• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

1. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi kebutuhan pengguna, kemudian dilanjutkan kegiatan pengembangan (Development) untuk menghasilkan produk yang mengkaji keefektifan produk yang dibuat.18 2. Model Pengembangan ADDIE

Model ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development Or Production, Implementation, end Evaluation. Model ini digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan bahan ajar. Model ADDIE dikembangkan oleh R.M Branch untuk merancang sistem pembelajaran. Menurut Branch, model sendiri adalah sebuah konsep untuk mengembangkan sebuah produk. Model ADDIE memiliki penerapan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik yang inovatif, otentik, dan inspirasional.19 Produk yang dihasilkan memiliki konsep yang sistematis dalam development yang disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik. Merancang media pembelajaran menggunakan model

18 Sugiyono, Metode Penelitian Dan Pengembangn (Research and Development), ke-4 (Bandung:

Alfabeta, 2019).

19 Debby Cennamo Katherine and Kalk, “Introduction to Instructional Design,” Real World Instructional Design, 2005, 1–19.

ADDIE agar menjadi media yang efektif untuk digunakan sebagai sumber belajar peserta didik, karena ADDIE digunakan sebagai kerangka panduan untuk mengembangkan produk pendidikan.

Model pengembangan ADDIE terdiri atas lima tahap pengembangan yaitu analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).

a. Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis merupakan suatu proses yang akan mendefinisikan yang dipelajari peserta didik, dengan menentukan hal yang akan dipelajari. Pengembangan pembelajaran diawali dengan masalah dalam pembelajaran yang sudah diterapkan, kemudian menganalisis kelayakan dan syarat-syarat pengembangan baru tersebut.

b. Tahap Perancangan (Design)

Tahap Perancangan ini bertujuan untuk mempersiapkan segala yang dibutuhkan dalam proses pengembangan dan dapat mendukung pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang di mulai dari menetapkan tujuan pembelajaran, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan model/metode masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses pengembangan berikutnya.

c. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap ini berisi realisasi rancangan produk yang siap diimplementasikan dari tahap perancangan.

d. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap ini rancangan dan metode yang dikembangkan pada situasi nyata di kelas. Materi disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan.

e. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi digunakan untuk memberikan tahap umpan balik kepada pihak pengguna. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi dan kebutuhan yang belum terpenuhi. 20

3. Bahan Ajar

Bahan ajar (learning materials) merupakan seperangkat materi atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/terpadu. Untuk itu sangat penting seorang tenaga didik memiliki kompetensi mengembangkan bahan pembelajaran yang baik sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan, sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik, serta siswa pun memiliki aktivitas belajar yang cukup baik. Bahan pembelajaran dalam konteks

20 Endang Mulyatiningsih, “Modul Pelatihan Pendidikan Profesi Guru Fakultas Teknik Universitas Negri Yogyakarta,” Bandung Rosdakarya, 2009, 1–22, staff.uny.ac.id.

pembelajaran merupakan salah satu komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu komponen yang harus dikaji, dicermati, dipelajari, dan dijadikan bahan materi yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk mempelajarinya.

Bahan pembelajaran dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pembelajarannya. Sebagai ilustrasi, modul HAM adalah salah satu bahan pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihan di sekolah. Fungsi dari penyusunan bahan ajar adalah:

a. Sebgai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

b. Pedoman bagi tenaga pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan siswanya.

c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Ada dua bentuk bahan pembelajaran yaitu:

1. Bahan Pembelajaran yang “didesain” lengkap, artinya Bahan Pembelajaran yang memuat semua komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa, materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi/media dan peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi, dan umpan balik.

Contoh kelompok bahan pembelajaran ini adalah, modul pembelajaran, audio pembelajaran, video pembelajaran, pembelajaran berbasis computer, pembelajaran berbasis Web/internet.

2. Bahan Pembelajaran yang “didesain” tidak lengkap, artinya Bahan Pembelajaran yang didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam bentuk sumber belajar, media pembelajaran atau alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu ketika tenaga pendidik dan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.21

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, krteria kelayakan bahan ajar adalah sebagai berikut:22 (1) komponen kelayakan isi yang meliputi: (a) cakupan meteri (b) akurasi materi (c) kemuktahiran (d) mengandung wawasan kerirausahaan (e) merangsang keingintahuan (f) mengandung kecakapan hidup (g) mengandung wawasan kebinekaan (h) mengandung wawasan konstektual. (2) komponen kelayakan bahasaan yang meliputi: (a) kesesuaian dengan perkembangan peserta didik (b) komunkatif (c) dialog dan interaktif (d) lugas (e) koherensi dan keruntutan alur berpikir (f) kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia (g) penggunaan istilah dan simbol / lambang yang konsisten. (3)

21 Hernawan, Permasih, and Dewi, “Pengembangan Bahan Ajar Tematik.”

22 BNSP, “Standar Buku Ajar Dan Modul Ajar,” 2017.

Komponen kelayakan penyajian yang meliputi: (a) teknik penyajian (b) pendukung materi penyajian (c) penyajian pembelajaran. (4) Komponen kegrafikan yang meliputi: (a) ukuran / format, (b) desain bagian kulit, (c) desain bagian isi, (d) kualitas kertas.

4. Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan proses membina peserta didik untuk mencapai tujuan yang efektif serta efisisen yang di dalamnya menggambarkan komponen proses dalam kurikulum. 23 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mampu membantu dalam mengembangkan sikap ilmiah, daya nalar, menganalisis serta memecahkan segala persoalan yang berkaitan dengan alam karena karakterisitik IPA yaitu dekat dengan lingkungan, sehingga mengarahkan seorang siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaran IPA sesuai dengan perkembangan kurikulum 2013, yang menerapkan pembelajaran berbasis saintifik yang melibatkan kemampuan siswa untuk menghadapi suatu masalah serta melibatkan seluruh indera manusia dalam memperoleh informasi, hal ini juga bertujuan agar siswa dapat aktif, kreatif dan mampu berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dilingkungan sekitar. Pendekatan ilmiah atau dapat disebut pendekatan saintifik merupakan perpaduan antara pendekatan induktif dengan pendekatan deduktif, sehingga untuk memperoleh suatu pengetahuan yang baru siswa perlu menggunakan teori-teori untuk dikorelasikan dengaan

23 P B Purba et al., “Kurikulum Dan Pembelajaran,” 2021,

https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=EAgiEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA55&dq=kurik ulum+dan+pembelajaran&ots=CHIa8f_Drn&sig=fsriBBRzNZe_iPkPXsOsC_ySm-M.

pengamatan yang dilakukan. Dengan cara tersebut siswa juga dapat membuktikan teori yang telah ada. 24

Pembelajaran IPA tidak hanya terdiri dari hafalan, pemahaman konsep, ataupun fakta yang terjadi di alam, melainkan juga merupakan suatu proses untuk memperoleh suatu penemuan baru. Adanya pembelajaran IPA di sekolah salah satunya bertujuan untuk menumbuhkan sikap ilmiah dari seorang siswa. Tujuan tersebut dapat tercapai jika melalui kegiatan pembelajaran IPA yang efektif seorang guru mampu membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Pada kegiatan pembelajaran pemilihan model pembelajaran yang bervariatif sangatlah diperlukan untuk merangsang keaktifan siswa di kelas, dan guru harus menghindari model pembelajaran yang bersifat konvensional karena kemungkinan besar siswa akan mengalami kejenuhan dan berkurangnya minat belajar siswa. Media pembelajaran juga berperan penting dalam tercapainya sebuah tujuan pembelajaran IPA, dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat akan sangat membantu siswa memahami materi serta dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. 25

Dari paparan diatas IPA merupakan ilmu yang mempelajari kejadian alam maupun keadaan sekitar hingga tersusun sistematis melalui kegiatan observasi, konsep berupa penemuan, dan percobaan secara nyata

24 Dendi Ahmad Ardaya, “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Ipa Siswa Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1, no. 1 (2016):

72–83, https://doi.org/10.17509/jpgsd.v1i1.9065.

25 Devi Kurniasih, “Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share,” Natural: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA 5, no. 1 (2018): 7,

https://doi.org/10.30738/natural.v5i1.2539.

dengan menggunakan sikap ilmiah. Hasil eksperimen yang terus disempurnakan dalam kegiatan manusiaa akan baik jika menggunakan metode ilmiah. Dengan adanya sains dapat mempelajari alam sekitar dan mengembangkan pengetahuan serta menerapkan di kehidupan masyarakat.

Pemberian pengalaman secara nyata merupakan proses pembelajaran yang berguna untuk mengembangkan kompetensi serta memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiry sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.26

Evaluasi adalah alat untuk menentukan ketercapaian seorang siswa dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Kriteria penilaian digunakan untuk menentukan kemajuan siswa yang dicapai serta mengacu pada tujuan tertentu sehingga bisa mengetahui besar kecilnya pengaruh media pembelajaran terhadap keberhasilan belajar seorang siswa. Hasil belajar siswa adalah suatu keberhasilan yang telah dicapai baik prestasi maupun lainnya dan tertulis dalam bentuk angka dan dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran.27

Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) ialah disiplin ilmu dari life science dan physical science. Ilmu astronomi, fisika, meteorologi, mineralogi, geologi, serta kimia merupakan kelompok ilmu physical science.

Sedangkan biologi yang meliputi zoologi, anatomi, dan fisiologi

26 Jurnal Pendidikan Tambusai, “Jurnal Pendidikan Tambusai Jurnal Pendidikan Tambusai” 4 (2020): 105–14.

27 Nunung Nuriyah, “Evaluasi Pembelajaran: Sebuah Kajian Teori,” Jurnal Edueksos 3, no. 1 (2014): 73–86, https://doi.org/10.1165/rcmb.2013-0411OC.

merupakan kelompok ilmu life science. Pembelajaran sains yang berlangsung pada umumnya lebih menekankan pada aspek pemahaman serta pengetahuan yang merupakan kemampuan berpikir tingkat rendah, sedangkan aspek-aspek lainnya merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan hanya sebagoan kecil yang dilakukan. Hal ini mengakibatkan keterampilan berpikir siswa tidak ada kemajuan dengan baik. Proses pembelajaran hanya diarahkan pada kemampuan seorang anak untuk mengetahui informasi dan tidak diarahkan untuk mengembangkan karakter serta potensi peserta didik dalam berpikir kritis sesuai dengan sasaran pembelajaran abad 21.28

5. Handout

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang digunakan seseorang dalam memperoleh informasi dan pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk suplemen dalam belajar. Jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran diantaranya, media cetak seperti buku, majalah, artikel dan saat ini berkembang pula berbagai media elektronik moderen, selain media cetak dan elektronik menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar dapat menjadi alternatif. Penggunaan sumber belajar memiliki tujuan untuk perbaikan dalam proses pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang dapat membantu mahasiswa dalam belajar adalah bahan ajar handout. Handout merupakan sumber belajar tertulis yang

28 Wiwin Puspita Hadi, Yunin Hidayati, and Irsad Rosidi, “Respon Guru Ipa Terhadap

Pembelajaran Ipa Berintegrasi Etnosains: Studi Pendahuluan Di Kabupaten Bangkalan,” LENSA (Lentera Sains): Jurnal Pendidikan IPA 10, no. 1 (2020): 46–53,

https://doi.org/10.24929/lensa.v10i1.92.

didalamnya berisikan berbagai konsep penting dari suatu bagian dalam satu materi pembelajaran atau materi secara lengkap.29

Handout merupakan salah satu contoh dari bentuk bahan ajar cetak.

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh pendidik untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout dimaksudkan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.30

Fungsi dari handout yaitu membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat, sebagai pendamping penjelasan pendidik, sebagai bahan rujukan peserta didik, memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, memberi umpan balik, dan menilai hasil belajar.

Handout disusun atas dasar kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka penyusunan handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya pengetahuan peserta didik dalam belajar untuk mencapai kompetensinya. Langkah-langkah menyusun Handout adalah sebagai berikut:

29 S. Wulandari, E. Suarsini, and I. Ibrohim, “Pemanfaatan Sumber Belajar Handout Bioteknologi Lingkungan Untuk Meningkatkan Pemahamankonsep Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang,”

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 1, no. 5 (2016): 881–84, https://doi.org/10.17977/jp.v1i5.6297.

30 Faizah and Kurniawan, “Pengembangan Handout Fisika Berbasis Guided Note Taking Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Di SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014.”

a. Melakukan analisis kurikulum.

b. Menentukan judul Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dipelajari.

c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan.

d. Menulis Handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas.

e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk menemukan kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan.

f. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi Handout misalnya buku, internet, majalah, dan jurnal hasil penelitian.

Handout juga sama seperti media pembelajaran yang lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar.

Kelebihan yang dimiliki handout antara lain:

a. Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran.

b. Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran di kelas oleh guru sesuai dengan perancangan pengajaran.

d. Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru.

e. Dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa.

f. Mendorong keberanian siswa untuk berprestasi.

g. Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.

Kekurangan yang dimiliki handout antara lain:

a. Sulit menampilkan gerak dan suara.

b. Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa.

c. Cepat rusak dan hilang.

d. Umumnya keberhasilannya hanya ditingkat kognitif.31

Spesdifikasi produk yang diharapkan pada handout yang akan dikembangkan adalah:

1. Terdapat cover handout.

2. Isi handout disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

3. Indikator pembelajaran.

4. Tujuan pembelajaran.

5. Kata pengantar.

6. Daftar isi.

7. Materi dikembangkan semenarik mungkin sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.

8. Penulisan handout menggunakan bahasa yang sangat sederhana.32 Berdasarkan masalah-masalah media ataupun bahan ajar, maka perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk belajar dan memahami konsep kimia serta mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan yaitu berupa handout kimia berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata

31 Ayda Silfi Yana, Syakbaniah, and Zulhendri Kamus, “Pengembangan Handout Bebrbasis Model Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Wujud Zat Dan Perubahan Zat Untuk Pembelajaran Ipa Fisika Smp Kelas Vii Semester 1,” Pillar of Physics Education 3, no. April (2014): 9–16.

32 Kelik Purwanto, “Pengembangan Handout Untuk Siswa Kelas V SD 14 Koto Baru Pada Materi Bermain Drama,” Jurnal Tarbiyah 14, no. 1 (2017): 137–55.

context yang berarti “hubungan, koteks, suasana dan keadaan (konteks)”.

Adapun pengertian CTL menurut Tim Penulis Depdiknas adalah sebagai berikut: Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari- hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (conctructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) refleksi (reflection) dan penelitian sebenarnya (authentic assessment).33

6. Zat Aditif dan Adiktif a. Zat Aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu.

Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.

Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh- tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah

33 Muhammad Putra Wahyu Perdana, “Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), Pembelajaran Sejarah” II, no. 01 (2020): 1–12, https://doi.org/10.35542/osf.io/8qy5f.

menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan.

1. Pewarna

Bahan pewarna adalah zat aditif yang ditambahkan untuk meningkatkan warna pada makanan atau minuman. Bahan pewarna dicampurkan untuk memberi warna pada makanan, meningkatkan daya tarik visual pangan, merangsang indera penglihatan, menyeragamkan dan menstabilkan warna, dan menutupi atau mengatasi perubahan warna.

Ada 2 jenis bahan pewarna pada makanan yaitu alami dan sintetis (buatan).34

a. Pewarna Alami

Pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, baik dari tumbuhan dan hewan. kunyit (warna kuning), daun suji dan daun pandan (warna hijau), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah). Pewarna alami ini sangat aman bagi kesehatan manusia.

Pewarna alami mempunyai keunggulan, yaitu umumnya lebih sehat untuk dikonsumsi daripada pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya

34 Siti Zubaidah, Ilmu Pengetahuan Alam, ke-7 (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan macam warnanya terbatas.35

Tabel 2.1 Beberapa contoh bahan pewarna alami

b. P e w a r

b. Pewarna Buatan

Pewarna buatan atau sintetis yang terbuat dari bahan kimia.

Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, macam warnanya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. Contoh bahan pewarna buatan seperti tartrazin untuk warna kuning, bliliant blue untuk warna biru, alura red untuk warna merah. Meski aman dalam takran tertentu, namun

35 Zubaidah...76

No Warna yang diinginkan Contoh sumber

1 Biru Buah murbei, buah anggur

2 Coklat Buah pinang, kakao, karamel

3 Merah Buah naga, buah bit

4 Jingga Buah somba

5 Hijau Daun suji

6 Merah muda Kulit kayu mahoni

7 Orange Wortel

8 Kuning Kunyit

sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terus menerus.36

Tabel 3.1 Beberapa Pewarna Yang Diijinkan dan Pewarna Yang Tidak Diijinkan

No Pewarna yang diijinkan

Pewarna yang tidak diijinkan

1 Biru berlian Auramine Fast Yellow AB Orange G

2 Cokelat HT Orange RN Black 7984 Magenta

3 Eritrosin Metanii Yellow Ponceau SX Chrysoine 4 Hijau FCF Chocolate Brown

FB

Oil Yellow AB Sudan 1

5 HijauS Alkanet Guinea green B Orange GGN

6 Indigotin Orchil and Orcein Burn Umber Violet 6 B 7 Karmoisin Oil orange SS Ponceau 6R Citrus Red

No.2 8 Kuning FCF Fast Red E Oil Yellow OB

9 Kuning kuinolin Butter Yellow Indathrene Blue RS

10 Merah alura Ponceau 3 R Chrysoidine

2. Pemanis

Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan. Pemanis dipakai untuk menambah rasa manis yang lebih kuat pada bahan makanan.37

36 Zubaidah...78

37 Zubaidah...81

Pemanis dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemanis alami dan buatan. Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami yang umum dipakai adalah gula pasir, gula tebu atau gula pasir, gula merah, madu, dan kulit kayu.

a. Gula tebu atau gula pasir mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan salah satu jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa manis, gula tebu juga bersifat mengawetkan.

b. Gula merah merupakan pemanis dengan warna coklat. Gula merah merupakan pemanis kedua yang banyak digunakan setelah gula pasir. Kebanyakan gula jenis ini digunakan untuk makanan tradisional, misalnya pada bubur, dodol, kue apem, dan gulali.

c. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan oleh lebah madu.

Selain sebagai pemanis, madu juga banyak digunakan sebagai obat.

d. Kulit kayu manis merupakan kulit kayu yang berfungsi sebagai pemanis. Selain itu kayu manis juga berfungsi sebagai pengawet.38 Sedangkan Pemanis buatan adalah senyawa hasil sisntetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan

38 Zubaidah...82

rasa manis pada makanan. Pemanis buatan ini antara lain aspartam, sakarin, kalium asesulfam, dan siklamat.39

3. Pengawet

Pengawetan bahan makanan dapat dilakukan secara fisik, kimia, dan biologi. Pengawetan bahan makanan secara fisik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan penyinaran. Pengawetan secara biologis dapat dilakukan dengan fermentasi atau peragian, dan penambahan enzim, misalnya enzim papain dan enzim bromelin.

Pengawetan secara kimia dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengawet yang diijinkan.40

4. Penyedap Makanan

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang tidak menambah nilai gizi. Penyedap makanan sebagai penguat rasa protein, penurun rasa amis pada ikan, dan penguat aroma buah-buahan. Berikut diuraikan beberapa contoh penyedap makanan.

a. Penyedap rasa

Penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan cita rasa makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. Penyedap rasa ada yang diperoleh dari bahan alami maupun

39 M.Pd Yul Ifda Tanjung, S.Pd., M.Pd Drs. Abu Bakar, M.Pd Dr. Dewi Wulandari, S.Si Rajo Hasim Lubis, S.Pd., Kajian Pengetahuan Dan Konseptual (Teori & Soal), ed. Media Sains Indonesia, ke-1 (Bandung: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020).

40 Zubaidah, Ilmu Pengetahuan Alam.

Dokumen terkait