• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Berikut adalah daftar siswa berprestasi kelas XII A (perempuan) dan XII B (laki-laki) MA Nurul Jannah NW Ampenan:

Tabel 2.3

Siswa Berprestasi

XII A XII B

Thira Tophani (juara 1) Heri Ardianto (juara 1) Nurul Rahima (juara 2) Cholis Al-bawani (juara 2) Nur’aeni (juara 3) M. Adji Firmanda A. (juara 3)

Siswa berprestasi dalam penelitian ini adalah siswa tahfidz yang berprestasi dalam bidang kognitif. Ke-enam siswa berprestasi tersebut diberikan soal tes kemampuan komunikasi matematis. Selanjutnya, hasil dari tes kemampuan komunikasi matematis dijadikan acuan peneliti untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Kemudian dilakukan pengecekan dengan hasil wawancara terhadap subjek penelitian.

Setelah mengetahui kemampuan siswa berprestasi kelas XII A dan XII B, peneliti menentukan subjek untuk diwawancarai. Subjek yang dipilih sebanyak 2 orang, yang terdiri dari 1 perempuan dan 1 laki-laki yang memiliki skor tes tertinggi. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi matematis siswa berprestasi ditinjau dari gender. Pada saat wawancara dilakukan, diperoleh hasil bahwa subjek-subjek penelitian dapat menjelaskan jalan pikiran mereka dengan baik dan disertai dengan alasan-alasan yang jelas.

Sehingga peneliti dapat memperoleh informasi tentang kemampuan komunikasi matematis dari masing-masing subjek penelitian.

1. Hasil tes kemampuan komunikasi matematis dan hasil wawancara siswa perempuan

Berikut ini adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis Nurul Rahima (subjek NR).35

Gambar 2.1

Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui kemampuan komunikasi matematis subjek NR.

35 Hasil tes kemampuan komunikasi matematis Nurul Rahima

Berikut disajikan analisis untuk masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis.

a) Siswa dapat menuliskan informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan, yaitu menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan menggunakan simbol-simbol dan istilah-istilah matematik.

Gambar 2.2

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui bahwa subjek NR tidak dapat menuliskan informasi pada soal dengan lengkap, juga menuliskan ditanyakan pada permasalahan yang diberikan tersebut. Namun pada saat wawancara NR dapat menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan tersebut dengan lengkap. Berikut disajikan cuplikan wawancara subjek NR pada indikator 1.

P : “Coba Nurul perhatikan soalnya. sudah ?”

NR : ”iya, udah bu”

P : “Informasi apa yang Nurul dapatkan dari soal ?”

NR : “kita dapat informasi sebuah dadu dan sekeping uang logam yang dilempar secara bersama sama.”

P : “Nurul tulis ndak diketahuinya ?”

NR : “Ndak ibu, hehe”

P : “Apa yang ditanyakan dari soal ?”

NR : “yang ditanyakan (a) peluang kejadian muncul mata dadu 5 dan (b) peluang kejadian muncul angka pada koin.”

P : “Nurul tulisnya seperti itu ndak ?”

NR : “Ndak ibu, hehe. Buru-buru soalnya.”

P : “coba perhatikan lembar jawaban nurul. Kenapa nurul menuliskan informasi dari soal seperti ini?”

NR : “iya bu, Nurul misalkan kejadian muncul mata dadu 5 itu sebagai A dan kejadian munjul angka pada koin itu sebagai B.”

P : “Boleh Ndak kita ganti A dan B itu dengan simbol yang lain ?”

NR : “Boleh bu.”36

b) Siswa mampu membuat gambar dalam bentuk grafik, tabel, diagram, ataupun bentuk lainnya untuk mengekspresikan ide-ide matematik, situasi sehari-hari.

Gambar 2.3

36 Hasil wawancara subjek Nurul Rahima

Berdasarkan gambar 2.3 dapat diketahui bahwa subjek NR dapat menggambarkan tabel yang sesuai dengan permasalahan yang ada pada soal. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap subjek NR. Pada saat wawancara, subjek NR dapat menjelaskan gambar tabel yang telah dibuat sesuai dengan permasalahan pada soal. Berikut disajikan cuplikan hasil wawancara subjek NR pada indikator 2.

P : “Coba perhatikan lembar jawaban Nurul. sudah ?”

NR : ”iya, udah bu”

P : “Kenapa Nurul menggambar tabel seperti ini ?”

NR : “iya bu. Kan di soalnya dibilang sebuah dadu dan sekeping uang logam dilempar secara bersamaan, jadi Nurul gambarkan tabel biar bisa ngeliat anggotanya bu”

P : “Bisa ndak pakai gambar yang lain selain tabel?”

NR : “Ndak tau ibu, bisa mungkin hehe. Tapi Nurul cuma tau yang itu bu yang sering Nurul lihat contohnya.”

P : “Kenapa Nurul tulis keterangan pada tabelnya seperti ini ?”

NR : “iya kan sesuai soal bu. Di soal dibilang pelemparan sebuah dadu dan sekeping uang logam secara bersamaan, jadi Nurul buat

gambarnya seperti ini terus anggotanya di dalam tabel itu ada (A,1), (A,2), dan seterusnya bu”

P : “(A,1), (G,1) yang Nurul tulis di tabel itu maksudnya apa ?”

NR : “Itu anggotanya bu. (A,1) berarti muncul sisi angka pada koin dan muncul angka 1 pada dadu bu. Kalau (G,1) itu muncul sisi gambar pada koin dan angka 1 pada dadu bu”37

37 Hasil wawancara subjek Nurul Rahima

c) Siswa mampu mengevaluasi ide-ide matematik dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, yaitu siswa dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan baik dan benar.

Gambar 2.4

Berdasarkan gambar 2.4 dapat diketahui bahwa subjek NR dapat menuliskan rumus untuk mencari peluang suatu kejadian dengan baik dan benar. Subjek NR juga menuliskan jawaban langkah-langkah yang benar dan perhitungan yang benar. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap subjek NR. Pada saat wawancara, subjek NR dapat menyebutkan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya. Berikut disajikan cuplikan hasil wawancara dengan subjek NR pada indikator 3.

P : “Coba perhatikan lembar jawaban Nurul. sudah ?”

NR : ”iya, udah bu”

P : “Coba jelaskan bagaimana cara Nurul menyelesaikan permasalahan pada soal ?”

NR : “iya bu. Kan di soalnya ditanya peluang kejadian

muncul mata dadu 5 terus peluang kejadian muncul angka pada koin. Untuk pertanyaan pertama peluang kejadian muncul mata dadu lima itu Nurul jawab pakai rumus P(A) sama dengan n(A) dibagi n(S). n(A)-nya 2 dan n(S)-nya 12 jadi P(A) sama dengan 2 dibagi 12 sama dengan 1 per 6 karena pembilang dan penyebut sama-sama dibagi 2 bu”

P : “kenapa n(A)-nya 2 dan n(S) 12?”

NR : “iya bu, kan Nurul misalkan A itu kejadian muncul mata dadu 5 jadi anggota A terdiri dari (A,5) dan (G,5) brarti banyak n(A) 2 terus banyak

sampelnya kan ada 12 bu jadi n(S)-nya Nurul tulis 12.”

P : “terus P(A) itu maksudnya apa ?”

NR : “P(A) itu peluang kejadian A bu. Kan A itu Nurul misalkan kejadian muncul mata dadu 5 jadi P(A) itu maksudnya peluang muncul kejadian mata dadu 5 bu”

P : “Hasil perhitungannya Nurul yakin sudah benar ?”

NR : “yakin bu”38

d) Siswa mampu menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Berdasarkan gambar 2.1 dapat diketahui bahwa subjek NR tidak menuliskan simpulan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Namun saat diwawancarai, subjek NR dapat menyebutkan kesimpulan jawabannya. Berikut disajikan cuplikan wawancara subjek NR pada indikator 4.

P : “apa kesimpulan jawaban Nurul dari permasalahan ini ?”

NR : ”jadi kesimpulannya, peluang kejadian muncul mata dadu 5 adalah 1 per 6 dan peluang kejadian munculnya angka pada koin adalah 1 per 2”

P : “Nurul tulis seperti itu ndak ?”

NR : “ndak bu hehe”

P : “kenapa Nurul ndak tulis?”

38 Hasil wawancara subjek Nurul Rahima

NR : “iya bu hehe buru-buru soalnya, biar lebih cepet.”

2. Hasil tes kemampuan komunikasi matematis dan hasil wawancara siswa laki-laki

Berikut ini adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis M. Adji Firmanda A. (subjek AF).39

Gambar 2.5

Berdasarkan gambar 2.5 dapat diketahui kemampuan komunikasi matematis subjek AF. Berikut disajikan analisis untuk masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis.

39 Hasil tes subjek Adji Firmanda

a) Siswa dapat menuliskan informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan, yaitu menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan menggunakan simbol-simbol dan istilah-istilah matematik.

Gambar 2.6

Berdasarkan gambar 2.6 dapat diketahui bahwa subjek AF dapat menuliskan informasi pada soal dengan lengkap, juga menuliskan ditanyakan pada permasalahan yang diberikan tersebut. Hal Ini diperkuat dengan hasil wawancara. Pada saat wawancara AF dapat menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan pada permasalahan tersebut dengan lengkap. Berikut disajikan cuplikan wawancara subjek AF pada indikator 1.

P : “Coba Aji perhatikan soalnya. sudah ?”

AF : ”iya”

P : “Informasi apa yang Aji dapatkan dari soal ?”

AF : “diketahui sebuah dadu dan sekeping uang logam dilempar secara bersamaan”

P : “Aji tulis ndak diketahuinya ?”

AF : “tulis, tapi Aji langsung pake tabel”

P : “Apa yang ditanyakan dari soal ?”

AF : “yang ditanyakan tentukan peluang munculnya

mata dadu 5 dan peluang muncul angka pada uang logam”

P : “Aji tulisnya seperti itu?”

AF : “iya bu”

P : “coba perhatikan lembar jawaban Aji. Kenapa Aji menuliskan informasi dari soal seperti ini?”

AF : “Aji misalkan x itu kejadian muncul mata dadu 5 terus y itu kejadian munjul angka pada uang logam”

P : “Boleh Ndak kita ganti x dan y itu dengan simbol yang lain ?”

AF : “ooh boleh”40

b) Siswa mampu membuat gambar dalam bentuk grafik, tabel, diagram, ataupun bentuk lainnya untuk mengekspresikan ide-ide matematik, situasi sehari-hari.

Gambar 2.7

Berdasarkan gambar 2.7 dapat diketahui bahwa subjek AF dapat menggambarkan tabel yang sesuai dengan permasalahan yang ada pada soal. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara terhadap subjek AF. Pada saat wawancara, subjek AF dapat menjelaskan gambar tabel yang telah dibuat sesuai dengan

40 Hasil wawancara subjek Adji Firmanda

permasalahan pada soal. Berikut disajikan cuplikan hasil wawancara subjek AF pada indikator 2.

P : “Coba perhatikan lembar jawaban Aji. sudah ?”

AF : ”iya bu”

P : “Kenapa Aji menggambar tabel seperti ini ?”

AF : “karena di soal dibilang kalau sebuah dadu dan sekeping uang logam dilempar secara bersamaan berarti ada banyak anggotanya jadi biar Aji ndk bingung Aji gambar tabel supaya lebih jelas”

P : “Bisa ndak pakai gambar yang lain selain tabel?”

AF : “Ndak tau bu”

P : “Kenapa Aji tulis keterangan pada tabelnya seperti ini ?”

AF : “biar lebih jelas anggota-anggotanya.”

P : “(A,1), (G,1) yang Aji tulis di tabel itu maksudnya apa ?”

AF : “ (A,1) itu artinya muncul angka pada koin dan muncul angka 1 pada dadu. Kalau (G,1) juga sama

kaya (A,1) tapi muncul sisi gambar pada koinnya”

41

c) Siswa mampu mengevaluasi ide-ide matematik dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, yaitu siswa dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan baik dan benar.

Gambar 2.8

41 Hasil wawancara subjek Adji Firmanda

Berdasarkan gambar 2.8 dapat diketahui bahwa subjek AF tidak menuliskan rumus untuk mencari peluang suatu kejadian.

Namun pada saat wawancara, subjek AF dapat menyebutkan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik dan benar, dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya. Berikut disajikan cuplikan hasil wawancara dengan subjek AF pada indikator 3.

P : “Coba perhatikan lembar jawaban Aji. sudah ?”

AF : ”udah”

P : “Coba jelaskan bagaimana cara Aji menyelesaikan permasalahan pada soal ?”

AF : “pertama kita tentukan dulu n(S) nya. n(S) sama dengan 12. Misalkan x = muncul mata dadu 5. x ={(A,5), (G,5)= 2. P(x) = 2/12. y = muncul sisi angka pada uang logam.

y ={(A,1),(A,2),(A,3),(A,4),(A,5),(A,6)}= 6. P(y) = 6/12.

P : “Aji pakai rumus apa untuk menyelesaikannya?”

AF : “rumus peluang itu bu”

P : “seperti apa?”

AF : “P(x) = n(x)/n(S) dan P(y) = n(y)/n(S)”

P : “Aji tulis seperti itu di lembar jawabannya ?”

AF : “Ndak Aji tulis bu”

P : “Kenapa ?”

AF : “Biar lebih cepet bu”

P : “Hasil perhitungannya Aji yakin sudah benar ?”

AF : “yakin”42

d) Siswa mampu menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Berdasarkan gambar 2.5 dapat diketahui bahwa subjek AF tidak menuliskan simpulan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Namun saat diwawancarai, subjek AF dapat

42 Hasil wawancara subjek Adji Firmanda

menyebutkan kesimpulan jawabannya. Berikut disajikan cuplikan wawancara subjek AF pada indikator 4.

P : “apa kesimpulan jawaban Aji dari permasalahan ini ?”

AF : ”kesimpulannya, peluang kejadian muncul mata dadu 5 adalah 2/12 dan peluang kejadian munculnya angka pada koin adalah 6 per 12”

P : “Aji tulis seperti itu ndak ?”

AF : “ndak”

P : “kenapa Aji ndak tulis?”

AF : “hehe iya bu lupa”43

43 Hasil wawancara subjek Adji Firmanda

BAB III PEMBAHASAN

Dalam matematika kemampuan komunikasi sangatlah diperlukan.

Kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM dalam Jazuli yaitu kemampuan peserta didik dalam menjelaskan suatu algoritma dan cara unik untuk pemecahan masalah, kemampuan peserta didik mengkonstruksikan dan menjelaskan sajian fenomena dunia nyata secara grafis, kata-kata/kalimat, persamaan, tabel dan sajian secara fisik atau kemampuan peserta didik memberikan dugaan tentang gambar-gambar geometri. Melalui komunikasi, ide matematika dapat dieksploitasi dalam berbagai perspektif; cara berpikir peserta didik dapat dipertajam; pertumbuhan pemahaman yang dapat diukur; pemikiran peserta didik dapat dikonsolidasikan dan diorganisir; pengetahuan matematika dan pengembangan masalah peserta didik dapat ditingkatkan; dan komunikasi matematika dapat dibentuk. Keberagaman kemampuan komunikasi matematis sesuai dengan jenjang pendidikan.44

Sedangkan yang dimaksud kemampuan komunikasi matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi tertulis dengan indikator sebagai berikut:

a) Siswa dapat menuliskan informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan, yaitu menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan menggunakan simbol-simbol dan istilah-istilah matematik.

44 Akhmad Jazuli, Berpikir Kreatif dalam Kemampuan Komunikasi Matematika. (Prosiding Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pend. Matematika FMIPA UNY, 2009), hlm 215

b) Siswa mampu membuat gambar dalam bentuk grafik, tabel, diagram, ataupun bentuk lainnya untuk mengekspresikan ide-ide matematik, situasi sehari-hari.

c) Siswa mampu mengevaluasi ide-ide matematik dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, yaitu siswa dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan baik dan benar.

d) Siswa mampu menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Kemampuan subjek dalam mengekspresikan segala ide matematis melalui tulisan, mendemonstrasikan serta menyampaikan secara visual menunjukan bahwa subjek mampu menyampaikan ide matematisnya melalui berbagai bentuk media. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jacobs bahwa salah satu aspek kemampuan komunikasi matematis adalah menulis yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sdar untuk mengungkapkan dan mereflesikan pikiran, dipandang sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas untuk menyelesaikan soal. Kemampuan yang baik dalam menyampaikan apa yang terdapat dalam pikiran mengakibatkan orang lain bisa dengan mudah memahami ide yang dimiliki subjek.45

45 Henry Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi, dan Riyadi, (2016), Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sesuai Dengan Gender Dalam Pemecahan Masalah Pada Materi Balok Dan Kubus (Studi Kasus Pada Siswa SMP Kelas VIII SMP Islam 1fgAl-Azhar 29 Semarang), Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, mVol.4, No.9, hlm. 778-788

A. Kemampuan Komunikasi Matematis Secara Tertulis Siswa Perempuan 1. Indikator 1

Pada tahap ini, siswa diharapkan dapat menuliskan informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan, yaitu menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan menggunakan simbol-simbol dan istilah-istilah matematik.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 1, siswa perempuan diklasifikasikan kurang mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis. Dari hasil tes terlihat bahwa siswa tidak lengkap menuliskan apa saja informasi yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha, dan Heni Puji Astuti yang menyatakan bahwa pada aspek menulis, siswa perempuan kurang unggul.

Hasil tes juga menunjukan bahwa siswa perempuan mampu mengekspresikan ide-ide matematika menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara. Pada saat wawancara, siswa dapat menjelaskan dengan baik maksud dari istilah dan simbol-simbol yang dituliskan di lembar jawaban. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Fitri Ekasari yang menyatakan bahwa siswa perempuan ahli dalam menggunakan istilah- istilah atau simbol.

2. Indikator 2

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu membuat gambar dalam bentuk grafik, tabel, diagram, ataupun bentuk lainnya untuk mengekspresikan ide-ide matematik, situasi sehari-hari. Siswa diharapkan telah mengetahui informasi apa saja yang telah diberikan dan langsung menggambarkannya.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 2, siswa perempuan diklasifikasikan mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis menggunakan gambar. Terlihat dari hasil tes, siswa dapat menggambarkan tabel dengan baik dan benar untuk mengekspresikan ide matematis yang ada pada soal. Siswa juga mampu menjelaskan maksud dari tabel yang telah digambar. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha, dan Heni Pujiastuti yang menyatakan bahwa untuk siswa perempuan, aspek menggambar lebih tinggi dibandingkan dengan aspek menulis.

3. Indikator 3

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu mengevaluasi ide-ide matematik dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, yaitu siswa dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan baik dan benar, mampu mengetahui dan menggunakan istilah-istilah atau notasi-notasi apa saja yang digunakan.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 3, siswa perempuan diklasifikasikan mampu mengevaluasi ide-ide

matematis dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Fitri Ekasari yang menyatakan bahwa siswa perempuan mampu dalam menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi matematika serta strukturnya untuk menyajikan ide. Siswa perempuan lebih jelas saat menyajikan jawaban dalam bentuk istilah dan notasi.

4. Indikator 4

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Berdasarkan hasil tes, siswa perempuan tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Siswa menjawab dengan baik pertanyaan pada soal namun tidak menuliskan kesimpulan jawabannya.

B. Kemampuan Komunikasi Matematis Secara Tertulis Siswa Laki-Laki 1. Indikator 1

Pada tahap ini, siswa diharapkan dapat menuliskan informasi yang ada dalam permasalahan yang diberikan, yaitu menuliskan diketahui dan ditanyakan dalam permasalahan menggunakan simbol-simbol dan istilah-istilah matematik.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 1, siswa laki-laki diklasifikasikan mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis. Dari hasil tes terlihat bahwa siswa lengkap menuliskan apa saja informasi yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha, dan Heni

Puji Astuti yang menyatakan bahwa pada aspek menulis, siswa laki-laki dikatakan unggul.

Hasil tes juga menunjukan bahwa siswa laki-laki mampu mengekspresikan ide-ide matematika menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi secara tertulis. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Fitri Ekasari yang menyatakan bahwa siswa laki-laki kurang ahli dalam menggunakan istilah-istilah atau simbol.

2. Indikator 2

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu membuat gambar dalam bentuk grafik, tabel, diagram, ataupun bentuk lainnya untuk mengekspresikan ide-ide matematik, situasi sehari-hari. Siswa diharapkan telah mengetahui informasi apa saja yang telah diberikan dan langsung menggambarkannya.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 2, siswa laki-laki diklasifikasikan mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis menggunakan gambar. Terlihat dari hasil tes, siswa dapat menggambarkan tabel dengan baik dan benar untuk mengekspresikan ide matematis yang ada pada soal. Siswa juga mampu menjelaskan maksud dari tabel yang telah digambar. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha, dan Heni Pujiastuti yang menyatakan bahwa untuk siswa laki- laki, aspek menulis lebih tinggi dibandingkan dengan aspek menggambar dan ekspresi matematika.

3. Indikator 3

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu mengevaluasi ide-ide matematik dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, yaitu siswa dapat menuliskan rumus yang digunakan dengan baik dan benar, mampu mengetahui dan menggunakan istilah-istilah atau notasi-notasi apa saja yang digunakan.

Berdasarkan paparan hasil tes dan wawancara dalam indikator 3, siswa laki-laki diklasifikasikan kurang mampu mengevaluasi ide-ide matematis dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang tidak menuliskan rumus dalam menjawab soal. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Tonnie Hari Nugraha, dan Heni Pujiastuti yang menyatakan bahwa untuk siswa laki-laki, aspek menulis lebih tinggi. Dari jawaban hasil tes, siswa laki- laki kurang jelas saat menyajikan jawaban dalam bentuk istilah dan notasi.

4. Indikator 4

Pada tahap ini, diharapkan siswa mampu menuliskan kesimpulan jawaban sesuai dengan pertanyaan.

Berdasarkan hasil tes, siswa laki-laki tidak menuliskan kesimpulan jawaban. Siswa menjawab dengan baik pertanyaan pada soal namun tidak menuliskan kesimpulan jawabannya.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat peneliti katakan bahwa, kemampuan komunikasi matematis siswa berprestasi berdasarkan gender dikatakan hampir memiliki kemampuan yang sama.

Namun siswa perempuan lebih unggul dalam hal menggunakan notasi atau istilah dan dalam hal mengevaluasi ide-ide matematis dalam menyelesaikan permasalahan. Sedangkan siswa laki-laki lebih unggul dalam hal mengekspresikan ide matematis. Siswa laki-laki juga mampu dalam menggunakan notasi tetapi dalam hal penggunaan notasi siswa perempuan yang paling unggul.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat peneliti simpulkan:

1. Subjek NR mampu mengekspresikan ide-ide matematika menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi secara tertulis dengan baik dan benar.

Subjek NR mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis menggunakan gambar. Subjek NR mampu mengevaluasi ide-ide matematis dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, dan lebih jelas saat menyajikan jawaban dalam bentuk istilah dan notasi. Namun subjek NR kurang mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis, terlihat dari hasil jawaban siswa yang tidak menuliskan informasi dari soal secara lengkap. Kemampuan subjek NR dalam mengkomunikasikan kesimpulan jawaban juga masih kurang.

2. Subjek AF mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis, hal ini terlihat jelas dari hasil jawaban siswa yang lengkap menulis informasi apa saja yang ada pada soal. Subjek AF mampu mengekspresikan ide-ide matematika menggunakan istilah-istilah dan notasi-notasi secara tertulis. Subjek AF mampu dalam mengekspresikan ide matematis secara tertulis menggunakan gambar. Namun subjek AF kurang mampu mengevaluasi ide-ide matematis dalam menyelesaikan permasalahan secara tertulis, dan kemampuan subjek AF dalam mengkomunikasikan kesimpulan jawaban juga masing kurang.

Dokumen terkait