BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Emosi biasa disebut juga dengan motus anima yang secara harfiah artinya “jiwa yang menggerakan kita” (Goleman, 2000). Oxford English Dictionary juga menjelaskan bahwa emosi ialah keadaan mental yang meluap – luap dengan hebat dan menyebabkan terjadinya pergulatan pikiran, perasaan, hingga hawa nafsu (Goleman,
19
2000). Sedangkan istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefiniskan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.
Setyawan dan Simbolon (2018) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi dari individu individu dimana dengan adanya kecerdasan emosional yang tinggi dari individu maka dapat menuntut individu untuk mengakui, mengharga perasaan pada diri sendiri dan individu lain serta menanggapinyadengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari hari.
Gusniawati (2015) berpendapat bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam mengendalikan emosinya secara cerdas berdasarkan indikator kecerdasan emosional seperti: mengenali emosi diri, mengelola dan mengontrol emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, serta memahami dan mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain secara akurat, sehingga dapat menggunakan emosi dengan baik dan mengelolanya menjadi sebuah kecerdasan yang berguna untuk hal hal yang positif.
Sedangkan menurut Goleman (2009) kecerdasan emosi diartikan sebagai kemampuan mengendalikan diri dari emosi, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan rangsangan, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, mampu berempati dan membina hubungan dengan orang lain. Goleman juga menjelaskan tentang aspek aspek kecerdasan emosi untuk mengukur tinggi rendahnya kecerdasan emosi individu melalui: 1)mengenali emosi diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi diri sendiri, 4) mengenali emosi orang lain, dan 5) membina hubungan.
Dari pernyataan para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk mengenali emosi, mengendalikan emosi, memotiasi diri sendiri, memahami emosi orang lain, dan mampu membina hubungan yang baik dengan sekitarnya. Individu yang memiliki kemampuan kemampuan tersebut akan mampu menjalani hidupnya dengan baik dan mampu memecahkan masalah yang ada, sebaliknya apabila individu memiliki kecerdasan emosional yang rendah maka orang tersebut cenderung mengalami kesulitan untuk menyelesaikan maslaah yang ada dan biasanya memilikihubungan yang buruk dengan lingkungan sekitarnya.
2. Aspek aspek kecerdasan emosional
Goleman menggambarkan kecerdasan emosi dalam 5 aspek kemampuan utama, yaitu:
21
a. Mengenali emosi diri, kemampuan untuk mengenali perasaan ketika perasaan itu terjadi. Kemampuan tersebut adalah dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebut kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran individu akan emosinya sendiri. Menurut mayer kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
b. Mengelola emosi, kemampuan individu dalam mengontrol perasaan agar dapat terungkap dengan tepat. Menjaga agar emosi negatif tetap terkendali merupakan kunci menuju kecerdasan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas yang lama akan merusak kestabilan emosi. Kemampuan mengelola emosi adalah sebagai berikut, yaitu: kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibatakibat yang ditimbulkannya, serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan tertekan.
c. Memotivasi diri sendiri, untuk mencapai kecerdasan emosi individu harus memiliki motivasi dalam dirinya, artinya ia harus memiliki ketekunanuntuk mengendalikan emosi yang ada, mampu menahan diri terhadapkepuasan pelampiasan emosi, serta memiliki perasaan motivasi yang positif seperti antusiasme, semangat, optimis dan percaya diri.
d. Mengenali emosi orang lain, kemampuan ini disebut juga dengan empati.
Individu yang memiliki kemampuan empati biasanya lebih peka dengan lingkungan sekitarnya dan lebih mampu memahami apa yang orang lain butuhkan dan lebih terbuka dalam menerima sudut pandang orang lain. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosentthal didapatkan hasil bahwa orang orang yang memiliki rasa empati akan lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional dan lebih mudah bergaul. Nowicki menyebutkan individu yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosinya dengan baik akan terus merasa frustasi. Individu yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin individu mampu terbuka dengan pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakuinya makan individu tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
e. Membina hubungan, merupakan kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki oleh individu. Ketika individu sudah mampu mengenali emosinya sendiri, mampu mengendalikan emosi dirinya, mampu memotivasi dirinya maka ia sudah menjadi individu yang dapat berkomunikasi dengan baik. Namun dalam bersosialisasi atau membina hubungan tidak cukup dengan kita memahami diri sendiri kita juga perlu memahami orang orang disekitar kita dengan memahami emosi yang mereka rasakan. Dengan kita memahami perasaan orang lain maka kita dapat mengetahui apa yng mereka butuhkan. Dengan begitu kita mampu membina hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar.
23
Dengan demikian indikator penelitian kecerdasan emosional adalah mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan. Indikator inilah yang nantinya akan digunakan peneliti untuk mengukur skala penelitian kecerdasan emosional.