Mawar I.R. Napitupulu Anggota
IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
7. KEGIATAN USAHA
Perbankan Ritel
Unit usaha perbankan ritel menawarkan layanan perbankan terlengkap dan berkualitas untuk memenuhi semua kebutuhan nasabah individual kelas menengah dan menengah atas di sepanjang waktu melalui produk inovatif yang didukung oleh staf yang handal.
Pada akhir May 2016, jumlah total kredit Perbankan Ritel yang diberikan kepada nasabah individual adalah sebesar Rp53 triliun atau sebesar 31,3% dari total kredit yang diberikan oleh Perseroan, meningkat dibandingkan dengan posisi May 2015, dimana total kredit yang diberikan kepada nasabah individual adalah sebesar Rp52 triliun atau sebesar 29,7% dari total kredit yang diberikan oleh Perseroan
Kredit Pemilikan Rumah
Perseroan menawarkan kredit pembiayaan kepemilikan rumah, baik melalui kerjasama dengan developer (primary market) maupun pembiayaan jual beli (secondary market).
Ditengah kondisi persaingan pasar yang ketat, Perseroan melakukan berbagai strategi business melalui terobosan- terobosan produk atau program-program yang innovative sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Salah satu produk unggulan yang diluncurkan adalah produk KPR X-Tra Manfaat. Melalui produk ini, nasabah akan mendapat fasilitas pinjaman yang terhubung dengan tabungan dimana manfaat yang diperoleh adalah terdapat sejumlah pokok pinjaman yang tidak dikenakan bunga. Besar pokok pinjaman yang tidak dikenakan bunga tersebut adalah 80% dari saldo tabungan yang
Payment banking pilihan dalam transaksi pasar modal;
Layanan payment banking mampu menjadi pilihan utama oleh para pelaku pasar modal. Ini tercermin dalam jumlah volume transaksi yang berhasil dibukukan oleh Perseroan sebagai yang terbesar di pasar modal.
Regional network di Asia Tenggara;
Perseroan merupakan salah satu dari sedikit perusahaan papan atas yang memiliki jaringan layanan yang tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara. Perseroan berkeyakinan dengan semakin luasnya paparan terhadap pasar yang ada, hal ini memungkinkan Perseroan untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan pesaingnya.
Hasil pemeringkatan yang baik oleh Agen Pemeringkat;
Rating yang diberikan oleh Agen Pemeringkat menunjukkan bahwa Perseroan adalah perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah dan kinerja yang sangat memuaskan sehingga layak dipercaya oleh para stakeholder-nya.
6. STRATEGI USAHA
Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama Perseroan sebagai berikut:
Perseroan akan berusaha untuk meningkatkan bisnis pada sektor Usaha Kecil dan Menengah serta pada sektor retail dengan memperhatikan risiko-risiko yang terkait.
Diversifikasi arus pendapatan, dilakukan dengan meningkatkan Pendapatan Non Bunga, seperti layanan transaction banking, pengembangan bisnis bancassurance.
Pertumbuhan pada CASA (Current Account Saving Account). Pertumbuhan dana murah ini dilakukan dengan menambah jaringan dan distribusi, melakukan pendekatan – pendekatan baru dalam cross selling, dan promosi produk dari CASA tersebut.
Transformasi Penjualan dan Pelayanan, melakukan ekspansi pada alternate channels seperti layanan ATM, CDM (Cash Deposit Machine), layanan internet banking dan mobile banking.
Peningkatan efisiensi dilakukan dengan adanya program efisiensi biaya seperti optimasi gedung kepemilikan sendiri, melakukan rekalibrasi cabang, serta berbagai macam inisiatif efisiensi lainnya. Strategi ini dilakukan untuk menekan biaya Perseroan secara keseluruhan yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan Perseroan.
Memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM). Manusia memegang peranan penting dalam perencanaan dan perkembangan bisnis Perseroan. Oleh karena itu Perseroan akan terus melakukan perekrutan yang strategik, melakukan program pendidikan dan pelatihan serta melakukan talent retention.
Perseroan melihat Prospek usaha yang menjanjikan, atas hal tersebut setiap unit bisnis dan fungsi pendukung di seluruh organisasi Perseroan telah menetapkan prioritas-prioritas kunci yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung strategi jangka panjang Perseroan.
7. KEGIATAN USAHA
Perbankan Ritel
Unit usaha perbankan ritel menawarkan layanan perbankan terlengkap dan berkualitas untuk memenuhi semua kebutuhan nasabah individual kelas menengah dan menengah atas di sepanjang waktu melalui produk inovatif yang didukung oleh staf yang handal.
Pada akhir May 2016, jumlah total kredit Perbankan Ritel yang diberikan kepada nasabah individual adalah sebesar Rp53 triliun atau sebesar 31,3% dari total kredit yang diberikan oleh Perseroan, meningkat dibandingkan dengan posisi May 2015, dimana total kredit yang diberikan kepada nasabah individual adalah sebesar Rp52 triliun atau sebesar 29,7% dari total kredit yang diberikan oleh Perseroan
Kredit Pemilikan Rumah
Perseroan menawarkan kredit pembiayaan kepemilikan rumah, baik melalui kerjasama dengan developer (primary market) maupun pembiayaan jual beli (secondary market).
Ditengah kondisi persaingan pasar yang ketat, Perseroan melakukan berbagai strategi business melalui terobosan- terobosan produk atau program-program yang innovative sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Salah satu produk unggulan yang diluncurkan adalah produk KPR X-Tra Manfaat. Melalui produk ini, nasabah akan mendapat fasilitas pinjaman yang terhubung dengan tabungan dimana manfaat yang diperoleh adalah terdapat sejumlah pokok pinjaman yang tidak dikenakan bunga. Besar pokok pinjaman yang tidak dikenakan bunga tersebut adalah 80% dari saldo tabungan yang
terhubung. Dengan demikian maka porsi bunga yang dibayarkan di dalam angsuran menjadi semakin kecil dan porsi pokok menjadi semakin besar. Nasabah pada akhirnya berpeluang untuk lunas lebih cepat.
Hingga May 2016, bisnis pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah Perseroan berhasil mencatat pertumbuhan KPR sebesar 2% YoY dengan total portofolio mencapai Rp23.4 triliun dan menempati posisi kelima di Indonesia (sumber: Market Share Maret 2016). Pertumbuhan ini terutama didukung oleh adanya alternative pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing segment market KPR dan kerjasama dengan developer pilihan di seluruh Indonesia
Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor
Bisnis Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPM) Perseroan merupakan segmen bisnis dengan kontribusi signifikan kedua terhadap portofolio kredit konsumer CIMB Niaga, setelah bisnis KPR.
Perseroan menyalurkan fasilitas pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor (KPM) secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumer. Pembiayaan KPM secara langsung dilakukan melalui kantor-kantor cabang, sedangkan pembiayaan tidak langsung sebelumnya dilakukan melalui dua anak Perseroan, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) dan PT Kencana Internusa Artha Finance (KITAF). Kedua anak usaha tersebut kini (efektif 1 Januari 2016) telah di-merger, dengan CNAF sebagai Perseroan yang menerima penggabungan (surviving company). Selain melalui anak usaha, Perseroan menyalurkan fasilitas pinjaman KPM tidak langsung melalui skema pembiayaan joint-financing dengan Perseroan multifinance lain.
Berbagai upaya terus dilakukan di 2015 untuk mengembangkan bisnis KPM, antara lain dengan meningkatkan kerja sama dengan para produsen kendaraan dari berbagai merk, dan juga melakukan inisiatif cross selling yang terbukti cukup efektif.
Untuk tahun 2016, Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kecepatan proses kredit, fokus untuk memperluas program akuisisi nasabah dan meningkatkan kualitas layanan. Selain itu, Perseroan akan mempercepat realisasi perluasan jangkauan pemasaran ke daerah Indonesia Timur, dan terus mempererat relationship dengan dealer/showroom partner, serta cross selling ke internal customer.
Personal Loan
Sejak diluncurkan kembali pada bulan Mei 2011 dengan nama X-Tra Dana, kinerja Personal Loan Perseroan terus menunjukkan kinerja yang positif setiap tahunnya. Sampai dengan bulan Mei 2016, portofolio Personal Loan Perseroan tumbuh [Sri Dewi Mulyati] lebih dari 18% dari tahun sebelumnya dengan total asset sebesar Rp 3.17 triliun dan memiliki total nasabah lebih dari 157 ribu. Sebagai produk yang merupakan salah satu lini bisnis yang memberikan margin bunga yang relatif tinggi, Personal Loan Perseroan mampu memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp. 192.5 milliar. Hal ini ditopang dengan kualitas porotfolio yang baik dengan angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1.59%.
Personal Loan konsisten memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabah dengan strategy X Sell terhadap nasabah Perseroan melalui kemudahaan akses penjualan dengan pemanfaatan jalur distribusi produk melalui jaringan kantor cabang, penjualan melalui Telesales, serta penawaran kepada karyawan melalui office acquisition program. Proses persetujuan pinjaman juga dilakukan dengan sangat cepat dalam waktu 1 hari. Rencananya, pada Semester II 2016, Personal Loan Perseroan telah siap untuk mengembangkan ekspansi bisnis untuk pangsa pasar non-nasabah Perseroan (New To Bank).
Kartu Kredit
Pasar kartu kredit di Indonesia tumbuh dengan cepat. Perseroan telah berhasil menangkap sebagian porsi dari pertumbuhan ini. Sampai akhir Mei 2016, Perseroan memiliki lebih dari 2.097.738 kartu, tumbuh 13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Mei 2015). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingingkan dengan pertumbuhan kartu di pasaran yaitu sebesar 4.3% dibandingkan akhir Mei 2015. Di periode yang sama, volume penjualan meningkat sebesar 14%.
Bancassurance
Sejak Penggabungan, Perseroan telah mengkonsolidasikan produk bancassurance-nya. Kerjasama dengan CIMB Sunlife dan AIA Financial telah secara signifikan memperluas ragam produk dan layanan yang ditawarkan oleh Perseroan dan diakui sebagai salah satu sumber utama yang meningkatkan nilai dari perbankan ritel. Sebagai hasil dari konsolidasi tersebut, saat ini perbankan ritel telah mampu memasarkan Asuransi jiwa kredit, asuransi single premium & asuransi regular premium yang memberikan perlindungan terhadap jiwa, kesehatan maupun kecelakaan di tambah dengan investasi.
Selain pengembangan disisi asuransi jiwa (life insurance), Perseroan juga mengembangkan kerjasama dengan beberapa mitra asuransi umum (general insurance) terkemuka di Indonesia. Kerjasama ini untuk mendukung pengembangan produk perbankan dan untuk memenuhi kebutuhan nasabah perbankan.
Perbankan Korporat KINERJA Periode 31 Mei 2016 Penyaluran Kredit
Kredit Korporasi mengalami penurunan sebesar Rp 3,15 triliun atau menurun 6% menjadi Rp 49,44 triliun dari Rp 52,59 triliun di tahun 2015. Kredit Korporasi memberikan kontribusi sebesar 29% terhadap total kredit Perseroan di tahun 2016.
Penyaluran kredit modal kerja bertumbuh sebesar 5% menjadi Rp 21,75 triliun dari Rp 20,69 triliun tahun lalu. Di sisi lain kredit investasi turun sebesar 13% menjadi Rp 27,0 triliun dari Rp 31,90 triliun di tahun sebelumnya, hal ini sesuai dengan rencana rekalibrasi komposisi portofolio kredit yang diterapkan Perseroan. Komposisi kredit Investasi dan Modal Kerja terhadap total kredit Perbankan Korporasi di tahun 2015 tercatat sebesar 56% dan 44% dibandingkan dengan 61% & 39%
di tahun 2015. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai inisiatif strategis, seperti: diversifikasi pasar, sektor ekonomi, penajaman fokus pada segmentasi nasabah, serta penguatan sinergi dengan CIMB Group.
Kualitas Kredit
Perseroan telah mencermati dengan seksama perkembangan sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara beserta sektor pendukungnya sejak tahun 2013. Kenaikan kredit bermasalah yang cukup signifkan dari sektor tersebut membuat Perseroan mulai membatasi, bahkan akhirnya menghentikan, pengucuran kredit baru ke sektor tersebut.
Penyaluran kredit kemudian disalurkan kepada sektor-sektor lain yang terbukti konsisten memperlihatkan kinerja dan prospek yang cukup baik. Melanjutkan agenda perbaikkan kualitas kredit, usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk menurunkan rasio kredit bermasalah ialah dengan melakukan restrukturisasi kredit bermasalah dan melakukan langkah- langkah strategis lainnya. Hal ini memberikan andil besar terhadap turunnya rasio kredit bermasalah pada Perbankan Korporasi menjadi 5,09% pada bulan Mei 2016 apabila dibandingkan dengan 8,39% di bulan Mei 2015. Untuk kedepannya Perseroan senantiasa akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik dalam menyalurkan kreditnya.
Kredit Sindikasi
Perseroan merupakan salah satu bank yang aktif dalam memberikan fasilitas kredit sindikasi Korporasi di Indonesia.
Perseroan belum mencatat kredit sindikasi sampai dengan bulan Mei 2016, namun aktif melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan kredit sindikasi, sehingga mulai bulan Juni 2016, Perseroan berhasil membukukan beberapa pinjaman sindikasi dan club deal, baik bertindak sebagai Mandated Lead-Arranger atau Arranger dengan total nilai pembiayaan sebesar Rp 6,7 triliun. Didalam pinjaman sindikasi dan club deal tersebut, porsi yang diambil oleh Perseroan adalah sebesar Rp 1,35 triliun dan US$60 juta. Beberapa transaksi yang signifikan antara lain adalah: fasilitas kredit sindikasi untuk PT Jakarta Land, PT CIMB Niaga Auto Finance serta sejumlah nasabah Korporasi lain.
Penghimpunan Dana
Total dana nasabah Perbankan Korporasi tumbuh sebesar 6% menjadi Rp 16,2 triliun dari Rp 15,3 triliun di tahun sebelumnya, dengan komposisi 65% merupakan dana murah, dan 35% sisanya merupakan dana deposito berjangka.
Peningkatan Penghimpunan dana khususnya dana murah dari nasabah Korporasi baik BUMN maupun swasta serta lembaga keuangan dan keuangan non-bank menjadi salah satu fokus utama Perbankan Korporasi Perseroan.
Untuk mencapainya, Perbankan Korporasi terus mendorong penerapan covenant kredit dengan nasabah debitur untuk memenuhi persyaratan dan meningkatkan saldo giro. Langkah lain yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan unit- unit terkait seperti Transaction Banking, Corporate Funding, Financial Institutions dan Non-Bank Financial Institution guna mengupayakan peningkatan saldo mengendap pada rekening giro nasabah.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Mengingat perannya yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Perbankan Korporasi Perseroan memberi perhatian lebih pada aspek pengelolaan SDM dalam 2-3 tahun terakhir. Berkoordinasi dengan unit-unit terkait di dalam Perseroan, Perbankan Korporasi berupaya menekan angka turnover karyawan untuk menjaga efisiensi, dan pada saat yang bersamaan melakukan revitalisasi SDM secara berkesinambungan, melaksanakan program pelatihan LTD,
Selain pengembangan disisi asuransi jiwa (life insurance), Perseroan juga mengembangkan kerjasama dengan beberapa mitra asuransi umum (general insurance) terkemuka di Indonesia. Kerjasama ini untuk mendukung pengembangan produk perbankan dan untuk memenuhi kebutuhan nasabah perbankan.
Perbankan Korporat KINERJA Periode 31 Mei 2016 Penyaluran Kredit
Kredit Korporasi mengalami penurunan sebesar Rp 3,15 triliun atau menurun 6% menjadi Rp 49,44 triliun dari Rp 52,59 triliun di tahun 2015. Kredit Korporasi memberikan kontribusi sebesar 29% terhadap total kredit Perseroan di tahun 2016.
Penyaluran kredit modal kerja bertumbuh sebesar 5% menjadi Rp 21,75 triliun dari Rp 20,69 triliun tahun lalu. Di sisi lain kredit investasi turun sebesar 13% menjadi Rp 27,0 triliun dari Rp 31,90 triliun di tahun sebelumnya, hal ini sesuai dengan rencana rekalibrasi komposisi portofolio kredit yang diterapkan Perseroan. Komposisi kredit Investasi dan Modal Kerja terhadap total kredit Perbankan Korporasi di tahun 2015 tercatat sebesar 56% dan 44% dibandingkan dengan 61% & 39%
di tahun 2015. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai inisiatif strategis, seperti: diversifikasi pasar, sektor ekonomi, penajaman fokus pada segmentasi nasabah, serta penguatan sinergi dengan CIMB Group.
Kualitas Kredit
Perseroan telah mencermati dengan seksama perkembangan sektor pertambangan, khususnya pertambangan batubara beserta sektor pendukungnya sejak tahun 2013. Kenaikan kredit bermasalah yang cukup signifkan dari sektor tersebut membuat Perseroan mulai membatasi, bahkan akhirnya menghentikan, pengucuran kredit baru ke sektor tersebut.
Penyaluran kredit kemudian disalurkan kepada sektor-sektor lain yang terbukti konsisten memperlihatkan kinerja dan prospek yang cukup baik. Melanjutkan agenda perbaikkan kualitas kredit, usaha-usaha yang dilakukan perusahaan untuk menurunkan rasio kredit bermasalah ialah dengan melakukan restrukturisasi kredit bermasalah dan melakukan langkah- langkah strategis lainnya. Hal ini memberikan andil besar terhadap turunnya rasio kredit bermasalah pada Perbankan Korporasi menjadi 5,09% pada bulan Mei 2016 apabila dibandingkan dengan 8,39% di bulan Mei 2015. Untuk kedepannya Perseroan senantiasa akan terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik dalam menyalurkan kreditnya.
Kredit Sindikasi
Perseroan merupakan salah satu bank yang aktif dalam memberikan fasilitas kredit sindikasi Korporasi di Indonesia.
Perseroan belum mencatat kredit sindikasi sampai dengan bulan Mei 2016, namun aktif melakukan usaha-usaha untuk mendapatkan kredit sindikasi, sehingga mulai bulan Juni 2016, Perseroan berhasil membukukan beberapa pinjaman sindikasi dan club deal, baik bertindak sebagai Mandated Lead-Arranger atau Arranger dengan total nilai pembiayaan sebesar Rp 6,7 triliun. Didalam pinjaman sindikasi dan club deal tersebut, porsi yang diambil oleh Perseroan adalah sebesar Rp 1,35 triliun dan US$60 juta. Beberapa transaksi yang signifikan antara lain adalah: fasilitas kredit sindikasi untuk PT Jakarta Land, PT CIMB Niaga Auto Finance serta sejumlah nasabah Korporasi lain.
Penghimpunan Dana
Total dana nasabah Perbankan Korporasi tumbuh sebesar 6% menjadi Rp 16,2 triliun dari Rp 15,3 triliun di tahun sebelumnya, dengan komposisi 65% merupakan dana murah, dan 35% sisanya merupakan dana deposito berjangka.
Peningkatan Penghimpunan dana khususnya dana murah dari nasabah Korporasi baik BUMN maupun swasta serta lembaga keuangan dan keuangan non-bank menjadi salah satu fokus utama Perbankan Korporasi Perseroan.
Untuk mencapainya, Perbankan Korporasi terus mendorong penerapan covenant kredit dengan nasabah debitur untuk memenuhi persyaratan dan meningkatkan saldo giro. Langkah lain yang dilakukan adalah dengan meningkatkan koordinasi dengan unit- unit terkait seperti Transaction Banking, Corporate Funding, Financial Institutions dan Non-Bank Financial Institution guna mengupayakan peningkatan saldo mengendap pada rekening giro nasabah.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Mengingat perannya yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Perbankan Korporasi Perseroan memberi perhatian lebih pada aspek pengelolaan SDM dalam 2-3 tahun terakhir. Berkoordinasi dengan unit-unit terkait di dalam Perseroan, Perbankan Korporasi berupaya menekan angka turnover karyawan untuk menjaga efisiensi, dan pada saat yang bersamaan melakukan revitalisasi SDM secara berkesinambungan, melaksanakan program pelatihan LTD,
program pengembangan khusus sesuai kebutuhan bisnis, termasuk melalui professional hire untuk mengisi posisi-posisi penting di berbagai tingkatan organisasi Perbankan Korporasi.
RENCANA KERJA 2016
Dalam rangka menangkap peluang pertumbuhan sekaligus mengantisipasi risiko yang ada, Perbankan Korporasi telah mempersiapkan strategi pengembangan di tahun 2016, yakni:
• Fokus pada sektor- sektor industri yang masih menjanjikan/prospektif
Sampai pertengahan tahun 2016 bisnis perbankan korporat berhasil mencatat pertumbuhan kredit yang positif pada beberapa sektor industri yang sedang berkembang.
• Perluasan basis nasabah dengan mengakuisisi nasabah-nasabah top tier.
Perluasan basis nasabah top-tier merupakan salah satu upaya Perseroan untuk meningkatkan kualitas kredit, dan hasilnya adalah peningkatan jumlah kredit yang diberikan melalui pertumbuhan jumlah bisnis nasabah top-tier di perbankan korporat.
• Meningkatkan porsi penyaluran kredit modal kerja agar dapat menarik manfaat dan peningkatan saldo rekening giro serta cost-of-fund yang lebih rendah.
Upaya Perseroan melalui usaha-usaha pemasaran dan penjalinan relasi dengan para nasabah menghasilkan peningkatan penyaluran kredit modal kerja, dan pertumbuhan saldo rekening giro Korporasi dengan solusi terintegrasi kepada nasabah.
• Memanfaatkan jaringan CIMB Group untuk transaksi-transaksi cross border.
Melalui kerjasama antar negara dalam jaringan CIMB Group, Perseroan mendapatkan tambahan nasabah lintas negara yang berperan dalam peningkatan jumlah transaksi giro dan pendapatan atas transaksi valasnya.
• Meningkatkan porsi CASA dengan terus mendorong aktivitas Transaction Banking dan Value Chain serta valas.
Solusi terintegrasi kepada nasabah dalam mata uang Rupiah dan valas yang ditawarkan Perseroan melalui aktivitas Transaction Banking dan Value Chain berhasil meningkatkan jumlah rekening dan endapan dana dalam giro Korporasi.
• Meningkatkan pendapatan imbal jasa melalui aktivitas kredit sindikasi, Trade Finance dan valas.
Pertumbuhan positif di sektor Korporasi mendukung Perseroan membukukan peningkatan pendapatan dari transaksi valas, dan transaksi derivatif yang berhubungan akibat meningkatnya kesadaran nasabah korporasi dalam pengelolaan risiko valas.
• Peningkatan dan perbaikan sistem, prosedur, dan kebijakan guna mendukung aktivitas-aktivitas utama Perbankan Korporasi.
Perbankan Komersil
Target dari segmen ini adalah nasabah perusahaan komersil dengan total penjualan Rp200 miliar hingga Rp500 miliar dan kebutuhan kredit sampai dengan Rp300 miliar. Kredit di segmen ini dibukukan di cabang-cabang di kota besar dimana terdapat segmen menengah ke atas. Demikian pula hubungan nasabah tetap ditangani oleh cabang-cabang tersebut walaupun keputusan kredit ditangani oleh kantor pusat di Jakarta.
Perbankan Komersil hingga April 2016 memiliki komposisi sebesar 19.40% dari total portofolio kredit bankwide dan 11.40%
dari total portofolio dana bankwide. Untuk pertumbuhan sendiri, secara yoy di April 2016 sebesar (6.6) % di sisi kredit dan sebesar (18.45%) di sisi dana.
SME
Unit SME menangani nasabah yang merupakan para pelaku usaha kecil dan menengah yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Salah satu terobosan terbaru yang dilakukan di segmen bisnis ini adalah penyesuaian plafon pembiayaan khusus bagi nasabah yang menunjukkan catatan kredit yang baik dan terbukti mampu mengembangkan usaha mereka secara sehat. Tujuannya adalah menjembatani proses transisi pemindahan akun para nasabah dalam kategori tersebut ke Perbankan Komersial maupun Korporasi seiring dengan pertumbuhan bisnis dan semakin besarnya pembiayaan yang mereka butuhkan. Manfaat lain dari inisiatif ini adalah seluruh karyawan kunci yang menangani nasabah berpotensi tersebut, memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka terhadap sektor-sektor industri terkait.
Upaya tersebut terus dilanjutkan di tahun 2016 dan memberi hasil yang cukup baik, yakni dengan naiknya saldo kredit per Mei 2016 sebesar 2.6% menjadi sebesar Rp 23.1 triliun dari Rp 22.5 triliun di tahun sebelumnya. Namun tidak lepas dari pengaruh kondisi usaha yang masih belum kondusif, rasio kredit bermasalah perbankan SME meningkat menjadi 4.0% dari 3.1% pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Simpanan Nasabah per Mei 2016 tercatat sebesar Rp 32.1 triliun atau menurun sebesar 7% dari Rp 34.7 triliun di periode yang sama tahun 2015. Dari total Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun, dana murah tercatat sebesar Rp 19.8 triliun atau naik 4% dari posisi Mei tahun 2015 sebesar Rp19,2 triliun.Sedangkan deposito tercatat sebesar Rp12.3 triliun atau turun 20% dari Rp15.4 triliun di Mei tahun 2015. Penghimpunan dana nasabah tersebut merupakan buah kerja sama dan dukungan yang baik dari Sales and Distribution (SnD) di bawah struktur Perbankan Konsumer sebagai penghimpun dana serta terlaksananya aktivitas cross-selling yang baik antara SnD dan UKM. Peningkatan Simpanan Nasabah di unit SME juga didukung oleh implementasi konsep value chain terhadap perusahaan-perusahaan distributor dan supplier debitur UKM.
Micro Linkage
Micro Linkage adalah sub segmen Perbankan UMKM yang menjalankan strategi pendekatan tidak langsung dengan menjalin kemitraan strategis seperti Koperasi Unit Desa, perkebunan yang menerapkan pola intiplasma, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan lembaga-lembaga lain yang berpotensi meningkatkan penyaluran kredit skala UMKM kepada masyarakat. Tujuan dari strategi ini adalah untuk lebih mengenali dan mengukur potensi pasar mikro sesuai keberagaman bisnisnya sekaligus memanfaatkan keberadaan mitra strategis yang mampu membantu pertumbuhan segmen bisnis mikro.
Salah satu contoh dari model bisnis yang telah diterapkan dengan sukses dalam skema ini adalah pembiayaan kepada para petani kelapa sawit/plasma (end user). Penyaluran pembiayaan kepada petani dilakukan Micro Linkage dengan Koperasi Unit Kondisi dan Perusahaan Perkebunan (perusahaan inti) sebagai mitra kerjasama. Perseroan juga menjalin kerjasama dengan beberapa mitra strategis dalam proses penyaluran pembiayaan maupun proses collection. Melalui KUD, para petani menerima kredit dari Perseroan dan menggunakannya untuk pembukaan dan pemeliharaan kebun kelapa sawit, dimana hasil panennya kemudian dibeli oleh perusahaan perkebunan.
Sedangkan mitra strategis Perbankan UMKM adalah lembaga-lembaga keuangan termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi. Sementara itu, pihak end user yang dibiayai Perseroan adalah nasabah/ debitur dari BPD dan BPR, serta anggota dari koperasi. Mitra tersebut ditunjuk sebagai agent bagi Perseroan, dimana fungsinya sebagai: marketing agent, collecting agent dan security agent.
Per Mei tahun 2016 total kredit Micro Linkage menurun 11,6% menjadi Rp8,1 triliun dari Rp10,2 triliun periode yang sama tahun 2014. Namun demikian penurunan tersebut dikompensasi oleh tetap baiknya kualitas kredit, ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah berada dikisaran 0.88%. Sementara itu Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun periode mei 2016 mencapai Rp 2.6 triliun atau turun 15% dari Rp 3.1 triliun di tahun lalu.
Perbankan Syariah (CIMB Niaga Syariah)
CIMB Niaga Syariah merupakan unit usaha khusus Perseroan untuk turut memberikan andil terhadap perkembangan bisnis perbankan syariah di Indonesia dan memenuhi kebutuhan nasabah terhadap transaksi perbankan secara syariah yang semakin meningkat. Keunggulan produk dan dukungan teknologi yang dipadukan dengan kualitas layanan yang prima merupakan konsep modern dan universal yang diterapkan oleh CIMB Niaga Syariah. Transaksi perbankan secara syariah yang ditawarkan oleh CIMB Niaga Syariah diharapkan mampu memberikan solusi finansial alternatif yang aman, nyaman, dan menguntungkan bagi seluruh nasabah.
CIMB Niaga Syariah mencatatkan kinerja usaha yang positif di tahun 2015. Aset CIMB Niaga Syariah meningkat 8% dari Rp8,46 triliun pada tahun 2014menjadi Rp9,11 triliun pada tahun2015,yang mencapai 83% dari target Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015sebesarRp10,94 triliunyang diajukan ke Bank Indonesia (BI). Faktor-faktor utama penyebab peningkatan aset ini adalah pertumbuhan kinerja penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga. Pembiayaan meningkat 16,9%
dari Rp9,64 triliun pada tahun 2014menjadi Rp11,22 triliun pada tahun 2015, yang mencapai 132,0% dari target RBB sebesar Rp8,50 triliun. Adapun dana pihak ketiga meningkat 12% dari Rp6,77 triliun pada tahun 2014menjadi Rp7,58 triliun pada tahun 2015, yang mencapai 84% dari target RBB sebesar Rp9,00 triliun.
Pertumbuhan positif pembiayaan pada tahun 2015 juga diiringi oleh terjaganya kualitas aktiva produktif CIMB Niaga Syariah. Rasio pembiayaan bermasalah kotor (Gross Non Performing Financing, Gross NPF) tercatat sebesar 1,9%, sedangkan rasio pembiayaan bermasalah bersih (Net NPF) sebesar0,4%. Kedua rasio tersebut masih berada jauh di bawah batas maksimal yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 5,0% dan batas maksimal dalam RBB sebesar 3,8%.