• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kenakalan Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Kenakalan Remaja

a. Lemahnya pemahaman nilai-nilai Agama b. Cacat keturunan yang bersifat biologis-psikis

c. Pembawaan yang negatif yang mengarah keperbuatan nakal d. Ketidak seimbangan penemuan kebutuhan pokok dengan

keinginan. Hal ini menimbulkan frustasi dan ketegangan e. Ketidak mampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan

lingkungan sekitarnya.27

Pendapat yang lain menjelaskan bahwa penyebab kenakalan remaja secara internal yaitu konflik diri adalah sebagai berkut:

1) Fisik

Kondisi fisik seorang sering diidentikkan dengan keadaan jasmani (tubuh) baik yang nampak berupa raut muka panjang pendek lengan, besar kecil badan, maupun yang tidak tampak,

27 Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), h. 75

20

misalnya susunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, jenis darah dan tekanannya, sedikit banyaknya cairan dalam tubuh.28

Kehidupan sehari-hari sangat nampak adanya perbedaan tingkah laku antara satu orang dengan yang lainnya disebabkan postur tubuh mereka yang berbeda. Seseorang yang berusia sama apabila ingin meraih sesuatu memperlihatkan tingkah laku yang berbeda, yang bertubuh tinggi dan panjang lengannya kemungkinan tidak perlu bantuan apa-apa untuk mengambil buku di atas lemari, tetapi yang satunya dengan bentuk badan yang pendek akan mengambil kursi dan berdiri di atasnya untuk mengambil buku.

Keadaan tubuh yang tidak tampak dari luar sangat mempengaruhi tingkah laku seseorang, apabila terdapat gangguan padanya maka orang tersebut tidak normal sehingga ia menunjukkan tingkah laku yang berbeda dari biasanya. Semula orangnya ramah dan tidak suka marah, tiba-tiba jadi gampang marah karena tekanan darah melebihi batas normal, demikian pula pada sistem saraf terdapat gangguan maka yang lainnya pun ikut terganggu sebab sistem saraf merupakan penggerak tingkah laku manusia.29

28 Ibid, h. 27

29 Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 198

21

Pusat sistem saraf terdapat pada otak dan sumsung tulang belakang, keduanya berperan masing-masing, otak memberi perintah dan sumsung tulang belakang melakukan perintah dengan gerakan refleksi, jadi gerakan yang terjadi titik pusatnya pada sumsung tulang belakang. Sistem saraf terdiri atas komposisi sel- sel disebut neuron, neuron mengandung tenaga, karena itu apabila ada stimulus maka neuron melepas dorongan untuk merangsang gerakan urat-urat dan otot-otot tubuh.

Proses kerja yang terdapat pada urat saraf maka dapat dianalisis bahwa tingkah laku setiap orang dipengaruhi oleh cara kerja sistem sarafnya, karena itu apabila ada salah satu dari kedua pusat sistem saraf mengalami gangguan maka akan mempengaruhi tingkah lakunya, misalkan salah satu dari sistem uraf saraf ada yang putus maka sel-sel neuron tidak bisa berfungsi karena tidak ada perintah dari otak, makanya sering dijumpai orang-orang menunjukkan kelakuan atau mengeluarkan kata-kata yang menurut orang lain itu hal yang aneh, karena kelakuan dan kata-katanya tidak bisa lagi terkontrol disebabkan putusnya urat saraf di bagian otak.

2) Psikis

Psikis merupakan potensi dasar manusia yang secara fitrah dianugerahkan oleh Allah kepada ummatnya adalah kondisi jiwa yang suci bersih melahirkan tingkah laku tertentu dan dapat

22

diamati, kondisi psikis tersebut berupa insting, perasaan, kemauan, dan ingatan.

Salah satu kondisi psikis yang mendorong manusia untuk melakukan hal-hal yang menyimpang adalah insting yang sebagai faktor bawaan tanpa melaui proses belajar,30 misalnya seorang melarikan diri, menolak, jijik, menutup mata karena tidur, pada saat menatap senter atau benda-benda yang mengeluarkan cahaya silau maka dengans pontanitas tanpa ada perintah dari siapapun maka mata langsung ditutup.

Segala kondisi psikis baik insting, perasaan, kemauan, dan ingatan, semuanya adalah unsur bawaan yang menurut hemat peneliti dapat dipengaruhi setidaknya bila semua unsur dari psikis sering terjadi dan berulang maka hal itu dapat mengalami perubahan.

b. Kontrol Diri yang Lemah

Lemahnya kontrol diri pada remaja menyebabkan mereka tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima. Selain itu, remaja yang sudah

30 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2001), h. 101

23

mampu membedakan kedua tingkah tersebut tidak mampu mengontrol diri untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuannya.31

Berdasarkan keterangan di atas bahwa kontrol diri yang lemah pada remaja dapat dipehamai bahwa remaja tidak mampu berperilaku yang sesuai dengan pengetahuan tidak bisa membedakan tingkah laku yang diterima pada saat itu, disebabkan remaja merasa lemah dalam berfikir sehingga tingkah lakunya tidak sesuai dengan pengetahuan.

31 Santrock,1996: http://psikologi-utar.blogspot.com/2012/10kenakalan-remaja- yohanes-705120119.html)

24

B. Faktor Penyebab atau yang Mempengaruhi Kanakalan Siswa secara Eksternal

1. Lingkungan Keluarga/Rumah

Keadaan keluarga yang dapat menjadikan sebab timbulnya kenakalan siswa dapat berupa keluarga yang tidak normal (broken home) maupun jumlah anggota keluarga yang kurang menguntungkan. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Dalam hal ini anak frustasi, konflik-konflik psikologi sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal.

Keadaan keluarga merupakan salah satu penyebab kenakalan siswa juga dapat ditimbulkan oleh kebiasaan perilaku orang tua. Faktor keluarga penyebab kenakalan anak adalah perhatian dan penghayatan dan pengalaman orang tua atau keluarga terhadap agama.32

Beberapa faktor penyebab kenakalan siswa di lingkungan keluarga seperti:

(a) Rasa cinta kasih sayang yang tidak merata terhadap anak-anak.

(b) Kelahiran yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya.

(c) Disharmoni atau broken home dalam rumah tangga orang tua.

(d) Kesibukan orang tua sehingga anaknya tak terhina.

(e) Kurang mengetahui cara-cara mendidik anak-anak yang baik.

(f) Kurang contoh teladan yang baik dari orang tua.

(g) Kurang memberikan dasar pendidikan Agama, mental, budi pekerti serta disiplin dan tanggung jawab yang baik oleh orang tua.33

32 Ibid

33 Sahilul A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 86-87

25

Keadaan keluarga merupakan faktor penyebab kenakalan siswa seperti yang dijelaskan oleh Aat Syafaat sebagai berikut:

a. Kurangnya perhatian, rasa cinta dari orang tua dan lingkungan b. Kondisi keluarga tidak nyaman, lingkungan sekolah tidak

kondusif dan kondisi masyarakat yang buruk

c. Terpengaruhnya terhadap lingkungan masyarakat sekitar d. Kurangnya pemanfaatan waktu yang luang.34

Berdasarkan uraian di atas bahwa keadaan atau lingkungan keluarga merupakan faktor kenakalan remaja seperti broken home. Broken home terutama perceraian atau perpisahan orang tua dapat mempengaruhi perkembangan anak. Dalam hal ini anak frustasi, konflik-konflik psikologi sehingga keadaan ini dapat mendorong anak menjadi nakal, karena kurangnya perhatian dan rasa cinta dari orang tua, sibuknya orangtua, kurangnya contoh teladan dari orang tua dan lain sebagainya.

2. Lingkungan Sekolah

Dewasa ini sering terjadi perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu ketat, disharmonis hubungan siswa dan guru, kurangnya kesibukan belajar di rumah. Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerapkali memberikan pengaruh kepada siswa untuk berbuat nakal sering disebut kenakalan remaja.

34 Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, h.

75

(a) Kurang guru atau guru Agama yang memenuhi syarat (b) Biaya pendidikan yang cukup tinggi

(c) Kesibukan guru untuk mencari tambahan penghasilan

(d) Penghasilan yang tidak tetap, misalnya didaktik metodik, kurikulum yang kurang menarik

(e) Kurang adanya kerjasama/hubungan guru dan orang tua murid (f) Penilaian masyarakat/orang tua yang kurang terhadap tugas-

tugas guru, akibatnya mengurangi wibawa guru

(g) Kurangnya pendidikan Agama, budi pekerti serta kurangnya fasilitas pendidikan berupa sarana dan prasarana35

Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik, baik dari kebiasaan anak yang negatif maupun dari faktor keluarga anak (siswa). Dengan keadaan ini akan mudah menimbulkan konflik-konflik psikologis yang dapat menyebabkan anak menjadi nakal. Pengaruh negatif sekolah juga dapat datang dari yang langsung menangani proses pendidikan antara lain kesulitan ekonomi yang di alami pendidik, pendidik

35 Sahilul A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja, h. 87

27

sering tidak masuk, pribadi pendidik yang tidak sesuai dengan jiwa pendidik.

3. Lingkungan Masyarakat

Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi, pengangguran, sosial media dan fasilitas rekreasi.

Pada dasarnya kondisi ekonomi memiliki hubungan erat dengan timbulnya kejahatan. Adanya kekayaan dan kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa manusia sebab kedua hal tesebut mempengaruhi jiwa manusia dalam hidupnya termasuk anak-anak remaja. Anak dari keluarga miskin ada yang memiliki perasaan rendah diri sehingga anak tesebut dapat melakukan perbuatan melawan hukum terhadap orang lain.

Seperti pencurian, penipuan dan penggelapan. Biasanya hasil yang diperoleh hanya untuk berfoya-foya.

Timbulnya pengangguran yang semakin meningkat di dalam masyarakat terutama anak-aak remaja akan menimbulkan peningkatan kejahatan bahkan timbulnya niat di kalangan remaja untuk berbuat kejahatan. Keadaan ini tentunya dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sehingga kadang jadi tidak bersemangat untuk belajar.

Di kalangan masyarakat sendiri sudah sering terjadai kejahatan seperti pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pemerasan,

28

gelandangan dan pencurian. Bagi anak remaja keinginan berbuat jahat kadang timbul karena bacaan, gambar-gambar dan film. Kebiasaan membaca buku yang tidak baik (misal novel seks), pengaruh tontonan gambar-gambar prono serta tontonan film yang tidak baik dapat mempengaruhi jiwa anak untuk berperilaku negatif.

29

30

dengan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan tentang faktor yang mempengaruhi kenakalah remaja di SMP Darma Bhakti Punggur Lampung Tengah.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua macam sumber data yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber atau subjek dari mana data dapat diperoleh yang berupa benda, gerak atau proses sesuatu.38 Sumber data primer dalam penelitian ini, peneliti dapatkan langsung dari kepala sekolah, dewan guru serta siswa siswi SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung berupa jumlah keterangan atau fakta dengan memperlajari bahan- bahan perpustakaan. Sumber sekunder merupakan sumber yang diperoleh dari sumber pendukung untuk melengkapi dan memperjelas sumber primer, yang berupa perpustakaan yang berhubungan erat dengan obyek penelitian.

38 Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Ramayana Pers & STAIN Metro, 2008), h.

77

31

Data yang diperoleh dari permasalahan di lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa bacaan, bahan pustaka, dan laporan-laporan penelitian, yang memiliki keterkaitan dengan variabel yang peneliti kaji.

C. Teknik Penumpulan Data 1. Interview / Wawancara

Teknik interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam rangka mengumpulkan data melalui wawancara atau tatap muka langsung.

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah “proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviwer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee)”.39

Metode interview yang digunakan adalah metode interview bebas terpimpin, artinya interview berjalan dengan bebas tetapi masih dalam bingkai persoalan penelitian. Interview dilakukan kepada Kepala Sekolah, dewan Guru serta siswa siswi SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja.

2. Observasi

39 Dja’man Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,, h. 130

32

Observasi adalah “pengamatan yang dilakukan secara sengaja sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan”.40

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi awal yang telah penulis lakukan dalam aktivitas pra survey untuk melakukan pengamatan langsung tentang faktor-faktor yang mempenaruhi kenakalan remaja di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya”.41

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah diambil dari dokumen yang ada di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah seperti sejarah singkat SMP Darma Bhakti, visi dan misi, letak geografis, data guru, data siswa, sarana prasarana, serta struktur organisasi SMP Darma Bhakti Kecamatan Punggu Lampung Tengah.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Penyajian data atau teknik untuk mencapai kreadibilitas data perlu di uji keabsahan serta kebenarannya dengan menggunakan trianggulasi.

40 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h h. 63

41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), h. 135

33

Trianggulasi dalam penelitian ini diartikan “sebagai sumber dengan berbagai cara dan waktu”.42 Dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan data dan waktu.

1. Trianggulasi sumber

Trianggulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa nara sumber. Penelitian ini menguji keabsahan data tentang adab pergaulan siswa yang di pandang dalam ajaran Islam, seperti bersikap respek, mau membantu teman, bersikap hormat, bersikap memahami orang lain, dan lain sebagainya.

2. Trianggulasi teknik pengumpulan data

Trianggulasi teknik pengumpulan data adalah “penggunaan beragam teknik pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data”.43

Menguji kreadibilitas data dengan trianggulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Contoh mengungkapkan data tentang faktor kenakalan siswa di kelas dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi ke kelas melihat aktivitas para siswa.

3. Trianggulasi waktu

Trianggulasi waktu yaitu mengecek konsistensi, kedalaman dan ketepatan/kebenaran suatu data. Menguji kreadibilitas data dengan

42 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 170

43 Djam’an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 171

34

trianggulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda.

Trianggulasi waktu yang telah dilaksanakan adalah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan antara wawancara dengan kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan siswa.

E. Teknik Analisis Data

Pada bagian ini dijelaskan mengenai teknik yang digunakan dalam mengambil data dan analisis data. Analisis data kualitatif adalah deskriptif data yang terdiri dari tiga aktivitas yang berlangsung secara bersamaan. Ketiga aktivitas tersebut adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga alur aktivitas tersebut saling keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam analisis data.

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data ialah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.44

Reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat pahami. Terkait dalam hal ini peneliti memproses secara sistematis data-data akurat yang

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14, (Bandung:

Alfabeta, 2011), h. 338

35

diperoleh terkait faktor kenakalan siswa siswi SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

2. Penyajian data (Data Display)

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan dan hubungan antar kategori, karena dapat mempermudah merencanakan kerja selanjutnya.45 Kemudian penyusunan data dilakukan secara sistematis dan simultan, sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang diteliti.

45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 341

36 3. Penarikan Kesimpulan

Menganalisis data kualitatif peneliti menggunakan pola berfikir induktif yakni pola berfikir yang bertolak dari fakta-fakta, peristiwa- peristiwa yang kongkret, digeneralisasi yang mempunyai sifat umum.

Maksud dari analisis secara induksi yaitu penelitian kualitatif tidak dimulai dari suatu teori tertentu, akan tetapi berangkat dari fakta empiris.

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

1. Sejarah Singkat SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah Sebelum mendapat surat Status diakui SMP Dharma Bakti Punggur masih menginduk/fillial SMP Negeri 3 Punggur yang sekarang menjadi SMA N 1 Pungur, kemudian pada tanggal 20 November 1984 dengan Nomor: 557/Q/1984 mendapat surat Status Diakui dan pada tanggal 23 Februari 1985 dimulainya SK Penegerian tersebut dengan Nomor urut 29.

dari tahun 2000 sampai 2009/2010 terdapat beberapa perubahan jabatan Kepala Sekolah yang memimpin pada SMP Darma Bakti Punggur sebagai berikut:

a. Bapak Sumanto

(1975-2000)

Lembaga Instansinya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SMP Darma Bakti Punggur.

b. Bapak Mursidi, SK (2000-2008)

Lembaga Instansinya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SLTP Darma Bakti Punggur.

c. Bapak Ujang Holid, S.Pd (2008-2009) NIP. 19630511 200701 1 023

Lembaga Instansinya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SMP Darma Bakti Punggur

d. Bapak Mujio (2009-sekarang)

38

Lembaga Instansinya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SLTP Darma Bakti Punggur

2002-2003, 2003-2004 Lembaga Instansinya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SMP Darma Bakti Punggur

2004-2005, 2005-2006, 2006-2007, 2007-2009 Lembaga Instansinya Dinas Pendidikan Darma Bakti Punggur. 46

2. Visi Misi dan Tujuan SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Visi: Unggul dalam pencapaian, prestasi, nyaman, beriman, dan taqwa.

Indikatornya:

a. Unggul dalam pencapaian hasil belajar UAN b. Unggul dalam kejuaraan olahraga

c. Unggul dalam lomba kesenian d. Unggul dalam kegiatan kepramukaan e. Unggul dalam pengelolaan 7K f. Unggul dalam aktivitas keagamaan Misi:

a. Meningkatkan perolehan nilai UAN melalui kegiatan belajar mengajar yang konotatif, variatif dan komunikatif

b. Meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan kesenian secara efektif dan efisiensi.

c. meningkatkan pengelolaan 7 K yang kreatif dan partisipatif

46 Hasil Dokumentasi dan Wawancara dengan Kepala Sekolah pada Tanggal 23 Maret 2019

39 d. meningkatkan aktivitas keagamaan.

Tujuan:

a. Tujuan Umum

tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut: tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan Sekolah

1) Meningkatkan hasil belajar UAN rata-rata 0,25tiap tahun

2) Memiliki tean olahraga sepak bola yang mampu menjadi juara tingkat Kabupaten

3) Memiliki team kesenian tari yang terampil dan mampu tampil di tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten dan menjadi juara.

4) Memiliki regu kepramukaan yang berprestasi

5) Menjadi sekolah yang terbaik dalam pengelolaan 7K di tingkat propinsi.

6) Menjadi sekolah yang secara rutin menjalankan kewajiban kegiatan keagamaan. 47

3. Letak Geografis SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

47 Ibid

40

Adapun lokasi SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk b. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk c. Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa d. Sebelah Timur berbatasan dengan masjid desa48

4. Sarana dan Prasarana SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Tabel 1

Sarana dan prasarana SMP Darma Bakti Punggur

1. Ruang Guru/Kantor terdiri dari : a) Ruang Kepala Madrasah

48 Observasi di SMP Darma Bakti pada Tanggal 25 Maret 2019

No Ruangan Jumlah

(set)

Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

1 Ruang Kelas 6 Kelas

2 Ruang Perpustakaan 1 Perpustakaan

3 Ruang Guru 1 Ruang Guru

4 Ruang Kepala Madrasah 1 Kepala Madrasah

5 Ruang Tata Usaha 1 Tata Usaha

6 Ruang Ibadah 1 Musholah

7 Ruang BP/Bk - -

8 UKS 1 Peserta didik

9 WC.Siswa 1 Peserta didik

10 WC.Guru 1 WC

11 Ruang Pos Penjaga - -

12 Halaman 1 Peserta didik dan Guru

13 Laboratorium Bahasa - -

14 Laboratorium IPA - -

15 Laboratorium Komputer 1 Lab Komputer

41

Sarana yang ada di dalam ruang kepala Madrasah adalah:

1) Meja 2) Kursi 3) Almari

b) Ruang Guru dan dan TU

Sarana yang ada di dalam ruang guru dan TU 1) Meja dan Kursi

2) Kipas Angin 3) Almari 4) Dispenser 5) Televisi 6) Komputer 7) Printer

8) Buku dan Arsip

2. Perpustakaan Sarana yang ada di dalam perpustaan adalah:

1) Buku 2) Rak Buku 3) Almari

4) Meja dan Kursi 3. Halaman Sekolah

1) Taman Bunga 2) Tiang Bendera49

49 Dokumentasi dan Observasi pada Tanggal 25 Maret 2019

42

5. Data Guru dan Pegawai SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Tabel 2

Data Guru dan Karyawan SMP Darma Bakti Punggur

No Nama L/P Guru Mapel Keterangan

1 Mujio L PKn Kepala Sekolah

2 Adelia Seprita P Bahasa Inggris Guru

3 Iwan Elsyanto L IPA Terpadu Guru

4 Rima Noviana P PAI Guru

5 Tri Budi Setianingsih L Seni Budaya Guru

6 Imas Sari P Matematika Guru

7 Titi Palupi Utami P Pkn Guru

8 Suprihatin P IPS Geografi Guru

9 Dellana Wardhani W P Bahasa Indonesia Guru

10 Sunarmi P IPS Ekonomi Guru

11 Fachruddin Leo Admaja L Prakarya Guru

12 Heni Yusnani P Komputer Guru

13 Mardiyanto L Olah Raga Guru

14 Mujiyono L BK Guru

15 Nurul Hidayati P PAI Guru

16 Sri Muryani Atmo P P Bahasa Lampung Guru

17 Sriyono L Perpustakaan Guru

18 Suharyati P TU Guru

19 Winarsih P Staf TU Guru

Sumber: Dokumentasi SMP Darma Bakti Punggur Lampung Tengah.50

6. Data Siswa SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Data siswa SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah dapat dijelaskan berdasarkan kelas dan jenis kelamin. Adapun data atau jumlah siswa SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah berdasarkan tingkatan kelas dan jenis kelamin, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

50 Ibid

43 Tabel 3

Keadaan Siswa SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

Kelas Jml Siswa

Jumlah Rombongan Belajar

L P

VII 16 5 21 1

VIII 12 4 16 1

IX 13 5 18 1

Jmlh 41 14 55 3

Sumber: Dokumentasi. 51

7. Struktur Organisasi SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah Gambar 1

Struktur SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah

51 Ibid

Dinas Pend

Ka. Sekolah Mujio

Yayasan Komite Waka Kesiswaan

Iwan Elsyanto

Waka Kurikulum Mardiyanto

Staf TU Ka. Tu : Suharyati Operator : Winarsih

Bendahara : Nurul Hidayati Pembina

Osis

Guru BP/BK Adelia Seprita

Wali Kelas

Guru Bidang Studi Siswa / Siswi

Dokumen terkait