sehingga pembuahan tidak terjadi (Bari, 2006). Verheij dan Coronel (1997) menyatakan bahwa kesuburan serbuk sari bervariasi dari 20% sampai 80%, yang bertindak sebagai agen penyerbukan adalah kumbang dan burung. Menurut Leal dan Coppens (1996), biji akan terbentuk jika terjadi persilangan, dengan persentase ovule yang menghasilkan biji setelah pollinasi adalah 5%. Untuk kelompok Cayenne, Red Spanish, Singapore Spanish, Perola dan Queen, mampu menghasilkan paling banyak dua biji per bunga, sedangkan untuk nenas yang berdaun piping (tanpa duri) mampu menghasilkan dua sampai lima bij per bunga.
29 diameter hati, kedalaman mata, PTT bagian tengah dan bagian ujung daging buah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Tabel 3 Rekapitulasi Uji t Beberapa Karakter Kuantitatif Nenas Peubah Perbandingan antar varietas berdasarkan Uji t
PAL vs MB PAL vs DS MB vs DS
Tinggi tanaman tn * *
Panjang daun tn ** tn
Lebar daun ** ** tn
Jumlah daun ** tn **
Nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman
** tn *
Panjang duri daun tn - -
Panjang mahkota
bunga (cm) tn tn tn
Bobot buah (g) tn ** **
Panjang tangkai buah
(cm) tn ** **
Diameter tangkai buah
(cm) * tn *
Diameter batang (cm) ** ** tn
Jumlah braktea pada
tangkai buah tn tn tn
Panjang buah (cm) tn ** **
Diameter buah (cm) tn ** **
Jumlah mata * tn tn
Tebal kulit buah (cm) tn ** **
Diameter hati (cm) tn tn tn
Kedalaman mata (cm) tn tn **
PTT bagian pangkal
(0Brix) * ** **
PTT bagian tengah
(0Brix) tn tn tn
PTT bagian ujung
(0Brix) tn ** **
Kekerasan kulit buah
(mm/detik) * tn *
Kekerasan daging
buah (mm/detik) * ** tn
Jumlah Sucker ** - -
Jumlah Shoot tn - -
Keterangan: PAL=nenas varietas Palembang. MB=nenas varietas Mahkota Bogor, DS=nenas varietas Delika Subang, * berbeda nyata pada taraf 5%,
** berbeda nyata pada taraf 1%, tn tidak berbeda nyata
Varietas Palembang dengan Delika Subang berbeda dalam beberapa karakter antara lain karakter bobot buah, panjang tangkai buah, diameter batang, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, Padatan Total Terlarut (PTT) bagian pangkal dan ujung buah, dan kekerasan daging buah, namun tidak berbeda untuk karakter nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman, jumlah braktea pada tangkai buah, diameter tangkai buah, jumlah mata, diameter hati, kedalaman mata, PTT bagian tengah dan kekerasan kulit buah. Sedangkan untuk perbandingan varietas Mahkota Bogor dan Delika Subang, sebagian besar karakter yang diamati menunjukkan perbedaan yang signifikan kecuali untuk karakter panjang mahkota bunga, diameter batang, jumlah braktea bunga, jumlah mata, diameter hati, PTT bagian tengah buah, dan kekerasan daging buah. Jika dilihat berdasarkan hasil dari Uji t pada tabel 4, maka ketiga varietas tersebut mempunyai karakter yang sama pada panjang mahkota bunga, jumlah braktea pada tangkai buah, diameter hati, dan PTT bagian tengah buah, serta berbeda pada PTT bagian pangkal buah.
Tinggi Tanaman
Tabel 3 menunjukkan bahwa varietas Mahkota Bogor dan Palembang tidak berbeda nyata untuk karakter tinggi tanaman, namun kedua varietas ini berbeda dengan varietas Delika Subang. Gambar 8 menunjukkan rata-rata tinggi tanaman dari 3 BST sampai 9 BST, dimana varietas Delika Subang menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi dibanding varietas lain yang diuji. Pada 9 BST rata-rata tinggi tanman untuk varietas Delika Subang adalah 65.3 cm.
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
1 2 3 4 5 6 7
Bulan Setelah Tanam (BST)
Tinggi Tanaman (cm)
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Gambar 8. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST
31
Panjang Daun
Rataan panjang daun untuk ketiga varietas ditunjukkan pada gambar 9, dimana kondisinya sama dengan peubah tinggi tanaman, yaitu untuk 3 dan 4 BST panjang daun tertinggi dimiliki oleh Mahkota Bogor dan pada bulan-bulan selanjutnya, Delika Subang memiliki panjang daun tertinggi walaupun secara statistik ketiga varietas tersebut tidak berbeda nyata. Menurut Nakasone dan Paul (1998), panjang daun dewasa dapat mencapai 70-80 cm. Sedangkan menurut Verheij dan Coronel (1997), panjang daun nenas dapat mencapai 1 meter atau lebih. Pada penelitian ini, panjang daun tertinggi pada 9 BST atau ketika tanaman sudah memasuki masa generatif adalah 60.77 cm untuk varietas Delika Subang.
Hal ini disebabkan karena ukuran bibit pada saat tanam relatif kecil. Bibit yang berukuran tinggi berpengaruh nyata terhadap bertambahnya jumlah daun, panjang daun, lebar daun, bobot buah, dan luas total tanaman (Pranata, 2006).
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
1 2 3 4 5 6 7
Bulan Setelah Tanam (BST)
Panjang Daun (cm)
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Gambar 9. Grafik Rata-rata Panjang Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST
Lebar Daun
Gambar 10 menunjukkan grafik nilai rata-rata lebar pangkal daun pada tiga varietas nenas. Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa lebar pangkal daun untuk ketiga varietas nenas berfluktuatif dari bulan ke bulan selama pengamatan, terutama dari 6 BST sampai 9 BST. Lebar pangkal daun tertinggi terjadi pada pengamatan 7 BST, yaitu untuk lebar pangkal daun varietas Delika Subang,
Palembang, dan Mahkota Bogor berturut-turut adalah 3.23 cm, 3.20 cm, dan 2.67 cm. Berfluktuatifnya lebar pangkal daun ini disebabkan karena bentuk daun nenas ada yang melengkung atau membentuk seperti pipa sehingga ketika dilakukan pengukuran maka terjadi penurunan ukuran dari ukuran pada pengamatan bulan- bulan sebelumnya. Seperti yang jelas terlihat yaitu setelah 7 BST terjadi penurunan lebar pangkal daun sampai 9 BST untuk ketiga varietas kecuali varietas Palembang pada 9 BST yang mengalami kenaikan kembali menjadi 3.17 cm.
Berdasarkan pengamatan, varietas yang mempunyai bentuk tepi daun melengkung adalah varietas Palembang dan varietas Delika Subang, sedangkan untuk varietas Mahkota Bogor hanya sebagian kecil yang tepi daunnya seperti pipa.
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
1 2 3 4 5 6 7
Bulan Se te lah Tanam (BST)
Lebar Daun (cm)
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Gambar 10. Grafik Rata-rata Lebar Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST
Jumlah Daun
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa rata-rata jumlah daun untuk varietas Delika Subang, Palembang, dan Mahkota Bogor pada 9 BST berturut- turut adalah 32.700, 30.800, dan 26.867 helai. Jumlah daun pada tanaman nenas dewasa dapat mencapai 70-80 helai, dengan rata-rata pertambahan jumlah daun per bulan adalah 5-6 helai (Nakasone dan Paull, 1998). Menurut Nasution (2008), tinggi tanaman, diameter tajuk, jumlah daun, dan panjang daun dapat dijadikan sebagai kriteria seleksi tidak langsung untuk meningkatkan bobot buah.
33
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0
1 2 3 4 5 6 7
Bulan Setelah Tanam (BST)
Jumlah daun
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Gambar 11. Grafik Rata-rata Jumlah Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST
Nisbah Bobot Buah Terhadap Bobot Tanaman
Nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman yang diharapkan dari tanaman nenas adalah besar. Semakin besar nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman menunjukkan bahwa tanaman memiliki jumlah daun sedikit sehingga diameter tajuknya pun semakin sempit. Hal tersebut baik untuk meningkatkan jumlah populasi tanaman, sehingga menguntungkan dalam produksi. Menurut Indriani (2004), salah satu tipe ideal untuk nenas kalengan adalah nenas yang memiliki nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman 0.75. Berdasarkan hasil uji t (Tabel 3 menunjukkan bahwa yang mempunyai rataan paling tinggi dibandingkan kedua varietas lain dalam karakter nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman adalah varietas Mahkota Bogor yaitu sebesar 0.64 (Tabel 4). Nilai nisbah tersebut menunjukkan bahwa bobot buah adalah separuh dari bobot tanaman.
Panjang Duri Daun
Nenas dapat dikelompokan berdasarkan beberapa kriteria, salah satunya adalah ada tidaknya duri pada daun. Jenis nenas yang termasuk dalam pengelompokan ini adalah nenas Queen dan Smooth Cayenne. Berdasarkan uji banding terhadap panjang duri antara varietas Mahkota Bogor dengan varietas Palembang menunjukkan bahwa panjang kedua varietas tersebut tidak berbeda nyata dimana rata-rata panjang duri untuk varietas Palembang dan Mahkota Bogor berturut-turut adalah 2.43 mm dan 2.16 mm.
Tabel 4 Rataan, dan Nilai Tengah Tiga Varietas Nenas pada Beberapa Karakter Kuantitatif
Karakter Rataan Nilai Tengah
PAL MB DS PAL MB DS
Tinggi tanaman 59.20 60.30 65.30 59.30 58.60 67.20 Panjang daun 54.10 56.70 60.80 53.60 55.70 63.20
Lebar daun 3.20 2.60 2.80 3.30 2.40 2.90
Jumlah daun 30.8 26.9 32.7 31.0 24.2 34.2
Nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman*
0.62 0.64 0.53 0.63 0.49 0.62 Panjang duri daun
(mm) 2.43 2.16 - 2.50 2.25 -
Bobot buah (g) 304.73 317.23 560.84 281.25 328.29 437.2 Panjang tangkai buah
(cm) 16.43 15.38 19.90 16,25 16.00 19.80
Diameter tangkai
buah (cm) 1.77 1.93 1.72 1.75 1.91 1.64
Diameter batang (cm) 4.04 4.46 4.45 3.99 4.52 4.35 Jumlah braktea pada
tangkai buah (helai) 3.23 4.08 4.93 3.00 4.00 5.00 Panjang buah (cm) 7.25 7.64 9.66 7.04 7.65 8.97 Diameter buah (cm) 7.54 7.83 8.74 7.59 7.82 8.37 Jumlah mata 61.23 68.60 66.60 56.00 65.00 63.00 Tebal kulit buah (cm) 0.43 0.46 0.35 0.44 0.44 0.34 Diameter hati (cm) 1.86 1.88 1.73 1.80 2.00 1.50 Kedalaman mata
(cm) 0.90 0.46 0.35 0.93 0.44 0.34
PTT bagian pangkal
(0Brix) 15.90 16.88 19.05 16.00 17.80 18.80 PTT bagian tengah
(0Brix) 17.25 17.86 16.51 17.35 18.00 15.20 PTT bagian ujung
(0Brix) 15.08 15.58 12.32 15.25 16.00 12.30 Kekerasan kulit buah
(mm/detik) 6.38 7.80 5.80 6.00 8.00 6.00
Kekerasan daging
buah (mm/detik) 59.65 71.40 75.27 63.00 74.00 77.00 Ket: * data merupakan hasil transformasi √Y
Bobot Buah
Karakter bobot buah hasil Uji t pada Tabel 3 menunjukkan bahwa bobot buah varietas Palembang tidak berbeda dengan bobot buah varietas Mahkota
35 Bogor, namun kedua varietas ini sangat berbeda nyata dengan varietas Delika Subang, dimana bobot rata-rata tertinggi ditunjukkan oleh varietas Delika Subang yaitu sebesar 560.84 g. Berdasarkan hasil penelitian Nasution (2008) menunjukkan bahwa jumlah daun berkorelasi nyata terhadap bobot buah. Hal ini terbukti bahwa varietas Delika Subang mempunyai rataan jumlah daun tertinggi dan berbeda nyata dengan varieas Palembang dan Mahkota Bogor (Tabel 3 & 4).
Panjang Tangkai Buah
Panjang tangkai buah varietas Palembang tidak berbeda dengan Mahkota Bogor namun berbeda dengan Delika Subang, begitu pula dengan Mahkota Bogor terhadap Delika Subang. Panjang tangkai buah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Delika Subang. Tangkai buah yang diharapkan pada nenas adalah tangkai yang tidak terlalu panjang dan kokoh sehingga dapat mencegah kerebahan buah akibat kurang kuatnya tangkai dalam menyangga buah.
Diameter Tangkai Buah
Diameter tangkai buah yang diharapkan dalam kriteria seleksi tanaman nenas adalah dimeter tangkai yang berukuran lebar. Hal tersebut disebabkan karena dengan semakin besar diameter tangkai berarti semakin besar ukuran buah, namun biasanya diameter tangkai akan berhubungan dengan diameter hati. Oleh karena itu Rostini (2007) menjelaskan bahwa dalam pemuliaan nenas sangat diharapkan jika ada diameter tangkai yang lebar tapi diameter hati sempit.
Diameter tangkai buah antara varietas Palembang dengan Delika Subang tidak menunjukkan perbedaan, sedangkan untuk Mahkota Bogor memiliki diameter batang yang berbeda dengan kedua varietas lain yang diuji. Diameter tangkai buah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Mahkota Bogor.
Diameter Batang
Varietas Palembang mempunyai diameter batang yang tidak berbeda dengan varietas Mahkota Bogor dan Delika Subang, namun lain halnya dengan Mahkota Bogor yang memiliki diameter batang yang berbeda dengan Delika Subang. Diameter batang diukur pada bagian bawah batang. Varietas yang
memiliki rataan diameter tertinggi ditunjukkan oleh varietas Mahkota Bogor yaitu sebesar 4.46 cm (tabel 4).
Jumlah Braktea pada Tangkai Buah
Braktea pada tangkai buah merupakan daun-daun kecil yang muncul pada tangkai. Braktea tersebut mempunyai ukuran yang berbeda dalam satu tangkai, dimana makin ke atas panjang braktea semakin mengecil. Keberadaan braktea pada tangkai buah ini dihitung jumlah seluruhnya kecuali tiga tangkai braktea yang berada tepat di bawah atau di dasar buah. Jumlah braktea pada ketiga varietas yang diuji menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan jumlah barktea untuk tiga varietas tersebut. Adapun nilai tengah dari jumlah braktea tertinggi yaitu varietas Delika Subang sebesar 5 helai.
Panjang Buah
Panjang buah untuk varietas Palembang dan Mahkota Bogor menunjukkan hasil yang tidak berbeda, tapi pada varietas Delika Subang menunjukkan hasil bahwa panjang buah berbeda baik dengan Mahkota Bogor ataupun dengan Palembang. Berdasarkan hasil pada tabel 3, terlihat bahwa varietas Delika Subang mempunyai rataan dan nilai tengah yang paling tinggi dibanding kedua varietas lain yang diuji.
Diameter Buah
Pada karakter diameter buah sama halnya dengan karakter panjang buah dimana varietas Palembang dan Mahkota Bogor memiliki diameter buah yang tidak berbeda nyata, sedangkan diameter buah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Delika Subang (Tabel 4) yang juga sangat berbeda nyata dengan kedua varietas lain yang diuji. Hasil penelitian dari Nasution (2008) menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun berkorelasi positif dan nyata terhadap diameter buah. Selanjutnya diameter buah, tinggi tanaman, diameter tajuk, dan lebar daun berkorelasi positif dan nyata dengan bobot buah.
37 Jumlah Mata
Buah nenas merupakan buah senokarp yang terbentuk dari penebalan poros pembungaan dan peleburan dari masing-masing bunga yang kecil, buah berbentuk buni dengan kulit buah yang keras yang terbentuk dari kelopak dan braktea yang tidak rontok (Verheij dan Coronel, 1996). Buah-buah yang kecil tersebut yang disebut sebagai mata buah. Jumlah mata buah untuk varietas Delika Subang tidak berbeda baik dengan varietas Palembang maupun dengan Mahkota Bogor. Hal ini disebabkan karena varietas Delika Subang memiliki permukaan mata yang cukup besar jika dibandingkan dengan Palembang dan Mahkota Bogor, sehingga meskipun ukuran buah Delika Subang lebih besar dari varietas lainnya tapi jumlah mata yang dimiliki tidak berbeda nyata.
Tebal Kulit Buah
Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 3 menunjukkan bahwa tebal kulit buah varietas Delika Subang berbeda baik dengan varietas Palembang maupun dengan varietas Mahkota Bogor. Sedangkan tebal kulit antara varietas Palembang dengan Mahkota Bogor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Kriteria yang diharapkan pada nenas adalah yang memiliki tebal kulit yang tipis agar tidak akan banyak daging buah yang terbuang. Varietas Delika Subang mempunyai tebal kulit buah paling rendah dibandingkan dengan kedua varietas lain yang diuji.
Diameter hati (core)
Diameter hati untuk ketiga varietas yang diuji menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Rata-rata diameter hati untuk varietas Palembang adalah 0.9 cm, Mahkota Bogor 0.46 cm dan untuk varietas Delika Subang 0.35 cm. Pada dasarnya kriteria seleksi untuk buah nenas adalah yang memiliki buah besar dengan diameter hati yang kecil, atau dapat pula ukuran buah kecil dengan diameter hati yang kecil pula tergantung dari tujuan pemuliaan nenas itu sendiri.
Nenas Mahkota Bogor dan Palembang adalah contoh nenas yang memiliki core berukuran tidak terlalu besar dan bagian core ini dapat dimakan.
Kedalaman Mata
Kedalaman mata merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penentuan kriteria nenas yang diinginkan. Kedalaman mata ini berhubungan dengan seberapa besar bagian buah yang dapat dimakan. Semakin dalam mata buah berarti semakin banyak bagian daging buah yang terbuang. Kedalaman mata pada varietas Mahkota Bogor berbeda dengan varietas Delika Subang, sedangkan untuk perbandingan kedua varietas lain yang diuji adalah tidak berbeda nyata.
Kedalaman mata berhubungan dengan profil mata buah. Hal ini dibuktikan bahwa varietas Delika Subang yang memiliki profil mata buah yang rata ternyata memiliki kedalaman mata yang paling rendah dibanding dengan dua varietas lain yang diuji.
Padatan Total Terlarut (PTT)
Padatan total terlarut atau tingkat kemanisan buah diukur pada tiga bagian yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung buah dengan menggunakan hand- refractometer . Tingkat kemanisan buah berbeda-beda untuk setiap bagian yang diamati. PTT bagian pangkal tertinggi ditunjukkan oleh varietas Delika Subang yaitu dengan rataan sebesar 19.05 0Brix, urutan selanjutnya adalah Mahkota Bogor sebesar 16.88 0Brix, dan 15.90 0Brix. PTT bagian tengah buah menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara ketiga varietas. Rata-rata nilai PTT bagian tengah buah untuk varietas Palembang, Mahkota Bogor, dan Delika Subang berturut-turut adalah 17.25 0Brix, 17.86 0Brix , dan 16.51 0Brix (tabel 4).
Sedangkan untuk PTT bagian ujung buah antara varietas Palembang dengan Mahkota Bogor menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata, sedangkan untuk varietas Delika Subang berbeda baik dengan varietas Palembang maupun dengan Mahkota Bogor. Rataan PTT bagian ujung tertinggi ditunjukkan oleh varietas Mahkota Bogor yaitu sebesar 15.58 0Brix.
Bagian ujung buah memiliki rata-rata tingkat kemanisan yang paling rendah dibandingkan dengan bagian pangkal maupun ujung, hal ini berlaku untuk semua varietas. Sedangkan untuk bagian tengah buah memiliki tingkat kemanisan tertinggi kecuali untuk varietas Delika Subang, dimana PTT tertinggi ada pada bagian pangkal. Hal ini diduga karena tingkat kemerataan antara ketiga varietas
39 juga berbeda. Varietas Delika Subang memiliki tingkat kemerataan kematangan buah yang sedang jika dibandingkan dengan dua varietas lain yang diuji., sehingga bagian termanis ada di bagian pangkal buah.
Kekerasan Buah
Kekerasan buah diukur pada dua bagian yaitu kulit dan daging buah.
Nenas memiliki permukaan kulit yang cukup keras, dan semakin lama penyimpanan maka akan semakin keras dan kering kulit buah tersebut. Dalam penelitian ini, buah nenas diukur tingkat kekerasannya ketika buah telah disimpan selama 3 hari setelah panen (panen dilakukan pada 30% tingkat kematangan pohon) dan semua varietas diperlakukan hal yang sama. Hasil uji T menunjukkan bahwa varietas yang tidak berbeda nyata dalam karakter kekerasan kulit buah adalah varietas Palembang dengan Delika Subang, dimana tingkat kekerasan kulit buah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Mahkota Bogor yaitu sebesar 7.80 mm/detik. Semakin keras permukaan kulit ataupun daging buah maka semakin kecil nilai yang diperoleh pada penetrometer. Lain halnya dengan kulit buah, daging buah menunjukkan nilai yang tinggi, artinya adalah struktur daging buah
”lembek” dan berongga sehingga untuk nilai kekerasan daging buah tertinggi ditunjukkan oleh varietas Delika Subang yang tidak berbeda nyata dengan Palembang dan berbeda nyata dengan Mahkota Bogor. Varietas Delika Subang memiliki kandungan air yang banyak (juice) sehingga sangat cocok sebagai buah olahan atau buah kalengan.
Jumlah Tunas Anakan (Sucker), Tunas Batang (Shoot), Tunas Tangkai Buah (hapas), dan Tunas Pangkal Buah (slip)
Tunas anakan merupakan anakan nenas yang tumbuh dari bawah permukaan tanah. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa jumlah anakan antara varietas Palembang dan Mahkota Bogor sangat berbeda nyata.
Mahkota Bogor memiliki jumlah tunas anakan yang jauh lebih banyak daripada varietas Palembang. Awal tumbuhnya tunas anakan pun lebih dulu tumbuh pada Mahkota Bogor daripada Palembang. Sedangkan untuk Delika Subang, jumlah tunas anakan tidak ditemui.
Shoot merupakan tunas yang tumbuh pada batang di bagian yang terletak di atas permukaan tanah. Jumlah tunas batang pada varietas Palembang dan Mahkota Bogor menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Berbeda dengan pernyataan Sutarto (1983) bahwa varietas Palembang lebih banyak menghasilkan tunas batang dibanding dengan nenas Bogor dan nenas Subang. Jumlah rata-rata shoot untuk varietas Palembang adalah satu shoot dalam satu tanaman.
Berdasarkan pengamatan maka pada tiga varietas yang diuji tidak ditemukan adanya tunas tangkai buah (hapas). Sedangkan tunas pangkal buah (slip) ditemukan pada beberapa tanaman baik varietas Palembang maupun Mahkota Bogor. Tunas yang tumbuh pada pangkal batang sebaiknya berjumlah sedikit karena selain akan menutupi buah juga akan mempengaruhi terhadap perkembangan buah nenas.