• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan yang Bersifat monopsoni

PRENADAMEDIA GROUP

A. PengAntAr

2. Kegiatan yang Bersifat monopsoni

Menurut black’s law dictionary, monopsoni adalah “a con­

dition of market in which there is but one buyer for particular com­

modity” yang di mana pengertian tersebut tidak jauh ber beda de- ngan pengertian monopsoni dalam Kamus Besar Bahasa Indo nesia

PRENADAMEDIA GROUP

yang dijelaskan pengertian monopsoni yaitu bahwa mo no psoni adalah keadaan pasar yang tidak seimbang yang dipenga ruhi oleh seorang pembeli.

Adapun menurut kamus lengkap ekonomi edisi kedua22 yang disusun oleh Christoper Pass dan Bryan Lowes, monop soni adalah suatu bentuk pemusatan pembeli (buyer concentration), yaitu suatu situasi pasar (market) di mana seorang pembeli tung- gal dihadapkan dengan banyak pemasok kecil. Para pelaku mo- nopsoni sering kali mendapatkan hal-hal yang mengutungkan dari pemasok dalam bentuk potongan harga karena pembelian dalam jumlah besar dan hal lain yang berkaitan dengan perluasan atau perpanjangan kredit.

Jika dalam monopoli, seorang atau satu kelompok usaha menguasai pangsa pasar yang besar untuk menjual suatu produk, maka istilah monopsoni, dimaksudkan sebagai seorang atau satu kelompok usaha yang menguasai pangsa pasar yang besar untuk membeli suatu produk.23

Pada prinsipnya monopsoni adalah penguasaan penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam pasar yang bersangkutan. Singkatnya bahwa monopsoni adalah keadaan pasar yang tidak seimbang, yang dikuasai oleh seorang pembeli. Bila diamati, monopsoni sebenarnya dalah se- perti monopoli dari sisi pembeli (monopoly of demand), artinya pembelilah yang menguasai pasar atau pasokan barang dan/

atau jasa.24

Monopsoni dan Monopoli pada dasarnya memiliki struktur pasar yang sama namun yang membedakan pelaku ekonomi, di mana monopoli dilakukan oleh beberapa pengusaha dalam satu kelompok pengusaha, sedangkan monopsoni adalah penguasaan

22 Hermansyah, Pokok-pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2009, h. 40-41.

23 Munir Fuady, Hukum Antimonopoli (Menyongsong Era Persaingan Sehat), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, h. 77.

24 Galuh Puspaningrum, Hukum Persaingan Usaha, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2013, h. 107.

PRENADAMEDIA GROUP

oleh pengusaha tunggal sebagai pembeli tunggal. Monopsoni ini dapat menggangu keseimbangan kepentingan pasar sehingga kegiatan monopsoni ini dilarang.

Jika dalam hal monopoli, seorang atau satu kelompok usaha menguasai pangsa pasar yang besar untuk “menjual” suatu pro- duk, maka dengan istilah “monopsoni”, dimaksudkan sebagai seorang atau satu kelompok usaha yang menguasai pasar-pasar besar untuk “membeli” suatu produk.

Meskipun kasus monopsoni sangat jarang terjadi, akan te- tapi dalam satu waktu atau suatu daerah tertentu hal ini bisa ter jadi. Contoh kasus monopsoni yang banyak terjadi di negara- negara berkembang adalah masalah hubungan antara petani dan pabrik. Biasanya pada suatu wilayah tertentu hanya terdapat satu pabrik. Secara sederhana monopsoni dapat diartikan seba- gai situasi pasar di mana hanya ada satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang menguasai pangsa pasar yang besar yang bertindak sebagai pembeli tunggal dan sementara pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang bertindak sebagai pen- jualnya banyak. Akibatnya pembeli tunggal tersebut dapat me- ngontrol dan menentukan bahkan mengendalikan tingkat harga yang diinginkannya, sehingga perbuatan atau kegiatan yang de- mikian mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat dan apabila pembeli tunggal di- mak sud menguasai lebih dari 50% pangsa pasar dari satu jenis produk barang atau jasa tertentu.

Kasus serupa juga dapat terjadi jika ada serikat pekerja yang sangat solid, sehingga mereka memiliki nilai tawar yang sangat tinggi. Suatu organisasi pekerja yang mempunyai kemampuan mengorganisasi tenaga kerja yang dapat meliputi dan mewakili sebagian besar atau seluruh tenaga kerja dalam sebuah indus- try, dalam kondisi tertentu mereka bahkan bisa merugikan per- usahaan dengan:

a. Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada ke- seimbangan penawaran dan permintaan pasar tenaga kerja.

PRENADAMEDIA GROUP

Dengan ancaman mogok yang sangat merugikan perusahaan dan lain sebaginya, mereka mempunyi kekuatan untuk me- ng ubah.

b. Membatasi penawaran tenaga kerja. Ketika buruh bisa mela- kukan pembatasan tenaga kerja. Pembatasan penawaran juga akan berimplikasi pada tuntutan penagihan upah (Andi Fah mi Lubis, et. al., 2009-137).

Dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 me- nyebutkan bahwa:

(1) Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam pasar yang bersangkutan yang dapat mengaki bat kan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

(2) Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai pe- ne rimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal se ba gai- mana dimaksud dalam ayat (1) apabila satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 18 Undang-Undang No- mor 5 Tahun 1999 tersebut, dapat disimpulkan suatu kegiatan pelaku usaha akan dikatakan sebagai perbuatan atau kegiatan monopsoni bila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Dilakukan oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha atau yang bertindak sebagai pembeli tunggal;

b. Telah menguasai lebih dari 50 persen pengsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu;

c. Paling penting dari kegiatan tersebut mengakibatkan terja- dinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Monopsoni dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dilarang secara rule of reason yang artinya bahwa monopsoni

PRENADAMEDIA GROUP

ter sebut harus menenuhi syarat-syarat tertentu yang harus di- penuhi, sehingga berakibat terjadinya praktik monopoli dan/

atau persaingan usaha tidak sehat. Praktik Monopsoni yang di- la rang oleh hukum persaingan usaha adalah monopsoni yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau per- saingan usaha tidak sehat.25

Walaupun secara teoretis monopsoni dapat tumbuh secara alamiah, karena kondisi geografis suatu wilayah produksi yang terpencil dan terasing, atau bisa juga terpencar, tetapi dalam kasus di Indonesia monopsoni terjadi karena pengaruh kebi- jakan pemerintah yang dinyatakan dalam peraturan. Contoh gamblang yang pernah terjadi di Indonesia adalah BPPC yang pernah bertindak sebagai pembeli tunggal atas seluruh produk cengkeh yang dihasilkan seluruh petani di tanah air, dan ia juga bertindak sebagai penjual tunggal produk itu kepada para pengusaha rokok yang bertidak sebagai pembeli. Tindakan BPPC seperti ini jelas menimbulkan praktik monopsoni.

Namun demikian, tidak semua monopsoni dilarang oleh un dang-undang. Misalnya kondisi yang terjadi di sutu daerah/

wilayah hanya terdapat sebuah pabrik pengolahan rotan milik pabrik mebel yang berbahan baku rotan dan disekitarnya ter- dapat penduduk yang menanam rotan, sehingga pabrik tersebut penerima pasokan atau sebagai pembeli tunggal hasil perkebunan rakyat. Kondisi seperti ini tidak dilarang, karena memang tidak ada persaingan yang terjadi di daerah tersebut. jika dicernati, maka pemilik pabrik mebel tersebut merupakan seorang monop- sonis (pembeli tunggal) dan berpotensi menimbulkan monopoli.

Akan tetapi, yang dilakukan seorang monopsonis tadi bukan merupakan bentuk pelanggaran terhadap ketentun dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 karena apa yang telah dilakukannya merupakan bentuk atau jenis monopoli ala- miah (natural monopoly) dan tidak mengakibatkan terjadinya

25 L. Budi Kagramanto, Op. cit., h. 187.

PRENADAMEDIA GROUP

persaingan usaha yang tidak sehat. Monopsoni yang merupakan bentuk monopoli alamiah dan tidak mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat bukanlah termasuk dalam kategori kegiatan monopsoni yang dilarang.

Kebanyakan kegiatan monopsoni timbul disebabakan un- dang-undang, namun juga timbul karena adanya kartel pembeli, seperti yang terjadi pada pembelian barang-barang pertanian, bahan mentah untuk industri, atau dalam pasar tenaga kerja.

Namun, jika pasar monopsoni terjadi dengan terciptanya seorang pelaku monopsoni disebabkan memang tidak ditemukan pembeli lain di pasar yang bersangkutan tidaklah dilarang, sebab hal itu terjadi secara alamiah (natural monopsony).

Contoh kasus tentang monopsoni, yakni ketika Badan Pe- nyang ga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) melakukan kegiatan monopsoni dalam “memaksa” pembelian cengkeh dari petani- pe tani melalui KUD dengan harga yang ditetapkan sepihak oleh BPPC dan Tata Niaga Jeruk di bawah pengaruh Tommy Soe- harto.