• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

79 Wawancara dengan Bapak Mujiyono Guru BK pada Tanggal 25 Maret 2019

80 Hasil Observasi di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur pada Tanggal 25 Maret 2019

81 Wawancara dengan Siswa Apridasari pada Tanggal 26 Maret 2019

59

Hasil wawancara dengan beberapa sumber di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja atau siswa dapat dianalisi sebagai berikut:

Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke dewasa, dimulai dari pubertas, yang ditandai dengan perubahan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik fisik maupun psikis. Remaja disini adalah remaja yang berusia 12-15 tahun yang masih duduk di bangku SMP, yang secara psikologi karena masa ini di tandai dengan kondisi jiwa yang labil, penuh emosi, tidak menentu dan biasanya susah mengendalikan diri sehingga pengaruh-pengaruh negatif seperti perilaku menyimpang akibat dari pergeseran nilai mudah mempengaruhi jiwa remaja dan menimbulkan gejala baru berupa krisis akhlak

Kanakalan merupakan penyimpangan yang bersifat sosial, dan pelanggaran terhadap nilai-nilai moral, nilai-nilai sosial, nilai-nilai luhur agama, dan beberapa segi penting yang terkandung di dalamnya, serta norma-norma hukum yang hidup dan tumbuh di dalamnya baik hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis. Semua prilaku yang menyimpang bagi siswa itu akan menimbulkan dampak pada pembentukan citra diri siswa dan aktualisasi potensinya.

Kenakalan remaja atau siswa di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur terjadi karena sebab-sebab yang menonjol seperti kurangnya Pendidikan Agama, yang dimaksud dengan didikan agama bukanlah pelajaran agama yang diberikan secara sengaja dan teratur oleh guru sekolah saja, akan tetapi yang terpenting adalah penanaman jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga, sejak si anak masih kecil, dengan jalan membiasakan si anak kepada sifat-sifat dan kebiasaan yang baik.

Kurang pengertian orang tua tentang pendidikan. Alangkah banyaknya orang tua yang tidak mengerti bagaimana cara mendidik anak. Mereka menyangka bahwa

60

apabila telah memberikan makanan, pakaian dan perawatan kesehatan yang cukup kepada si anak, telah selesai tugas mereka. Dan ada pula yang menyangka bahwa mendidik anak dengan keras, akan menjadikannya orang baik dan sebagainya.

Sesungguhnya yang terpenting dalam pendidikan si anak, adalah kesuluruhan perlakuan-perlakuan yang diterima oleh si anak dari orang tuanya, di mana dia merasa disayangi, diperhatikan dan diindahkan dalam keluarganya. Disamping itu ia harus merasa bahwa dalam hubungannya dengan orang tua ia diperlakukan adil diantara saudara-saudaanya, ia merasa aman dan tentram, tanpa rasa ketakutan akan dimarahi, diolok atau dibanding-bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain.

Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa. Komunikasi antara guru dan siswa sangat mempengaruhi prilaku siswa, siswa yang merasa nyaman pada guru, pasti akan merasa betah di sekolah dan berpikir untuk melakukan tindakan yang menyimpang. Kurangnya pemahaman tentang siswa dan kebutuhan siswa.

Kenakalan remaja di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat.

Faktor lingkungan terutama keluarga sangat mempengaruhi kenakalan anak atau remaja, terlihat dari kurang perhatiannya orang tua terhadap anaknya, kurang kasih sayang, kurang memberikan pendidikan agama yang baik, kurang memberi contoh teladan seperti budi pekerti, disiplin serta tanggung jawab.

Selain faktor keluarga faktor lingkungan sekolah dan masyarakat tempat tinggalpun sangat mempengaruhinya atau yang melatarbelakangi kenakalan remaja atau siswa SMP Darma Bakti Punggur. Faktor sekolah bisa menyebabkan kenakalan siswa atau remaja seperti perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu

61

ketat, disharmonis hubungan siswa dan guru, kurangnya kesibukan belajar di rumah.

Proses pendidikan yang kurang menguntungkan bagi perkembangan jiwa anak kerapkali memberikan pengaruh kepada siswa untuk berbuat nakal sering disebut kenakalan remaja.

Anak-anak yang memasuki sekolah tidak semuanya berwatak baik, baik dari kebiasaan anak yang negatif maupun dari faktor keluarga anak (siswa), dengan keadaan ini akan mudah menimbulkan konflik-konflik psikologis yang dapat menyebabkan anak menjadi nakal. Pengaruh negatif sekolah juga dapat datang dari yang langsung menangani proses pendidikan antara lain kesulitan ekonomi yang di alami pendidik, pendidik sering tidak masuk, pribadi pendidik yang tidak sesuai dengan jiwa pendidik.

Anak remaja (siswa) sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut adanya beberapa perubahan sosial yang cepat yang ditandai dengan peristiwa yang sering menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam ekonomi, pengangguran, sosial media dan fasilitas rekreasi.

Selanjutnya faktor lingkungan masyarakat sangat kuat pengaruhnya terhadap penyebab kenakalan remaja atau siswa, oleh karena itu orang tua dan pihak sekolah harus bersama-sama bekerja sama dalam mengatasi kenakalan siswa atau remaja demi masa depan bersama, antara pihak sekolah dan juga orang tua.

Peranan seorang ibu dan ayah dalam hubungan dengan putera-puterinya tidak terbatas hanya mengasihi, melindungi dan membesarkan secara fisik dan ekonomis, melainkan bersama-sama ayah dan ibu juga sebagai pendidik yang harus membimbing dan mengarahkan anak kepada kehidupan dewasa. Ayah bersama ibu berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dunia anak dan dunia dewasa, menghubungkan anak dengan dunia nilai dan dengan masyarakatnya, sehingga

62

dengan pendidikan yang diberikan orang tua, akan terbiasa dengan kehidupan yang penuh dengan aturan, dapat membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Dalam pelaksanaan perannya sebagai pendidik, ayah dan ibu tidak sendiri, karena tersedia berbagai lembaga pendidikan, namun orang tua tetap tidak kehilangan fungsi sebagai pendidik yang harus tetap mengawasi kelangsungan pendidikan tersebut.

Dalam Undang-undang tentang Sistim Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa keluarga merupakan salah satu penanggung jawab pendidikan dasar, disamping masyarakat dan pemerintah. Disebutkan pula di dalamnya bahwa keluarga sebagai lembaga pendidikan memberikan pendidikan dasar berkenaan dengan keagamaan dan budaya, dengan demikian diharapkan pendidikan tersebut dapat dipandang sebagai peletak dasar pembinaan pribadi anak. Oleh karena itu kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan sangatlah vital, bagi kelangsungan pendidikan generasi muda maupun bagi pembinaan bangsa pada umumnya.

Dunia pendidikan guru memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk menjadi siswa yang baik, siswa yang patuh terhadap aturan, yang suka mengukir prestasi, namun peran ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan merupakan beban yang berat karena tidak semua siswa bisa atau mau menjadi yang seperti yang diharapkan, contohnya ada siswa yang tidak mau belajar dengan aktif, dan yang merokok. Ketika hal ini terjadi guru harus bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan bantuan bimbingan kepada siswa, karena guru bukanlah satu-satunya pembimbing siswa, dan bukanlah orang yang harus disalahkan ketika siswa menjadi nakal.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan mutlak harus mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa, karena siswa berada disekolah waktunya sangat

63

terbatas, untuk memantau perkembangan siswa. Baik dari segi pengetahuan, maupun sikap guru harus lebih aktif untuk bertanya kepada orang tua tentang bagaimana kehidupan siswa di luar sekolah namun guru juga berkewajiban untuk memberikan laporan dan penjelasan kepada orang tua tentang perkembangan yang dialami oleh siswa sehingga jika ada permasalahan yang dialami oleh siswa akan lebih mudah untuk mencari solusinya.

Selanjutnya SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur memiliki peraturan yang harus ditaati oleh seluruh siswa, salah satunya adalah tata tertip yang setiap harinya harus ditaati seperti jam 07.00 sudah hadir di sekolah tidak boleh telat, berpakaian rapi, tidak boleh membolos, tawuran, merokok di lingkungan sekolah, membawa minuman keras, mengganggu teman saat belajar, dilarang membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya. Dan di SMP Darma Bakti memiliki peraturan yang harus ditaati oleh para siswa jika peraturan yang dilanggar itu yang poinnya tinggi maka, saknsinyapun sangat berat, tetapi jika pelanggarannya ringan maka hukumannyapun akan ringan.

Memperbaiki tingkah laku siswa yang menyimpang dari peraturan atau tata tertip sekolah di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur maka harus ada usaha yang sistematis dan terencana, dalam hal ini ada beberapa prosedur dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh pihak sekolah SMP Darma Bakti Punggur yaitu seperti memperkuat tingkah laku bersaing, ekstingsi dilakukan dengan meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah laku, kemudian satiasi yaitu suatu prosedur menyeluruh seseorang melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga siswa menjadi lelah dan jera, selanjutnya perubahan lingkungan stimuli dan hukuman yaitu untuk memperbaiki tingkah laku, hukuman hendaknya ditetapkan di kelas dengan bijaksana.

64

Prosedur-prosedur tersebut tidak akan lengkap atau sempurna tanpa adanya penanaman nilai-nilai agama pada diri siswa, dan guru harus dapat menjadi contoh atau suri tauladan bagi siswa-siswi sehingga siswa merasa ada figur yang pantas untuk ditiru.

Tata tertib sekolah adalah keniscayaan, namun tata tertip ini harus dibuat untuk ditegakkan secara disiplin dan konsisten. Adanya peraturan-peraturan itu tiada lain untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tenang, sehingga kelangsungan hidup sosial itu dapat dicapai. Kewajiban anggota baru bagi kelompok sosial adalah menyesuaikan diri terhadap peraturan-peraturan tersebut, sehingga setiap pelanggaran-pelanggaran akan mengakibatkan gangguan bagi anggota kelompok.

Diharapkan dari upaya penegakkan tata tertib sekolah ini, dalam diri remaja atau siswa akan lahir kesadaran untuk kembali ke jalur yang benar, jalur yang mengantarkan kepada kesuksesan lahir dan batin dunia dan akherat.

Adapun cara yang dilakukan oleh para guru di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur dalam mengatasi kenakalan siswa atau remaja dalam proses belajar mengajar yaitu dengan cara proses belajar menjadi lebih efektif, apabila bahan-bahan yang dipelajari siswa dikaitkan langsung dengan tujuan pribadi siswa, kemudian guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya, serta seorang guru harus dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih nyata.

Karena guru mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan para siswa, maka guru akan dapat memperoleh informasi yang lebih banyak tentang keadaan siswa yang menyangkut masalah pribadi siswa.

Guru sangat berperan penting dalam mengatasi kenakalan remaja atau siswa di lingkungan sekolah terutama dalam proses belajar mengajar di kelas, karena seorang guru harus memiliki bahan materi yang akan dipelajari bersama yang sesuai dengan

65

tujuan pribadi siswa, kemudian seorang guru juga harus mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa, dan seorang guru juga harus dapat memperhatikan perkembangan masalah atau kesulitan siswa secara lebih nyata.

Mengantisipasi kenakalan remaja atau siswa tidak terlepas dari peran orangtua, serta keluarga, dan niat dari remaja tersebut untuk mengatasi kenakalan remaja yang semakin bertambah parah setiap harinya. Para guru SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur memiliki cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja salah satunya adalah dibutuhkan pembekalan agama yang cukup dimulai sejak dini, kegagalan dalam menghadapi identitas peran serta lemahnya kontrol diri dapat dicegah dan diatasi melalui prinsip keteladanan. Seorang remaja harus pintar memilih lingkungan pergaulan yang tepat dan baik, remaja harus mampu membentuk ketahanan diri sehingga tidak terpengaruh hal-hal yang buruk, orang tua tidak boleh teralu mengekang, orang tua harus memberikan kasih sayang serta perhatian dan sebagainya.

Kenakalan remaja dapat teratasi dengan baik jika peran orang tua, guru dan orang dewasa lainnya sudah berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu dibutuhkan komitmen yang kuat dari remaja atau siswa sendiri tersebut untuk tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah yang hanya akan merugikan masa depannya kelak.

Selanjutnya karakter merupakan bentuk lain dari akhlak yang secara teoritis merupakan akumulasi pengetahuan dan pengalaman langsung yang membentuk watak dan sifat seseorang yang bersifat melekat dan secara praktis berimplikasi pada perilaku nyata seseorang yang menjadi kebiasaan.

Metode pembiasaan di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur selalu dilaksanakan sebelum proses kegiatan belajar mengajar dimulai, semua itu dilakukan supaya dapat membentuk karakter siswa kearah yang positif, dan menjadi kebiasaan

66

para siswa di kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga. Pembiasaan di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur dilakukan mulai pukul 07.00-07.15WIB sebelum jam belajar dimulai.

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja atau siswa di SMP Darma Bakti Kecamatan Punggur Lampung Tengah adalah faktor keluarga yaitu kurang perhatiannya orang tua terhadap anaknya, kurang kasih sayang, kurang memberikan pendidikan agama yang baik, kurang memberi contoh teladan seperti budi pekerti, disiplin serta tanggung jawab, faktor lingkungan sekolah yaitu perlakuan guru yang tidak adil, hukuman yang kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman dan penerapan disiplin terlalu ketat, kurang harmonis hubungan siswa dan guru, serta kurangnya kesibukan belajar di rumah, yang terakhir faktor lingkungan masyarakat yaitu persaingan dalam ekonomi, pengangguran, sosial media dan fasilitas rekreasi.

B. Saran

1. Pihak Sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi- potensi yang dimiliki agar dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta dapat meminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang kasar dan dapat menurunkan konsep diri siswa. Dan sekolah hendaknya memberikan pelayanan yang sama baik bagi siswa yang bermasalah maupun siswa yang tidak bermasalah. Sekolah harus berupaya secara optimal membantu siswa yang mengalami masalah kenakalan remaja. Karena salah satu tugas dan fungsi sekolah adalah membantu siswa menyelesaikan berbagai perkembangannya. 64

68

2. Siswa hendaknya atas dasar kesadaran sendiri secara terbuka mau memanfaatkan layanan bimbingan yang ada. Siswa mau secara terbuka mengemukakan masalah yang dihadapinya. Pada akhirnya dengan bantuan guru pembimbing siswa akan mampu secara mandiri untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

3. Siswa juga harus bisa memilih teman sebaya yang baik, agar siswa tidak terjerumus kedalam kenakalan remaja, dan siswa juga harus bisa membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang kurang baik, karna lingkungan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku siswa untuk menjadi lebih baik lagi.

69

DAFTAR PUSTAKA

Aat Syafaat, Peranan Pendidikan Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008)

Dja’man Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2012)

Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoensai, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997)

Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian, (Ramayana Pers & STAIN Metro, 2008) H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2001)

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003)

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Al-Fatih, 2010) Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010)

Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)

Muh. Farozindan, Kartika Nur Fathiyah, Pemahaman Tingkah Laku, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010)

70

M. Yunan, Nasution, Islam dan Probleman-problema Kemasyarakatan, (Jakarta:

Bulan Bintang, 2002)

Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010)

Sahilul A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002)

Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 14, (Bandung:

Alfabeta, 2011)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006)

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Edisi 1, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008)

Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Cet. 2, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011)

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014)

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

Dokumen terkait