BAB III BIOGRAFI ABU YUSUF
D. Karya-Karya Abu Yusuf
Sekalipun disibukan dengan berbagi aktivitas mengajar dan birokrasi Abu Yusuf masih meluangkan waktunya untuk menulis kaya tulisanya adalah sebuah bentuk respon dari berbagai gejala dan problematika masyarakat yang berkenaan dengan tatanan social dan agama. beberapa karya tulisanya yang terkenal adalah:3
1. Al-Jawami‟ merupakan salah satu buku yang ditulis yang banyak memuat hal yang berkenaan tentang Pendidikan
2. Ar-Radd‟ala siyar al-Auza‟i Merupaka suatu kitabyang memuat beberapa pandangaan Abu Yusuf tentang beberapa hukum Islam yang
Ir. H. Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2006) Edisi ketiga, hlm.
53
merupakan himpunan dari beberapa kritikan dan sanggahan-sanggahan beliau terhadap pendapat al-awza‟i (seorang ahli hukum dari tradisi yang terkenal di Syuriah) mengenai peperangan.dan jihad.
3. Al-Atsar, merupakan sebuah kitab yang menghimpun hadits-hadis yang diriwayatkan dari para gurunya dan juga dari ayahnya. Ia mengemukakan pendapat gurunya, Imam Abu Hanifah, kemudian pendapatnya sendiri dan menjelaskan sebab terjadinya perbedaan pendapat mereka.
4. Ikhtilaf Abu Hanifah wa Ibn Laila,4 merupakan kitab perbandingan fiqh yang mengemukakan pendapat Imam Abu Hanifah dan Abi Laila serta perbedaan pendapat mereka
5. Adab al-Qadhi sebuah kitab yang memuat tentang ketentuan- ketentuan yang harus dipenuhi oleh seorang hakim (Qadhi).
6. Kitab al-Kharaj diantara kitab-kitab yang tersebut yang paling terkenal adalah kitab al-Kharaj, kitab al-Kharaj merupakan kitab pertama yang menghimpun semua permasalahan daulah Islamiyah, yang pos-pos pengeluaranya berdasarkan pada kitabullah, Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah. Dalam penghimpunan zakat dan pemasukan lainya, penguasa dinasti agar memilih orang-orang yang dapat dipercaya, diteliti, dan kritis.
Ini semua diharapkan agar proses penghimpunannya bebasa dari segala kebocoran sehingga hasil optimal dapat direalisasikan bagi kemaslahatan warga negara. Penamaan al-Kharaj dalam kitab ini dikarenakan memuat beberapa persoalan pajak, jizyah, serta masalah-masalah pemerintahan.
Kitab al-Kharaj mencakup berbagi bidang, antara lain sebagai berikut:
4 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2007). hlm. 69
Tentang pemerintahan: seorang khalifah adalah wakil Allah di bumi untuk melaksanakan perintah-Nya. Dalam hubungan hak dan tanggung jawaab permerintah terhadap rakyat. Kaidah yang terkenal adalah al-imam manuthum bi al-maslahah.
Tentang keuangan: uang negara bukan milik khalifah tetapi amanat Allah dan rakyatnya yang harus dijaga dan penuh tanggung jawab.
Tentang pertanahan: tanah yang diperoleh dari pemberian dapat ditarik kembali, jika tidk digarap selama tiga tahun dan diberikan kepada yang lain.
Tantang perpajakan: pajak hanya ditetapkan pada harta yang melebihi kebutuhan rakyat, yang ditetapkan berdasarkan pada kerelaan mereka.
Tentang peradilan: hukum tidak dibenarkan berdasarkan hal yang subhat.
Kesalahan dalam mengampuni lebih baik daripada kesalahan dalam menghukum. Jabatan tidak boleh menjadi bahan pertimbangan dalam keadilan.5
Dalam Al-Kharaj Abu Yusuf menyarankan khalifah agar mengadakan pertemuan rutin dengan rakyatnaya satu atau dua bulan sekali. Pertemuan tersebut dalam rangka mengetahui kezaliman- kezaliman yang terjadi baik antara pemerintah dengan rakyatnya atau sebaliknya atau rakyat dengan rakyat. Sehingga tidak ada kezaliman yang tersisisa. Sebagaimana beliau juga menyarankan agar memenuhi tuntutan para petani dan ahlul kharaj tentunya yang mengandung maslahat, seperti masalah irigasi, juga mewajibkan institusi Baitul mal untuk membiayai proyek-proyek tersebut, yang kesemuanya dapat disimpulkan bahwa Abu Yusuf telah meletakan dasar keuangan negara dan perpajakan Islam, yang
5Nurul Huda, Ahmad muti, Pendekatan Al-Kharaj (Imam Abu Yusuf) h.
66
55
komprehensif daan sesuai dengan hukum Islam. Kedududkan kitab Al- Kharaj adalah:
Pertama, ditinjau dari sejarah, kitab ini merupakan salah satu antara karya ilmiah tertulis pertama yang diwariskan oleh generasi salaf kepada generasi berikutnya yang terpelihara secara utuh hingga sekarang.
Dari sisi ini jelas, ia adalah sebuah warisan intelektual yang sangat langka dan bernilai sangat tinggi. Benar bahwa tradisi Islam sangat menganjurkan proses belajar mengajar, tulis menulis dan hafal menghafal, namun Imam Abu Yusuf telah telah mewariskan sebuah karya tertulis.
Hal ini sangat mengagumkan karena ketika di Eropa barat dalam keadaan gelap gulita (dark ages), dunia Islam telah melahirkan ilmuan-ilmuan dan penulis dalam berbagai bidang ilmu pengatahuan
Kedua, pendorong ulama untuk menulis kitab al-Kharaj ini adalah permintaan dari seorang khalifah yang memiliki reputasi yang sangat berhasil dalam bidang politik, ekonomi, pembangunan dan kemakmuran.
Sejarah mencatat bahwa periode Harun ar-Rasyid adalah periode keemasan dalam dinasti Abasiyyah.6
Ketiga judul yang dipilih oleh Imam Abu Yusuf adalah Al-Kharaj yang artinya pajak terutama pajak tanah. Judul ini memberi kesan yang amat mendalam tentang urgensi khoroj dalam keuangan public Islam terutama sebagai pemasukan dan penerimaan negara. Beliau juga menyadari bahwa pemasukan dan penerimaan negara tidak hanya bermuara dari kharaj saja tetapi dari usyr (pajak bagi hasil pertanian), zakat, ghanimah (rampasan perang), jizyah (pajak dan kepala atas non- Muslim yang tinggal di negri Islam) dan lain-lain. Dengan memberikan kata kharaj memberikan artikulasi mengenai pentingnya pajak dalam
6 Ikhwan A. Basri, Menguak Pemikiran Pemikiran Ekonomi Ulama Klasik, (Jakarta: Aqwam,), h. 29
keuangan negara. Hal ini dapat dimengerti karena pada masa kekuasaan Islam telah begitu meluasa dan meliputi berbagi suku bangsa dan etnis dengan budaya yang berbeda-beda.
Keempat, walaupun judulnya berhubungan dengan pajak ddan keuangan public, bukan berarti kitab ini membatasi dirinya hanya pada persoalan pajak saja. Didalamnya Imam Abu Yusuf juga menjelaskan persoalan-persoalan ekonomi yang tidak kalah pentingnya dengan perpajakan. Beliau menyinggung kebijakan yang harus diambil oleh penguasa dalam kasus-kasus tertentu. Beliau juga berbicara tentang perubahan daya beli uang (inflasi) dan sebagaimana mengambil kebijakan yang baik dalam situasi demikian. Beliau berbicara bagaimana membangun sebuah perekonomian yang menghasilkan kemakmuran.
Bahkan beliau mengajukan pedoman dan kriteria kepada Harun Ar- Rasyid tentang bagaimana sumberdaya manusia dalam pengumpulan keuangan negara dan tertib administrasinya. Kitab al-Kharaj ini juga mampu memberikan inspirasi tentang pengelolaan administrasi pemerintah yang baik (good governance).7