompok peserta didik memberi jawaban atau mengajukan
pertanyaan yang dapat menimbulkan masalah baru dan menyimpang dari pokok persoalan.
Metode Demonstrasi, Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemontrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunj cuk, setelah didemontrasikan peserta didik diberi kesempatan melakukan latihan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih.
Keterbatasan metode ini adalah: Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen, Memerlukan jangka waktu yang lama, Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu sains dan teknologi
Metode Penampilan, Metode penampilan adalah berbentuk pelaksanaan praktik oleh peserta didik di bawah dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang diterima atau diamati peserta didik. Metode ini dipergunakan pengajar harus; Memberikan penjelasan yang cukup kepada peserta didik selama peserta didik berpraktik, Melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan praktik dimulai untuk keselamatan peserta didik yang digunakan. Keterbatasan metode
ini adalah membutuhkan waktu panjang karena peserta didik harus mendaapatkan kesempatan berpraktik sampai baik.19
Metode Dikte, Metode ini juga disebut metode imla’. Di mana guru membacakan acar pelajaran, dengan menyuruh siswa untuk menulis di buku tulis. Imla’ juga dapat digunkaan ketika guru menuliskan materi pelajaran imla’ di papan tulis dan setelah diperlihatkan kepada siswa , maka materi imla’ tersebut dihapus, dan menyuruh siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya.20
2) Pelaksanaan sumber belajar
Menurut Sanjaya, sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi disini tidak hanya berupa hasil belajar namun ditinjau juga dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.21
Jadi sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh siswa untuk mempelajari suatu hal. Sumber belajar disini tidak terbatas hanya buku saja tetapi dapat berupa orang,
19 Martinis Yamin, Srategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group, 2013), 149
20 http:alhafizh84.wordpress.com/metode-imla’-metode-dikte 01 Juli 2019. 09.30 wib
21 https://silabus.org/pengertian-sumber-belajar/amp 01 Juli 2019. 10.00 wib
alat, bahan dan lingkungan yang dapat mendukung proses pembelajaran.
Pengertian sumber belajar sangat luas. Namun secara umum ada beberapa klasifikasi sumber belajar. Klasifikasi tersebut secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: Tempat atau lingkungan sekitar dimana seseorang dapat belajar dan melakukan perubahan tingkah laku, Segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik, Orang yang memiliki keahlian tertentu sehingga siswa dapat belajar sesuatu kepada orang tersebut, Segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa, Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi.
e. Evaluasi pembelajaran Imla’
Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan yang berdasarkan fakta untuk menjelaskan kararkteristik seseorang ataau sesuatu.
Definisi penilaian berhubungan dengan setiap bagian dari proses pendidikan yang mencakup semua proses pembelajaran.
Kegiatan penilaian dengan demikian, tidak terdapat pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Alat yang
digunakan dalam penilaian dapat berupa metode dan prosedur formal maupun informal.
Sedangkan evaluasi adalah penilaian yang dilakukan secara sistematik tentang manfaat suatu obyek. Dalam melakukan evaluasi didalamnya ada kegiatan untuk menetukan nilai suatu program. Obyek evaluasi adalah program yang hasilnya memiliki banyak dimensi seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat dan keterampilan.22
Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program tersebut dianggap selesai. 23
2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tentunya banyak faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar.
Faktor pendukung dalam kegiatan pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Motivasi
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.24
22 Moh. Sahlan, Penilaian Berbasis Kelas, (Jember: Jaya Makmur, 2007), 5
23 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 3
24 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), 148
Motivasi memiliki akar dari bahasa latin movere yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan.25 Seberapa kuat motivasi yang dimiliki oleh individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya. Baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Dengan adanya motivasi seorang bisa mencapai sesuatu yang diinginkan dalam kehidupannya dan mengantarkan seorang mencapai cita-cita dengan mudah.
2) Sarana dan prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya proses tranformasi dalam pendidikan, bentuk prasarana tersebut berupa benda atau barang, seperti tanah, bangunan sekolah, jalan dan transportasi yang menghubungkan masyarakat dengan sekolah, lapangan olahraga dan sebagainya. Oleh sebab itu benda atau barang-barang ini adalah prasarana yang hendaknya harus ada sebelum diadakan proses pembelajaran.26
Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam melakukan atau memperlancar suatu kegiatan pembelajaran. Pada prinsipnya sarana dan prasarana pendidikan adalah perangkat penunjang utama dalam proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai, sedangkan sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai tujuan pendidikan.
25 Esa Nur Wahyu, Motivasi Dalam Pembelajaran, (Malang: UIN Malang Press. 2009), 11-12
26 Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 188
Selain komponen pendukung, tentu ada komponen penghambatnya. Adapun faktor penghambat dalam pembelajaran diantaranya adalah:
a) Guru
Guru sebagai seorang pendidik, tentunya mempunyai kekurangan. Kekurangan-kekurangan itu bisa menjadi penyebab terhambatnya kreatifitas pada diri guru tersebut. Diantaranya adalah, gaya guru yang monoton, kepribadian guru, pengetahuan guru, dll.
b) Fasilitas
Fasilitas yang ada merupakan faktor penting supaya guru memaksimalkan programnya, fasilitas yang kurang lengkap akan menjadi kendala yang berarti bagi seorang guru dalam beraktifitas.
Kendala tersebut yaitu jumlah peserta didik di dalam kelas yang sangat banyak, besar kecilnya suatu ruangan kelas yang tidak sebanding dengan jumlah peserta didik.
BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, suatu penelitian yang penelitinya sering menggunakan kalimat bentuk present tense (saat ini) untuk mengkonotasikan tindakan langsung yang mendesak27. Penelitian kulaitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran seseorang secara individual atau kelompok.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berkenaan dengan angka-angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambar abyek penelitian. Peneliti kualitatif mulai dengan mendefinisikan konsep-konsep yang sangat umum, yang karena kemajuan-kemajuan penelitian mengubah definisi mereka.
Peneliti kualitatif dianggap melakukan pengamatan melalui lensa-lensa yang lebar, mencari pola-pola hubungan antara konsep-konsep yang sebelumnya tidak ditentukan.
Jenis penelitian ini merupakan jenis deskriptif yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat ini.
Deskriptif artinya bentuk penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada baik fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. Dalam penelitian ini peneliti berusaha
27 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Alfabeta, 2011), 9
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian digambarkan atau dilukiskan sebagaimana adanya. Sedangkan pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian menggunakan data, disesuaikan dengan teori-teori dan konsep yang diperoleh. Penelitian kualitatif berusaha menemukan teori dan konsep baik yang bersifat subtantive atau formal yang kesemuanya berasal dari data.
Jadi, peneliti dalam hal ini ingin mendeskripsikan secara alamiah apa yang terjadi pada fokus penelitian ini yaitu implementasi Imla’dalam melatih santriwati menulis arab.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasatul Muallimat Al Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom. Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian diantaranya karena pondok pesantren Baitul Arqom telah melaksanakan proses pembelajaran Imla’ dari kelas tsanawiyah agar santriwatinya bisa melatih tulisan arab meraka supaya baik dan benar . Lokasi ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu a) pembelajaran Imla’
ini adalah pelajaran yang diwajibkan di Pondok Baitul Arqom. b) lokasi penelitian yang mudah dijangkau dan strategis. c) peneliti ingin mengetahui bagaimana pembelajaran Imla’ dengan melihat semua kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pembelajaran ini.