• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Dalam dokumen PDF Pemerintah Kota Mataram (Halaman 31-36)

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

Berdasarkan Perda Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mataram Tahun 2011-2031, kriteria kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu merupakan tempat perlindungan beraneka ragam hayati, merupakan aset kota berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan fauna terutama yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan atau dilestarikan, memberikan perlindungan keseimbangan tata

guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian, memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim mikro dan menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah:

1) Kawasan sempadan Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok dan Sungai Unus;

2) Kawasan konservasi sempadan pantai di pesisir barat wilayah Kota sepanjang sepanjang 8 - 9 km;

3) Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya);

4) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram.

2.1.3 Kawasan Rawan Bencana

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Kawasan rawan bencana di Kota Mataram yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan, antara lain:

1) Longsor, Genangan, dan Banjir

Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar, menyebabkan tiap daerah aliran sungai menjadi daerah rawan longsor terutama di musim penghujan. Selain bencana longsor, beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Cakranegara kerap terjadi genangan dan banjir. Genangan air ini juga disebabkan oleh banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi secara optimal dan beralihnya fungsi dari saluran irigasi menjadi drainase/ air buangan.

2) Gelombang Pasang dan Tsunami

Wilayah-wilayah yang rentan terkena bencana gelombang pasang dan tsunami adalah wilayah yang dekat dengan pantai (Selat Lombok) atau dengan kata lain adalah kawasan pesisir. Wilayah Kota Mataram yang masuk dalam kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami adalah Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, Kelurahan Banjar, Kelurahan Ampenan Selatan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kelurahan Tanjung Karang, dan Kelurahan Jempong Baru.

3) Abrasi Pantai

Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. Kawasan yang rawan abrasi pantai di Kota Mataram adalah wilayah pesisir sebagaimana kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air laut yang dapat mempengaruhi kondisi air tanah di wilayah Kota Mataram.

4) Gempa Bumi

Kondisi tektonik di wilayah Kota Mataram merupakan jalur tumbukan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Euro-Asia menyebabkan wilayah ini memiliki ancaman kegempaan yang potensial. Selain itu terdapat ancaman dari utara berupa patahan busur belakang.

Kedalaman pusat gempa di wilayah Kota Mataram dan sekitarnya adalah sekitar 50 km.

2.1.4 Kondisi Demografis

Demografi meliputi ukuran, struktur dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat peristiwa kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan.

a. Jumlah Penduduk

Kota Mataram merupakan daerah otonom dengan luas wilayah terkecil di Provinsi NTB, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif besar.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk tahun 2015 mengalami peningkatan 9.162 jiwa dari tahun 2014.

Lebih jelas mengenai gambaran komposisi jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2011 hingga tahun 2015 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat sebagaimana gambar berikut.

Grafik 2.1

Jumlah Penduduk Kota Mataram Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 – 2015

Sumber : BPS Kota Mataram, 2015

2011 2012 2013 2014 2015

Laki-Laki 204,448 208,886 213,520 218,068 222,596 Perempuan 209,174 213,787 218,356 222,996 227,630 Total Penduduk 413,622 422,673 431,876 441,064 450,226

50,000 - 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 450,000

b. Pertumbuhan Penduduk

Tingginya tingkat migrasi penduduk ke Kota Mataram menjadikan jumlah penduduk Kota Mataram terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu penyebab tingginya migrasi penduduk ke Kota Mataram adalah kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai ibukota provinsi, PKN, KSP, pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta perdagangan dan jasa.

Adapun gambaran pertumbuhan penduduk tahun 2014-2015 dirinci per Kecamatan, sebagaiaman tabel berikut:

Tabel 2.6

Pertumbuhan Penduduk dirinci per Kecamatan Tahun 2014-2015 No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Pertumbuhan

2014 2015 (%)

1 Ampenan 86.052 87.746 1.97

2 Sekarbela 62.508 64.946 3,90

3 Mataram 81.450 83.479 2.49

4 Selaparang 74.513 74.795 0,38

5 Cakranegara 66.516 66.983 0,70

6 Sandubaya 70.025 72.277 3,22

Jumlah Total 441.064 450.226 2,08

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Pada tahun 2015 penyebaran penduduk di Kota Mataram masih terkonsentrasi di Kecamatan Ampenan. Jika dilihat dari sisi pertumbuhan penduduk dari tahun 2014 ke tahun 2015 maka Kecamatan Sekarbela memiliki pertumbuhan penduduk yang paling tinggi dibanding dengan kecamatan lainnya. Kepadatan penduduk dari tahun 2011 sampai tahun 2015 tertinggi berada pada Kecamatan Ampenan dimana pada tahun 2015 kepadatan penduduknya sebesar 9.275 jiwa/km. Sedangkan Kecamatan Sekarbela memiliki kepadatan penduduk yang paling rendah yaitu 6.293 jiwa/km pada tahun 2015. Kepadatan penduduk per kecamatan pada tahun 2011-2015, sebagaimana Tabel berikut.

Tabel 2.7

Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan Tahun 2011-2015 No Kecamatan

Luas Wilayah

(Km2 )

Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa /Km2) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 Ampenan 9,46 79.367 82.585 84.324 86.052 87.746 8.390 8.730 8.914 9.096 9.275 2 Sekarbela 10,32 53.946 57.792 60.123 62.508 64.946 5.227 5.600 5.826 6.057 6.293 3 Mataram 10,76 73.921 77.397 79.420 81.450 83.479 6.870 7.193 7.381 7.570 7.758 4 Selaparang 10,77 73.222 73.806 74.181 74.513 74.795 6.799 6.853 6.888 6.919 6.945 5 Cakranegara 9,67 64.771 65.488 66.026 66.516 66.983 6.698 6.772 6.828 6.879 6.927 6 Sandubaya 10,32 61.683 65.605 67.802 70.025 72.277 5.977 6.357 6.570 6.785 7.004 Jumlah/Total 61,30 413.662 422.673 431.876 441.064 450.226 6.749 6.895 7.045 7.195 7.345 Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

c. Struktur dan Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Kota Mataram Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 menurut kelompok umur terbanyak pada kelompok umur 20-24 dan komposisi penduduk terkecil pada kelompok umur 70-74 tahun.

Adapun jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel dan Grafik berikut:

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011-2015

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

0 – 4 20.783 21.027 21.216 21.347 21.386 19.589 19.924 20.209 20.428 20.561 5 – 9 18.495 18.857 19.307 19.760 20.216 17.731 18.118 18.540 18.988 19.447 10 – 14 18.302 18.493 18.662 18.861 19.144 17.370 17.561 17.756 17.990 18.286 15 – 19 21.061 21.569 22.063 22.487 22.856 22.172 22.358 22.552 22.767 22.993 20 – 24 27.377 28.046 28.789 29.523 30.221 26.266 26.402 26.491 26.582 26.665 25 – 29 17.654 17.859 18.097 18.394 18.748 18.985 19.132 19.245 19.352 19.493 30 – 34 16.347 16.508 16.673 16.852 17.019 18.161 18.604 19.021 19.384 19.635 35 – 39 14.519 14.811 15.090 15.312 15.546 15.541 16.007 16.463 16.925 17.415 40 – 44 13.207 13.663 14.121 14.541 14.914 13.864 14.437 15.014 15.578 16.109 45 – 49 10.617 10.973 11.362 11.762 12.171 10.904 11.348 11.813 12.306 12.817 50 – 54 8.374 8.660 8.947 9.246 9.575 8.395 8.787 9.160 9.541 9.950 55 – 59 6.612 6.944 7.287 7.615 7.924 6.514 6.940 7.398 7.853 8.267 60 – 64 4.309 4.480 4.680 4.891 5.114 4.665 4.843 5.039 5.290 5.612 65 – 69 3.018 3.130 3.258 3.408 3.586 3.477 3.629 3.803 3.985 4.161 70 – 74 1.963 2.016 2.069 2.121 2.173 2.555 2.630 2.700 2.775 2.862

75 + 1.810 1.850 1.899 1.948 2.003 2.985 3.067 3.152 3.252 3.357

Jumlah 204.448 208.886 213.520 218.068 222.596 209.174 213.787 218.356 222.996 227.630 Sumber: BPS Kota Mataram, Tahun 2015

Jika disusun dalam struktur piramida, penduduk Kota Mataram termasuk dalam Piramida Penduduk Muda yaitu kondisi penduduk yang memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat dimana angka kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.

Hal ini tergambar dalam piramida penduduk berikut, dimana jumlah penduduk kelompok usia 20-24 tahun lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.

Sumber: BPS Kota Mataram, 2015

Gambar 2.6 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015

40,000 30,000 20,000 10,000 00 10,000 20,000 30,000

0 – 4 5 – 9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 65 – 69 70 – 74 75 +

Perempuan Laki-laki Kelompok Umur

Jumlah Penduduk

Kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram pada tahun 2015 masuk dalam transisi demografi yang menguntungkan karena proporsi penduduk terbesar adalah usia produktif yang berusia 15-64 tahun. Kondisi ini disebut menguntungkan karena berpeluang menciptakan kesejahteraan bila penduduk produktif tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan. Proporsi penduduk wanita yang lebih besar dan tingginya penduduk usia produktif perlu diantisipasi oleh pemerintah dengan kebijakan pembangunan daerah yang pro gender dan pro job.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Kesejahteraan Masyarakat merupakan tujuan akhir dari penyelenggaraan pembangunan daerah. Aspek Kesejahteraan Masyarakat meliputi: (1) aspek kesejahteraan fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, (2) aspek kesejahteraan fokus kesejahteraan sosial, dan (3) aspek kesejahteraan fokus seni budaya dan olahraga. Kinerja pada masing-masing aspek kesejahteraan masyarakat Kota Mataram adalah sebagai berikut:

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Keberhasilan pembangunan antara lain dapat dilihat dari beberapa indikator utama ekonomi, yaitu pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB perkapita dan indeks gini serta rasio penduduk miskin. Dalam bagian ini akan diuraikan indikator-indikator tersebut yang menggambarkan tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi di Kota Mataram.

Dalam dokumen PDF Pemerintah Kota Mataram (Halaman 31-36)