PENELITIAN TINDAKAN KELAS
H. Kelebihan, Kekurangan, dan Keterbatasan PTK Kelebihan penelitian tindakan, antara lain
1. Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki. Kerja sama dalam proyek penelitian tindakan mungkin memenuhi kebutuhan dalam kehidupan moderen.
Kerjasama memberikan kesempatan untuk menciptakan kelompok baru yang mendorong lahirnya rasa keterkaitan.
2. Kerja sama dalam PTK mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis. Dalam interaksi dengan orang lain, seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian mereka mereka menerima dirinya sendiri secara wajar, dan melalui kelompok mereka akan memiliki berbagai cara dalam memecahkan masalah, banyak saran penyelesaian, banyak analisis kritis, situasi terbuka yang mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis.
3. Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah.
Mencoba sesuatu yang baru selalu mengandung resiko, dan ketika kelompok menanggung resiko. Maka resiko perorangan menjadi kecil. Dalam penelitian menunjukan dalam dinamika kelompok. Banyak individu lebih cepat mengalami perubahan dibanding seseorang yang bukan anggota kelompok. Pada hakikatnya manusia menginginkan perubahan yang progresif, sehingga melalui penelitian ini akan mendorong individu anggota terlibat dalam perubahan konstruktif dan progresif.
4. Kerja sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.
Peneliti tidak merasa memiliki semua fakta dan mengetahui sema jawaban. Peneliti mencoba mengumpulkan semua fakta, dan secara cermat menilai dan menguraikan masalahnya.
Peneliti harus peka terhadap perasaan peneliti lain dan perasaan kelompok dalam mengambil tindakan. Mereka membantu
kelompok dalam konteks yang lebih luas dari situasi dan kemungkinan berbagai penyelesaian (Shumsky, 1982).
Menurut penulis, kelebihan PTK diantaranya: (1) Tidak hanya dilakukan oleh satu orang akan tetapi melibatkan berbagai pihak; (2) Kesimpulan yang diperoleh berasal dari semua pihak yang terkait;
(3) Hasil penelitian dapat langsung diterapkan; (4) Bersifat fleksibel dan adaptif; (5) Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkah kelas; (6) Dapat meningkatkan profesionalisme guru.
Hodgkonson (1988) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan memiliki kekurangan, antara lain:
1. Kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada pihak peneliti. Penelitian lazimnya dilakukan oleh praktisi seperti guru, kepala sekolah, pengelola, pengawas yang selalu peduli terhadap ketimpangan atau kekurangan yang ada pada situasi kerjanya dan bertindak umtuk memperbaikinya.
Karena praktisi selalu akrab dengan situasi praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan teknik dasar penelitian. Hal ini semakin lemah karena perasaan peneliti (guru) bahwa penelitian hanya dilakukan oleh masyarakat kampus yang bergelut dengan kegiatan ilmiah, sehingga para praktisi pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian. Akibatnya mereka merasa tanpa pertolongan konsultan mereka tidak mampu melaksanakan penelitian dan cenderung kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
2. Penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala besar. Praktisi yang akan melakukan penelitian tindakan kelas harus membagi waktunya untuk melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan penelitian. Akhirnya guru harus mengkonsentrasikan tidak hanya mengajar, akibatnya atasan jarang memberikan ijin pada guru untuk melakukan penelitian 3. Kelemahan tentang konsepsi proses kelompok. Proses
kelompok dapat berjalan dengan baik sangat tergantung pada
memungkinkan para anggota mengandalkan jalannya diskusi.
Untuk dapat berfungsi sebagai pemimpin demokratis, sesorang dituntut peka terhadap kebutuhan dan keinginan anggota- anggota kelompok dalam situiasi tertentu.
4. Kesulitan mengajak orang untuk mengadakan perubahan.
Banyak orang berpandangan perubahan adalah kerja keras, berubah dari kemapanan yang telah dinikmatinya, dan perubahan melalui melalui penelitian tindakan kelas menuntut penyediaan tenaga, pemikiran, dan waktu serta sikap baru.
Selama orang sudah mapan dengan situasi kerjanya, selam itu pula mereka sulit untuk diajak berubah, padahal tindakan menuntut kondisi yang memungkinkan pelaksanaan penelitian tindakan. Kondisi-kondisi tersebut sebagai berikut: (a) kesediaan untuk mengakui kekurangan diri, (b) kesempatan yang memadai untuk melakukan sesuatau yang baru, (c) dorongan untuk mengemukakan gagasan baru, (d) waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan, (e) kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat, (f) pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta-peserta penelitian.
5. Penelitian tindakan dapat dimanfaatkan untuk megesahkan metode, strategi atau teknik yang selama ini telah diterapkannya meskipun kurang efektif, sering praktisi menganggap hasil penelitian diyakini dapat diterapkan dalam segala situasi.
Padahal penelitian tindakan bersifat kontekstual. Peneliti harus menyadari bahwa hasil hanya berlaku untuk situasi yang ditelitinya, dia tidak boleh mengadakan generalisasi, walaupun peneliti sering tergoda melakukannya (Hodgkonson, 1988).
Secara singkat, menurut penulis kekurangan PTK diantaranya:
(1) Keterbatasan peneliti (guru) sehingga pelaksanaan PTK tidak secara otomatis dapat dilakukan. Hal ini akan mudah teratasi jika para guru yang akan melaksanakan penelitian mau dan berusaha untuk belajar agar dapat melaksanakan PTK secara baik dan benar;
(2) Kesimpulan yang dihasilkan tidak bersifat universal. Hal ini terjadi karena PTK berawal dari masalah praktis sehingga tujuan
utamanya menyelesaikan permasalahan yang ada; (3) Banyak orang yang meragukannya karena bersifat situasional dan kadang tidak menerapkan prinsip metode ilmiah secara sistematis.
Sedangkan, keterbatasan PTK yaitu:
1. Validitas PTK
Menurut Wardhani (2008), validitas atau kesahihan PTK sebagai penelitian ilmiah masih sering dipertanyakan. Metodologi yang agak longgar yang lebih bersifat informal meskipun dijaga keobjektifannya masih menimbulkan keraguan, apakah kaidah- kaidah penelitian ilmiah dapat dijaga selama pengumpulan data?
Apakah tidak ada manipulasi yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa karena perintah guru? Tetapi, jika kita mau jujur, guru tentu tidak mungkin melakukan manipulasi karena tidak ada pamrih apa-apa. Guru tidak hanya ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Namun demikian, para peneliti masih sering mempertanyakan kesahihan penelitian yang dilakukan guru sendiri di dalam kelasnya.
2. Generalisasi
Menurut Wardhani (2008), hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karena memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu. Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa dalam satu teknik efektif untuk meningkatkan motivasi siswa karena sampel penelitian hanya satu kelas yang merupakan kasus khusus. PTK memang penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri untuk memperbaiki aspek pembelajaran tertentu yang terjadi di kelas tersebut. Meskipun demikian, hasil penelitian tersebut, tentu dapat dicobakan oleh guru lain dengan mempertimbangkan berbagai modifikasi sesuai dengan kondisi kelasnya. Selain itu, dalam penerapan PTK, peran guru yang bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering kali membuat dirinya menjadi sangat repot.
Sebagai bahan diskusi, silahkan disimak:
Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)