• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SIMUL

PISANG

DE

LASI UJI

(

Musa

spp

AL

EPARTEM

IN

BARU U

p.) DI KE

LIFIYA H

MEN AGRO

FAKULT

NSTITUT P

NIK SERA

EBUN PER

BOGOR

HERWITA

ONOMI DA

TAS PERT

PERTANIA

BOGOR

2013

AGAM ST

RCOBAA

ARAHMAN

AN HORTI

TANIAN

AN BOGOR

TABIL (B

AN PASIR

N

IKULTUR

R

BUSS)

R KUDA,

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Simulasi Uji baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

(4)

ABSTRAK

ALIFIYA HERWITARAHMAN. Simulasi Uji Baru Unik Seragam

Stabil (BUSS) Pisang (

Musa

spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda,

Bogor. Dibimbing oleh SOBIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat unik, seragam dan stabil (BUSS) pada tujuh varietas pisang yaitu ambon hijau (AHM), cavendish (CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti sayang (KUS), pisang ungu (PUG), pisang lampung (PLP), dan pisang mas kirana (PMK) sebagai simulasi uji BUSS untuk permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Pasir Kuda, Bogor. Pengolahan data dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Aksesi dilaksankan pada seluruh bagian tanaman yang dibagi dengan beberapa bagian pengamatan yaitu bagian batang, tanaman, daun, peduncle, tandan, rachis, jantung dan buah menggunakan panduan pengamatan TG UPOV 123. Simulasi ini menghasilkan 50 karakter beda dari 52 karakter pada TG UPOV di antara varietas yang diuji dengan pembanding. Perbedaan tersebut menyatakan bahwa pisang yang diuji memiliki kategori unik. Keseragaman dan kestabilan dilihat dari tidak adanya off type pada varietas pisang yang diuji dan sumber bahan tanam yang diperbanyak secara vegetatif. Perbedaan karakter yang didapat digunakan untuk mendapatkan varietas contoh. Varietas contoh ini berperan untuk pembuatan pedoman pelaksanaan uji selanjutnya.

Kata kunci: contoh, khas, pisang, verifikasi.

ABSTRACT

ALIFIYA HERWITARAHMAN. Simulation of Novelty,

Distinctness, Uniformity, and Stability (nDUS) Test for Banana

(Musa spp.) at Experimental field Pasir Kuda, Bogor di Kebun

Percobaan Pasir Kuda, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR.

The experiment was conducted to elucidate the characters of distinctness, uniformity and stability (nDUS) test for seven varieties of bananas and plantains that was ambon hijau (AHM), cavendish (CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti sayang (KUS), pisang ungu (PUG), pisang lampung (PLP), and pisang mas kirana (PMK) that for simulating the nDUS test important for the plant variety protection right application. The experiment held at experimental field Pasir Kuda, Bogor. Data has been processed with model randomized completely design. The accession conducted in every part of plant, with the sub accession at pseudoterm stem, plant, leaf blade, peduncle, bunch, male inflorescence, rachis, and fruit that used test guidlines TG UPOV 123. The results showed that 50 different characters found from 52 characters in TG UPOV between candidate varieties and refernce variety. The difference could be expresed that the candidate varieties had distinctness character. The uniformity and stability was categorized when the candidate varieties have not off type character and the source for propagation was from vegetative. The distinctness or the differences used for getting the example varieties. The example varieties that used to make the next test guidlines.

(5)

SIMULASI UJI BARU UNIK SERAGAM STABIL (BUSS)

PISANG (

Musa

spp.) DI KEBUN PERCOBAAN PASIR KUDA,

BOGOR

ALIFIYA HERWITARAHMAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(6)
(7)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang

(Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor

Nama : Alifiya Herwitarahman

NIM : A24090165

Disetujui oleh Pembimbing

-Prof Dr Ir Sobir, MSi Pembimbing

Ketua Departemen

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor

Nama : Alifiya Herwitarahman

NIM : A24090165

Disetujui oleh Pembimbing

Prof Dr Ir Sobir, MSi Pembimbing

Mengetahui,

Dr Ir Agus Purwito, MscAgr Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil penelitian dengan judul usulan penelitian Simulasi Uji BUSS (baru, Unik, Seragam, Stabil) Pisang (Musa spp.) Di Kebun Percobaan Pasir Kuda.

Pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan alasan megapa penelitian ini perlu dilaksanakan. Perlindungan varietas pada tanaman khususnya pisang perlu dilkaksanakan agar pemulia tanaman memiliki semangat untuk menghasilkan varietas baru dan untuk melindungi varietas yang telah dilepas. Uji BUSS diperlukan untuk menguji kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan suatu varietas yang akan diperlukan. Salah satu panduan yang digunakan untuk pengujian atau pengamatan karakter adalah UPOV. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengajukan judul penelitian simulasi uji BUSS yang kemudian dapat menjadi panduan dan mengetahui apakah semua karakter yang ada pada UPOV dapat mengidentifikasi perbedaan karakter morfologi antara tanaman yang diuji dan menemukan varietas contoh.

Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing Prof Dr.Ir Sobir, Msi yang telah memberikan pengetahuannya sehingga skripsi ini dapat selesai. Kepada dosen pembimbing akademik Dr Ir Endang Murniati yang telah memberi masukan selama menjalani kuliah di IPB. Rasa terima kasih juga tidak lupa disamapaikan kepada pihak PKHT khususnya Ibu Heri Harti, pihak Kebun Percobaan Pasir Kuda, sahabat seperjuangan (Poetri, Satrianti, dan Santi), keluarga AGH 46 dan seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Bogor, Juli 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Perumusan Masalah 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Botani Tanaman Pisang 2

Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman 3

Perlindungan Varietas Tanaman 3

METODE 4

Waktu dan Tempat Penelitian 4

Bahan 5 Alat 5

Metode Penelitian 5

Metode Pelaksanaan 5

Metode Pengamatan 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

KESIMPULAN DAN SARAN 23

Kesimpulan 23 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 23

(11)

DAFTAR TABEL

 

1 Karakter bagian batang semu 8 

2 Karakter tanaman dan daun 9 

3 Karakter peduncle, rachis dan tandan 11 

4 Karakter jantung 13 

5 Karakter buah 14 

6 Varietas contoh 16 

 

DAFTAR GAMBAR

1 Petak percobaan uji BUSS pisang 5

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pisang adalah salah satu komoditas buah-buahan unggulan Indonesia. Tahun 2011 luas panen dan produksi pisang sebesar 104 156 ha, dengan produksi mencapai 117 595 ton (BPS 2011) dan nilai ekonomi sebesar Rp 6.5 triliun. Produksi pisang dan luas panen yang besar merupakan ciri bahwa Indonesia adalah pusat penyebaran pisang. Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran pisang di Asia Tenggara hal ini menyebabkan banyaknya spesies pisang yang terdomestikasi. Tingginya keragaman pisang yaitu lebih dari 200 jenis pisang yang terdapat di Indonesia baik pisang segar, olahan, dan pisang liar. Tingginya keragaman ini menyebabkan masih ada sekitar 100 jenis pisang yang belum dapat teridentifikasi, sehingga masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan dan klasifikasi plasma nutfah pisang (Megia et al. 2001; Lengkong 2008). Keragaman pisang ini juga belum seluruhnya dapat teridentifikasi jenis pisang maupun karakter-karakter yang membedakannya antara kultivar satu dengan lainya sehingga pengajuan kultivar-kultivar pisang baru yang terdapat di Indonesia masih sedikit dilaksanakan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang bergabung dengan WTO (World Trade Organisation). Perlindungan varietas sangat menjadi perhatian bagi negara-negara yang tergabung dalam WTO. Perlindungan varietas ini menjadi penting sebab adanya perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Perjanjian ini akan menguntungkan bagi pemulia sebab mereka akan mendapatkan insentif dari kegiatan ini dan memacu keinginan mereka untuk menghasilkan varietas baru (Singh 2007). Pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Pisang merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan mendapatkan perlindungan akibat adanya kegiatan ekspor. Perlindungan varietas ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengujian Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS).

Pengujian BUSS ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang diuji dibandingkan dengan varietas referensi. Pengujian ini membutuhkan sebuah deskriptor sebagai pedoman pelaksanaan uji. Pedoman pelaksanaan uji (PPU) yang ada umumnya merupakan deskriptor yang dibuat diluar negeri yang kondisi klimatologi tidak sama seperti Indonesia. Varietas contoh yang ada dalam deskriptor seperti TG UPOV masih banyak yang belum dikenal, sehingga perlu dicari lagi varietas contoh yang umum ditemui di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan sebuah pengujian juga pada deskriptor apakah dapat digunakan di Indonesia atau tidak untuk karakter-karakter pada deskriptor. Varietas contoh juga dapat dicari dengan kegiatan pengujian deskriptor dengan melakukan simulasi uji BUSS.

Tujuan Penelitian

(13)

2

Perumusan Masalah

Perlindungan varietas merupakan sesuatu hal yang penting bagi pemulia agar mendapatkan sebuah jaminan dan insentif. Perlindungan varietas dilaksanakan dengan menggunakan sebuah pengujian yang disebut baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS). Pengujian ini umumnya masih menggunakan sebuah panduan pelaksanaan uji (PPU) atau test guidlines (TG) yang umumnya dihasilkan di luar negeri. Panduan pelaksanaan yang digunakan ini belum tentu semua karakter-karakter yang ada dapat teramati sehingga perlu dilaksanakan sebuah simulasi untuk mendapatkan karakter-karakter yang umum dan dapat teramati di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Pisang

Pisang (Musa spp.) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang sendiri memiliki banyak istilah di berbagai negara seperti banana (Inggris), benanier (Perancis), kluai (Thailand), chuoi (Vietnam) dan xiang jiao (Cina). Beragamnya pisang saat ini adalah hasil persilangan alami dari pisang liar dan telah mengalami domestifikasi selama puluhan hingga ratusan tahun (Ashari 1995; Nakasone dan Paull 1998). Pisang-pisang yang terdomestifikasi dan enak dimakan saat ini umumnya berasal dari tetua pisang berbiji yaitu Musa acuminata Colla dan Musa balbisiana, yang merupakan pisang diploid liar. Pisang ini pertama kali muncul dari perkembangan partenokarpi dan kesterilan yang didapat dari hasil seleksi dan pembiakan vegetatif. Pisang yang dikomersialkan ini umumnya mempunyai karakter yang besar, monokotil, tanaman herbacious, dan berukuran raksasa (Espino et al. 1997; Nakasone dan Paull 1998).

Klasifikasi pisang yang ada saat ini umumnya digolongkan berdasarkan tingkat ploidinya. Pisang merupakan tanaman yang memiliki ragam varian ploidi, terdiri dari diploid, triploid dan tetraploid. Tetua pisang-pisang yang ada saat ini berasal dari pisang liar yang memiliki genom AA untuk pisang Musa acuminata Colla dan genom BB untuk pisang Musa balbisiana. Segregasi dan persilangan yang terjadi di alam menghasilkan beberapa variasi ploidi pisang. Hasil persilangan antara Musa acuminata >< Musa balbisiana menghasilkan Musa paradisiaca. Musa acuminata: pisang mas, pisang ambon putih, lampung, kapas, (AA), cavendish, ambon hijau, lacatan, gros michel (AAA), IC.2, FHIA SH 3436 (AAAA). Musa balbisiana: Abuhon (BB), kepok, sepatu amora (BBB), BBBB. Musa paradisiaca: Ney Povan (AB), tanduk, raja nangka, agung, rajabulu, raja sereh, ampyang (AAB), bluggoe, pisang klotok (ABB), atan, goldfinger (AAAB), klue teparod (ABBB), dan kalamagol AABB (Robinson 1999; Valmayor et al. 2000; Jesus et al. 2009).

(14)

3

setelah agak jauh dari bonggol induknya sehingga terbentuk serumpunan pucuk-pucuk yang padat letaknya. Anakan muncul dari kuncup-kuncup yang berada di bagian tengah, dan atas bonggol sebagai pergiliran keturunan selanjutnya dari anakan. Bunga pisang berumah satu dalam tandan, dan tandan bertangkai. Struktur bunga pisang ini terdiri atas bunga betina, jantan, dan hemaprodit. Braktea jantung pisang akan terbuka dan calon buah pisang dari bunga hemaprodit akan muncul setelah braktea terbuka yang berwarna merah dan berlapisan lilin (Steenis 1981; Espino et al. 1997; UNCST 2007).

Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman

Stover dan Buddenhagen (1986) menyatakan salah satu kegiatan pendekatan dalam pemuliaan pisang adalah pendekatan pada tetua diploid dan tetua tetraploid. Ditambahkan oleh Brown dan Caligari (2008) Ada lima perbedaan yang diamati dan diaplikasikan pada pemuliaan tanaman yaitu: a) kualitas genetik; b) heritibalitas yang dikomtrol oleh alel; c) populasi genetik dipengaruhi oleh karakter lingkungan dan frekuensi alel; d) sitogenetik yang mempelajari tentang kromosomnya; e) molecular genetik yang dipelajari melalui molekular level.

Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran pisang di Asia Tenggara, menyebabkan banyaknya spesies pisang yang terdomestikasi sehingga masih ada sekitar 100 jenis pisang yang belum dapat teridentifikasi, sehingga masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan dan klasifikasi plasma nutfah pisang (Megia et al. 2001). Analisis keragaman genetika perlu dilakukan untuk mengetahui potensi kergaman plasma nutfah. Hal ini dilaksanakan untuk menghindari duplikasi penamaan yang berbeda untuk jenis pisang yang sama tetapi berassal dari daerah yang berbeda (Lengkong 2008).

Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma nutfah (Simmonds dan Shepherd 1995). Menurut Leunufna (2007) keragaman flora Indonesia tidak hanya terkandung dalam jumlah spesies tanaman yang ada tetapi juga jumlah subspesies, varietas sampai pada keragaman individu dalam populasi baik liar maupun domestikasi.

Perlindungan Varietas Tanaman

Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006).

(15)

4

Suatu varietas agar dapat dilindungi perlu didefinisikan dengan jelas. Hanya varietas yang sudah didefinisikan dengan jelas dapat diproses untuk memperoleh hak PVT. Berdasarkan Undang-undang No 29 Tahun 2000 dijelaskan bahwa suatu varietas dibedakan berdasarkan karakter yang dimilikinya. Oleh karena itu pengujian BUSS dilakukan terhadap karakter yang dapat mencirikan dan membedakan suatu varietas dengan varietas lainnya. Selain digunakan untuk medefinisikan varietas, karakter juga merupakan dasar untuk menguji keunikan, keseragaman, dan kestabilan (Deptan 2006).

Semua varietas yang akan disertakan dalam pengujian BUSS, termasuk varietas referensi yang sudah dikenal masyarakat secara luas harus diberi perlakuan yang sama dalam keadaan dimana suatu pengujian BUSS masih diperlukan, karakter yang dipengaruhi faktor-faktor seperti dimaksud di atas (faktor eksternal) harus dikeluarkan dari pemeriksaan BUSS, kecuali jika ekspresi karakter asli dari genotip tanaman dapat ditentukan, walaupun ekspresi akibat pengaruh faktor eksternal tetap ada (Deptan 2006).

Karakter-karakter yang diujikan memiliki beberapa tipe ekspresi karakter terdiri atas karakter kualitatif, kuantitatif dan pseudokualitatif. Karakter kualitatif ini merupakan karakter yang terekspresi secara diskontinu dan tidak dipengaruhi lingkungan. Karakter kuantitatif merupakan karakter yang variasi sifatnya terekspresi secara kontinu dari satu nilai ekstrim ke nilai ekstrim lainnya dapat dicatat dalam skala linier atau dimensi. Karakter pseudokualitatif adalah karakter yang paling tidak sebagian ekspresinya mengikuti sebaran normal, tetapi bervariasi pada lebih dari satu dimensi dan tidak dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan dua skala ujung linier (Deptan 2006).

Karakter penciri varietas tidak selalu harus bernilai komersial atau memberi manfaat, tetapi keberadaannya nampak jelas sebagai karakter yang dapat diamati. Apabila ditemukan adanya suatu karakter yang belum tercantum di dalam Panduan pengujian untuk suatu spesies tetapi pemohon hak PVT dan/atau pemeriksa PVT menganggap karakter tersebut layak dan berguna untuk menjadi penciri varietas yang diusulkan, maka karakter tersebut dapat dicantumkan sebagai karakter tambahan dalam Panduan pengujian (Deptan 2006).

Pengujian BUSS suatu varietas dan penyusunan deskripsi varietas, sifat suatu karakter dapat dikelompokkan. Untuk setiap kelompok sifat ditandai dengan ”notasi angka”. Pengelompokan sifat dipengaruhi oleh jenis ekspresi karakter yang bersangkutan. Jika diperlukan, varietas contoh disebutkan dalam Panduan Pengujian untuk mengklarifikasi status ekspresi suatu karakter (Deptan 2006).

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

(16)

5

Bahan

Bahan tanam yang diamati adalah tujuh jenis kultivar pisang yang terdiri atas pisang ambon hijau (AHM), cavendis (CVS) kepok unti sayang (KUS), kepok kuning (KKU), pisang lampung (PLP), pisang mas kirana (PMK), dan pisang ungu (PUG).

Alat

Alat-alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah kain berwarna abu-abu, penggaris, color chart, meteran, kamera, timbangan, refractometer, penetrometer, pisau, penggaris. Bahan dan peralatan lain yang mendukung adalah kebutuhan untuk kegiatan budidaya pertanian atau sarana produksi pertanian.

Metode Penelitian

Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan satu ulangan. Total tanaman yang diamati pada lahan sejumlah 11 baris dengan 8 tanaman dalam baris dengan jarak tanam antar tanaman 3 m x 3 m (Gambar 1). Uji lanjut yang digunakan adalah DMRT (Duncan Multiple Range Test). Model matematika yang digunakan adalah:

Yij = μ + Vj + Gij

Yij : Nilai hasil pengamatan pada kelompok ke-i varietas ke-j

μ : Rataan umum

Vj : Pengaruh varietas ke-j

Gij : Galat percobaan Jumlah tanaman yang diamati adalah 5 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi) atau 6 tanaman per varietas.

Gambar1 Petak percobaan uji BUSS pisang

Metode Pelaksanaan

Penanaman

(17)

6

Pengolahan lahan dilaksanakan pada awal penanaman untuk menghasilkan tanah yang lebih gembur dan mengurangi biji gulma. Pembuatan lubang tanam dilaksanakan setelah pengolahan tanah selesai, ukuran lubang yang digunakan adalah 50 x50 x 50 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m. setelah lubang tanam selesai dibuat diberikan pupuk kandang pada lubang tanam dan dibiarkan seminggu sebelum tanam sebanyak 15– 20 kg. Penanaman dilaksanakan pada tangal 17 Maret 2012 dengan ukuran bibit antara 30 cm-100 cm yang berasal dari anakan yang bersumber dari kebun Percobaan Pasir Kuda dan Tajur. Pemupukan sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah. Pemupukan dilaksanakan sebanyak 4 kali pada awal penanaman, 17 Agustus 2012, 17 November 2012, dan 17 Februari 2013. Kegiatan budidaya lainnya adalah meliputi pengendalian OPT pada pisang, dan penjarangan anakan. Kegiatan setelah panen adalah penebangan pohon yang telah dipanen tandan buahnya.

Metode Pengamatan Variabel Pengamatan

Total variabel pengamatan yang akan diamati adalah sebanyak 52 karakter pengamatan berdasarkan TG UPOV 123. Karakter tersebut terdiri dari karakter kuantitatif, kualitatif dan pseudokualitatif pada setiap bagian pengamatan. Bahan tanaman yang digunakan 6 varietas menjadi kandidat yaitu CVS, KKU, KUS, PUG, PLP, PMK dan varietas AHM sebagai pembanding atau referensi.

Pengamatan bagian vegetatif

Bagian vegetatif yang diamati meliputi karakter kuantitatif, pseudokualitatif, dan kualitatif. Pengamatan karakter vegetatif yang diamati meliputi pengamatan pada ploidi pisang, jumlah anakan, batang semu pisang, pola pertumbuhan tanaman, dan daun. Pengamatang pada batang semu terdiri dar tinggi, diameter, tumpang tindihnya selebung daun, warna batang semu, ada tidaknya antosianin, warna sisi dalam dari selubung, dan tapering. Pengamatan dari pola pertumbuhan tanaman meliputi pola pertumbuhan dan kepadatan mahkota. Pengamatan pada petiole yaitu pola dari sayap pada dasar dan panjang petiole. Pengamatan helai daun yaitu warna dari tulang daun pada sisi bawah, bentuk dasar, panjang, lebar, rasio panjang dan lebar daun dan kilau pada sisi atas. Beberapa karakter kuantitatif diamati ketika sudah masuk masa generatif karena pada saat itu pertumbuhan optimum.

Pengamatan generatif

(18)

7

Kegiatan pengamatan yang dilaksanakan dengan membandingkan pisang varietas contoh dengan varietas pembanding. Varietas pembanding dipilih ambon hijau (AHM) sebab varietas ini paling mudah diakses oleh masyarakat dan paling umum dikenal. Hasil perbandingan ini dicantumkan dalam sebuah tabel pengamatan dengan menggunakan notasi angka sesuai dengan panduan pada TG UPOV 123. Pengamatan lain yang dilaksankan adalah pengambilan gambar. Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang digunakan sebagai contoh diletakkan diatas kertas atau kain berwarna abu-abu dengan menggunakan penggaris kayu sebagai pembanding tinggi dan warna RGBY sebagai pembanding standar warna. Kegiatan pengmbilan tidak dilaksanakan sejajar dengan matahari karena menimbulkan bayangan, sehingga sebaiknya diberi payung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter pengamatan yang digunakan dibagi dalam beberapa sub bab yaitu pengamatan karakter batang semu, tanaman, daun, peduncle dan tandan, jantung atau organ jantan dan buah. Hasil pengamatan dinyatakan pada beberapa tabel berikut dibawah ini.

Karakter Batang

(19)

8

Tabel 1 Karakter bagian batang semu

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

1. (*) (+) QL

Ploidy Triploid (3) Triploid (3) Triploid (3) Triploid (3)

Triploid (3) Diploid (1) Diploid (1)

2. (+) QN Rhizome: jumlah sucker didalam tanah

Sedang (5) Sedang (5) Sedang (5) Sedang (5) Sedikit (1) Banyak (7) Banyak (7)

3. (*) (+) QN Batangsemu: Tinggi tanaman Pendek (3) 183.42 cmd

Medium (5) 265.50 cmc

Sangat tinggi (9)

423 cma

Tinggi (7) 371.25 cmb

Medium (5) 235 cmc

Pendek (3) 144.86 cmd

Pendek (3) 180.30cmd 4. (*) (+) QN Batangsemu: Diameter tanaman Kecil (1) 14.257cmc Sedang (2) 19.745cmb Luas (3) 29.936 cma

Luas (3) 28.424 cma

Luas (3) 28.662 cma

Kecil (1) 10.628 cmc

Kecil (1) 10.936 cmc

5. (+)

Batangsemu: tumpangtindih selubung daun

Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Kuat (3) Lemah (1) Lemah (1)

6. (+) QN

Batangsemu: meruncing

Lemah(1) Sedang (2) Sedang (2) Sedang (2) Kuat (3) Lemah (1) Lemah (1)

7.

PQ Batangsemu: warna Merah kehijauan (5) Merah kehijauan (5) Hijau kekuningan (1) Hijau muda (2)

Ungu (7) Merah kehijauan (5) Hijau kekuningan (1) 8. (+) QN Batangsemu: pewarnaan antosyanin

Kuat (7) Kuat (7) Lemah (3) Lemah (3) Sangat kuat(9)

Kuat (7) Medium (5)

9. PQ

Batangsemu: warna dari sisi dalam dari selubung basal

Hijau (2) Hijau (2) Kuning kehijauan (1)

Hijau (2) Ungu (4) Merah (3) Merah (3)

a

(20)

9

Karakter Tanaman dan Daun

Berdasarkan Tabel 2. pengamatan karakter ini mendapatkan hasil bahwa tanaman yang diuji memiliki karakter tanaman dengan pola penyebaran menyebar. Pisang CVS jika dibandingkan dengan varietas pembanding yaitu AHM memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dari sisi tanaman dan daun, kecuali pada bagian bawah daun dimana bawah daun AHM meruncing sedangkan CVS salah satu ada yang melengkung dan meruncing, petiole/ tangkai daun pada CVS juga lebih panjang dari AHM. Bentuk dari sayap petiole pada bagian ini dapat di bedakan antara jenis plantains dan bananas, menurut Nakasone dan Paull (1998) perbedaan jenis antara bananas dan plantains dapat terlihat dari bagian petiole dimana bagian petiole dari jenis plantains cenderung melengkung kedalam dan bananas keluar, hal ini sesuai dengan penelitian ini. Varietas AHM, CVS, PUG, PLP, dan PMK arah petiole melengkung keluar sementara KKU dan KUS dari golongan plantains arah sayap petiole melengkung ke dalam. Varietas pembanding sendiri lapisan lilin pada daun ada dalam kategori lemah sementara PUG, KKU dan KUS memiliki karakter lapisan lilin yang kuat. Daun varietas pembanding juga tidak memiliki kilap pada permukaan daun, tetapi pisang KKU, KUS, PUG, dan PMK memiliki kilap di permukaan daun. Panjang daun terpanjang adalah varietas KKU, KUS, dan PUG, panjang daun yang pendek terdapat pada varietas PMK dan PLP.

Tabel 2 Karakter tanaman dan daun

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

10.

(+)

Tanaman: kepadatan mahkota

Sedang (5) Sedang (5) Lepas (3) Sedang (5) Lepas (3) Lepas (3) Lepas (3)

11. (*) (+)

Tanaman: pola pertumbuhan

Menyebar (2)

Menyebar (2)

Menyebar (2)

Menyebar (2) Menyebar (2)

Menyebar (2)

Menyebar (2)

12.

(+) QN

Petiole daun: pola dari sayap pada dasar

Melengkung ke luar (1)

Melengkung ke luar (1)

Melengkung ke dalam (3)

Melengkung ke dalam (3)

Melengkung ke luar (1)

Melengkung ke luar (1)

Melengkung ke luar (1)

13. (*) (+) QN

Petiole daun: Panjang

Pendek (1) 34.667 cmde

Sedang (5) 42.5 cmdc

Panjang (7) 55.333 cma

Panjang (7) 54.250 cmab

Sedang (5) 46 cmbc

Pendek (1) 28.429 cme

Pendek (1) 28.2 cme

14. (*) PQ

Daun: warna dari midrib pada sisi bawah

(21)

10

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

15. (*) (+) PQ Daun: bentuk dari dasar Keduanya meruncing (3)

Salah stu sisi melengkung dengan sisi lain meruncing (2) Kedua sisi melengkung (1) Kedua sisi melengkung (1) Kedua sisi melengkung (1) Kedua sisi melengkung (1) Kedua sisi melengkung (1) 16. QN Daun: panjang daun Sedang (5) 217.33 cmc

Sedang (5) 226 cmbc

Panjang (7) 291 cma

Panjang (7) 271.5 cmab

Panjang (7) 274 cmab

Pendek (3) 150.14 cmd

Pendek (3) 160 cmd

17. QN

Daun: lebar daun

Luas (7) 72.5 cma

Luas (7) 74 cma

Luas (7) 83 cma

Luas (7) 83 cma

Luas (7) 80 cma

Sempit (3) 43.714 cmb

Sempit (3) 47.6 cmb

18.

QN Daun: rasio daun Pertumbuhan perminggu (3) 3.036a Pertumbuhan perminggu (3) 3.053a Pertumbuhan perminggu (3) 3.489a Pertumbuhan perminggu (3) 3.467a Pertumbuhan perminggu (3) 3.425a Pertumbuhan perminggu (3) 3.467a Pertumbuhan perminggu (3) 3.411a 19. QN Daun: lapisan lilin pada dasar daun

Lemah (3) Lemah (3) Kuat (7) Kuat (7) Kuat (7) Lemah (3) Lemah (3)

20. (*) QL

Daun:

kilap di bagian atas

Tidak ada (1) Tidak ada (1)

Ada (9) Ada (9) Ada (9) Tidak ada (1) Ada (9)

a

AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Karakter Peduncle, Rachis dan Tandan

Berdasarkan Tabel 3, seluruh varietas yang diuji rata-rata memiliki bulu halus pada peduncel/ tangkai tandan kecuali tanaman KKU dan KUS. Varietas pembanding juga memilki kesamaan dengan CVS kembali dalam hal kelengkungan peduncle yang kuat sementara yang lain memiliki kelengkungan yang lemah. Perbedaan yang khas lagi adalah bentuk tandan yaitu pola terhadap buah dimana CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding AHM, sementara yang lain KKU dan KUS memiliki pola moderat sedikit keatas, sedangkan PUG, PLP, dan PMK memiliki pola horizontal-sedikit naik. Bentuk tandan KUS, KKU, dan CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding yaitu cylindrical sementara PLP, PMK, dan PUG memiliki bentuk irregular. Pada bagian rachis semua tanaman yang diuji tidak memiliki braktea yang menutupi rachis. Keberadaan bunga hemaprodit rata-rata semua varietas memiliki bunga hemaprodit kecuali KUS. Berdasarkan Tabel 3. urutan karakter tandan yang terpanjang adalah KKU, KUS, AHM, CVS, PUG, PLP dan PMK. Lebar terlebar urutannya adalah KUS, PUG, AHM, CVS, KKU, PLP, dan PMK. Berdasarkan penelitian Wirnas et al. (2005) karakter kuantitatif tandan ini dapat dipengaruhi oleh umur berbunga dan panen semakin lama semakin besar, karakter tinggi tanaman, lebar tanaman, dan daun.

(22)

11

Tabel 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

21. (+) QN Peduncle: panjang peduncle Sedang (5) 42 cmab

Sedang (5) 49 cmab

Panjang (7) 50.5 cma

Panjang (7) 53 cma

Sedang (5) 50 cmab

Pendek (3) 31.57 cmbc

Pendek (3) 25 cmbc

22. (+) QN

Peduncle: lebar peduncle

Kecil (3) 4.396 cmbc

Kecil (3) 4.185 cmc

Besar (7) 7.006 cma

Sedang (5) 6.051 cmab

Sedang (5) 6.051 cmab

Kecil (3) 4.39 cmbc

Kecil (3) 3.822 cmc

23. (*)

Peduncle: : rambut halus

Ada (1) Ada (1) Tidak ada (9) Tidak ada ada (9)

Ada (1) Ada (1) Ada (1)

24. (+) QN

Peduncle: kelengkungan

Kuat (7) Kuat (7) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3)

25. (*) (+) QN Tandan: panjang tandan Panjang (7) 64 cma

Sedang (5) 53.5 cmab

Panjang (7) 66.5 cma

Panjang (7) 64 cma

Sedang (5) 52 cmab

Pendek (3) 36.14 cmbc

Pendek (3) 26 cmc

26. (*) (+) QN Tandan: lebar tandan Sedang (5) 29.936 cmab

Sedang (5) 28.572 cmabc

Sedang (5) 28.342 cmabc

Luas (7) 31.847 cma

Luas (7) 30.573 cmab Sempit (3) 21.929 cmbc Sempit (3) 20.064 cmc 27. (+) PQ QN Tandan: bentuk

Cylindrical (1) Cylindrical (1) Cylindrical (1) Cylindrical (1) Irregular (2) Irregular (2) Irregular (2) 28. (*) (+) Tandan: pola terhadap buah Sangat naik (3) Sangat naik (3) Moderat ke atas (2) Moderat ke atas (2) Horizontal –sedikit naik (1) Horizontal –sedikit naik (1) Horizontal –sedikit naik (1) 29. QN Tandan: kepadatan

Padat (7) Padat (7) Padat (7) Padat (7) Medium (5) Padat (7) Padat (7)

30. (*) (+) QN

(23)

12

31. (*) (+) PQ

Rachis: pola dari bunga jantan

-

Melengkung dengan akhir vertikal (3)

Vertikal (1) inclined (2) - Inclined (2) Vertikal (1)

Horizontal dengan akhir inklin (4)

32. (+) QN

Rachis: penampakan parut

Sedang (2) Lemah (1) Kuat (3) - Lemah (1) Sedang (2) Sedang (2)

33. (*) (+) QN

Rachis: keberadaan braktea

Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak ada (1)

Tidak ada (1)

Tidak ada (1)

Tidak ada (1)

34. QL

Rachis: keberadaan bunga hemaprodit

Ada (1) Ada (1) Ada (1) Tidak ada (9)

Ada (1) Ada (1) Ada (1)

a

AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Karakter Jantung

Jantung pisang merupakan bagian dari bunga pisang yang bersifat steril yang kemudian tidak dapat menjadi buah, sehingga disebut sebagai bunga jantan (Inibap 2001). Bentuk jantung pisang memiliki beberapa variasi dimana bentuk AHM memiliki kemiripan dengan CVS yaitu berbentuk narrow ovate, sedangkan KKU memilki bentuk broad ovate, PLP berbentuk lanceolate dan PMK berbentuk medium ovate dapat dilihat pada Tabel 4. Bentuk ujung braktea dan CVS memilki bentuk yang berbentuk broad acute, KKU obtuse, PLP AHM narrow acute dan PMK right angle. Warna dalam braktea, varietas pembanding oranye kemerahan samai PMK, CVS dan KKU berwarna merah dan PMK berwrna pink. PUG belum didapatkan data jantung karena buah yang sudah berbuah yang diamti dengan jantung yang sudah hilang. Sementara KUS merupakan pisang yang tidak memiliki jantung pisang, dengan nama lokal kepok lokal nipah (Suhartanto et al. 2009).

(24)

13

Tabel 4 Karakter jantung

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

48. (*) (+) QL

Jantung pisang: keberadaan

Ada (1) Ada (1) Ada (1) Tidak ada (2)

Ada (1) Ada (1) Ada (1)

49.

(+) QN

Jantung pisang: bentuk

- -

Narrow ovate (2)

Narrow ovate (2)

Broad ovate (4)

- Lanceolate

(1)

Medium ovate (3)

50. (+) QN

Jantung pisang: pembukaan braktea

Tertutup atau sedikit membuka (1)

Tertutup atau sedikit membuka (1)

Sangat terbuka (3)

- Tertutup atau sedikit

membuka (1)

Terbuka sedang (2)

51.

PQ Braktea: warna dalam braktea

Orange kemerahan (6)

Merah (7) Merah (7) - Orange kemerahan

(6)

Pink (5)

52.

(+)

Braktea: bentuk ujung

Broad acute (2)

Broad acute (2)

Obtuse (4) - Narrow

acute (1)

Right angle (3)

aAHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter.

Karakter buah

(25)

14

dan CVS adalah hijau kekuningan sedangkan, KUS dan KKU memilki warna kuning, serta PLP dan PMK warnanya kuning cerah. PUG memilki ciri khas warna kulit yang paling berbeda yaitu warnanya ungu ketika muda dan masak menjadi merah agak oranye.

Tabel 5 Karakter buah

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

35. (*) (+) PQ Buah: kelengkungan buah Sedikit melengkung di bagian distal (2) Datar membengkok (3)

Tegak (1) Tegak (1) Tegak (1) Tegak (1) Tegak (1)

36. (*) (+) QN Buah: punggung bujur

Moderat (2) Moderat (2) Kuat (3) Kuat (3) Lemah (1) Lemah (1) Lemah (1)

37. (*) (+) QN Buah: panjang buah Sedang (5) 10.761 cmab

Panjang (7) 13.367 cma

Sedang (5) 9.115 cmbc

Sedang (5) 9.41 cmbc

Panjang (7) 13.226 cma

Pendek (1) 7.089 cmc

Pendek (1) 7.379 cmc

38. (*) (+) QN Buah: lebar buah Medium (2) 3.252 cmab

Medium (2) 3.432 cmab

Medium (2) 2.755 cmb

Medium (2) 3.005 cmb

Lebar (1) 4.241 cma

Medium (2) 2.883 cmb

Medium (2) 2.95 cmb

39. (+) QN Buah: panjang pedikel Pendek (1) 0.607 cmc

Panjang (3) 1.681 cma

Panjang (3) 1.826 cma

Panjang (3) 1.782 cma

Sedang (2) 1.214 cmb

Sedang (2) 0.952 cmbc

Sedang (2) 1.128 cmb

40. (*) (+) PQ Buah: bentuk ujung buah

Truncate (2) Truncate (2) Pointed (4) Pointed (4) Truncate (2)

Bottle necked (3)

Rounded (1) 41. (*) (+) QN Buah: tebal kulit Sedang (2) 0.23 cmb

Tebal (1) 0.255 cma

Tebal (1) 0.265 cma

Tipis (3) 0.186 cmbc

Tebal (1) 0.26 cma

Sedang (2) 0.193 cmbc

Tipis (3) 0.154 cmc

42. (*) (+) PQ Buah: warna kulit (sebelum matang) Hijau sedang (6) Hijau sedang (6)

Hijau tua (7) Hijau tua (7) Merah/ ungu (9) Hijau muda (5) Hijau muda (5)

(26)

15

No Karakter AHM CVS KKU KUS PUG PLP PMK

(*) kulit kehijauan (3) kehijauan (3) sedang (2) sedang (2) oranye (7) terang (1) terang (1)

44. QN

Buah: penempelan kulit

Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Kuat (7) Lemah (3)

45. (+) PQ

Buah: keberadaan organ bunga

Ada (1) Ada (1) Ada (1) Ada (1) Ada (1) Ada (1) Ada (1)

46. (*) PQ

Buah: warna daging buah

krem (3) Keputihan (2)

Keputihan (2)

Krem (3) Kuning (4) Kuning (4)

Kuning (4)

47. (*) QN

Kekerasan Sedang (2) 41.093ab

Keras (3) 34.963b

Sedang (2) 39.346ab

Lembut (1) 60.813a

Lembut (1) 58.704a

Keras (3) 32.804b

Keras (3) 20.111b

53. PTT 23.611bc 15.741d 27.488a 19.813c 21.111c 22.016c 26.444ab a

AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%

Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian untuk melindungi tanaman yang akan dilepas. Pengujian ini didasarkan pada Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) yang menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006). Uji BUSS salah satunya dilaksanakan atas dampak perdagangan bebas khususnya untuk negara berkembang, bahwa tanaman-tanaman yang diperdagangkan sebaiknya memiliki sebuah perlindungan atau lebih dikenal dengan istilah perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Uji BUSS juga dilaksanakan guna melindungi pemulia tanaman yang ingin melepaskan varietas dan menjadikan sebuah insentif bagi mereka, semakin banyak orang yang menekuni dibidang penelitian ini dan kemudian banyak dihasilkan varietas baru. Varietas baru yang akan dilindungi harus memilki persyaratan kebaruan, unik, seragam dan stabil untik varietas yang diuji (Lalitha 2004; Gazaro 2006; Singh 2007; Santos et al. 2012).

Berdasarkan hasil kegiatan pengujian simulasi BUSS pisang dilapang, varietas yang diuji dapat dikategorikan baru apabila pisang ini bahan perbanyakannya atau hasil panennya belum pernah diperdagangkan tidak lebih dari setahun, atau diluar negeri lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan (Syukur et al. 2012). Karakter baru tidak diuji secara langsung, tetapi hal ini dapat terlihat dari jenis-jenis pisang yang diamati yang umumnya belum umum dipasaran dan kebanyakan masih dikenal dengan penamaan-penamaan lokal. Karakter pisang yang diuji memiliki perbedaan karakter morfologi dengan pisang yang menjadi pembanding.

(27)

16

Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma nutfah (Simmonds dan Shepherd 1955). Terdapat 50 karakter yang berbeda dari 52 karakter yang diamati. varietas yang diuji memiliki kekhasannya masing-masing yang menjadi pembeda diantara setiap varietas sehingga varietas yang diuji dapat dinyatakan dengan kategori unik. Pengamatan yang dilakukan pada seluruh karakter yang ada di Kebun Percobaan Pasir Kuda menyatakan keseragaman dimana tidak ada varietas yang off type, yang teramati. Keseragaman yang ada menandakan bahwa pisang-pisang ini dapat dianggap stabil karena sumber pisang ini berasal dari anakan atau perbanyakan secara vegetatif dengan rata-rata indukan yang sama.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, seluruh karakter dapat diamati dengan tabel test guidlines (TG) UPOV. Hal ini menyatakan bahwa TG UPOV ini dapat diaplikasikan di Indonesia untuk pengamatan uji BUSS selajutnya dengan beberapa penambahan karakter pengamatan yang sesuai dengan di Indonesia. Simulasi uji BUSS ini juga berperan untuk mengidentifikasi varietas contoh yang dapat dicantumkan pada pedoman panduan uji selanjutnya yang ditampilkan pada Tabel 6. sebagai varietas contoh. Varietas contoh ini didapatkan akibat tingginya keragaman antara karakter pisang yang diuji.. Varietas contoh ditentukan berdasarkan notasi angka yang diberikan pada tabel keberbedaan, kemudian dicantumkan dalam tabel yang ada pada deskriptor sebagai tabel varietas contoh. Penetapan varietas contoh ini sangat penting atau dibutuhkan untuk kemudian menjadi varietas pembanding pada pengujian. Menurut Harding (1983) tujuan awal dari kultivar-kultivar yang dikoleksi di stasiun pengujian adalah untuk mengoreksi, megidentifikasi kultivar yang terlihat menarik, tetapi belum teridentifikasi. Tujuan lain adalah untuk mengoreksi karakter pada tanaman yang diuji apakah lebih baik atau tidak.

Tabel 6 Varietas contoh

Karakter Indonesia Note/

Nota

Varietas Contoh

1. (*) (+)

Ploidy Diploid

Triploid

Tetraploid

2

3

4

Mas kirana, Pisang Lampung

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Ambon HIjau

2.

(+)

Rhizome: jumlah sucker didalam tanah

Sedikit

Sedang

Banyak

3

5

7

Pisang Ungu

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

3. (*) (+)

Batangsemu : panjang Pseudostem: length

Sangat pendek Pendek

Sedang Panjang Sangat panjang

1 3

5 7 9

(28)

17

Karakter Indonesia Note/

Nota

Varietas Contoh

4. (*) (+)

Batangsemu : diameter Pseudostem: diameter Kecil Sedang Luas 3 5 7

Ambon Hijau, Pisang Mas Kirana, Pisang lampung Cavendish

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu

5.

(+)

Batangsemu :

tumpangtindih selubung daun

Pseudostem: overlapping of leaf sheaths Lemah Sedang Kuat 1 2 3

Pisang lampung, Pisang Mas Kirana

Ambon Hijau, Kepok Kuning, Cavendish, Kepok Unti Sayang

Pisang Ungu

6.

(+)

Batangsemu : meruncing Pseudostem: tapering

Tidak ada atau lemah

Sedang

Kuat

1

2

3

Ambon Hijau, Pisang Lampung, Mas Kirana Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu

7. Batangsemu : warna Pseudostem: color Hijau kekuningan Hijau muda Hijau medium Hijau tua Merah kehijauan Merah Ungu 1 2 3 4 5 6 7

Cavendish, Kepok Kuning, Mas Kirana

Kepok Unti Sayang -

-

Ambon Hijau, Pisang Lampung

-

Pisang Ungu

8.

(+)

Batangsemu : pewarnaan antosyanin

Pseudostem: anthocyanin coloration

Tidak ada atau lemah Lemah Medium Kuat Sangat kuat 1 3 5 7 9 -

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

Pisang Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung

Pisang Ungu

9. Batangsemu warna dari sisi dalam dari selubung basal

Pseudostem: color of inner side of basal sheath

Kuning kehijauan Hijau Merah Ungu 1 2 3 4 Kepok Kuning

Ambon Hijau, cavendish, Kepok Unti Sayang

Pisang Lampung, Mas Kirana

Pisang Ungu

10.

(+)

Tanaman : kepadatan mahkota

Plant: compactness of crown Lepas Sedang Padat 3 5 7

Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang -

11. (*) (+)

Tanaman : pola pertumbuhan Plant: growth habit

Keatas Menyebar Jatuh 1 2 3 -

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Krana

(29)

18

Karakter Indonesia Note/

Nota

Varietas Contoh

12.

QN (+)

Petiole : pola dari sayap pada dasar

Petiole: attitude of wings at base

Melengkung ke arah luar

tegak sedikit melengkung kedalam melengkung kedalam bertumpuk 1 2 3 4 5

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana -

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang - - 13. (*) QN (+)

Petiole : panjang Petiole: length Pendek Sedang Panajang 3 5 7

Ambon Hijau, Pisang lampung, Mas Kirana Cavendish, Pisang Ungu Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

14. (*)P Q

Daun : warna dari tangkai daun pada sisi bawah Leaf blade: color of midrib on lower side

Kuning Hijau Pink Ungu Ungu hitam 1 2 3 4 5 -

Ambon Hijau, Cavendish, Mas Kirana

Kepok Kuning, Pisang Lampung, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu 15. (*) (+) PQ

Helai daun : bentuk dari dasar

Leaf blade: shape of base

Kedua sisi bulat

Salah satu sisibulat salah satu tajam

Kedua-duanya tajam

1

2 3

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

Cavendish Ambon Hijau

16. QN

Daun : lapisan lilin pada dasar daun

Leaf blade: waxiness on lower side

Tidak ada atau lemah Lemah Sedang Kuat 1 3 5 7 -

Ambon, Hijau Pisang Lampung , Mas Kirana -

Kepok Kuning,Kepok Unti sayang, Pisang Ungu

17. QN

Daun: panjang Leaf blade: length

Pendek Sedang panjang 3 5 7

Pisang Lampung, Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu

18. QN

Daun: lebar Leaf blade: width

Kecil Sedang Luas 3 5 7

Pisang Lampung, Mas Kirana

-

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang, Kepok Kuning, Pisang Ungu

19. QN

Daun: rasio panjang/ lebar Leaf blade: ratio

length/width Perpanjangannya setiap minggu 3 5 7

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampunng, Mas Kirana

(30)

19

Karakter Indonesia Note/

Nota Varietas Contoh 20. (*) QL Daun:

Leaf blade: glossiness of upper side

Tidak ada Ada

1 9

Ambon Hijau, Cavendish, Lampung,

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana

21. (+) QN

Peduncel : panjang Peduncle: length Pendek Sedang panjang 3 5 7

Pisang Lampung, Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

22. (+) QN

Peduncle: diameter Kecil

Sedang

besar

3

5

7

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana

Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Kepok Kuning 23. (*) Peduncle : Peduncle: pubescence Tidak ada Ada 1 9

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

24. (+) QN

Peduncle: curvature Tidak ada atau sanat lemah Lemah Sedang Kuat 1 3 5 7 -

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

-

Ambon Hijau, Cavendish

25. (*) (+) QN Tandan :Panjang Bunch: length Pendek Sedang Panjang 3 5 7

Pisang Lampung, Mas Kirana

Cavendish, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu

Ambon Hijau, Kepok Kuning

26. (*) (+) QN

Tandan : diameter Bunch: diameter Sempit Sedang Luas 3 5 7

Pisang Lampung, Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning

Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu

27. (+) PQ

Tandan : bentuk Bunch: shape Silinder Tidak beraturan konikal 1 2 3

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang,

Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana -

28. (*) (+) QN

Tandan : pola terhadap buah

Bunch: attitude of fruits

Horizontal sampai sedikit naik ke atas

Naik ke atas Sanagat naik

1

2 3

Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

[image:30.612.101.520.81.679.2]
(31)

20

Karakter Indonesia Note/

Nota

Varietas Contoh

29. QN

Tandan : kepadatan Bunch: compactness Lepas Sedang Padat 1 5 7 - Pisang Ungu

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, KepokUnti Sayang, Pisang Lampung, Mas Kirana

30. (*) (+) QN

Tandan : jumlah sisir buah Bunch: number of hands

Sedikit Sedang Banyak 3 5 7 Pisang Ungu

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

31. (*) (+) PQ

Rachis: attitude of male part

Vertikal

Naik

Melengkung dengan akhir vertikal

Horizontal dengan ujung naik

1

2 3

4

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Lampung Pisang Ungu - - Mas Kirana 32. (+) QN

Rachis: prominence of scars Lemah Moderat Kuat 1 2 3

Cavendish, Pisang Ungu Pisang Lampung, Mas Kirana, Ambon Hijau Kepok Kuning

33. (*) (+) QN

Rachis: persistence of bracts

Tidak ada atau lemah

Moderat Kuat

1

2 3

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

- -

34. QL

Rachis: persistence of hermaphrodite flowers

Tidak ada Ada

1 9

Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana

35. (*) (+) PQ

Buah : lengkungan Fruit: curvature

Tegak

Sedikit melengkung pada bagian distal Umumnya melengkung Berbentuk- S 1 2 3 4

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau Cavendish - 36. (*) (+) QN

Fruit: longitudinal ridges Tidak ada atau lemah

Moderat Kuat

1

2 3

[image:31.612.81.493.74.724.2]

Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuninng, Kepok Unti Sayang

(32)

21

Karakter Indonesia Note/

Nota Varietas Contoh 37. (*) (+) QN

Buah : panjang Fruit: length Pendek Sedang Panjang 3 5 7

Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana

Ambon Hijau, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang,

Cavendish, Pisang Ungu

38. (*) (+) QN

Buah : diameter ( tidak termasuk ridges) Fruit: width (excluding ridges) Sempit Sedang Luas 3 5 7 -

Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana

Pisang Ungu

39. (+) QN

Buah: panjang dari pedicel Fruit: length of pedicel

Pendek Medium Panjang 3 5 7 Ambon Hijau

Pisang Ungu, Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana

Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

40. (*) (+) PQ

Buah : bentuk dari apex Fruit: shape of apex

Bulat Pancung Leher botol Titik 1 2 3 4 Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu

Pisang Lampung

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

41. (*) (+) QN

Buah : ketebalan kulit Fruit: thickness of peel

Tebal Médium Tipis 3 5 7

Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu

Ambon Hijau, Kepok Unti Sayang, Pisang Lampung Mas Kirana

42. (*) (+) pQ

Buah : wana buah (sebelum mtng)

Fruit: color of peel (before maturity) Kuning terang Kuning sedang Kuning tua Kunin kehijauan Hijau muda Hijau sedang Hijau tua Pink Merah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 - - - -

Pisang Lampung, Mas Kirana

Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

-

Pisang Ungu

43. (*)

Buah : warna kulit Fruit: color of peel

Kuning terang Kuning sedang Kuning kehiajuan Hijau Kuning tua Oranye Merah oranye Merah Hitam 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pisang Lampung, Mas Kirana

Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang

[image:32.612.104.519.78.686.2]
(33)

22

Karakter Indonesia Note/

Nota

Varietas Contoh

44. QN

Fruit: adherence of peel Lemah Sedang

Kuat

3 5

7

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana

Pisang Lampung

45.

(+) PQ

Buah : keberadaan organ buna

Fruit: persistence of floral organs Tidak ada Ada 1 9 -

Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana, Pisang Lampung

46. (*) PQ

Buah : warna dagin buah Fruit: color of flesh

Putih Keputih-putihan Krem Kuning Orange Punkis krem 1 2 3 4 5 6 -

Cavendish, Kepok Kuning Ambon Hijau, Kepok Unti Sayang

Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana -

-

47. (*) QN

Fruit: firmness of flesh Lembut Médium Keras

1 3 5

Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu

Ambon Hijau, Kepok Kuning

Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana

48. (*) (+) QL

Bunga jantan: kehadiran Male inflorescence: persistence Tidak ada Ada 1 9

Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Mas Kirana, Pisang Lampung

49.

(+) QN

Bunga jantan: bentuk Male inflorescence: shape

Lanceolate Sedikut oval Oval sedang Luas oval 1 2 3 4 Pisang Lampung Ambon Hijau, Cavendish Mas Kirana Kepok Kuning 50. (+) QN Male inflorescence: opening of bracts

Tertutup/ sedikit membuka

Separuh membuka Sangat membuka

1

2 3

Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung

Mas Kirana Kepok Kuning

51. PQ

Bract: color of inner side Agak putih Kuning Kuning kehijauan Hijau Pink Orange kemerahan Merah Ungu 1 2 3 4 5 6 7 8 - - - - Mas Kirana

Ambon Hijau, Pisang Lampung

Cavendish, Kepok Kuning

52.

(+) PQ

Braktea: betuk dari ujung Bract: shape of apex

Lancip sempit Lancip luas Sudut kanan Bulat Aak membelah 1 2 3 4 5 Pisang Lampung Ambon Hijau, Cavendish Mas Kirana

[image:33.612.78.494.69.697.2]

Kepok Kuning -

(34)

23

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Simulasi uji BUSS ini telah dapat mengidentifikasin beberapa kekhasan dari beberapa varietas yang diuji jika dibandingkan dengan varietas pembanding. Karakter pisang yang diuji memiliki perbedaan karakter sebanyak 50 perbedaan dari 52 karakter yang diamati dengan varietas pembanding. Adanya perbedaan antara varietas yang diuji sehingga dapat dinyatakan sebagai kategori unik.

Keseragaman dinyatakan dengan tidak adanya off type pada pisang yang diamati. Sumber pisang yang diamati berasal dari perbanyakan vegetatif dan pisang dinyatakan telah seragam sehingga dapat dikategorikan pisang yang diuji stabil. Pengamatan yang dilakukan menyatakan kestabilan dimana tidak ada varietas yang off type. Simulasi ini juga telah dapat membuktikan bahwa TG UPOV dapat digunakan sebagai panduan pengujian BUSS di Indonesia dan dapat mengidentifikasi varietas contoh untuk panduan pengamatan selanjutnya.

Saran

Perlu di tambah lagi jenis pisang yang diuji agar lebih mewakli seluruh bagian karakter yang tercantum. Jenis pisang yang ditambahkan untuk pengujian seperti pisang ambon lumut, tanduk, raja, siem dan raja sereh. Perlu adanya penambahan karakter pada TG UPOV mengenai karakter kemanisan buah, kandungan pati atau amilum, rasa/ kekesatan buah, ada tidak adanya biji, kemulusan kulit dan ketahanan penyakit. Perlu adanya pengurangan karakter no 20 dan 32 karena tidak ada acuan yang jelas dan kesulitan pada pengamatan. Sistem pengamatan yang ada di TG UPOV perlu ditambahkan keterangan VG, VS, MG, dan MS agar ada standar jumlah pengujian BUSS di Indonesia. Hasil dari tabel keberbadaan diatas dengan keragaman yang cukup tinggi dapat digunakan untuk mengisi tabel varietas contoh.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah-buahan Menurut Provinsi.[internet]. [2013 Mei 30] http://www.bps.go.id/tab_sub /view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55&notab=1

Brown C, Caligari PDS. 2008. An Introduction To Plant Breeding. IOWA (US): Black well publishing.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Panduan Umum Pengujian Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan. Jakarta (ID): Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Departemen Pertanian.

(35)

24

Gazaro WR. 2006. Plant Variety Protection: wich system of protection in the member states of OAPI. World Patent Information 28: 127-131.

Harding PH. 1983. Testing and cultivar evaluation. James NM and Jules J, editors dalam Methods in Fruit Breeding. Indiana (US): Purdue University Pr. [Inibap] International Network for the Improvement of Banana and Plantain,

IPGRI. 2002. Networking Banana and Plantain: INIBAP Annual Report 2001. International Network for the Improvement of Banana and Plantain. Montpeller, France.

Jesus OND, Ferreira CF, Silva SDO, Camara TR, Soares TL, Pestana KN. 2009. Characterization of recomemended banana cultivars using morphological and molecular descriptors.CBAB 9: 164-173

Lalitha N. 2004. Diffusion of biotechnology and intellectual property rights: emerging issues in India. Ecological Economics 49: 187-198.

Lengkong E. 2008. Keragaman genetika plasma nutfah pisang (Musa sp.) di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara. FORMAS 4(1): 302-310.

Leunufna S. 2007. Kriopreservasi untuk konservasi plasma nutfah tanaman: peluan pemanfaatannya di Indonesia. Jurnal Agrobiogen 3(2): 80-88.

Megia R., Hadisunarno, Sulistyaningsih YC, Djuita NR. 2001. Izoyme polymorphisms for cultivar identification banana in Indonesia. Hayati 8(3): 81-85.

Megia R. 2005. Musa sebagai model genom [ulasan]. Hayati 12(4): 167-170. Nakasone HY, Paull RE. 1998. Tropical Fruits. London (UK): CABI Publishing. Perrier X, Langhe ED, Donohue M, Lentfer C, Vrydaghs L, Bakry F, Careel F,

Hippolyte, Horry JP, Jenny C et al. 2011. Multidisciplinary perspectives on banana (Musa spp.) domestication. PNAS [internet]. [2013 Juni 17];

108 (28): 11311-113118. Tersedia pada: www.pnas.org/cgi/doi/10.1073/pnas.1102001108

Robinson JC. 1999. Bananas and Plantains.London (UK): CABI Publishing. Santos FS, Moraes Aviani DD, Hidalgo JAF, Machado RZ, Araújo SP. 2012.

Evolution, importance and evaluation of cultivar protection in Brazil: the work of the SNPC. Crop Breeding and Applied Biotechnology S2: 99-110. Simmods NW, Shepherd K. 1955. The taxonomy and origins of the cultivated

bananas. J. Linn Soc Lond Bot. 55 :302-312.

Singh H. 2007. Plant variety protection and food security: lessons for developing country. JIPR. 12(4): 391-399.

Steenis CGGJV, Hoed DD, Bloembergen S, Eyma PJ. 1981. Flora untuk Sekolah Indonesia. Cetakan ke-3. Moeso S, Soenarto H, Soerjo SA, Wibisono, Margono P, penerjemah. Jakarta (ID): Pradnya Paramitha.

Suhartanto MR, Sobir, Harti H, Nasution MA. 2009. Pengembangan pisang sebagai penopang ketahanan pangan nasional. Prosiding hasil-hasil seminar IPB.

Syukur M, Sujiprihati S, Yunianti R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

(36)

25

[UPOV] Union for the Protection of New Varieties of Plant. 2010. Banana UPOV codes Musa A_Acu; Musaa_Par. Musa Acuminata colla; Musa x paradisiaca L. Guidelines for the conduct of tests for Distinctness, Uniformity and Stability. International Union For The Protection of New Varieties of Plants.

Valmayor RV, Jamaluddin SH, Silayoi B, Kusumo S, Danh LD, Pascua OC, Espino RRC. 2000. Banana Cultivar Names and Synonims in Southeast Asia. Los Banos (PH): INIBAP

Wirnas D, Sobir, Surahman M. 2005. Pengembangan kriteria seleksi pada pisang (Musa sp.) berdasarkan analisis lintas. Bul. Agron. 33(3): 48-54.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 10 November 1991, merupakan anak pertama dari pasangan Eman Suherman Drajat dan Wiwit Lestari (alm). Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cianjur dan pada tahun yang sama di terima di IPB, Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi dan Hortikultura melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Gambar

Tabel 1  Karakter bagian batang semu
Tabel 2  Karakter tanaman dan daun (lanjutan)
Tabel 3  Karakter peduncle, rachis dan tandan
Tabel 3  Karakter peduncle, rachis dan tandan (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk me mbu ktikan pengaruh masing- masing variabel produk, harga, distribusi/tempat, dan promosi terhadap perila ku konsumen dala m mengamb il keputusan pembelian

Dikarenakan karet sebagai komoditi perdagangan utama bagi perekonomian nasional maka pemerintah pusat Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan dalam upaya

Berdasarkan uraian pembahasan dan permasalahan serta tujuan penelitian “Penerapan SAK EMKM sebagai dasar penyusunan Laporan Keuangan UMKM (studi kasus pada UMKM UD

Studi ini dilakukan menggunakan empat karakteristik sistem pengelolaan perikanan tangkap berdasarkan hak kepemilikan atas sumberdaya, yaitu: keamanan, eksklusivitas,

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan yang dilaksanakan di

Hoffmann, dkk, 2012: Skor A2DS2 merupakan alat yang valid untuk memprediksi pneumonia post stroke dan mungkin sebagai petunjuk pengawasan pada penderita

Antara tapak- tapak arkeologi di Malaysia yang berjaya menemukan hasil produk dari Timur Tengah adalah seperti di Kampung Pengkalan Bujang dan Kampung Sungai Mas, Kedah dan

Terutama untuk lagu yang memiliki tekanan suara rendah, sedangkan untuk kualitas lagi yang memiliki tekanan nada tinggi, meski tidak maksimal namun sudah bisa kami bilang baik,