BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
“Motivasi santriwati belajar Imla’ yaitu agar santriwati dapat menulis arab dengan baik dan benar. Adapun kendala saat mereka belajar yaitu santriwati masih belum bisa membedakan mana huruf yang disambung atau mana huruf yang tidak disambung saat saya mendiktekan materi. Disisi lain santriwati masih suka tidur disaat proses pembelajaran berlangsung”.68
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung pembelajaran ini adalah santriwati tertarik untuk bisa menulis arab dengan baik dan benar juga melatih indera pendengaran dan penglihatan pada saat proses pembelajaran imla’ berlangsung. Sedangkan untuk kendalanya santriwati masih belum bisa membedakan mana huruf arab yang disambung dan yang tidak boleh disambung.
1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran Imla’di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom a. Perencanaan pembelajaran Imla’
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.69 Jadi, perencanaan pembelajaran adalah suatu langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun perencanaan harus disusun harus dengan mudah dan tepat sasaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan juga observasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti, tujuan pembelajaran dari Imla’ agar santriwati dapat menulis arab dengan baik dan benar. Santriwati tidak hanya diajarkan menghafal dan membaca saja, akan tetapi didalam penulisan arab juga perlu diperhatikan karena jika salah satu tulisan arab dan harokatnya itu salah maka akan memiliki arti yang berbeda.
Pelajaran Imla’ ini mulai diajarkan dari kelas 1 tsanawiyah dan kelas 2 tsanawiyah sedangkan pada kelas 3 tsanawiyah, 4-6 aliyah langsung pada ujian imla’nya. Jadi implementasi dari pembelajaran Imla’
langsung terhadap pelajaran imla’, akan tetapi imla’ yang diujikan sesuai dengan materi yang diberikan oleh ustadzah.
69 Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), 2
Berhubungan dengan materi yang ada didalam Imla’ sudah dituangkan secara sistematis didalam i’dad yang berarti persiapan atau yang biasa disebut dengan RPP. Jadi meskipun Pondok Pesantren Baitul Arqom ini menggunakan kurikulum dari gontor akan tetapi perangkat pembelajaran seperti silabus dan juga RPP sudah disusun secara sistematis. Yang membedakan adalah di Pondok tersebut silabus dan RPPnya menggunakan bahasa arab sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan.
Hasil analisis lapangan diatas jika dibandingkan dengan teori yang sudah ada terdapat banyak kesamaan diantaranya perencanaan pembelajaran adalah menyusun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakasanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan70. b. Pelaksanaan pembelajaran Imla’
Pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan inti dari proses pembelajaran sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode yang digunakan ustadzah dalam pembelajaran Imla’ ini adalah metode dikte dan praktek. Pada saat pembelajaran ustadzah langsung memberi tugas dengan cara santriwati disuruh maju perorangan untuk menulis dipapan atau bisa jadi menulis dibuku tulis
70 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, 15
apa yang didiktekan oleh ustadzah. Berdasarkan dari observasi dilapangan bahwa pelaksanaan pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom sudah berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan 2 metode yaitu metode dikte dan praktek. Dengan diterapkannya 2 metode tersebut dapat mempermudah santriwati dalam memahami materi yang telah dijelaskan oleh ustadzah dan langsung ke praktek menulisnya.
Adapun sumber belajar dari pembelajaran Imla’ ini yaitu bersumber dari Al-qur’an, mahfudzat, cerita-cerita arab/muthola’ah dll.
Sumber belajar adalah sumber yang dapat digunakan untuk mempelajari sesuatu hal. Berdasarkan hasil observasi dilapangan , peneliti mendapatkan hasil bahwa sumber belajar pembelajaran ini adalah dari Al-qur’an, mahfudzot, cerita-cerita arab/muthola’ah dll.
Hasil analisis dilapangan jika dikaitkan dengan teori sudah memiliki banyak kesamaan, yaitu peaksanaan pembelajaran suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Pelaksanaan metode dan sumber belajar penting dalam proses pembelajaran karena metode belajar adalah alat atau cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar.71 Sedangkan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
71 J.J Hasibuan, Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 3
untuk mendukung kegiatan pengajaran secara efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.72
c. Evaluasi pembelajaran Imla’
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.73 Pada hakikatnya evaluasi merupakan laporan akhir dari proses pembelajaran, khususnya laporan mengenai kemajuan dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan hasil bahwa dalam kegiatan evaluasi pembelajaran Imla’ ketika proses belajar mengajar telah selesai atau yang biasa disebut dengan tes formatif dengan cara ustadzah langsung memberikan tugas yaitu mendiktekan materi yang sudah dijelaskan didepan lalu santriwati menulisnya dipapan tulis ataupun dibuku tulis.
Hal ini berguna agar mengetahui sejauh mana santriwati memahami materi yang sudah dijelaskan oleh ustadzah dalam proses pembelajaran didalam kelas. Dan evaluasi yang dilaksanakan pada awal semester dan akhir semester atau yang biasa disebut dengan tes sumatif, yang mana didalam Pondok Pesantren Baitul Arqom dikenal dengan ujian awaalus sanah dan akhirus sanah, dimana dalam ujian tersebut terdiri dari dua sesi yaitu sesi pertama adalah ujian syafahi (ujian lisan) yang dilaksanakan kurang lebih selama satu minggu dan sesi kedua adalah ujian tahriri (ujian tulis) yang dilaksanakan kurang lebih 10 hari.
72 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), 164
73 Mulyadi, Evaluasi Pendidikan ,(Malang : UIN Maliki Malang Press, 2010), 1
Adapun materi pembejaran Imla’ diujikan secara langsung, untuk evaluasinya langsung pada pelajaran imla’ namun sesuai dengan materi yang diberikan oleh ustadzah.
Hasil analisis dilapangan diatas jika dibandingkan dengan teori memiliki banyak kesamaan, yaitu evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.74 Melalui pertanyaan lisan atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif). Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program, seperti akhir kuartal atau akhir semester, penilaian diberikan terhadap peserta didik untuk menentukan kemajuan belajarnya. Tes tertulis, baik jenis tes esai maupun tes objektif, dilakukan oleh guru dalam penilaian sumatif tersebut.75
2. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom
Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor yang mendukung serta menghambat dalam proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada kelancaran suatu proses pembelajaran didalam kelas khususnya pada pembelajaran Imla’.
Pembahasan temuan kali ini, peneliti menekankan pada faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran Imla’.
74 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, 179
75 Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, 179
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan, peneliti menemukan hasil bahwa yang menjadi faktor pendukung santriwati dalam mempelajari Imla’ yaitu adanya motivasi dari diri sendiri untuk bisa memahami isi Imla’ serta dapat menulis arab dengan baik dan benar. Mengenai hal ini dapat dilihat dari keseriusan dan kesungguhan santriwati didalam mengikuti proses pembelajaran Imla’
yang dilaksanakan satu minggu sekali pada hari sabtu dikelas 2 b&c tsanawiyah dan hari selasa dikelas 1 b&c tsanawiyah. Dengan adanya pelajaran ini santriwati ingin membenahi tulisan arab mereka agar bisa menulis arab dengan baik, karena jika salah satu penulisan huruf arab itu ada yang salah maka akan berbeda arti pula.
Adapun kendala dalam mempelajari Imla’ ini adalah kurangnya kosa kata/mufradat serta penyambungan kalimat dalam bahasa arab oleh santriwati. Dalam praktek santriwati menulis imla’ pun masih terdapat beberapa tulisan yang salah. Ustadzahatau guru pengampu pelajaran ini Imla’ ini pun tidak langsung membenahi tulisan santriwati yang salah, akan tetapi beliau menggaris bawahi tulisan santriwati yang salah, hal ini dilakukan ustadzah agar santriwati mengetahui dimana letak kesalahan tulisannya tersebut.
Dari hasil analisis diatas jika dibandingkan dengan teori memliki kesamaan, diantaranya dari faktor pendukung yang meliputi aspek psikologis, salah satunya adalah motivasi. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen dalam (inner component) dan komponen luar
(outer component). Komponen dalam ialah perubahan didalam diri seseorang,, keadaan merasa tidak puas, ketegangan psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah tujuannya. Jadi, komponen dalam ialah kebutuhan-kebutuhan yang hendak dipuaskan, sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.76
Tabel 4.3
Temuan hasil lapangan
NO Fokus Penelitian Temuan
1) Bagaimana Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi dari Pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom?
a. Adapun perencanaan dari pembelajaran Imla’:
1. Tujuan pembelajaran Imla’ ini yaitu agar santriwati tidak hanya bisa menhafal ataupun membaca bahasa arab saja, melainkan juga bisa menulis arab dengan baik dan benar.
Jika dalam penulisan arab ada salah satu tulisan dan harokat yang salah maka akan memiliki arti yang berbeda. Pelajaran Imla’ diajarkan dikelas 1 tsanawiyah dan kelas 2 tsanawiyah sedangkan untuk kelas 3 tsanawiyah, 4-6 aliyah langsung ke ujian Imla’nya. .
2. Meteri pelajaran ini sudah disusun secara sistematis didalam i’dad atau yang biasa disebut dengan RPP.
Materi tentang Imla’ ini diujikan secara langsung di setiap semester.
Meskipun Pondok Pesantren Baitul Arqom menggunakan kurikulum gontor, akan tetapi perangkat pembelajarannya seperti silabus dan RPP sudah disusun secara sistematis.
b. Pelaksanaan pembelajaran Imla’meliputi:
1. Penggunaan metode, yaitu metode dikte dan praktek. Jadi dalam proses
76 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2009), 174
pembelajaran ini ustadzah langsung memberi tugas santriwati untuk menulis apa yang didiktekan ustadzahnya baik maju kedepan kelas perorangan ataupun langsung menulis dibuku tulis.
2. Penggunaan sumber belajarnya adalah menggunakan Al-qur’an, mahfudzat, cerita-cerita arab/muthola’ah dll.
c.Evaluasi pembelajaran Imla’ ini
menggunakan tes formatif yang diberikan pada saat berakhirnya pembelajaran dan tes sumatif yang dilakukan pada awaalus sanah dan akhirus sanah yang terkenal dengan ujian syafahi (lisan) serta ujian tahriri (tulis).
2) Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Imla’di Madrasatul
Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom?
a. Faktor pendukung dari pembelajaran ini adalah adanya motivasi dari dalam diri santriwati itu sendiri agar dapat menulis arab dengan baik dan benar.
b. Faktor Penghambat atau kendalanya adalah santriwati masih sulit untuk membedakan maana huruf yang bisa disambung dan mana yang tidak boleh disambung serta tulisan arab dalam pelajaran imla’nya juga masih ada beberapa tulisan yang salah, karena kurangnya kosakata/mufradat yang di hafal.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dalam proses pembelajaran Imla’
di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
a. Perencanaan dari pembelajaran Imla’di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom, meliputi perencanaan tujuan dan perencanaan materi pembelajaran. Didalam penyusunan silabus beserta i’dad (perencanaan pembelajaran) di Pondok Pesantren ini sudah sistematis khususnya yang berhubungan dengan tujuan dan materinya meskipun menggunakan kurikilum dari gontor.mengenai tujuan dari pembelajaran Imla’ itu sendiri yakni agar santriwati dapat menulis arab dengan baik dan benar. Sedangkan untuk materi pembelajarannya, ustadzah pengampu pelajaran ini menyesuaikan dengan kebutuhannya sesuai yang sudah tertera didalam silabus.
b. Pelaksaaan dari pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom yaitu ustadzah mengaplikasikan apa yang sudah direncanakan sebelumnya meliputi penggunaan metode serta sumber belajarnya. Metode yang digunakan ustadzah pengampu pelajaran ini adalah metode dikte dan langsung ke
prakteknya. Sedangkan untuk sumber belajar adalah dari Al-qur’an, hadist, mahfudzot dll.
c. Evaluasi dari pembelajaran Imla’di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom yaitu menggunakan 2 cara yaitu tes formatif yang diberikan pada santriwati pada akhir pembelajaran dan tes sumatif yang diadakan setiap semester, ujian yang biasa dikenal dengan awaalus sanah dan akhirus sanah ini terdiri dari dua sesi yakni sesi pertama ujian syafahi (ujian lisan) dan sesi kedua ujian tahriri (ujian tulis).
2. Faktor pendukung daan penghambat pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
a. Faktor pendukung dari proses pembelajaran Imla’ ini yaitu adanya motivasi dari diri santriwati untuk dapat memahami materi dari Imla’
serta menulis arab dengan baik dan benar melalui pelajaran imla’(dikte).
b. Kendala dalam pembelajaran ini adalah santriwati masih kesulitan dalam membedakan mana huruf yang boleh disambung dan mana huruf yang tidak boleh disambung serta dalam praktek imla’nya atau penulisan bahasa arabnya santriwati masih terdapat beberapa tulisan yang salah, karena kurangnya kosa kata/mufradat yang di hafal.
B. Saran
1. Bagi Madrasah
Hendaknya sarana dan prasarananya lebih dilengkapi kembali agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
2. Bagi Ustadzah
Diharapkan bagi ustadzah untuk lebih berkreasi lagi pada saat pembelajaran atau menggunakan model pembelajaran yang bervariasi harus terus di tingkatkan, agar dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bersemangat, menyenangkan dan tidak membosankan saat kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi Santriwati
Untuk santriwati sendiri diharapkan menghafal kosa kata bahasa arab yang banyak, agar dapat memudahkan dalam memahami pelajaran Imla’ini dan lebih semangat lagi pada saat pembelajaran, serta lebih fokus mendengarkan penjelasan guru.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang kaitannya dengan pembelajaran dikte atau imla’, hendaknya para peneliti selanjutnya untuk memberikan masukan yang produktif kepada lembaga yang diteliti, supaya bisa mencetak siswa yang berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Penddekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Faizah, Nur. 2014. Implementasi Metode Imla’ Untuk Peningkatan Keaktifan Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VII A MTs Negeri Seyegan. Skripsi:
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Hamzah, 2008. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harjanto, 1997. Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hasibuan, J.J. 2010. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Rosdakarya.
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung:
Humaniora.
Khafidh, Mohamad. 2016. Implementasi Metode Imla’ Sebagai Peningkatan Kemampuan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII SMP IT Abu Bakar Umbulharjo Yogyakarta, Tesis: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran Mengebangkan Standar Kompetensi Guru Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Miles, Matthew B. Dkk. 2014. Qualitative Data analysis America: SAGE Publications, Ins.
Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan, Malang: UIN Maliki Malang.
Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Alfabeta.
Prawesti, Intan. 2017. Penerapan Metode Cerita Islami Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Akhlak Siswa Kelas VIII
A,B SMP Negeri 3 Batang Tahun Ajaran 206/2017, Skripsi: UIN Walisongo Semarang.
Purwanto, M. Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Rosdakarya.
Rodliyah, St. 2013. Pendidikan & Ilmu Pendidikan, Jember: STAIN Press.
Rohami, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sahlan, Moh. 2007. Penilaian Berbasis Kelas, Jember: Jaya Makmur.
Sekretaris Negara RI, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jember: IAIN Jember Press.
Usman, Husaini. 2010. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta:
PT Bumi Aksar.
Wahyu, Esa Nur. 2009. Motivasi Dalam Pembelajaran, Malang: UIN Malang Press.
Yamin, Martinis. 2013. Srategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, Jakarta:
GP Press Group.
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://blog.uin‐malang.ac.id/mwidiarno/teknik‐merumuskan‐indikatorJuni 2019.
http://id.wikipedia.org/wiki/PesantrenJuni2019.
http:alhafizh84.wordpress.com/metode-imla’-metode-dikte Juli2019.
https://silabus.org/pengertian‐sumber‐belajar/amp 01Juli 2019.
Imla’ dalam Melatih Menulis Arab Santriwati di Madrasatul Muallimat Al Islamiyah Pondok
Pesantren Baitul Arqom
Imla’ Pelaksanaan
dan Evaluasi
B. Faktor
Pendukung dan Faktor
Penghambat
tujuan 2. Perencanaan
materi 3. Pelaksanaan
metode 4. Pelaksanaan
sumber belajar 5. Evaluasi hasil
belajar
1. Faktor pendukung 2. Faktor
penghambat
pondok 2. Kepala
madrasah 3. Ustadzah 4. Santriwati
Penelitian
a. Pendekatan : penelitian Kualitatif Deskriptif b. Jenis Penelitian : Field
Research
2. Teknik Pengumpulan Data:
a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 3. Teknik Analisis Data:
Analisis Kualitatif Deskriptif
a. Pengumpulan Data b. Kondensasi data c. Display Data
d. Penarikan Kesimpulan 4. Validitas Data
a. Triangulasi Sumber b. Triangulasi Teknik
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran Imla’
di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesanten Baitul Arqom?
2. Apa Faktor pendukung dan Faktor penghambat pembelajaran Imla’
di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom?
2. Pelaksanaan pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom. Data ini diperoleh melalui observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
3. Evaluasi pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom. Data ini diperoleh melalui observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Faktor pendukung dan penghambat pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom. Data ini diperoleh melalui observasi pada saat pembelajaran berlangsung.
B. Pedoman Wawancara
1. Perencanaan pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
2. Pelaksanaan pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
3. Evaluasi pada proses pembelajaran Imla’ di Madrastul Muallimat Al- Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
4. Faktor pendukung dan penghambat pada proses pembelajaran Imla’ di Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
4. Data jumlah santriwati Madrasatul Muallimat Al-Islamiyah Pondok Pesantren Baitul Arqom.
5. Media (kitab) Imla’.
6. Perangkat pembelajaran Imla’.
7. Foto-foto kegiatan penelitian di Pondok Pesantren Baitul Arqom.
Pondok Pesantren Baitul Arqom
Bersama Pimpinan Pondok KH. Masykur Abdul Mu’id, LML.
Wawaancara kepada Kepala Madrasah Ustadz. H. Syamsul Hadi Muslim, S.Ag.
Wawancara kepada Ustadzah.
Wawancara kepada santriwati
Proses pembelajaran Imla’