Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I. Bogor
ABR Anaerobic Baffle Reactor ADB Asian Development Bank
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (Regional Revenue Expenditure Budget) APBN Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (National Revenue Expenditure Budget) AusAid Australian Agency for International Development
BAPEPAM Badan Pengawas Pasar Modal (Capital Market Regulatory Official) Bappeko Badan Perencanaan Pembangunan Kota
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (National Development Planning Agency) BLH Badan Lingkungan Hidup (Environmental Agency)
BOD Biochemical Oxygen Demand
BORDA Bremen Overseas Research and Development Association BOT Built Operate Transfer
BPHTB Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (land and buildings property transfer tax) CBD Central Business or Commercial District
CD Covered Drains
CKTR Cipta Karya dan Tata Ruang COD Chemical Oxygen Demand CSS City Sanitation Strategy CT Communal Treatment DAK Dana Alokasi Khusus DED Detailed Engineering Design DEWATS Decentralized Wastewater System DGHS Directorate General of Health Service DGT Directorate General of Taxation DJCK Direktorat Jenderal Cipta Karya
DKI Daerah Khusus Ibukota (Special Capita District)
DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Department of Hygiene and Gardening) DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
EHRA Environmental Health Risk Assessment ESP Environmental Service Program
FAP Facultative Anaerobic Pond
FOPIP Financial and Operational Performance Improvement Plan
GAPENSI Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (The Indonesia Constructors Association)
GDP Gross Domestic Product GoA Government of Australia GoI Government of Indonesia GPS Global Positioning System
IBRD International Bank for Reconstruction and Development
ICD Interceptors (leaching pit which has been made watertight or septic tank) and discharge of the effluent in adapted covered stormwater drains
IPLT Instalasi Pengolahan Limbah Tinja ITS Institut Teknologi Surabaya
IUIDP Integrated Urban Infrastructure Development Program LIDAP Local Institutional Development Action Plans
LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (Government Institution on Procurement Policy)
LP Leaching Pit
LP+ Improved Leaching Pit
MCK Community toilet and washing facility (Mandi Cuci Kakus)
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
Error: Reference source not found
Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I. Bogor
MDB Multilateral Development Banks MDG Millennium Development Goals MMI Mott MacDonald Indonesia MOF Ministry of Finance
MPW Ministry of Public Works
MSMHP Metropolitan Sanitation Management and Health Project NGO Non Governmental Organization
NJOP Nilai Jual Obyek Pajak (property valuation) NMCP NGO Management Certificate Program O&M Operation & Maintenance
OBA Output Based Aid
OD Open Defecation
ODF Open Defecation Free
PAMSIMAS Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbaSis Masyarakat PBB Pajak Bumi dan Bangunan (Property Tax)
PD Perusahaan Daerah (Government Owned Company)
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum (Local Drinking Water Corporation) PERDA Peraturan Daerah
Perpres Peraturan Presiden (Presidential Decree) PKL Pedagang Kaki Lima (Food Stalls)
PLN Perusahaan Listrik Negara (National Electricity Company) PMK Peraturan Menteri Keuangan (Ministry Of Finance Regulation) POKJA Kelompok Kerja (Work Group)
PP Peraturan Pemerintah (Government Regulation) PPN Pajak Pertambahan Nilai
PPSP Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (settlement sanitation development acceleration)
PSO Public Service Obligation PSP Private Sector Participation Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat RBC Rotating Biological Contactor
RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (Fire Protection System Master Plan)
RO Reverse Osmosis
Rp. Indonesian Rupiah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rukan Perumahan dan Perkantoran
Ruko Rumah Toko
Sanimas Sanitasi Masyarakat (community Based Sanitation) SBS Small Bore Sewerage
SDS Sewer Discharge Station
SIER Surabaya Industrial Estate Rungkut SMS Septage Management System SOSEC Social Economic
SPAL Saluran Pembuangan Air Limbah SS Shallow Sewerage
SSDP Sewerage and Sanitation Development Program
ST Septic Tank
ST/AUF Septic Tank with Anaerobic Upflow Filter STei Septic Tank effluent infiltration
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I. Bogor
STP Sewage Treatment Plant SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional
TG1 Task Group 1
TG2 Task Group 2
TG3 Task Group 3
TG4 Task Group 4
TLP Twin Leaching Pit
TPA Tempat Pembuangan Akhir TPS Tempat Pembuangan Sementara
TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi (Main Task and function) UASB Upflow Anaerobic Sludge Blanket
UASBR Upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor Unair Universitas Airlangga
UPTD Unit Pelaksana Teknis Dinas
USAID United States Agency for International Development USRI Urban Sanitation and Rural Infrastructures
WIP Wastewater Investment Plans WSI Water and Sanitation Initiative WTP Willingness to Pay
WWTP Waste Water Treatment Plant
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
Kota Bogor terletak di Propinsi Jawa Barat , berdekatan dengan Ibukota Indonesia. Penduduk kota Bogor saat ini sekitar 985 000 jiwa dan diperkirakan akan berkembang menjadi sekitar 1.8 juta pada akhir tahun 2030, periode perencanaan dari masterplan air limbah. Pada saat itu, seperempat masyarakat akan tinggal di daerah dengan kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha. Proyeksi penduduk disajikan pada Gambar 1,
memperlihatkan jumlah penduduk dengan kepadatan berbeda pada tahun perencanaan pada master plan : tahun 2010 (eksisting), tahun 2015 (jangka pendek) , tahun 2020 (jangka menengah) dan tahun 2030 (jangka panjang).
Gambar 1: Ramalan Populasi
Masalah-masalah lingkungan:
Penambahan penduduk akan memperburuk masalah lingkungan saat ini yang berhubungan dengan tidak memadainya pengelolaan air limbah, pengolahan dan pembuangannya. Alasannya adalah :
Satu dari dua puluh penduduk BAB di area terbuka:biasanya di sungai atau saluran drainase
Tiga dari lima penduduk menggunakan fasilitas saluran drainase sebagai pengolahan air limbah
Kurang dari sepersepuluh rumah tinggal melakukan penyedotan lumpur tinja yang terakumulasi pada system setempat (sebagian besar adalah cubluk) dan dibuang ke IPAL Tegalgundil dengan menggunakan truk tinja yang disediakan oleh jasa swasta dan pemerintah. Sisanya dikumpulkan dan dibawa secara manual dan sebagai
konsekwensinya dibuang kebadan air atau lahan terbuka di Bogor, atau terakumulasi pada limpasan, gagal fungsi dan polusi yang disebabkan karena system setempat Instalasi pengolahan air limbah saat ini adalah IPAL Tegal Gundil dengan kapasitas
2 400 sambungan, tetapi baru mengolah 300 sambungan. Hanya 240 pelanggan yang membayar retribusi. Jumlah yang terkumpul bahkan tidak cukup untuk menutup biaya pengumpulan. IPAL tidak beroperasi secara baik dan effluent dari instalasi
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
i
Ringkasan Eksekutif
kadang tidak memenuhi persyaratan standard effluent walaupun IPAL beroperasi dibawah kapasitas. Bak pengering lumpur tidak digunakan sebagai pengering lumpur Restaurant dengan merek international membuang limbah hasil kegiatannya tanpa
diolah terlebih dahulu ke badan air. Pemerintah kota sudah mulai melakukan pendataan tetapi tindakan legislative terbatas
Inisiatif yang Menjanjikan
Terdapat beberapa inisiatif air limbah dari pemerintah setempat yang cukup menjanjikan. Inisiatif tersebut dibiayi dengan dana dari APBN, seperti program SANIMAS,
pembangunan sarana air limbah berbasis masyarakat, pengumpulan air limbah dari beberapa rumah tangga dan pengolahannya. Pada saat ini, tidak semua inisiatif berhasil karena kurang tepatnya teknologi yang dipilih dan lokasi yang dipilih. Pemerintah kota juga berencana mengembangkan rumah susun untuk masa mendatang dan yang
mempunyai system pengolahan air limbah secara komunal dengan pengolahan modular. Menciptakan Masa Depan Yang lebih bersih
Master plan air limbah ini bertujuan untuk mengatasi masalah ini dan pada waktu yang bersamaan menciptakan kondisi lingkungan hidup yang lebih baik dimasa mendatang. Secara garis besar, mengurangi 60% beban polusi di lingkungan dari 17 ton BOD menjadi 8 ton BOD pada tahun 2030. Kualitas air sungai di bagian hulu sudah baik, sehingga perbaikan ini akan bermanfaat bagi pengguna air sungai di bagian hilir, termasuk Jakarta
Termasuk Penduduk MIskin
Program penanganan air limbah ini disusun dengan mempertimbangkan juga pelayanan bagi penduduk miskin. Hal ini berarti bahwa usulan program disusun untuk menangani juga kondisi lingkungan bagi masyarakat di kawasan kumuh; Pemerintah Kota Bogor mempunyai target tidak akan ada masyarakat yang BAB sembarangan pada tahun 2015 Jaringan Air Limbah skala kota
Masterplan mempunyai “embryo” air limbah system terpusat di kawasan perdagangan Babakan Pasar . Juga meliputi perumahan di kawasan berkepadatan tinggi, dengan perkiraan 20,000 penduduk terlayani. Sistem air limbah “embryo” pada awalnya akan beroperasi sebagai modul independen dengan pengolahan air limbah desentralisasi menggunakan modul instalasi pengolahan (UASB/Upflow Anaerobic Sludge Blanket Reactor). Disuatu saat nanti ,sistem ini akan bergabung dengan system terpusat zona tengah pada skala kota. Sistem pelayanan embryo dan instalasi pengolahan harus
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
ii
dikelola dan dioperasikan oleh tenaga professional, yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan air limbah, pengumpulan,pengangkutan dan
pengolahan. System “embryo” harus menguntungkan dan dapat sebagai batu loncatan untuk pengadaan lahan untuk IPAL yang diperlukan pada masa datang untuk pelayanan air limbah skala kota : satu lokasi IPAL di Kayu Manis (8 Ha) dan lokasi IPAL lain di Ciluar (4 Ha)
Kota Bogor dibagi dalam 3 zona pelayanan air limbah. Zona Barat merupakan zona yang sebagian besar dilayani dengan system on-site, sedangkan zona timur dan tengah
dilayani dengan gabungan sistem “off-site”, “on-site” dan intermediate. Dua buah jaringan utama air limbah sudah teridentifikasi sebagai bagian jaringan air limbah skala kota dalam jangka panjang (setelah 2030). Sebuah jalur pipa induk di zona tengah, dengan potensi mengumpulkan air limbah dari area seluas 1 200 Ha. Jalur pipa induk ini berawal dari Jl Sukasari, Jl Juanda< Jl Paledang, Jl Merdeka, Jl Tentara Pelajar dan Jl Johar menuju IPAL di Kayu Manis. Pipa Induk yang lainnya di zona timur air limbah, dengan luas area potensial seluas 1 400 Ha. Pipa Induk dipasang dari utara kearah timur dari Jl Raya Pajajaran, Jl Babakan, Jl Bantarjati, Jl Cibuluh and Jl Raya Bogor menuju IPAL di Ciluar. Terdapat juga saluran air limbah yang menuju ke pengolahan di Tegal Gundil pada zona timur ini. Pada tahun 2030, kedua system terpusat ini akan melayani sekitar 52 000 sambungan domestic dan non domestic. Sambungan ini mewakili sekitar 50% pelanggan di area dengan kepadatan di atas 300 jiwa/ha.
Pengelolaan Air LImbah Sistem Intermediate
Intermediate system telah di rencanakan di zona air limbah barat, tengah dan timur karena banyak terdapat rumah tangga tidak mempunyai kapasitas air limbah yang cukup untuk dialirkan secara gravitasi ke system kota untuk dapat dioperasikan secara efektive atau tidak mampu membayar sekitar Rp 30 000/bulan untuk biaya pengelolaan limbah untuk menutup seluruh biaya OM dari system konvensional. Sistem Intermediate ini diperkirakan akan melayani 50% dari property di area dengan kepadatan diatas 300 jiwa/ha, yang terdapat pada daerah dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Di daerah semacam ini, pembangunan sistem on-site yang lebih mahal daripada sistem intermediate tidak memungkinkan disebabkan karena kepadatan bangunan tinggi dan tidak adanya ruang untuk membangun tangki septic sesuai dengan standard atau tangki septic biaya murah. Di daerah dengan banyak sistem on-site individu, dapat diterapkan sistem riol ukuran kecil; dan di lokasi-lokasi lain dapat digunakan selokan ‘gang’ dangkal.
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
iii
Pengelolaan Air Limbah Sistem On-site
Pada tahun 2030, lebih dari 75% system pengelolaan air limbah di kota Bogor, masih menggunakan system on-site, khususnya di zona pelayanan barat. Sebagian besar system, pada saat ini, tidak berfungsi dengan baik. Pengosongan lumpur tinja masih menjadi masalah utama. Banyak rumah tangga yang tidak melakukan pengosongan lumpur tinja dalam tangki septic secara regular, menyebabkan terkontaminasinya air tanah dan sumber air. Aspek lain disebabkan karena buruknya konstruksi. Sistem setempat “baru”, tangki septic biaya
rendah, yang cocok diterapkan dengan kondisi kota Bogor harus diterapkan dan dipromosikan.
Namun, persuasi untuk memperbaiki system eksisting dan untuk
pembangunan system baru yang tepat, diperlukan dukungan
peningkatan kapasitas kelembagaan dan keuangan. Misalnya : subsidi untuk masyarakat miskin atau kredit untuk masyarakat berpenghasilan menengah, perlunya arahan teknis, percontohan jamban, gambar2 dan rencana usulam system, keterlibatan media, dukungan pelayanan dan promosi bagi kontraktor yang dapat membangun system dengan baik. Biaya Investasi
Total biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran dan tujuan program seperti yang disajikan pada Bab 4 adalah Rp 1.8 trilyun (US$ 200 juta) dalam kurun waktu 20 tahun. Lihat gambar 2.
Operasi dan Pemeliharaan
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
iv
Biaya OM diperkirakan 2% dari total biaya investasi
Hambatan dan strategy untuk menghadapi hambatan tersebut
Terdapat 2 hambatan Nasional dalam hal pengembangan air limbah. Suatu kenyataan bahwa (1) masyarakat tidak peduli terhadap kondisi sanitasi yang tidak sehat dan mempunyai pengetahuan terbatas perihal pengelolaan air limbah yang baik (2) adanya pemikiran bahwa peningkatan sistem pengumpulan, pengangkutan serta pengolahan limbah membutuhkan biaya yang sangat besar. Masterplan ini memperhatikan aspek ini dan merekomendasikan kreasi terhadap lingkungan yang memungkinkan melalui : Mengembangkan persepsi publik akan masalah Lingkungan dan Kesehatan yang
berkenaan dengan Air Limbah. Persepsi publik terhadap masalah lingkungan dan kesehatan berkenaan dengan pengolahan limbah akan dijawab pada proposal yang sedang dikembangkan untuk kemungkinan peningkatan kapasitas di masa yang akan datang. Kelompok Kerja 4 dari proyek ini akan menindaklanjuti rekomendasi yang ada pada Bab 6 mengenai kesadaran publik, publisitas dan propaganda.
Mengusulkan Intervensi yang Efektif secara Cost . Intervensi yang diusulkan telah dibuat seefektif mungkin dalam hal pembiayaan, daerah yang diidentifikasi untuk penerapan perbaikan sistem on-site adalah seluas dan sepraktis mungkin. Sistem
intermediate akan digabungkan dengan strategi SANIMAS apabila diperlukan.
277184BA01/MMI/MMI/12/A 29 March 2011
P:\Jakarta\MIN\Project\277184BA01 - IndII Wastewater MP\Deliverables\03. Draft Master Plan\Bogor\DMP Bogor 1.04.11_Bahasa.doc
v
Rencana Induk Investasi Air Limbah Paket I: Bogor Error: Reference source not found