Kebutuhan lahan untuk reaktor UASB di IPAL Paledang adalah sekitar 800 m2.
Kebutuhan lahan untuk FAP pada tahun 2020 dan 2030 disajikan pada tabel 6.8. Adalah penting untuk memastikan lahan untuk FAP dimasukkan dalam rencana pengembangan Kota dan dibebaskan secepatnya. Pada saat ini terdapat lahan seluas 4ha di IPAL Kayumanis
Tabel 6.1: Kebutuhan lahan untuk sistem FAP
Opsi Pengolahan 24/Mar/11 BOGOR BOGOR BOGOR BOGOR
STP 1: Tegal Gundil
STP 2: Kayu Manis
STP 2: Kayu Manis
STP 3: Ciluar
2030 2020 2030 2030
Kebutuhan Lahan (gross) [ha] 0.54 3.66 7.56 3.26
Pentahapan IPAL adalah sama dengan pentahapan pipa induk sistem perpipaan air limbah:
Tahap ‘start up’ (2010-2015):
− ‘Embrio’ IPAL Paledang di saluran irigasi Cipakancilan yang menlayani 4900 sambungan; − Peningkatan operasi IPAL Tegal Gundil, untuk melayani 600 sambungan rumah;
Tahap perluasan dan ‘kerangka’ (2015-2020):
− Konstruksi IPAL Kayumanis untuk melayani hingga 13700 sambungan;
277184BA01 MMI MMI 12 A
/home/kominfo3/123/7.usulanfasilitas_3.doc 29 March 2011
1.1.1 Kebutuhan lahan
1.1.2 Pentahapan untuk tahun 2015, 2020 and 2030 dan biaya investasi, operasi dan
− Peningkatan IPAL Tegal Gundil dari kolam stabilisasi menjadi sistem Facultative aerated pond dengan peningkatan kapasitas hingga 3000 sambungan;
Tahap pematangan: (2020-2030):
− Perluasan IPAL Kayumanis hingga 34.000 sambungan; − Konstruksi IPAL Ciluar hingga 12.300 sambungan.
Biaya untuk IPAL disajikan pada Tabel 6.9. Biaya unit “per sambungan” telah dikembangkan dan
digunakan untuk perhitungan biaya IPAL. Harga satuan uang digunakan didasarkan pada biaya sistem di kota-kota lain di Indonesia.
Tabel 6.2: Biaya investasi dan operasi dan pemeliharaan IPAL Biaya investasi sistem
pengolahan off-site 2010-2015 2015-2020 2020-2030 Total
- IPAL embrio (Rp) Rp 5 Juta/
rumah
22,000 - - 22,000
- IPAl untuk sambungan rumah baru (Rp)
Biaya operasi dan pemeliharaan diperkirakan sebesar 2% dari biaiya investasi, yaitu sekitar Rp 5 milyar pada tahun 2030.
Catatan – ketika sistem air limbah embrio terhubung dengan saluran induk perpipaan zona Pusat, IPAL Paledang dapat ditutup dan dibongkar. Jika reaktor UASB menggunakan material fiberglass, maka dapat diangkat dan digunakan untuk pengolahan air limbah dilokasi lain.
Seperti dijelaskan pada Bab 5.1, terdapat beberapa resiko dalam pengembangan IPAL. Tabel 6.10
menyajikan resiko utama dan tindakan motivasional dan peningkatan kapasitas untuk meminimalkan resiko tersebut, Tindakan ini bersifat motivasional (baik intrinsik dan ekstrinsik) dan meningkatkan kapasitas (fisik, mental, finansial dan sosial/budaya).
Tabel 6.3: Menjaga kesinambungan IPAL
Resiko Tindakan-tindakan Motivasi dan Kapasitas
Staff tidak mengetahui bagaiman mengoperasikan dan merawat IPAL.
Hanya menunjuk karyawan yang terdidik untuk menjalankan IPAL. Usaha gabungan dengan badan pengolahan air limbah dan efluen lainnya untuk
memfasilitasi kunjungan site dan pembelajaran secara on-the-job
Tidak tersedia lahan untuk IPAL Jangan memulai pembangunan saluran air limbah sampai lahan untuk pengolahan air limbah telah dibeli.
Kontraktor tidak membangun pengolahan air limbah dengan baik.
Hanya membayar kontraktor setelah seluruh sistem di-inspeksi; Pengawasan yang ketat selama pembangunan; Hanya memperkerjakan kontraktor yang memiliki pengalaman dengan pekerjaan
Resiko Tindakan-tindakan Motivasi dan Kapasitas
pengolahan air limbah.
Tidak cukupnya aliran di dalam sistem
Membangun IPAL dalam unit-unit paralel yang relatif kecil Memastikan properti terhubung dengan baik dengan sistem air limbah.
BOD rendah dari limbah yang masuk karena terlalu banyak mengalir dalam sistem karena masuknya air hujan melalui lubang got dan prosedur pembilasan yang buruk
Pasang Overflow darurat.
Dalam rangka menghadapi permasalahan yang dihadapi saat ini sebagaimana dijabarkan pada Bab 3 dan untuk memenuhi kebutuhan masa depan sebagaimana di identifikasi pada Bab 4.3, sejumlah besar fasilitas on-site perlu direhabilitasi dan beberapa fasilitas baru perlu dibangun. Tantangan yang dimaksud disajikan pada Tabel 5.3. Pada bab ini diintifikasi jenis teknologi yang dibutuhkan pada sistem baru. Dalam Bab 5, Bagian 5.1 kita telah menunjukkan bahwa pemilihan teknologi air limbah yang tepat bergantung pada beberapa faktor fisik dan faktor non-fisik. Teknologi yang paling tepat adalah teknologi yang memberikan tingkat pelayanan yang paling dapat diterima secara sosial dan ramah lingkungan dengan biaya yang paling ekonomis. Lebih tepatnya teknologi yang sesuai adalah:
Ramah lingkungan : air limbah ditangani sedemikian rupa sehingga tidak akan mempengaruhi manusia. Air limbah tidak dapat diakses oleh lalat, nyamuk, tikus dll. Menghindari menangani kotoran segar. Di daerah di mana orang bergantung pada air tanah sebagai sumber air minum, air tanah tidak boleh tercemar;
Nyaman : ada batasan kondisi bau dan kondisi warna. Fasilitas ini berada dalam jarak berjalan kaki dari rumah;
Mudah dioperasikan : operasi harian yang minim dan hanya membutuhkan rutinitas sederhana dan aman;
Tahan lama dan pemeliharaan yang minim : umur yang panjang secara teknis dan hanya memerlukan pemeliharaan teknis sesekali saja, yaitu setiap 1 atau 2 tahun;
Upgradable : memungkinkan untuk menambah dan melakukan perbaikan di masa depan;
Biaya yang dapat diterima : ini tidak selalu berarti bahwa sistem tersebut murah. Teknologi yang terpilih harus dalam jangkauan keuangan dan ekonomis dari anggaran kota dan rumah tangga.
Pada Tabel 6.11 kami menunjukkan berbagai pilihan teknologi tepat guna untuk kondisi khusus dalam Surabaya. Kami merujuk kepada:
Kepadatan penduduk: sistem on-site biasanya dibatasi untuk kepadatan rendah (<150 cap / ha) dan menengah (150-300 cap / ha): di daerah ini hampir selalu ada ruang untuk pembangunan fasilitas air limbah;
1.2
Sistem domestik on-site
1.2.1 Tantangan yang dihadapi
Penghasilan: kita membedakan antara yang berpenghasilan rendah (<Rp 1,1 juta / bulan), pendapatan menengah (Rp 1,1-3.000.000 / bulan) dan pendapatan tinggi (> Rp 3 juta / bulan);
Tanah yang diminati atau tanah yang kurang diminati: di Surabaya tanah yang kurang diminati berarti meja air tanah yang tinggi dan / atau tanah kedap air (tanah liat).
Kami mengasumsikan bahwa seluruh bagian dari Kota Bogor dapat dilayani dengan jasa sedot tinja mekanis; dan tidak ada kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengosongan manual.
Table 6.4: Appropriate on-site technologies options for Bogor.
Density / Income
Favourable soil Unfavourable soil (high
gwt / close to rivers) Favourable soil
Unfavourable soil ANAEROBIC FILTER / EFFLUENT TO DRAINS Favourable soil Unfavourable soil (high gwt
/ close to rivers) Favourable soil
Unfavourable soil (high gwt / close to
rivers)
LOW COST SEPTIC TANK [1]
Favourable soil Unfavourable soil (high gwt
/ close to rivers) Favourable soil
Unfavourable soil
[2] /reuse effluent
SEPTIC TANK WITH (RAISED) EFFLUENT INFILTRATION FIELD [2.1]/ reuse effluent
Low density [< 150 cap/ha] Medium density [150-300 cap/ha]
H
1: Low Cost Septic Tank (LCST) dengan limpasan;
1.1: Twin Leaching Pits (TLP);
1.2: Improved (raised/collar) Low Cost Septic Tank (LCST+) dengan limpasan;
1.5: Low Cost Septic Tank with Anaerobic Upflow Filter dan pelepasan efluen ke saluran drainase;
2: Septic Tank dengan sumur resapan (ST);
2.1: Septic Tank dengan (raised) bidang resapan yang ditinggikan (STei)
2.2: Septic Tank dengan Anaerobic Upflow Filter (‘Biotank’) dan pelepasan efluen ke saluran drainase (ST/AUF).
Teknologi 1: Low Cost Septic Tank (LCST) – Tanki Septik dengan Biaya Rendah
Bangunan dengan tangki septik yang yang layak dan benar sangat jarang di Bogor. Bahkan lebih dari 90% sistem on-site yang ada saat ini, dengan ‘tangki septik’ sebenarnya adalah ‘cubluk’, karena tidak kedap air dan terjadi kebocoran. Meskipun ‘cubluk’ merupakan suatu alternatif yang dapat ditermima, pemerintah Kota Bogor berkeinginan untuk mempromosikan teknologi yang lebih modern, dan terjangkau oleh kelompok masyarakat ekonomi rendah dan menengah: seperti tangki septik dengan harga konstruksi ‘cubluk’. Sehingga, kami mengusulkan LCST dengan saluran limpsan. LCST terdiri dari kontainer plastik fiberglas yang diperkuat (GRP – glass-fibre reinforced plastic), lihat Gambar 6.13, atau cincin beton
dengan dasar beton, lihat Gambar 6.14. Kontainer GRP terhubung dengan toilet leher angsa maupun toilet jongkok. Black water (tinja, urin dan aur yang digunakan untuk membasuh dan gelontor), akan mengendap dan terurai secara anaerobik dalam tangki ini. Untuk mendapatkan kinerja tangki yang baik, sangat penting agar mengalirkan air mandi langsung ke resapan dan tidak ke kontainer ini. Lihat Gambar 6.15 dan
Gambar 6.16.