• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil 1) Retensi Akut

Dalam dokumen asuhan kebidanan - pada kehamilan (Halaman 179-186)

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU HAMIL TRIMESTER I, II DAN III

6) Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil 1) Retensi Akut

yang di alami oleh Ny T akibat kadar hormon estrogen yang meningkat sehingga tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang.

Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan mengalami gangguan perkemihan dengan sering buang air kecil.Berat badan meningkat merupakan hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi.Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-otot bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis

6) Kelainan-kelainan Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil

jarang terjadi komplikasi lagi karena uterus kemudian dapat berdiri tegak dan menonjol keatas keluar dari cavitas pelvis.

2) Traktus Urinarius

Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri, poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric, acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesterone.

Kencing lebih sering (polyuria) laju filtrasi meningkat sampai 60% - 150%.

Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.

a) Perubahan sistem renal

Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan

Pada kehamilan dini : uterus membesar meski masih dalam panggul sehingga menimbulkan

tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah pasien sering buang air kecil

Pada Pertengahan Kehamilan : uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses miksi berlangsung normal.

Pada akhir kehamilan : terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluhan sering buang air kecil.

 Sistem Renal

Output urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler.

Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR glomerular filtration rate berada ditubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.

Sebagai akibatnya, jumlah cairan yang di filtrasi dari plasma melalui glomerulus juga meningkatdan beratus ratus liter cairan melintasi tubulus renalis setiap harinya. Meski demikian outputurine tidak bertambah dan hal ini jelas oleh karena adanya reabsorbsi oleh tubulus renalis.Diperkirakan terjadi peningkatan cairan ekstraselu sebanyak 6, 7 liter selama kehamilan.Bersama dengan air, natrium dan elektrolit lain mengalami reabsorbsi oleh tubulusuntuk mempertahankan osmolaritas . Pasien hamil meng eksresikan 80% dari bahanyang dijumpai dalam urine ibu yang tidak hamil.Glikosuria derajat rendah terjadi pada 50%

ibu hamil. Kenaikan GFR menyebabkan meningkatnya gula yang sampai di tubulus dan kemudian direabsorbsi kembali. Dengan demikian maka glikosuria terjadi pada kadar gula yang rendah dibandingkan denganyang dijumpai pada wanita tidak hamil. Terjadi penurunan ambang batas renal.

Infeksi Traktus Urinarius

adalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml.

Urine yang diperiksa harus bersih, segar dan diambil darialiran tengah (midstream) atau diambil dengan fungsi suprasimpisis.Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilah

Bakteriuria

Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteluria asimptomatik danmungkin disertai dengan gejala yang disebut bakteriuria simptomatikInfeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil.

Sekitar 15%wanita, mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksisaluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR)

b) Sistem Renal output

Urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler. Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR

glomerular filtration ratenberada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.

Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan gejalasel sabit.

Bakteriuria asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis, melahirkan dini dan BBLR.Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatankejadian anemia dalam kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan preeklampsia. Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteri uria harus diobati dengan seksamasampai air kemih bebas dari

bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.

c) Pemeriksaan Laboratorium

Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara mikroskopik,tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan spesimen urine.

Untukmenghindari kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerahgenitalia eksterna dicuci terlebih dahulu.

Kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya diperiksa

d) Pemeriksaan infeksi kandung kemih

 Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika.

Beberapa kajian terapiantibiotika untuk bakteriuria asimptomak Nama obat Dosis Angka keberhasilanya adalah Amoksilain + asam

mg/hari80% Nitrofurantoin 4×50-100 mg/hari 72%

 Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka 5,7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemih Bakteriuria Simptomatika.Systitis Sistitis merupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagiansaluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalamkehamilan dan nifasKuman penyebab utamanya adalah E.coli, disampingdapat olehkuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra wanita yang pendek, sistokel,adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau

 Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih,sebagai langkah antisipatif terhadap infeksiulang.

e) Gejala dan Tanda yang penting untuk diperhatikan

 Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38ºCdan sekitar 12%, suhu tubuhnya mencapai 40ºC.

 Sering disertai mual, muntah dan anoreksia.

 kadang diare. Dapat juga jumlah urine

berkurang. Pemeriksaan air kemihmenunjukan banyak sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak kolonimikroorganisme pathogen.

Dalam dokumen asuhan kebidanan - pada kehamilan (Halaman 179-186)

Dokumen terkait