SIMULASI UJI BUSS (BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL) TIGA VARIETAS NENAS
(Ananas comosus L. Merr)
Oleh Efi Mulyati A34404022
PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
EFI MULYATI. Simulasi Uji BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil) Tiga Varietas Nenas (Ananas comosus L. Merr.). Dibimbing oleh SOBIR
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanaman nenas yang dilihat dari penanda-penanda morfologi tanaman, baik pada karakter kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dilakukan untuk memenuhi standar kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan (BUSS) tanaman nenas yang merupakan salah satu syarat pengujian dalam permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman. Uji BUSS ini dilakukan dengan menggunakan tiga varietas nenas, yaitu Delika Subang (jenis Smooth cayenne), serta varietas Mahkota Bogor dan Palembang (jenis Queen). Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor, yakni varietas nenas.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Varietas Delika Subang, Mahkota Bogor, dan Palembang tidak dapat dikatakan baru karena keberadaannya selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, namun ketiga varietas ini dapat dikatakan baru dalam hal belum didaftarkan untuk mendapatkan Hak Perlindungan Varietas Tanaman (Hak PVT). Berdasarkan pengamatan keunikan maka karakter pembeda secara jelas antara jenis Smooth Cayenne (varietas Delika Subang) dengan jenis Queen (varietas Palembang dan varietas Mahkota Bogor) antara lain Smooth Cayenne memiliki duri hanya pada ujung atau pangkal daun saja, profil mata buah rata, dan banyak mengandung air sehingga cocok sebagai produk olahan.
Sedangkan jenis Queen memiliki duri di sepanjang tepi daun, profil mata menonjol, dan memiliki daging buah yang kering sehingga cocok sebagai buah siap makan. Varietas Palembang berbeda dengan varietas Mahkota Bogor pada karakter warna daun, warna kulit buah sebelum matang, warna kulit buah setelah matang, warna daging buah, dan pola putaran mata buah pada putaran terpanjang.
Pada pengamatan keseragaman tidak ditemukan adanya tipe simpang pada ketiga varietas yang diuji, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa varietas Delika Subang, Palembang, dan Mahkota Bogor sudah seragam sehingga tidak diperlukan uji kestabilan.
SIMULASI UJI BUSS (BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL) TIGA VARIETAS NENAS
(Ananas comosus L. Merr)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh Efi Mulyati A34404022
PROGRAM STUDI
PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
Judul : SIMULASI UJI BUSS (BARU, UNIK, SERAGAM, STABIL) TIGA VARIETAS NENAS (Ananas comosus L. Merr)
Nama : Efi Mulyati NRP : A34404022
Menyetujui.
Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Sobir, MSi NIP. 131 841 754
Mengetahui.
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Desa Pangandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 15 Februari 1986, dari pasangan Usnadi Suarja dan E. Sutarsih sebagai anak ke empat dari empat bersaudara. Penulis tumbuh besar dan menempuh pendidikan di daerah wisata tersebut. Tahun 1992-1998 penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri V Pangandaran. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di SMP Negeri 1 Pangandaran hingga lulus pada tahun 2001 dan meneruskan ke SMA Negeri 1 Pangandaran dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi Mahasiswi Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IPB dari tahun 2005 sampai tahun 2008. Penulis juga menjadi panitia pada beberapa kegiatan diantaranya Festival Tanaman (FESTA) ke XXVII yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) IPB, dan terlibat dalam kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen Agronomi dan Hortikultura tahun 2006/2007. Penulis juga menjadi salah satu tim yang mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2008 dalam bidang Kewirausahaan yang berhasil didanai oleh DIKTI.
Puji dan syukur senantiasa selalu penulis panjatkan keHadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Simulasi Uji BUSS (Baru, Unik, Seragam, Stabil) Tiga Varietas Nenas (Ananas comosus L. Merr.)” ini dengan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pertanian (SP.) di Institut Pertanian Bogor.
Selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, diantaranya adalah:
1. Dr. Ir. Sobir, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi sekaligus pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan dan arahan kepada penulis, baik selama masa perkuliahan maupun selama penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Dr. Muhamad Syukur, SP. MSi, dan Dr. Dewi Sukma, SP. MSi sebagai dosen penguji, terimakasih atas bimbingan dan sarannya kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
3. Semua dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di IPB.
4. Kedua Orang tua (Mamah-Bapak) yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil yang memacu penulis untuk tetap semangat.
Keluarga besar di Pangandaran, kakak-kakakku tercinta juga keponakan- keponakanku yang selalu memberikan doa dan semangat
5. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB (PKBT-IPB), Laboratorium Pendidikan (Lab. Dik) PMT dan Laboratorium RGCI, atas pinjaman tempat dan alat-alat yang mendukung penelitian
6. Pak Baisuni dan keluarga, serta kepada semua pekerja di PKBT IPB Pasir Kuda, atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama penelitian
7. Seluruh keluarga besar PMTTB’41, khususnya untuk teman-teman yang telah membantu selama penulis melakukan pengamatan penelitian (Endah, Sinta, Ratna, Cipung, Novi, Mutia, Imel, Farah, Whenny, Wulan, Galih, Pendi, dan Isa).
7 8. Teman-teman KKP IPB 2007 Desa Pasanggrahan, Kabupaten Subang,
terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis.
9. Mba Nunung dan teman-teman “Alfalfa” serta teman-teman di Fairus, terima kasih atas bantuan dan smangatnya selama penyusunan skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian ataupun selama penyusunan skripsi ini. Thank a lot...
Semoga apa yang penulis sampaikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, September 2008
Penulis
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
Hipotesis ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Taksonomi dan Morfologi Tanaman Nenas ... 3
Syarat Tumbuh ... 4
Jenis Nenas ... 4
Perbanyakan Tanaman Nenas ... 6
Perlindungan Varietas Tanaman ... 7
BAHAN DAN METODE ... 9
Waktu dan Tempat ... 9
Bahan dan Alat ... 9
Metode Penelitian... 9
Pelaksanaan Penelitian ... 10
Pengamatan Penelitian ... 11
Analisis Data ... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
Kondisi Umum ... 18
Karakter Kualitatif ... 20
Karakter Kuantitatif ... 28
Pembahasan Uji BUSS ... 40
KESIMPULAN ... 42
Kesimpulan ... 42
Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 46
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas... 12 2 Deskripsi Beberapa Karakter Kualitatif Tiga Varietas Nenas ... 22 3 Rekapitulasi Uji t Beberapa Karakter Kuantitatif Nenas ... 29 4 Rataan, dan Nilai Tengah Tiga Varietas Nenas pada Beberapa Karakter
Kuantitatif ... 34
Nomor Lampiran Halaman
1. Data Klimatologi Daerah Pasirkuda, Bogor pada Mei 2007 – Juni 2008 ... 47
Nomor Teks Halaman
1. Bagian-bagian Tanaman Nenas... 7
2. Bentuk Buah ... 14
3. Bentuk Mahkota Buah... 16
4. Beberapa karakter kuantitatif buah yang diamati ... 17
5. Gulma-gulma yang terdapat pada Petakan Tanaman Nenas ... 19
6. Hama yang Menyerang Tanaman Nenas ... 20
7. Gejala Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Nenas ... 20
8. Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST 30 9. Grafik Rata-rata Panjang Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST .... 31
10. Grafik Rata-rata Lebar Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST ... 32
11. Grafik Rata-rata Jumlah Daun Tiga Varietas Nenas pada 3 sampai 9 BST.... 33
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nenas (Ananas comosus L. Merr.) merupakan salah satu buah tropik yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Hal ini karena Indonesia mempunyai agroklimat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman nenas. Selama kurun waktu tujuh tahun (1999-2006), produksi nenas di Indonesia terus mengalami peningkatan. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi nenas tahun 2006 yaitu mencapai 1 427.781 ton.
Tanaman nenas bukan merupakan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Selatan yang telah didomestikasi di sana sebelum masa Columbus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nenas ke Filipina dan Semenanjung Malaysia serta ke Indonesia. Tanaman ini kini tersebar di negara- negara tropik dan mulai masuk ke negara subtropik (Veirheij dan Coronel, 1997).
Varietas nenas yang ada di dunia cukup banyak. Di Indonesia, varietas nenas yang ada biasanya diberi nama sesuai dengan nama daerah dimana nenas itu berasal, misalnya nenas Bogor, Subang, Palembang, Blitar, Lampung, Solok, dan Riau. Nenas yang dianjurkan oleh Departemen Pertanian untuk dibudidayakan di Indonesia terdiri dari kelompok Queen yang biasa digunakan sebagai buah segar atau “buah meja”, dan kelompok Smooth Cayenne sebagai buah olahan atau untuk industri buah kalengan.
Saat ini Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB (PKBT IPB) telah melepas varietas nenas hasil seleksi dari beberapa daerah di Indonesia yang kemudian telah diberi nama, yaitu Delika Subang (kelompok Smooth Cayenne) dan Mahkota Bogor (kelompok Queen). Kedua varietas itu mempunyai ciri dan keunggulan masing-masing. Selain kedua varietas di atas, jenis nenas yang dianggap unggul adalah nenas Palembang. Nenas Palembang termasuk ke dalam kelompok yang sama dengan Mahkota Bogor yaitu kelompok Queen. Ketiga varietas nenas tersebut mempunyai penampakan fenotipik yang berbeda sehingga pengetahuan tentang karakter-karakter varietas nenas dianggap penting untuk dapat membedakan antara satu varietas dengan varietas lainnya. Selain itu, deskripsi
varietas tanaman nenas dapat digunakan sebagai bahan pengujian ketika akan diajukan permohonan Hak Perlindungan Varietas Tanaman (Hak PVT).
Suatu varietas dapat dilindungi jika dapat didefinisikan dengan jelas. Hanya varietas yang sudah didefinisikan dengan jelas yang dapat diproses untuk memperoleh hak PVT. Varietas yang layak mendapat PVT meliputi varietas dari jenis atau spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama.
Salah satu metode dalam pengkarakterisasian varietas tanaman nenas yaitu berdasarkan tanda-tanda morfologi tanaman yaitu melalui beberapa karakter baik karakter kualitatif maupun kuantitatif.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter dari tiga varietas nenas (Mahkota Bogor, Delika Subang, dan Palembang), baik karaktrer kualitatif mapun kuantitatif sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan untuk pemeriksaan substantif (Uji BUSS) terhadap varietas yang dimohonkan hak PVT (Perlindungan Varietas Tanaman).
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan karakter pada tiap varietas.
TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi dan Morfologi Tanaman Nenas
Nenas merupakan tanaman buah berbentuk semak yang mempunyai nama latin Ananas comosus. Nenas mempunyai beberapa nama daerah antara lain danas (Sunda), naneh (Sumatera) dan nanas (Jawa), (Veirheij dan Coronel, 1997).
Secara taksonomi, nenas termasuk ke dalam divisi Spermatophyta, kelas Angiospermae, ordo Farinoseae, famili Bromeliaceae, dan genus Ananas (Wikipedia.com, 2007). Menurut Smith (1939) dalam Collins (1960) menyatakan bahwa tanaman nenas terdiri dari dua genus, yaitu Ananas dan Pseudonanas.
Ananas terdiri dari lima spesies antara lain (1). A. bracteatus, (2). A. erectofolius, (3). A. comosus, (4). A. fritzimuelleri, (5). A. ananasoides. Sedangkan genus Pseudonanas hanya terdiri dari satu spesies yaitu P. sagenarius. Dari keenam spesies tersebut, hanya spesies A. comosus yang telah dibudidayakan.
Nenas adalah tanaman xerofit dan mempunyai jalur fotosintesis tipe CAM (Crassulacean Acid Metabolism = Metabolisme Asam Crassulaceae).
Karbondioksida diserap pada malam hari dan diubah menjadi asam yang digunakan dalam sintesis karbohidrat pada siang hari, sehingga pada jalur ini memungkinkan stomata tertutup sepanjang hari untuk menghemat penggunaan air (Veirheij dan Coronel, 1997). Menurut Nakasone dan Paul (1998), stomata tertutup sepanjang hari yaitu dari jam 9 pagi sampai dengan jam 2 siang, dan membuka kembali dari jam 2 siang sampai malam.
Nenas merupakan tanaman monokotil yang bersifat merumpun (bertunas anakan) (Sunarjono, 2002), dengan panjang batang yaitu 20-30 cm (Samsons, 1992). Sedangkan tanaman nenas yang sudah dewasa memiliki panjang batang 30 -35 cm, dengan diameter batang 6.7 -7.5 cm (Nakasone dan Paul, 1998).
Daun nenas berurat sejajar dari pangkal sampai ujung, berserabut tebal, penampang daun nenas berbentuk seperti bulan muda (cresent) dengan tepi runcing, ujung daun tepinya terlihat duri-duri (merupakan karakter varietas cayenne) (Collins, 1960). Panjang daun untuk tanaman dewasa dapat mencapai 70-80 cm dengan pertambahan jumlah daun per bulan antara 5 atau 6 helai.
Menurut Nakasone dan Paul (1998), bunga nenas tidak bertangkai, berwarna lembayung kemerah-merahan yang masing-masing bunga dibarengi oleh suatu braktea yang lancip; daun kelopaknya 3 helai, pendek dan berdaging;
daun mahkotanya juga 3 helai, membentuk tabung yang mengelilingi 6 lembar benang sari dan satu tangkai putik yang berisi kepala putik yang bercabang tiga (Veirheij dan Coronel, 1997). Buah nenas merupakan buah majemuk yang terdiri dari 100 atau lebih komponen buah (fruitlet) yang bersatu dengan tipe sinkarpus.
Pada ujung buah terdapat mahkota berduri yang disebut crown (Nakasone dan Paull, 1998).
Syarat Tumbuh
Tanaman nenas bisa tumbuh di dataran tinggi sampai dataran rendah yaitu sampai 1200 m dpl, beriklim basah dengan curah hujan antara 1000 - 2500 mm/tahun (Sunarjono, 2002). Menurut Nakasone dan Paull (1998), suhu optimum untuk pemanjangan akar yaitu 290C dan suhu optimum untuk pemanjangan daun yaitu 320C.
Tanaman nenas tahan terhadap tanah masam dengan pH 3 - 5 tapi lebih baik ditanam pada tanah dengan pH 5 - 6.5. Tanaman nenas bagus pula dikembangkan di daerah yang beriklim kering (4 - 6 bulan kering), selain itu tanaman nenas masih mampu berbuah pada kedalaman air tanah antara 50 - 150 cm (Sunarjono, 2002).
Jenis Nenas
Terdapat beberapa jenis nenas antara lain:
Queen
Nenas jenis queen merupakan salah satu jenis paling tua dan mempunyai beberapa sub-varietas yang mempunyai sifat-sifat yang agak berbeda dengan tipe varietasnya (Muljoharjo, 1983). Nenas Queen terutama dikembangkan untuk pemasaran buah segar di Australia dan Afrika Selatan (Veirheij dan Coronel,1997), serta di India (Nakasone dan Paul, 1998). Jenis queen ini memiliki ciri-ciri antara lain daunnya berduri, berdaging kuning keemasan, umumnya ditanam di dataran rendah, rasanya manis dan biasa dikonsumsi
5 segar (Sunarjono, 2002). Nenas ini ukurannya lebih kecil dari jenis cayenne , yaitu 0.5 – 1.1 kg. Berbagai klon dari jenis ini antara lain MacGregor, Natal, Ripley dan Alexandria (Nakasone dan Paul, 1998).
Cayenne
Nenas jenis cayenne mempunyai tinggi batang 20 – 50 cm, dengan tangkai buah panjangnya 7 – 15 cm. Panjang daun bisa mencapai 100 cm dan lebar kurang lebih 6.5 cm (Muljoharjo, 1983). Daunnya tidak berduri kecuali ujungnya, umumnya ditanam di dataran tinggi dan biasa dikonsumsi segar dan untuk minuman kaleng atau produk olahan (Sunarjono, 2002). Areal penanaman yang paling luas untuk penanaman nenas cayenne yaitu di Thailand, Vietnam, Kenya, Meksiko, dan Taiwan. Berat dari nenas jenis cayenne ini antara 2.3 – 2.5 kg (Veirheij dan Coronel, 1997). Menurut Nakasone dan Paul (1998), nenas cayenne baik untuk diproses sebagai buah kalengan karena bentuknya yang silinder, daging buah berwarna kuning, kandungan asamnya rendah dan produksinya tinggi, serta nenas jenis ini juga rentan terhadap hama yang menyebabkan kelayuan dan nematoda. Klon yang termasuk dalam jenis Cayenne antara lain Smooth Cayenne, Cayenne Lisse, Smooth Guatemalan, Thyphone, St Michael dan Esmeralda.
Spanish
Umumnya berukuran kecil sampai medium (0.9 – 1.8 kg), daun berduri, daging buah berwarna kuning terang, cukup kandungan gula dan resisten terhadap Mealybug wilt tapi rentan terhadap gumosis karena larva dari Batrachedra (Nakasone dan Paul, 1998). Nenas Spanish terdiri dari beberapa jenis antara lain: Red Spanish, Singapore Spanish, dan lain-lain.
Abacaxi
Nenas jenis ini hanya dipelihara di Brazil, untuk pasaran lokal. Pinggiran daunnya berduri, dengan berat buah 1.5 kg dan dagingnya berwarna kuning pucat (Veirheij dan Coronel, 1997). Menurut Nakasone dan Paul (1998), klon yang termasuk jenis Abacaxi antara lain Abakka, Sugar Loaf, Papelon, Venezolara, dan Amarella.
Maipure
Nenas jenis ini dipelihara di Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Rasanya yang lebih manis dari jenis cayenne membuat nenas ini banyak dipasarkan sebagai buah segar untuk pasaran lokal di Negara tersebut. Bobot nenas antara 0.8 – 2.5 kg, dengan warna kulit buah kuning sampai orange, berserat, lunak dan sangat juicy. Adapun berbagai klon dari jenis Maipure yang telah diketahui antara lain Perolela, Lebrija, Monte Lirio, Abacaxi dan Rondon (Nakasone dan Paull, 1998).
Perbanyakan Tanaman Nenas
Nenas bisa dikembangkan secara vegetatif maupun generatif, tapi perbanyakan secara vegetatif lebih sering dilakukan karena waktu yang dibutuhkan lebih cepat dan bisa melestarikan bahan heterozigous tanpa perubahan.
Bahan tanaman yanga dapat dijadikan bibit menurut Rukmana (1996) antara lain:
1. Mahkota buah (crown), yaitu tunas yang tumbuh di atas (pucuk) buah. Jumlah tunas umumnya hanya satu. Bibit dari tunas buah ini umumnya seragam dan mulai berbuah pada umur 22 – 24 bulan setelah pindah tanam.
2. Tunas dasar buah (slips), yaitu tunas yang tumbuh di dasar (bawah) buah.
Ukuran tunas bervariasi, tergantung pada kesehatan dan pertumbuhan tanaman. Bibit dari tunas ini dapat menghasilkan buah pada umur 20 bulan setelah pindah tanam.
3. Tunas batang (shoot), yaitu tunas yang tumbuh di bagian yang terletak di atas permukaan tanah. Bibit mulai berbuah pada umur 15- 18 bulan setelah pindah tanam.
4. Tunas akar (sucker) atau anakan, yaitu tunas yang tumbuh dari bagian batang yang terletak di bawah permukaan tanah, biasanya berakar, bentuk daun lebih langsing daripada daun yang lainnya. Bibit dari tunas ini akan menghasilkan buah pada umur 12 bulan setelah pindah tanam.
7 5. Stek batang, yaitu tunas yang ditumbuhkan dari mata tunas yang non aktif (mata tidur, dorman) pada batang, kemudian disemaikan dalam media steril dengan perlakuan khusus. Tanaman mulai berbunga pada umur 2 – 3 tahun.
Gambar 1. Bagian-bagian Tanaman Nenas (sumber: www.flickr.com)
Perlindungan Varietas Tanaman
Indonesia memilik kekayaan plasma nutfah yang melimpah, namun masih saja terabaikan sehingga terkadang tanaman asli Indonesia dicuri atau dipatenkan oleh negara asing. Untuk itu perlindungan terhadap varietas tanaman dirasa sangat penting, apalagi varietas tersebut merupakan hasil pemuliaan tanaman (Deptan, 2007).
Menurut Undang-Undang RI No.29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, menyatakan bahwa Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah perlindungan khusus yang diberikan negara yang dalam hal ini diwakili
oleh pemerintah dan pelaksananya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Sedangkan Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan kepada pemulia dan/pemegang hak PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama kurun waktu tertentu.
Varietas yang akan diajukan untuk memperoleh hak PVT harus memenuhi syarat, yaitu varietas tersebut Baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS), serta diberi nama. Menurut UU No. 29 Tahun 2000 tentang PVT, menyatakan bahwa suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permoohonan hak PVT, bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan lebih dari setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan (Pasal 2 Ayat 2). Suatu varietas dianggap unik jika varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas dengan varietas lain yang keberadaannya sudah dikenal luas pada saat penerimaan permohonan hak PVT (Pasal 2 Ayat 3). Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan yang berbeda-beda (Pasal 2 Ayat 4). Adapun suatu varietas dianggap stabil apabila karakter-karakternya tidak mengalami perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada setiap akhir siklus tersebut (Pasal 2 Ayat 5).
Uji BUSS yang ditetapkan sebagai pengujian perlindungan varieas tanaman di Indonesia mengacu pada organisasi internasional tentang perlindungan varietas tanaman, yaitu UPOV (The International Union of Protection of New Varieties of Plant). UPOV menyediakan dan menyelenggarakan sistem yang efektif untuk perlindungan varietas tanaman, dengan tujuan mendorong perkembangan varietas baru tanaman untuk kepentingan masyarakat. UPOV didirikan melalui suatu pertemuan Internasional (UPOV Convention) yang diselenggarkan di Paris pada tahun 1961.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Juli 2008, di kebun percobaan PKBT IPB Pasir Kuda, Desa Pasir Mas, Bogor, yang berada pada ketinggian tempat 250 m di atas permukaan laut.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tanaman nenas jenis Queen (Mahkota Bogor dan Palembang) dan nenas jenis Smooth Cayenne (Delika Subang), pupuk (urea, KCl dan SP36), furadan, Ethrel dan insektisida. Alat yang digunakan terdiri dari peralatan budidaya, alat tulis, dan alat ukur (timbangan, penggaris dan jangka sorong, penetrometer, dan hand-refractometer).
Metode Penelitian
Penelitian dirancang menggunakan rancangan Kelompok Lengkap Teracak (Randomized Complete Block Design), dengan tiga ulangan. Jumlah populasi tanaman adalah 150 tanaman per varietas. Kelompok dianggap ulangan yang berbentuk petakan yang terdiri dari 50 tanaman dengan menggunakan jarak 80 cm x 25 cm. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan ukuran bibit, yaitu bibit berukuran kecil, sedang, dan besar. Model matematika yang digunakan adalah:
Yij = µ + Ki + Vj + Gij
Yij : Nilai hasil pengamatan pada kelompok ke-i varietas ke-j µ : Rataan umum
Ki : Pengaruh kelompok ke-i (i = 1,2,3) Vj : Pengaruh varietas ke-j (j = 1,2,3) Gij : Galat percobaan
Jumlah tanaman yang diamati adalah 10 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi) atau 11 tanaman per varietas.
Pelaksanaan Penelitian
Penanaman: Bibit berupa anakan yang berukuran sedang ditanam dengan jarak tanam 80 cm x 25 cm pada lahan seluas 15 m x 10 m.
Pemupukan: Kegiatan pemupukan dilaksanakan dua kali yaitu:
a. Pemberian pupuk pertama diberikan 3 bulan sesudah tanam dengan dosis:
− Urea : 300 kg/ha
− SP-36 : 100 kg/ha
− KCl : 50 kg/ha
b. Pemberian pupuk kedua diberikan 7 bulan setelah tanam (menjelang forcing) dengan dosis:
− Urea : 150 kg/ha
− SP-36 : 50 kg/ha
− KCl : 200 kg/ha
c. Pupuk ditaburkan ke dalam larikan dengan ke dalam 5-10 cm di sekililing tanaman, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Pemeliharaan: Pemeliharaan tanaman dilaksanakan antara lain dengan melakukan penyiangan pada bedengan. Penyiangan dilakukan agar tanaman bebas dari gulma sampai menjelang panen (3 kali selama pertanaman). Selain itu dilakukan pula pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) agar tanaman bebas dari hama dan penyakit tanaman.
Induksi Pembungaan (Forcing): Untuk merangsang pembungaan dan agar tanaman nenas seragam dalam pembungaan maka dilakukan pemberian Ethrel dengan bahan aktif berupa Etilen. Kegiatan ini biasa disebut forcing. Forcing dilaksanakan ketika tanaman sudah mempunyai 20-30 helai daun ketika tanaman berumur 8 - 9 bulan setelah tanam Ethrel diberikan bersama dengan urea. Urea sebanyak 30 g dilarutkan dalam air kemudian dicampur dengan 0,6 ml Ethrel. Setiap tanaman mendapatkan 25 ml larutan yang disiramkan pada titik tumbuh. Pemberian ethrel ini dilakukan pagi hari sebelum jam 9.
Panen: Panen dilakukan lima bulan setelah kegiatan forcing untuk varietas Palembang dan Mahkota Bogor, sedangka untuk varietas Delika Subang dilakukan panen pada enam bulan setelah forcing. Panen dilakukan dengan mengambil buah yang sudah menunjukkan ciri (sifat khusus) matang pohon
11 yaitu tingkat kematangan 30% (warna pada dasar buah berwarna kuning dan pangkal batang buah telah keriput). Pemanenan nenas dilakukan dengan memetik nenas dengan tangan. Nenas yang telah dipanen kemudian disimpan selama ± 3 hari sebelum dilakukan pengamatan terhadap karakter-karakter buah, baik karakter kualitatif maupun kuantitatif.
Pengamatan Penelitian
Karakter-karakter yang diamati adalah sebagai berikut:
Karakter Kuantitatif:
1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai ke ujung daun terpanjang.
2. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal sampai ujung daun terpanjang.
3. Jumlah daun, dengan menghitung seluruh daun kecuali daun yang telah layu.
4. Lebar daun (cm), yaitu dengan mengukur lebar bagian pangkal, tengah, dan ujung daun dari daun terpanjang
5. Diameter batang (cm), diukur pada dasar batang 6. Panjang duri (mm), diamati pada bagian tengah daun
7. Panjang tangkai buah (cm), diukur pada saat buah telah matang 8. Diameter tangkai buah (cm), diukur pada bagian tengah tangkai buah 9. Jumlah tunas pada pangkal atau dasar buah (slip)
10. Jumlah tunas pada tangkai buah (hapas) 11. Jumlah tunas batang (shoot)
12. Jumlah tunas anakan ( suckers) 13. Jumlah braktea pada tangkai buah
14. Panjang mahkota bunga (cm), diukur ketika bunga telah mekar
15. Bobot buah (g), diukur saat buah telah matang dan diukur tanpa crown 16. Panjang buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah (lihat gambar 5) 17. Diameter buah (cm) (lihat gambar 5)
18. Nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman, yaitu dengan membandingkan antara bobot buah dengan bobot tanaman (seluruh bagian tanaman termasuk akar)
19. Diameter hati (cm) (lihat gambar 5)
20. Jumlah mata buah
21. Tebal kulit buah (cm) (lihat gambar 5) 22. Berat 100 biji (gram)
23. Padatan Total Terlarut (0Brix), diukur dengan menggunakan hand refractometer
24. Kedalaman mata (lihat gambar 5)
25. Kekerasan buah, diukur menggunakan penetrometer
Karakter Kualitatif
Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas*
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 1
QL
Perawakan tanaman (tanpa buah) Plant habit or posture (without fruit)
Tegak Normal Menjalar
Erect Normal Procumbent
3 5 7 2
QL
Pola posisi daun Foliage attitude
Tegak
Sedikit terbuka Terbuka Menyebar Merunduk
Upright Slighty open Open Spreading Drooping
1 3 5 7 9 3
QL
Warna tengah daun bagian atas (diamati daun no 15 dari atas) Color of middle leaves on upper surface (observe on 15th leaf from the top of the plant)
Kehijauan/hijau Hijau dg bintik kuning Hijau dg bintik merah Jingga kemerahan Merah
Merah tua
Keunguan/merah jambu Merah tua-ungu/merah jambu
Keperakan-putih Lainnya
Greenish/green Green with yellow mottling
Green with red mottling Reddish orange Red
Dark red Purplish/pink Dark red-purple/pink
Silvery-white Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4
QL
Ketahanan penempelan daun Breakage resistance of leaf
Lemah Sedang keras
Low Medium Hard
3 5 7 5
QL
Sebaran duri daun (diamati pda bagian tengah daun)
Distribution of spines (observe on middle leaves)
Duri hanya di ujung atau dekat pangkal daun Duri di ujung dan dekat pangkal daun
Duri sepanjang tepi daun
Duri tumbuh tak beraturansepanjang kedua tepi daun
Spines behind tip or near base only Spines behind tip and near base
Spines along all margins Spines occur
irregularly along both margins
1 2 3 4
13 Lanjutan Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas*
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 6
QL
Arah duri (diamati pada daun bagian tengah)
Direction of spines (observe on middle leaves)
Mengarah ke ujung Mengarah ke pangkal Keduanya
Only ascendent Only descendent Both
1 2 3
7 QL
Warna duri
Coloration of leaf spines
Kekuningan/kehijauan Jingga
Kemerahan.merah Keunguan Lainnya
Yellowish/greenish Orange
Reddish/red Purplish/pinkish Other
1 2 3 4 5 8 Kekakuan duri
Spine stiffnes
Lembut Sedang Kaku
Weak Intermediet Stiff
3 5 7 9 Warna tangkai buah
Peduncle color
Kehijaun/hijau Hijau tua
Hijau dengan bintik kuning/merah Jingga kemerahan Merah
Merah tua
Merah jambu keunguan Merah tua-ungu/merah jambu
Putih keperakan lainnya
Greenish/green Dark green
Green with yellow/red mottling
Reddish orange Red
Dark red Purplish pink Dark red-purple/pink
Silvery white Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 Keberadaan braktea bunga
Presence of floral bracts
Ada Tidak ada
Present Absent
1 9 11 Warna braktea
Bract color
Kehijaun/hijau Hijau tua
Hijau dengan bintik kuning/merah Jingga kemerahan Merah
Merah tua
Merah jambu keunguan Merah tua-ungu/merah jambu
Putih keperakan Lainnya
Greenish/green Dark green
Green with yellow/red mottling
Reddish orange Red
Dark red Purplish pink Dark red-purple/pink
Silvery white Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 Keberadaan trikome braktea
Presence of trichomes on bract
Ada Tidak ada
Present Absent
1 9 13 Warna kelopak
Sepal color
Kehijauan-hijau Hijau dengan kuning Keunguan
Keperakan-putih Lainnya
Greenish-green Green with yellow Purplish-pinkish Silvery-white Other
1 2 3 4 5 14 Warna mahkota
Petal color
Keputih-putihan Kekuningan Krem Putih-ungu Lainnya
Whittish Yellowish Cream White-purple Other
1 2 3 4 5
Lanjutan Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas*
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 15 Orientasi mahkota
Petal orientation
Terbuka Tertutup
Open Closed
1 9 16 Bentuk buah
Fuirt shape
Seperti kubus Oval
Bulat Kerucut Panjang-kerucut Piramida (silindris dengan dasar buah lebar)
Silindris, ujung buah agak meruncing Silindris, ujung buah meruncing dengan tajam
Pyriform (pearshaped) Reniform
Lainnya
Square-like Oval Round Conical Long-conical Pyramidal (cylindrical with maximum diameter near base)
Cylindrical, tapering slighty from near base
Cylindrical, tapering sharply from near base
Pyriform (pearshaped) Renyform other
1 2 3 4 5 6
7
8
9 10 11
Gambar 2. Bentuk Buah
17 Warna buah (diamati ketika mencapai matang fisiologi) Fruit color when ripe (observed at physiological ripenes)
Hijau
Hijau keperakan Kuning dengan bintik hijau
Kuning kusam Kuning muda Kuning keemasan Kuning tua-jingga Jingga kemerahan Kecokelatan Lainnya
Green Silvery green Yellow with green mottling
Dull yellow Bright yellow Golden yelow
Deep yellow to orange Reddish orange Brownish Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
15 Lanjutan Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 18 Warna buah belum matang
(diamati saat buah belum mencapai matang fisiologis) Fruit color whwn unripe, observed before physiological ripeness (commercial
harvestibility)
Hijau keperakan Kehijauan/hijau Hijau tua
Hijau tua kehitaman Jingga muda Jingga
Merah/kemerahan/keco kelatan
Merah Merah jambu Merah keunguan Merah tua-ungu Ungu
Biru keunguan Lainnya
Silvery green Greenish/green Dark green
Dark blackish green Light/normal/orange Orange
Red/reddish/brownish
Red
Pinkish/pink Red purplish Dark red-purple Purple
Purplish blue Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 19 Kemerataan warna buah ketika
matang
Fruit color homogenity when ripe
Buruk Sedang Baik
Poor Medium Good
3 5 7
20 Keberadaan bintik buah Presence of ‘eye’ (Berry) corking
Ada Tidak ada
Present Absent
1 9
21 Profil mata buah Eye profile
Rata Normal Menonjol
Flat Normal Prominent
3 5 7 22 Permukaan mata buah
Eye relative surface
Kecil Sedang Besar
Small Medium Large
3 5 7 23 Pola putaran mata pada putaran
terpanjang
Orientation of the longest spiral
Ke kiri Ke kanan Tegak
Left Right Vertical
3 5 7 24 Aroma buah eksternal
Fruit external aroma
Tidak beraroma Lembut Sedang Kuat
Absent Mild Medium Abundant
0 3 5 7 25 Warna daging buah
Flesh color
Putih Krem muda Krem Kuning pucat Kuning
Kuning keemasan Kuning tua keemasan Jingga muda
Jingga Lainnya
White Light cream Cream Pale yellow Yellow Golden yellow Deep golden yellow Light/normal orange Deep orange Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 26 Tekstur buah
Fruit flesh texture
Lembut Sedang Kasar
Smooth Medium Rough
3 5 7
Lanjutan Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 27 Kebeningan daging buah
Fruit traslucence
Kurang Sedang Baik
Poor Good medium
3 5 7 28 Bentuk Mahkota Buah
Crown shape
Kerucut Jorong jambul Acron (bentuk hati) Kerucut panjang Silindris memanjang Silindris dengan ujung lebat
Lainnya
Cone
Oblong blocky Acron (heartshape) Long-conical Lengthened cilindris Lengthened
cylindrical with buncy top
Other
1 2 3 4 5 6
7
Gambar 3. Bentuk Mahkota Buah
29 Pola daun mahkota Attitude of crown foliage
Tegak Semi tegak Mendatar Merunduk
Erect Semi erect Horizontal Drooping
1 3 5 7 30 Warna daun mahkota
Color of crown leaves
Kehijauan/hijau Hijau dg bintik kuning Hijau dg bintik merah Jingga kemerahan Merah
Merah tua Keunguan Merah tua-ungu Keperakan-putih Lainnya
Greenish/green Green with yellow mottling
Green with red mottling Reddish orange Red
Dark red Purplish/pinkish Dark red-purple/pink Silvery-white Other
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
17 Lanjutan Tabel 1. Karakter Kualitatif Tanaman Nenas
No. Karakteristik Indonesia English Notasi/
Note 31 Keberadaan fruitlet
Presence of fruitlet
Ada Tidak ada
Presence Absent
1 9 32 Keberadaan duri pada daun
mahkota
Presence of spines on crown leaves
Halus
Berduri di ujung Berduri-seperti gergaji Piping
Smooth
Spines at the tip Spiny-serrate Piping
1 2 3 4
33 Sifat crown Crown characters
Normal Majemuk
Tunggal dg crownlets (crownslips)
Normal Multiple
Single with crownlets (crownslips)
1 2 3 34 Keberadaan biji
Presence of seed
Ada Tidak ada
Presence Absent
1 9 35 Warna biji
Seed color
Umumnya abu-abu Umumnya coklat Lainnya
Generally gray Generally brown Other
1 3 5 Keterangan: * Berdasarkan Panduan Pengujian Individual Nenas (PPI Nenas),
Departemen Pertanian, Tahun 2007.
Gambar 4. Beberapa karakter kuantitatif buah yang diamati
Analisis Data
Data diambil dari tanaman contoh sebanyak 10 + 1% dari total populasi dalam setiap petak. Semua peubah yang diamati baik karakter kualitatif maupun kuantitatif, dianalisis dengan uji T dua contoh (Two-sample T-Test).
.
Kondisi Umum
Kebun Percobaan IPB Pasir Kuda, Desa Pasir Mas, Bogor, terletak pada ketinggian 250 m di atas permukaan laut. Selama penelitian berlangsung, yaitu dari bulan Mei 2007 sampai Juli 2008, daerah Pasir Kuda memiliki suhu rata-rata 25.6 0C dengan curah hujan rata-rata 264.5 mm/bulan dan kelembaban relatif 82.5%. Kondisi ini cukup sesuai untuk pertumbuhan tanaman nenas. Menurut Collins (1960), curah hujan optimum untuk pertumbuhan nenas adalah antara 1000-1500 mm/tahun. Tanaman nenas dapat tumbuh pada temperatur 20-320C, dengan pertumbuhan optimum untuk pemanjangan akar adalah 290C dan untuk pemanjangan daun adalah 320C (Nakasone dan Paull, 1998). Tanaman nenas dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal mempunyai drainase dan aerasi yang baik karena nenas tidak toleran terhadap genangan air (Nakasone dan Paull, 1998). Meskipun demikian, jenis tanah yang ideal untuk pertumbuhan nenas adalah tanah yang mengandung pasir, gembur dan banyak mengandung bahan organik (Rukmana, 1996).
Selama penelitian berlangsung, hama yang menyerang antara lain hama belalang, hama dari famili Chrysomellidae, dan Hisperiidae. Gejala yang ditimbulkan dari hama-hama ini, terutama belalang adalah terdapat sayatan yang melukai daun. Walaupun demikian, gejala yang ditimbulkan tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Adapun penyakit yang menyerang adalah Mealybug wilt. Mealybug wilt merupakan penyakit yang disebabakan oleh virus dengan vektornya adalah Dysmicocus brevipes (kutu bubuk/kutu putih), dimana gejala awal dari Mealybug wilt ini adalah warna daun jadi memerah, sedangkan gejala lanjut ujung-ujung daun menjadi berwarna cokelat serta tanaman menjadi mudah dicabut dari tanah (Ploetz et al., 1994). Dari ketiga varietas, yaitu Delika Subang, Mahkota Bogor, dan Palembang, maka yang terserang hama dan penyakit adalah varietas Delika Subang. Sedangkan untuk jenis Queen, baik Mahkota Bogor ataupun Palembang sama sekali tidak terserang hama dan penyakit. Menurut Veirheij dan Coronel (1997), nenas jenis Smooth Cayenne
19 lebih rentan terserang penyakit dibandingkan dengan jenis Queen dan Spanish.
Serangan hama dan penyakit ini dikendalikan dengan memberikan furadan 3G dan dengan penyemprotan insektisida. Untuk tanaman yang terkena mealybug, maka tanaman dicabut secara manual. Hal ini dilakukan supaya penyakit tidak menyebar ke tanaman yang lain. Gejala yang tampak pada tanaman yang terserang mealybug adalah warna daun menjadi memerah, sedangkan gejala lanjut ujung-ujung daun menjadi berwarna cokelat dan akhirnya tanaman menjadi layu (Gambar 7b dan 7c). Menurut Purseglove, dalam Sunarti (2002), kerusakan pada tanaman diduga disebabkan oleh bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tanaman saat kutu putih tersebut menghisap cairan tanaman dan adanya virus yang terbawa kutu tersebut dari sumber infeksi, keduanya bekerjasama menimbulkan penyakit yang mengganggu proses fisiologi tanaman.
Gulma yang ditemukan pada petakan tanaman nenas antara lain adalah gulma berdaun lebar, yaitu Ageratum conizodes, Clidemia hirta, Boreria alata, Pillanthus miruri, dan gulma jenis rumput yaitu Ottochloa nodosa dan Sporobolus barteroanus. Populasi gulma yang ada dalam petakan tidak ada yang mendominasi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian secara manual yaitu dengan mencabut langsung. Menurut Sunarjono (2002), gulma dapat menurunkan hasil produksi 20 - 42%.
a. b. c.
d. e. f.
Gambar 5. Gulma-gulma yang terdapat pada Petakan Tanaman Nenas a). Ageratum conizoides, b). Boreria alata, c). Clidemia hirta, d) Pillanthus miruri, e). Ottochloa nodosa, f). Sporobolus.
barteroanus
a. b. c.
Gambar 6. Hama yang Menyerang Tanaman Nenas
a). Chrysomellidae, b). Valanga nigricornis, c). Hisperiidae
a. b. c.
Gambar 7. Gejala Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Nenas
a). Gigitan/sayatan serangga, b) dan c). Tanaman layu dan busuk akar akibat mealybug.
Karakter Kualitatif
Hasil pengamatan terhadap karakter-karakter kualitatif tiga varietas nenas disajikan dalam tabel 2. Secara umum perawakan tanaman nenas adalah tegak, begitu pula yang terjadi pada ketiga varietas nenas yang diamati yaitu Delika Subang, Palembang, dan Mahkota Bogor. Tegak merupakan kriteria ideal untuk tanaman nenas karena akan lebih efisien dalam penerimaan sinar matahari sehingga lebih optimal dalam membantu proses fotosintesis. Begitu pula dengan pola posisi daun dimana untuk ketiga varietas mempunyai pola posisi daun yang terbuka.
Beberapa karakter kualitatif lain yang menunjukkan kesamaan antara ketiga varietas adalah kekakuan duri, keberadaan braktea bunga, warna mahkota bunga, warna kelopak bunga, orientasi mahkota bunga, keberadaan trikome braktea, keberadaan bintik buah, daging buah transparan, pola daun mahkota (crown), sifat crown, dan keberadaan biji. Sifat crown untuk ketiga varietas adalah
21 normal artinya hanya ada satu mahkota daun yang berada di atas buah. Idealnya crown memang hanya satu tapi kenyataan di lapangan dapat terjadi crown ganda (multiple crown). Crown ganda dapat terjadi karena adanya penyimpangan genetik atau terjadinya mutasi. Menurut Direktorat Tanaman Buah (2006), crown abnormal atau crown ganda dapat disebabkan oleh defisiensi unsur hara (terutama kalsium), dan kelebihan pemberian pupuk nitrogen. Keberadaan crown ganda kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman terutama buah karena dapat menyebabkan buah menjadi kecil akibat dari persaingan fotosintat yang lebih banyak terfokus ke crown.
Pengamatan terhadap warna untuk semua karakter yang diamati, dilakukan dengan pengamatan secara visual di lapang. Warna daun diamati pada tengah daun nomor ke-15 dari atas. Hasilnya menunjukkan bahwa warna daun ketiga varietas berbeda. Delika Subang mempunyai warna daun keunguan merah jambu, sedangkan untuk varietas Palembang mempunyai warna daun hijau dengan bintik merah, serta untuk varietas Mahkota Bogor mempunyai warna daun merah tua keunguan. Varietas Palembang dan Mahkota Bogor mempunyai beberapa kesamaan dalam hal yang berhubungan dengan warna, antara lain warna duri, warna tangkai buah, warna braktea, dan warna daun mahkota (crown).
Sebaran duri daun antara varietas Palembang dan Mahkota Bogor juga mempunyai kesamaan antara lain sebaran duri daunnya berada disepanjang tepi daun dengan arah duri mengarah ke bagian ujung. Begitupun duri pada daun mahkota (crown) yaitu berduri seperti gergaji. Hal ini berbeda dengan varietas Delika Subang dimana sebaran duri daunnya hanya diujung atau dekat pangkal daun, dengan arah duri ke bagian ujung atau pangkal daun, serta keberadaan duri sedikit bahkan dalam satu tanaman ada yang sama sekali tidak mempunyai duri daun. Tanaman nenas yang mempunyai daun yang tidak berduri sangat diharapkan karena akan memudahkan dalam proses budidaya. Menurut Collins (1960), sifat duri di ujung daun atau berduri di seluruh tepi daun dikendalikan oleh sepasang alel yaitu S dan s. Karakter yang berduri di sepanjang daun adalah resesif, jadi nenas yang berduri di sepanjang tepi daun adalah homozigot resesif dan yang berduri di ujung daun adalah homozigot dominan atau heterozigot
No Karakter Hasil Pengujian
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi 1 Perawakan
Tanaman (tanpa buah)
3 Tegak 3 Tegak 3 Tegak
2 Pola posisi daun
1 Terbuka 1 Terbuka 1 Terbuka
3 Warna tengah daun (daun no.15 dari atas
7 Keunguan merah jambu
3 Hijau dengan bintik merah
8 Merah tua- ungu
4 Ketahanan penempelan daun
5 Sedang 7 Keras 7 Keras
5 Sebaran duri daun
1 Duri hanya diujung atau dekat pangkal daun
3 Duri
sepanjang tepi daun
3 Duri sepanjang tepi daun 6 Arah duri 3 Mengarah ke
ujung dan ke pangkal
1 Mengarah ke ujung
1 Mengarah ke ujung
23 Lanjutan Tabel 2. Deskripsi Beberapa Karakter Kualitatif Tiga Varietas
Nenas
No Karakter
Hasil Pengujian
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi
7 Warna duri 1 Kekuningan/
kehijauan
4 Keunguan 4 Keunguan
8 Kekakuan duri
7 Kaku 7 Kaku 7 Kaku
9 Warna tangkai buah
1 Hijau 7 Merah jambu
keunguan
7 Merah jambu keunguan
10 Keberadaan braktea bunga
1 Ada 1 Ada 1 Ada
11 Warna braktea bunga
6 Merah tua 5 Merah 5 Merah
12 Keberadaan trikome braktea
9 Tidak Ada 9 Tidak Ada 9 Tidak Ada
13 Warna kelopak bunga
1 Kehijauan/
Hijau
1 Kehijauan/
Hijau
1 Kehijauan/
Hijau
Lanjutan Tabel 2. Deskripsi Beberapa Karakter Kualitatif Tiga Varietas Nenas
No Karakter
Hasil Pengujian
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi 14 Warna
mahkota bunga
4 Putih-ungu 4 Putih-ungu 4 Putih-ungu
15 Orientasi bunga
1 Terbuka 1 Terbuka 1 Terbuka
16 Bentuk buah
7 Silindris 4 Kerucut 4 Kerucut
17 Warna buah belum matang
4 Hijau tua kehitaman
2 Kehijauan/
hijau
3 Hijau tua
18 Warna buah ketika telah matang
7 Kuning tua- jingga
6 Kuning keemasan
5 Kuning muda
19 Kemerataan warna buah ketika matang
5 Sedang 7 Baik 7 Baik
20 Keberadaan bintik buah
9 Tidak ada 9 Tidak ada 9 Tidak ada
21 Profil mata buah
3 Rata 7 Menonjol 7 Menonjol
25 Lanjutan Tabel 2. Deskripsi Beberapa Karakter Kualitatif Tiga Varietas
Nenas
No Karakter
Hasil Pengujian
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi
22 Permukaan mata buah
7 Besar 5 Sedang 5 Sedang
23 Pola putaran mata pada putaran terpanjang
5 Kanan 3 Ke kiri 5 Ke kanan
24 Aroma buah eksternal
3 Lembut 5 Sedang 3 Lembut
25 Warna daging buah
4 Kuning pucat 6 Kuning keemasan
5 Kuning
26 Tekstur buah
5 Sedang 3 Lembut 3 Lembut
27 Kebeningan daging buah
5 Baik 5 Baik 5 Baik
28 Bentuk crown
4 Kerucut panjang
5 Silindris memanjang
5 Silindris memanjang
Lanjutan Tabel 2. Deskripsi Beberapa Karakter Kualitatif Tiga Varietas Nenas
No Karakter
Hasil Pengujian
Delika Subang Palembang Mahkota Bogor
Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi Notasi Deskripsi 29 Pola daun
mahkota
3 Semi tegak 3 Semi tegak 3 Semi tegak 30 Warna
daun mahkota
4 Jingga Kemerahan
7 Keunguan 7 Keunguan
31 Keberadaan fruitlet
9 Tidak ada 9 Tidak ada 9 Tidak ada
32 Keberadaan duri pada mahkota
1 Halus 3 Berduri
seperti gergaji
3 Berduri seperti gergaji
33 Sifat crown 1 Normal 1 Normal 1 Normal
34 Keberadaan biji
9 Tidak ada 9 Tidak ada 9 Tidak ada
35 Warna biji - - - -
Warna kulit buah sebelum matang (matang fisiologis) untuk ketiga varietas berbeda. Warna kulit buah sebelum matang untuk varietas Delika Subang, Palembang, dan Mahkota Bogor berturut-turut adalah hijau tua kehitaman, kehijauan/hijau, dan hijau tua. Sedangkan untuk warna buah setelah matang adalah kuning tua-jingga untuk Delika Subang, kuning kemasan untuk Palembang, dan kuning muda untuk Mahkota Bogor. Warna kulit buah yang
27 hendak dimuliakan sebagai buah segar menurut Leal dan Coppens (1996) adalah yang berwarna kuning, dan orange atau merah terang, sedangkan untuk nenas olahan tidak begitu memperhatikan warna dari kulit buah nenas. Warna daging buah untuk ketiga varietas juga berbeda dimana varietas Delika Subang mempunyai warna daging kuning pucat, kuning keemasan untuk Palembang dan warna kuning untuk daging buah Mahkota Bogor.
Hal yang cukup penting dalam memenuhi kriteria ideal buah nenas adalah bentuk buah. Varietas Delika Subang mempunyai bentuk buah silindris yaitu diameter bagian tengah lebih besar dari bagian bawah atau atas. Bentuk buah silindris menjadi tipe ideal untuk buah nenas terutama untuk nenas olahan karena akan mempermudah dalam proses pengalengan dan tidak akan banyak bagian buah yang terbuang. Sedangkan untuk varietas Palembang dan Mahkota Bogor, buah berbentuk kerucut (conical) yaitu bagian atas lebih kecil dari bagian bawah dan tengah.
Aroma buah eksternal pada varietas Delika Subang dan Mahkota adalah beraroma lembut sedangkan untuk varietas Palembang beraroma sedang. Tekstur daging buah pada varietas Palembang dan Mahkota Bogor padat dan tak berserat (lembut), sedangkan varietas Delika Subang agak berserat dan juicy sehingga kurang cocok sebagai buah segar atau ”buah meja”. Sedangkan untuk karakter kebeningan daging buah dikategorikan baik karena pada ketiga varietas tidak ditemukan daging buah yang bening (transparan).
Bentuk daun mahkota (crown) untuk varietas Palembang dan Mahkota Bogor tidak berbeda, yaitu memiliki bentuk silindris memanjang, sedangkan untuk varietas Delika Subang berbentuk kerucut memanjang. Lain halnya dengan karakter pola daun mahkota, ketiga varietas memiliki pola yang sama yaitu semi tegak.
Karakter selanjutnya yang diamati adalah keberadan biji. Berdasarkan pengamatan tidak ditemukan adanya biji baik pada varietas Delika Subang, Palembang, maupun Mahkota Bogor. Tanaman nenas jarang yang menghasilkan biji. Hal ini disebabkan karen pollen nenas tidak berfungsi ketika terjadi penyerbukan sendiri karena mempunyai sifat self incompatible. Inkompatibilitas adalah kegagalan dari buluh sari untuk tumbuh ke dalam tangkai kepala putik
sehingga pembuahan tidak terjadi (Bari, 2006). Verheij dan Coronel (1997) menyatakan bahwa kesuburan serbuk sari bervariasi dari 20% sampai 80%, yang bertindak sebagai agen penyerbukan adalah kumbang dan burung. Menurut Leal dan Coppens (1996), biji akan terbentuk jika terjadi persilangan, dengan persentase ovule yang menghasilkan biji setelah pollinasi adalah 5%. Untuk kelompok Cayenne, Red Spanish, Singapore Spanish, Perola dan Queen, mampu menghasilkan paling banyak dua biji per bunga, sedangkan untuk nenas yang berdaun piping (tanpa duri) mampu menghasilkan dua sampai lima bij per bunga.
Karakter Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan. Uji T dengan dua sample untuk melihat perbandingan antar ketiga varietas yaitu varietas Delika Subang, Palembang, dan Mahkota Bogor secara berpasangan. Dalam membandingan beberapa karakter kuantitatif antar varietas dapat dilakukan dengan mengajukan hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan antara nilai-nilai tengah hasil dari kedua varietas (Steel dan Torrie, 1989).
Nenas varietas Palembang dan Mahkota Bogor merupakan dua varietas yang termasuk ke dalam kelompok yang sama yaitu kelompok Queen.
Pengelompokan nenas dilakukan berdasarkan keberadaan duri pada daun, ukuran buah, warna dan rasa daging buah (Verheij dan Coronel, 1998). Menurut Ochse (1924) dalam Buletin Hortikultura (1985), nenas dikelompokkan berdasarkan celah pada kulit buah yaitu nenas bercelah dangkal atau bercelah dalam.
Karakter-karakter yang dimiliki oleh nenas Palembang dengan Mahkota Bogor memang sangat mirip sehingga kadang sulit dibedakan jika hanya dilihat secara sekilas di lapangan. Namun berdasarkan pengamatan, nenas Palembang dan Mahkota Bogor mempunyai perbedaan dalam beberapa karakter kuantitatif antara lain lebar daun, jumlah daun, nisbah bobot buah terhadap bobot tanaman, diameter tangkai buah, diameter batang, jumlah mata, PTT bagian pangkal buah, kekerasan kulit buah, dan kekerasan daging buah. Sedangkan untuk karakter lain seperti tinggi tanaman, panjang daun, panjang duri daun, panjang mahkota bunga, bobot buah, panjang dan diameter buah, panjang tangkai buah, tebal kulit buah,