• Tidak ada hasil yang ditemukan

studi tentang kemampuan komunikasi matematis siswa

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "studi tentang kemampuan komunikasi matematis siswa"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa luar biasa (mahasiswa tahfidz) ditinjau dari perbedaan jenis kelamin.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Henry Putra Imam Wijaya, Imam Sujadi dan Riyadi ini berfokus pada kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari jenis kelamin di tingkat sekolah menengah pertama pada materi balok dan kubus. Sementara itu, penelitian yang dilakukan difokuskan pada kemampuan komunikasi tertulis matematis siswa berdiferensiasi gender tingkat MA pada materi prospektif. Dalam hal menggambar dan ekspresi matematis, kemampuan komunikasi matematis siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki.

Penelitian yang dilakukan oleh Tonnie Hari Nugraha dan Heni Pujiastuti ini berfokus pada kemampuan komunikasi matematis siswa dalam kaitannya dengan gender di tingkat SMP. Sedangkan penelitian ini berfokus pada kemampuan komunikasi matematis siswa berprestasi ditinjau dari jenis kelamin pada jenjang MA. Penelitian terdahulu dengan penelitian terkini menguji kemampuan komunikasi matematis kedua siswa dalam kaitannya dengan jenis kelamin.

Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah menguji kemampuan komunikasi tertulis matematis siswa SMA putra dan putri. 16 Tonnie Hari Nugraha dan Heni Pujiastuti, (2019), Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin, Jurnal Edumatica, vol.

Kerangka Teori

Kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM dalam Jazuli yaitu kemampuan peserta didik untuk menjelaskan suatu algoritma dan cara unik dalam menyelesaikan masalah, kemampuan peserta didik untuk mengkonstruksi secara grafis dan menjelaskan penyajian fenomena dunia nyata, kata/frase, persamaan, tabel dan presentasi fisik atau keterampilan siswa menebak tentang bangun geometri. Melalui komunikasi, ide matematika dapat dieksploitasi dalam perspektif yang berbeda; cara berpikir siswa dapat diasah; pertumbuhan wawasan terukur; pemikiran siswa dapat dikonsolidasikan dan diatur; pengetahuan matematika dan pengembangan soal siswa dapat ditingkatkan; dan komunikasi matematis dapat dibangun. Dini Oktaviani menyatakan dalam artikelnya bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan siswa untuk menjelaskan suatu algoritma dan cara unik dalam memecahkan masalah, termasuk kegiatan menggunakan keterampilan menulis, mendengarkan, mempelajari, menafsirkan dan mengevaluasi ide, mendengar simbol, istilah dan informasi matematika yang diamati. selama proses.

Kegiatan menganalisis dan mengevaluasi inilah yang dapat menjadikan siswa lebih kritis dalam menghadapi masalah 18.. aspek komunikasi matematis menurut Baroody, yaitu: 19 a) Presentasi. Siswa tidak akan dapat memberikan pendapat dengan baik jika tidak memahami inti pembahasan dengan baik. Baroody mengatakan jika siswa mendengarkan dengan seksama pertanyaan teman, dapat membantu menambah pengetahuan mereka.

Dalam suatu diskusi, siswa dapat mengungkapkan ide-idenya terkait dengan materi yang dipelajari. Gokhale mengatakan bahwa kegiatan siswa dalam berdiskusi tidak hanya meningkatkan berpikir kritis. Lebih lanjut, Baroody memaparkan beberapa manfaat diskusi kelas, antara lain: (1) dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan keterampilan dalam menggunakan strategi, (2) membantu siswa membangun pemahaman matematis, (3) menginformasikan bahwa matematikawan biasanya tidak memecahkan masalah. sendiri-sendiri, tetapi membangun ide bersama dengan pakar lain dalam satu tim, dan (4) membantu siswa menganalisis dan memecahkan masalah secara cerdas. e) Menulis. Melalui menulis, siswa secara aktif membangun hubungan antara apa yang dipelajarinya dengan apa yang telah diketahuinya dan dapat membantu siswa memahami materi yang dipelajarinya.

Secara umum pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan perilaku. Dalam bukunya Fakih berpendapat bahwa gender adalah sifat yang melekat baik pada laki-laki maupun perempuan, yang dikonstruksi secara sosial dan budaya. Gender adalah sifat dan perilaku yang paling erat kaitannya dengan laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial dan budaya.

The Encylodia Women's Studies menjelaskan bahwa gender adalah konsep budaya yang berusaha membedakan peran, perilaku, pola pikir, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di masyarakat. Ayat tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan baik dalam hal ibadah (dimensi spiritual) maupun aktivitas sosial (profesional career). Secara keseluruhan, al-Qur'an seolah mengakui adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan, namun perbedaan tersebut bukanlah perbedaan yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain.

Metode Penelitian

Kegiatan lain yang peneliti lakukan di lapangan adalah dokumentasi, sehingga dapat dikatakan bahwa peneliti merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penelitian ini. Peneliti memilih lokasi ini mengingat peneliti menemukan permasalahan yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah siswa kelas XII A dan XII B MA Nurul Jannah NW Ampenan.

Kelas XII A dan XII B Siswa Berprestasi Semester 1 Dokumentasi Laporan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berprestasi Dokumentasi Hasil Ujian Berbasis Wawancara. Subyek dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen utama melakukan proses pengumpulan data yang diawali dengan dokumentasi siswa kelas XII A dan XII B yang berprestasi, kemudian dilakukan pemilihan mata pelajaran dan dilakukan wawancara berbasis tes kepada siswa kelas XII yang berprestasi. A dan XII B yang memiliki hasil tes kemampuan komunikasi tertinggi, 1 dari kelas putra dan 1 dari kelas putri.

Peneliti mendokumentasikan raport siswa berprestasi dan mendokumentasikan hasil tes kemampuan komunikasi matematika siswa berprestasi yang digunakan dalam wawancara berbasis tes. Wawancara adalah suatu proses percakapan dengan maksud mengkonstruksi tentang orang, peristiwa, kegiatan organisasi, motivasi, perasaan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber 31 Dalam penelitian ini peneliti telah menggunakan metode wawancara bebas terbimbing, yaitu pewawancara memiliki kebebasan untuk mengajukan pertanyaan tergantung pada perkembangan kondisi narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan wawancara berbasis tes untuk mengklarifikasi keterampilan komunikasi matematis anak laki-laki dan perempuan.

Wawancara dilakukan kepada 2 siswa, 1 dari kelas XII A (perempuan) dan 1 dari kelas XII B (laki-laki) yang dipilih berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi. Observasi atau observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.32 Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non-partisipan, yaitu peneliti hanya melakukan satu fungsi yaitu melakukan observasi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa dokumentasi hasil belajar matematika, hasil wawancara dan hasil observasi.

Dalam penelitian ini, data yang telah direduksi selanjutnya disajikan dalam bentuk deskripsi temuan. Triangulasi digunakan sebagai teknik penelitian yang melibatkan sumber, metode, peneliti dan teori.34 Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode. Dalam hal ini peneliti menggunakan tes berbasis wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk memperoleh data kemampuan komunikasi matematis siswa berprestasi ditinjau dari jenis kelamin.

Sistematika Pembahasan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Deskripsi Penelitian

Penelitian ini diawali dengan pendokumentasian raport siswa kelas XII A dan XII B untuk mengetahui siswa yang berprestasi. Prestasi dalam penelitian ini merupakan prestasi dalam aspek kognitif yaitu siswa yang menjadi juara kelas. MA Nurul Jannah NW Ampenan memiliki program kelas unggulan yaitu tahfiz, sehingga peneliti mengambil sampel dari kelas XII A (putri) dan XII B (putra).

Setelah mendapatkan daftar 6 siswa berprestasi kelas XII A dan XII B (peraih juara 1, 2 dan 3 di kelasnya masing-masing), peneliti memberikan tes kemampuan komunikasi matematis kepada 6 siswa tersebut. Siswa yang memiliki nilai ulangan tertinggi akan menjadi subyek yang akan diwawancarai, sehingga ada 2 subyek yang peneliti wawancarai yaitu 1 dari kelas XII A (perempuan) dan 1 dari kelas XII B (laki-laki).

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Berikut adalah analisis dari masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis. a) Siswa dapat menuliskan informasi yang terkandung dalam soal yang diberikan, yaitu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang diperlukan dalam soal dengan menggunakan simbol dan istilah matematika. Berdasarkan Gambar 2.3 terlihat bahwa subjek NR dapat mendeskripsikan tabel sesuai dengan permasalahan yang ada pada soal. Berdasarkan gambar 2.1 terlihat bahwa subjek NR tidak menuliskan rangkuman jawaban dari permasalahan yang diberikan.

Berikut adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis M. Berdasarkan gambar 2.5 dapat dilihat kemampuan komunikasi matematis subjek AF. Hal ini sesuai dengan pandangan yang dikemukakan oleh Jacobs bahwa salah satu aspek keterampilan komunikasi matematis adalah menulis, yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mengungkapkan dan merefleksi pikiran, dilihat sebagai proses berpikir keras yang dituangkan di atas kertas untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator 1, siswa putri tergolong kurang mampu mengungkapkan gagasan matematis secara tertulis.

Hasil tes juga menunjukkan bahwa siswa perempuan mampu mengungkapkan ide matematika menggunakan istilah dan notasi. Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator 2, siswa putri tergolong mampu mengungkapkan ide matematis secara tertulis menggunakan gambar. Berdasarkan pemaparan hasil tes dan wawancara pada indikator 3, mahasiswi tergolong mampu mengevaluasi gagasan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada indikator 1, siswa tergolong mampu mengungkapkan gagasan matematis secara tertulis. Hasil tes juga menunjukkan bahwa siswa mampu mengungkapkan ide matematis menggunakan ungkapan dan notasi tertulis. Berdasarkan hasil tes dan wawancara untuk indikator 2, siswa tergolong mampu mengungkapkan gagasan matematis secara tertulis dengan gambar.

Berdasarkan tampilan hasil tes dan wawancara pada indikator 3, siswa tergolong kurang mampu mengevaluasi ide matematis saat menyelesaikan tugas tertulis. Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti dapat mengklaim bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa luar biasa diharapkan memiliki kemampuan yang hampir sama berdasarkan jenis kelamin. Subjek NR mampu mengungkapkan ide matematika dengan baik dan benar menggunakan ungkapan dan notasi tertulis.

Subjek AF mampu mengungkapkan ide matematika menggunakan ekspresi tertulis dan notasi. Keterampilan Komunikasi Matematis Sesuai Gender dalam Pemecahan Masalah Balok dan Kubus (Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang).

Lampiran 1: Foto Proses Wawancara
Lampiran 1: Foto Proses Wawancara

Gambar

Tabel 2.1  Daftar jumlah siswa MA Nurul Jannah NW Ampenan…………36 Tabel 2.2  Daftar nama guru  MA Nurul Jannah NW Ampenan……………36 Tabel 2.3  Daftar nama siswa berprestasi kelas XII A dan XII B…………..38
Gambar 2.1  hasil tes siswa perempuan …………………………………….39 Gambar 2.5  hasi tes siswa laki- laki…………………………………………45
Lampiran 1: Foto Proses Wawancara
Lampiran 2: Foto Kegiatan Siswa di Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Specifically, each topics discuss: audit problems in Indonesia zakat institutions, firm value on the Indonesian Islamic Stock Index, the determinant of the third party fun

Pada siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa responden mampu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide- ide