BAB III PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Struktur Komunitas Makrozoobentos
71 BAB III
72
pasir dan substrat dasar berupa pasir mengakibatkan keanekargaman makrozoobentos rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikaji berdasarkan penelitian yang relavan menunjukkan lokasi pengambilan sampel yang berdampingan dengan daerah penambangan pasir dan substrat dasar berupa pasir menyebabkan kandungan substrat organik yang tinggi, sehingga di yakini sebagai salah satu penyebab rendahnya keanekaragaman makrozoobentos karena substrat dasar berupa pasir merupakan lingkungan yang kurang baik untuk hewan bentos53, kegiatan penambangan pasir ditempat pengambilan sampel menyebabkan makrozoobentos yang ditemukan hanya dari kelas Bivalvia dari spesies Corbicula sp54. Adapun hewan bentos yang sering dijumpai pada
53Nency Andriani, “Penyusunan modul sma kelas x materi ekosistem berbasis keanekaragaman dan kemelimpahan makrozoobentos di aliran sungai kali asin madiun,” prosiding seminar nasional simbiosis II, no. September (2017): 192–206.
54 Hilda Zulkifli dan Doni Setiawan, “Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring,” Jurnal Natur Indonesia 14, no. 1 (2012): 95-99.
73
substrat berpasir adalah kelompok Bivalvia55. Bivalvia merupakan hewan filter feeder, yaitu dalam memperoleh makanannya dilakukan dengan menghisap pratikel organik bersama-sama dengan air melalui siphon dan disaring melalui insang, bivalvia juga dikenal sebagai pemangsa plankton atau material organik yang tersuspensi dari air media dimana dia hidup (suspension feeder), pemangsa makanan yang berasal dari dasar (deposit feeder)56. Selain jenis substrat, keanekaragaman makrozoobentos pada stasiun I juga dapat dipengaruhi oleh limbah pertanian. Aliran sungai yang dimasukkan limbah dari aktivitas pertanian memiliki tingkat keanekaragaman rendah yang disebabkan oleh adanya kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi, sehingga makrozoobentos dapat bertahan hidup dengan kisaran
55Wahyuningrum et al.," Hubungan Tekstur Sedimen, Bahan Organik Dengan Kelimpahan Biota Makrozoobentos Di Perairan Delta Wulan, Kabupaten Demak", Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 46-51.
56Asnandi Nurfakih dan Chrisna Adhi Suryono, “KELIMPAHAN BIVALVIA DI PERAIRAN SEMARANG BAGIAN TIMUR Bahan organik adalah kumpulan” 2, no. Station III (2013): 173–80.
74
toleransi tinggi terhadap lingkungan perairan yang mendapatkan masukan dari limbah an-organik57.
Stasiun II dengan substrat bebatuan dan limbah pencemar berupa limbah rumah tangga ditemukan spesies Smicridea sp, Tharebia granifera, Anantome helena, Alitta virens dan Haemadipsasylvestris. Menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang, karena lokasi pengambilan sampel makrozoobentos bersubstrat bebatuan dan pada bagian kiri dan kanan sungai terdapat tumbuh-tumbuhan yang sersahnya masuk ke dalam sungai sehingga menyebabkan kandungan oksigen terlarut dan kandungan substrat organiknya cukup tinggi dan cukup untuk memenuhi kebutuhan makrozoobentos untuk hidup.
Hal ini sesuai dengan fungsi makrozoobentos yang menjadi bagian dari rantai makanan ekosistem sungai, jenis makrozoobentos tertentu dapat menjadi pakan penting bagi ikan, sedangkan jenis makrozoobentos lainnya sebagai pemangsa larva ikan kecil dan kompenan ikan kecil lainnya,
57Suci Iswanti et al., “Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos Weleri Kabupaten Kendal di Sungai Damar Desa,” Unnes Journal of Life Science 1, no. 2 (2012): 86–93.
75
fungsi tersebut membuat makrozoobentos sebagai salah satu penentu produktivitas skunder ekosistem sungai58. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikaji berdasarkan penelitian yang relavan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan makrozoobentos tergolong sedang disebabkan oleh substrat dasar yang berupa bebatuan dapat menjadi tempat perlindungan makrozoobentos dari arus dan juga limbah pencemar berupa limbah rumah tangga yang menyebabkan banyaknya bahan organik yang merupakan makanan bagi makrozoobentos59. Bahan organik yang bersumber dari limbah rumah tangga yang masuk ke perairan menyebabkan ketersediaan makanan bagi makrozoobentos terpenuhi60, dan didukung kembali dengan
58 Struktur Komunitas et al., “Community Structure of Macrozoobenthos at Situ Gintung, Situ Bungur and Situ Kuru, Ciputat Timur,” Jurnal Teknologi Lingkungan 18, no. 2 (2017): 139–47.
59Yulihatul Meisaroh, I Wayan Restu, dan Dewa Ayu Angga Pebriani, “Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Perairan di Pantai Serangan Provinsi Bali,” Journal of Marine and Aquatic Sciences 5, no. 1 (2018): 36.
60 Safirotun Najah, Haeruddin, dan Arif Rahman, “Hubungan Zat Hara ( HNO - dan HPO - ) pada Sedimen terhadap Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Kaligarang, Semarang,” Journal of Marine and Aquatic Sciences 9, no. 1 (2020): 31–39.
76
substrat bebatuan menjadi tempat hunian bagi gastropoda karena merupakan tempat untuk melekat61.
Stasiun III dengan substrat berlumpur dan limbah pencemar berupa limbah industri tahu dan tempe ditemukan spesies Parathelphusidae convexa, Smicridea sp, Tharebia granifera, Thiara scabra dan Thiara pantherina.
Menunjukkan tingkat keanekaragaman makrozoobentos sedang tetapi memiliki tingkat keanekaragaman makrozoobentos yang paling tinggi diantara stasiun I dan II dikarenakan substrat yang berupa lumpur dan limbah pencemar berupa limbah industri tahu tempe menyebabkan makrozoobentos dengan spesies tertentu bisa hidup di lingkungan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikaji berdasarkan penelitian yang relavan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya bahwasanya penyebab terjadinya indeks keanekaragaman makrozoobentos yang berbeda tentu dari jenis limbah dan substrat dimana limbah tahu banyak menyediakan bahan
61M M Y Setyani, S Wahyuni, “Keanekaragaman makroinvertebrata di daerah aliran kali Wendit Malang,” Prosiding Seminar, 2021, 256–66.
77
organik yang digunakan makrozoobentos sebagai sumber makananan62. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikaji berdasarkan penelitian yang relavan menunjukkan data indeks keanekaragaman sedang dengan jumlah 1,52 diakibatkan oleh tingginya kandungan bahan organik dari limbah tahu sehingga menyebabkan tempat yang subur untuk makrozoobentos63. Area pembuangan industri tahu dan tempe dan olahan makanan lainnya merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan makrozoobentos dan organisme lainnya64. Selain limbah jenis substrat yang berlumpur juga mempengaruhi keanekaragaman makrozoobentos dimana substrat berlumpur mempunyai kemampuan untuk menyimpan bahan organik lebih besar dari pada jenis substrat pasir dikarenakan substrat lumpur
62Halimah Tussa’diyyah, Agus Purwoko, dan Mustafa Kamal, “Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Musi Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan,” Jurnal Penelitian Sains 20, no.
2 (2018): 63–69.
63Wulandari, dkk " Pengaruh Limbah Cair Tahu Terhadap Kelimpahan Makrozoobentos Di Sungai Elo Magelang” 3 (2019): 9–25.
64Nurmaida Claudia Purba dan Herlina Fitrihidajati, “Kualitas Perairan Sungai Sadar di Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kadar Logam Berat ( Pb ) Quality Of Sadar Rivers Waters in Mojokerto Regency Based on Macrozoobhentic Diversity Index and Heavy Metal ( Pb ) Content” 10, no. 2016 (2021): 292–301.
78
memiliki pori-pori yang lebih rapat sehingga bahan organik lebih mudah mengendap dibandingkan substrat pasir yang partikel dan pori-porinya lebih besar menyebabkan bahan organik mudah terbawa arus65.
B. Pemanfaatan Hasil Penelitian Berupa Buku Panduan Identifikasi Makrozoobentos di Sungai Ancar
Pengembangan buku panduan terdiri dari 3 tahapan yaitu, pendefinisian (Define), perancangan (Design), dan pengembangan (Development), tahap pendefinisian atau tahap awal dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan bahan ajar analisis RPS. Tahap selanjutnya di rancang sebuah produk buku panduan dimulai dari ukuran, bentuk, bagian pendahuluan, dan bagian isi.
Tahap selanjutnya adalah produksi buku panduan yang telah dirancang untuk di validasi oleh validator. Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dikembangkan
65Hernawan et al., “Indeks Ekologi Gastropoda Sebagai Bioindikator Pencemaran Air Di Ekowisata Situ Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut” Jurnal Cahaya Mandalika. 3 (2014): 125–33.
79
layak atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Aspek yang dinilai terdiri atas 4 aspek yaitu, aspek materi, aspek bahasa, aspek penyajian dan aspek kegarfikan.
Hasil validasi dari validator menunjukkan bahwa penilaian buku panduan memperoleh persentase validitas sebesar 80% sehingga termasuk dalam kriteria “Valid” dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar berdasarkan revisi dan saran.
80 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan analisis data beserta pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Keanekaragaman Struktur Komunitas Makrozoobentos pada Substrat dan Limbah yang Berbeda di Sungai Ancar terdapat perbedaan pada stasiun I ditemukan 3 kelas, 3 famili dan 3 spesies yaitu: Carbicula Javanica, Dugesia subtentaculate dan Therebia Granifera, stasiun II ditemukan 4 kelas, 5 famili dan 5 spesies yaitu: Smicridea sp, Therebia Granifera, Anantome Helena, Haemadipsa sylvestris dan Alitta Virens, dan yang terakhir pada stasiun III ditemukan 3 kelas, 3 famili dan 5 spesies yaitu:
Parathelphusidae Convexa, Smicridea sp, Therebia Granifera, Thiara Scabra dan Thiara pantherina.
2. Hasil validasi dari dosen validator menunjukkan bahwa penilaian buku panduan identifikasi makrozoobentos di Sungai Ancar memperoleh persentase validitas 80%
81
sehingga termasuk dalam kriteria “Valid” dan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar mata kuliah ekologi hewan berdasarkan revisi dan saran
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Lebih memperhatikan dan menjaga lingkungan sekitar khususnya di perairan Sungai Ancar dengan cara tidak membuang sampah ke sungai agar seimbangnya ekosistem perairan di sekitar Sungai Ancar.
2. Dinas Terkait
Lebih memperhatikan kondisi perairan Sungai Ancar supaya ekosistem periaran Sungai Ancar tetap terjaga dan tidak tercemar.
3. Peneliti Selanjutnya
Perlu dilakukannya penelitian lanjutan untuk melihat pencemaran perairan di Sungai Ancar menggunakan makrozoobentos.
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syukur, Khairuddin, Muhammad Yamin. “Analisis Kualitas Air Kali Ancar dengan Menggunakan Bioindikator Makroinvertebrata.” Jurnal Biologi Tropis 16, no. 2 (2016):
10–22.
Afandi, Achsin Muhammad, Ihsanul Rijal, dan Tamzil Aziz.
“Metode Elektrolisis.” Jurnal Teknik Kimia 23, no. 2 (2017):
114–19.
Allatif, Mhd Nur, Izmiarti Izmiarti, dan Nofrita Nofrita.
“Bioassessment of Batang Kandis River Water Quality Using Macrozoobenthos in Koto Tangah district, Padang City.” Jurnal Biologi UNAND 9, no. 1 (2021): 18.
Andriani, Nency. “Penyusunan modul sma kelas x materi ekosistem berbasis keanekaragaman dan kemelimpahan makrozoobentos di aliran sungai kali asin madiun.”
prosiding seminar nasional simbiosis II, no. September (2017): 192–206.
Apriyanti, Dewi, dan Muara Jawa Sanga-sanga. “TEKNIK IDENTIFIKASI POLYCHAETA DI DELTA MAHAKAM , KALIMANTAN TIMUR” 16, no. 08 (2018): 49–53.
Ariseno, Ilyas Ayub, dan Alif Noor Anna. “Kualitas Lingkungan Perairan Berdasarkan Komunitas Makrozoobentos Di Sungai Maron Kabupaten Pacitan.” Prosiding Seminar Nasional Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2019, no. 1996 (2019): 41–47.
Dan Abdul Syukur, Khairuddin, Muhammad Yamin. “Analisis Kualitas Air Kali Ancar dengan Menggunakan Bioindikator Makroinvertebrata.” Jurnal Biologi Tropis 16, no. 2 (2016):
10–22.
Dharmawibawa, Iwan Doddy. “Struktur Komunitas Annelida Sebagai Bioindikator Pencemaran Sungai Ancar Kota Mataram.” Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi 7, no. 1 (2019): 42.
Di, Makrozoobentos, Perairan Delta, Kabupaten Demak, Etty Silviana Wahyuningrum, Max Rudolf Muskananfola, Agung Suryanto, Jl Prof Soedarto, Jawa Tengah, dan Telp Fax.
“(10349).” The American Mathematical Monthly 100, no. 10
83 (1993): 953.
Dyah, Ulfiana, Ismirianti Novi, Ratna Dewi, dan Muhamad Taufiq. “Pengaruh Petunjuk Pratikum Guided Discovery Terhadap Keterampilan Melakukan Percobaan dan Mengkomunikasikan Hasil Pada Tema Tekanan.” Unnes Science Education Journal 5, no. 2 (2016):
Eprilurahman, Rury, Wahyu Tejo Baskoro, dan Trijoko Trijoko.
“Keanekaragaman Jenis Kepiting (Decapoda: Brachyura) di Sungai Opak, Daerah Istimewa Yogyakarta.” Biogenesis:
Jurnal Ilmiah Biologi 3, no. 2 (2015): 100–108.
Firjatillah, Miftah, Eka Junaidi, dan Aliefman Hakim.
“Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Bahan Alam:
Ekstraksi Senyawa Kardol dari Kulit Biji Jambu Mete.”
Chemistry Education Practice 3, no. 2 (2020): 116.
Hulyadi, Hulyadi, Dahlia Rosma Indah, dan Ika Suyanti. “Effect of Tauge Extract and Starter Volume on the Quality of Liquid Fertilizer Whey Tofu.” Jurnal Ilmiah IKIP Mataram 8, no. 1 (2021): 86–98.
Iswanti, Suci, Sri Ngabekti, Nana Kariada, dan Tri Martuti.
“Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos Weleri Kabupaten Kendal di Sungai Damar Desa.” Unnes Journal of Life Science 1, no. 2 (2012): 86–93.
Junaidi, Endri, Effendi P Sagala, dan Joko. “Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp.) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin.” Jurnal Penelitian Sains 13, no. 3 (2009): 50–54.
Kawuri, Lintang. “Kondisi Perairan Berdasarkan Bioindikator Makrobentos Di Sungai Seketak Tembalang Kota Semarang.” Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) 1, no. 1 (2012): 1–5.
Komunitas, Struktur, Makrozoobentos Di, Situ Gintung, Situ Bungur, Dan Situ Kuru, Ciputat Timur, Alfan Farhan Rijaluddin, et al. “Community Structure of Macrozoobenthos at Situ Gintung, Situ Bungur and Situ Kuru, Ciputat Timur.” Jurnal Teknologi Lingkungan 18, no.
2 (2017): 139–47.
Kospa, Herda Sabriyah Dara, dan Rahmadi Rahmadi. “Pengaruh Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Air di Sungai
84
Sekanak Kota Palembang.” Jurnal Ilmu Lingkungan 17, no.
2 (2019): 212.
Lisdari Hotifah, Zaenal Abidin, Edi Junaedi. “Trent Biotic Index (Tbi) Makrozoobentos Pada Perairan Lotik Di Sekitar Talaga Remis Kabupaten Kuningan.” Quangga 8, no. 1 (2016): 18–23.
Listantia, Nora. “Analisis Kandungan Fosfat PO4 3 Dalam Air Sungai Secara Spektrofotometri Dengan Metode Biru- Molibdat.” Sij 3, no. 1 (2020): 59–65.
Luthfi, Oktiyas Muzaky, Firly Yulianto, Sanydo Pandapotan Caesar Pangaribuan, Dimas Bagus Dwi Putranto, Dimas Syarif Alim, dan Respati Dwi Sasmitha. “Kondisi Substrat Dasar Perairan Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang.” Journal of Marine and Aquatic Sciences 5, no. 1 (2018): 77.
Meisaroh, Yulihatul, I Wayan Restu, dan Dewa Ayu Angga Pebriani. “Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Indikator Kualitas Perairan di Pantai Serangan Provinsi Bali.” Journal of Marine and Aquatic Sciences 5, no. 1 (2018): 36.
Muara, D I, Sungai Sayung, Kabupaten Demak, Rella Nur Taqwa, dan Max Rudolf Muskananfola. “http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/maquares” 3 (2014): 125–33.
MUJIONO, NOVA. “Gastropoda dari Kepulauan Seribu, Jakarta berdasarkan koleksi spesimen Museum Zoologi Bogor” 1, no. iii (2015): 1771–84.
Muliyani, Nani, Lies Sunarmintyastuti, Berta Dian Theodora, dan Siti Marti’ah. “Pelatihan Pembuatan Produk Hiasan dengan Limbah Kain Perca di Kelurahan Pangkalan Jati Kota Depok.” Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat 2, no.
02 (2019): 142.
Najah, Safirotun, Haeruddin, dan Arif Rahman. “Hubungan Zat Hara ( HNO - dan HPO - ) pada Sedimen terhadap Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Kaligarang, Semarang.” Journal of Marine and Aquatic Sciences 9, no. 1 (2020): 31–39.
Nurfakih, Asnandi, dan Chrisna Adhi Suryono. “KELIMPAHAN BIVALVIA DI PERAIRAN SEMARANG BAGIAN
85
TIMUR Bahan organik adalah kumpulan” 2, no. Station III (2013): 173–80.
Nurnasrina, P.Adiyes Putra. “Scanned by CamScanner ﯼﺭﺍﺰﻤﮐ.” A psicanalise dos contos de fadas. Tradução Arlene Caetano, 2013, 466.
Okrarima, Dwi Wahidati. “Pedoman Mengoleksi, Preservasi, serta Kurasi Serangga & Arthropoda Lain.” Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian 4, no. 12 (2015): 212.
Pelealu, Grasideo V.E., Roni Koneri, dan Regina Rosita Butarbutar. “Kelimpahan Dan Keanekaragaman Makrozoobentos Di Sungai Air Terjun Tunan, Talawaan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.” Jurnal Ilmiah Sains 18, no. 2 (2018): 97.
Pranoto, Hendro. “Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Makrozoobentos di Perairan Bedagai, Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.” Jurnal Biosains 3, no. 3 (2017): 125.
Purba, Nurmaida Claudia, dan Herlina Fitrihidajati. “Kualitas Perairan Sungai Sadar di Kabupaten Mojokerto Berdasarkan Indeks Keanekaragaman Makrozoobentos dan Kadar Logam Berat ( Pb ) Quality Of Sadar Rivers Waters in Mojokerto Regency Based on Macrozoobhentic Diversity Index and Heavy Metal ( Pb ) Content” 10, no. 2016 (2021): 292–301.
Rahmawati, Noviana Nur, Catur Retnaningdyah, Universitas Brawijaya, dan Jawa Timur. “MATA AIR NYOLO DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO” 3, no. 1 (n.d.): 21–26.
Rai, Ida Bagus. “STUDI KUALITAS AIR SECARA FISIKA DAN KIMIA SUNGAI ANCAR – KOTA MATARAM.”
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sasambo 1, no. 1 (2019).
Rizki Ramadhana Takdim, A. Annawaty. “Keanekaragaman Dan Kelimpahan Keong Air Tawar (Mollusca: Gastropoda) Di Sungai Pomua Palandu Dan Sungai Toinasa, Poso, Sulawesi, Indonesia: Diversity And Abundance Of Fresh Water Snail (Mollusca: Gastropoda) In Pomua Palandu Stream And Toinasa Stream, Pos.” Natural Science: Journal of Science and Technology 8, no. 2 (2019): 144–52.
86
Rustiasih, Endang, I Wayan Arthana, dan Alfi Hermawati Waskita Sari. “Keanekaragaman dan Kelimpahan Makroinvertebrata Sebagai Biomonitoring Kualitas Perairan Tukad Badung, Bali.” Current Trends in Aquatic Science 1, no. 1 (2018): 16.
Samson, Efraim, dan Daniati Kasale. “Keanekaragaman Dan Kelimpahan Bivalvia Di Perairan Pantai Waemulang Kabupaten Buru Selatan.” Jurnal Biologi Tropis 20, no. 1 (2020): 78.
Setyani, M M Y, S Wahyuni, dan ... “Keanekaragaman makroinvertebrata di daerah aliran kali Wendit Malang.”
Prosiding Seminar …, 2021, 256–66.
Sriwahjuningsih, Hudi Hernawan, dan Nurul Fitri. “Indeks Ekologi Gastropoda Sebagai Bioindikator Pencemaran Air Di Ekowisata Situ Bagendit Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut.” Jurnal Cahaya Mandalika, ISSN : 2721- 4796 (online) 3, no. 1 (2022): 33–43.
Surtikanti, Hertien Koosbandiah. “Pemeliharaan Planaria Dalam Perkembangbiakan Secara Vegetatif Pendahuluan Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan.” Biota 15, no. 1 (2010):
80–84.
Tussa’diyyah, Halimah, Agus Purwoko, dan Mustafa Kamal.
“Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Musi Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.” Jurnal Penelitian Sains 20, no. 2 (2018): 63–69.
Ulfa, Maria, Pande Gde Sasmita Julyantoro, dan Alfi Hermawati Waskita Sari. “Keterkaitan Komunitas Makrozoobentos dengan Kualitas Air dan Substrat di Ekosistem Mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali.” Journal of Marine and Aquatic Sciences 4, no. 2 (2017): 179-190.
Widyaningrum, Diyah Ayu, dan Titik Wijayanti. “Implementasi buku petunjuk praktikum biokimia berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah.”
Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi dan Terapan 4, no.
02 (2019): 58–67.
Yudo, Satmoko. “Kondisi Kualitas Air Sungai Ciliwung Di Wilayah Dki Jakarta Ditinjau Dari Paramater Organik, Amoniak, Fosfat, Deterjen Dan Bakteri Coli.” Jurnal Air
87 Indonesia 6, no. 1 (2018).
Zulkifli, Hilda, dan Doni Setiawan. “Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Sungai Musi Kawasan Pulokerto sebagai Instrumen Biomonitoring.” Jurnal Natur Indonesia 14, no. 1 (2012): 95-99.
88
Lampiran
89 Lampiran 1. Hasil Penelitian
1. Makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Ancar No Famili Stasiun
I
Stasiun II
Stasiun III
Jumlah
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Gecarcinucidae 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 2 Hydropsychidae 0 0 0 5 18 1 1 2 0 27 3 Buccinidae 0 0 0 2 0 0 0 0 0 2 4 Thiaridae 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 5 Thiaridae 1 0 0 9 2 4 3 0 2 21 6 Thiaridae 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 Corbiculidae 1 5 7 0 0 0 0 0 0 13 8 Nereididae 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 9 Haemadipsidae 0 0 0 1 3 1 0 0 0 5 10 Dugesiidae 1 6 7 0 0 0 0 0 0 14
90
2. Indeks Keanekaragaman, Indeks Kekayaan, Indeks Kemerataan dan Dominansi Makrozoobentos di Sungai Ancar
Indeks Stasiun I Stasiun II Stasiun III Keanekaragaman (H’) 0.821 1.162 1.494 Kekayaan (R) 0.600 1.038 1.515 Kemerataan (E) 0.748 0.722 0.928 Dominansi (C) 0.215 0.376 0.244
91 Lampiran 2. Dokumentasi penelitian
Proses pengambilan makrozoobentos
Proses penyikatan makrozoobentos
92
Proses pengukuran faktor kimia
Proses identifikasi makrozoobentos di Laboratorium
93
94
95
96
97
98
99
102
103
104
105
106
107
108
109