• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkembangnya teknologi di berbagai bidang seiring perkembangan zaman berdampak pada peradaban manusia yang kini hidup berdampingan dengan teknologi di berbagai kegiatan yang dilakukannya. Kemajuan – kemajuan tersebut biasa disebut dengan teknologi kognitif, yang dimana teknologi ini dapat meniru atau meningkatakan kemampuan kognitif

manusia. Dengan adanya teknologi tersebut di era transformasi digital ini maka seorang individu/organisasi perlu untuk menguasai keterampilan tertentu untuk menggunakan teknologi kognitif ini, termasuk cara mengoperasikan atau memanfaatkannya yang dimana hal ini dapat meningkatkan kinerja secara efisien dalam mengerjakan sesuatu.

Maka, selain itu bukan hanya teknologi yang dapat meningkatkan kinerja seseorang tapi juga perlu ada kemampuan manusia yang dikembangkan (skill development) untuk bisa beradaptasi dengan teknologi kognitif karena teknologi itu sifatnya dinamis/terus berkembang. Penting untuk menamukan keseimbangan antara keterampilan teknologi dan keterampilan manusia, apabila pengembangan kemampuan itu dilakukan maka seorang individu/orgasisasi tersebut akan mampu memanfaatkan teknologi tersebut, dan tidak menutup kemungkinan bahwa kinerja seorang individu/organisasi (job performance) dapat bejalan dengan efektif dan efisien di era transformasi digital.

2.2.1. Pengaruh Teknologi Kognitif terhadap Job Performance Karyawan di Era Transformasi Digital

Teknologi kognitif ini memiliki pengaruh pada kinerja seorang individu/organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Seorang veteran market research, costumer consulting, Shawn McMorrough (2019), teknologi kognitif (CT) adalah produk dari bidang AI yang mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Dr.Latika Kharb, Dr.Deepak Chahal (2023)

menjelaskan bahwa teknologi kognitif menggabungkan teknik AI dengan elemen proses kognitif manusia, sehingga menghasilkan kemampuan pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami, dan pengambilan keputusan yang lebih maju. Menurut Dr. Latika Kharb, Dr. Deepak Chahal (2023:6991) teknologi kognitif menggabungkan kekuatan AI dengan elemen proses kognitif manusia, menawarkan pendekatan unggul dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan interaksi manusia-mesin. Kecerdasan buatan dan teknologi kognitif mungkin tampak seolah-olah hanya berjarak beberapa tahun saja, namun kenyataannya keduanya merupakan bagian dari pasar bisnis saat ini.

Menurut penelitian terdahulu oleh Dr.Latika Kharb dan Dr.

Deepak Chahal (2023:6991) dalam jurnal yang berjudul

Harnessing The Superiority of Cognitive Technology Over Artificial Intelegence” mengemukakan bahwa dengan menggabungkan kekuatan AI dan wawasan dari proses kognitif manusia, teknologi kognitif menawarkan peningkatan pemrosesan bahasa alami, pemahaman dan penalaran kontekstual, pembelajaran adaptif dan personalisasi, pengambilan keputusan yang etis, dan interaksi yang cerdas secara emosional. Kemajuan ini membuka jalan bagi kolaborasi manusia-mesin yang lebih bermakna, meningkatkan pengalaman pengguna, dan meningkatkan kepercayaan terhadap sistem cerdas, di mana mesin tidak hanya

melakukan tugas tetapi juga benar-benar memahami dan berinteraksi dengan manusia pada tingkat yang lebih dalam. Maka manusia- mesin akan saling terhubung dan meningkatkan efisiensi dalam suatu pekerjaan.

2.2.2. Pengaruh Skill Development terhadap Job Performance Karyawan di Era Transformasi Digital

Pengembangan kemampuan (skill development) merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam peningkatan kinerja apalagi di era transformasi digital, seperti menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006) dalam Buku Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia (2021), pengembangan adalah usaha – usaha perusahaan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam lingkungan pekerjaan tertentu untuk menghadapi berbagai penugasan. Dalam hal ini, kinerja seseorang dapat dilihat dari berbagai penugasan yang dilakukan, yang dimana baik dalam keadaan work overlod sekalipun diharapkan seorang individu mampu melakukannya maka strateginya adalah melalui usaha peningkatan kemampuan karyawan.

Hal tersebut bisa menjadi lebih ringan dengan dibarengi oleh teknologi kognitif di era transformasi digital ini.

Menurut peneliti terdahulu Ety Kusumaningsih dalam Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Vol. 2, No. 1 Januari 2021 mengemukakan hasil penelitiannya bahwa pengembangan pegawai baik melalui pelatihan atau diklat, maupun tugas belajar mempunyai

pengaruh terhadap kinerja karyawan yang dimana kinerja semakin meningkat, sehingga beban kerja yang diberikan kepada pegawai yang bersangkutan dapat diselesaikan dengan baik, dan terpenuhinya target pegawai terhadap beban kerjanya. Hal tersebut menunjukan adanya hubungan dari skill development terhadap job performance.

2.2.3. Pengaruh Teknologi Kognitif dan Skill Development terhadap Job Performance Karyawan di Era Transformasi Digital

Dalam upaya memajukan sebuah perusahaan, pastinya perlu dilakukan adaptasi apalagi di era transformasi digital. Sebuah perusahaan akan melakukan penilaian kinerja terhadap setiap karyawannya yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja karyawan, yang dimana hal ini sejalan dengan definisi dari Werther & Davis (1996) dalam bukunya, job performance adalah proses yang dilakukan organisasi untuk mengevaluasi hasil kerja para karyawannya.

Transformasi digital telah mengubah lanskap bisnis secara radikal, dan karyawan yang memiliki kemampuan untuk mengikuti perubahan ini akan memiliki kinerja yang lebih baik dalam lingkungan kerja yang berubah-ubah. Maka dari itu teknologi kognitif sedang banyak digunaan saat ini, karena teknologi tersebut merupakan kebaruan, maka perlu adanya pengembangan kemampuan (skill development) yang dilakukan individu/organisasi

untuk bisa beradaptasi. Menurut Hasibuan (2011:69) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mengatakan bahwa pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Jika dengan kebaruan tersebut tidak dilakukan pengembangan maka yang akan terjadi adalah ketertinggalan, dan dengan ketertinggalan tersebut pasti akan menghambat laju pekerjaan (job performance) yang seorang individu/organisasi lakukan.

Dalam rangka mengoptimalkan pengaruh teknologi kognitif dan skill development terhadap job performance karyawan, suatu organisasi/perusahaan perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam pelatihan dan pengembangan karyawan serta memastikan bahwa teknologi kognitif digunakan dengan tepat dan efektif dalam proses bisnis mereka. Selain itu, karyawan juga perlu memiliki sikap proaktif terhadap pembelajaran berkelanjutan dan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi di era transformasi digital yang dihadapi saat ini.

Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan oleh peneliti, kerangka pemikiran melalui paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut :

Dr.Latika Kharb, Dr.Deepak Chahal (2023:6991)

Shawn McMorrough (2019)

Ety Kusumaningsih dalam Jurnal Indonesia Sosial Teknologi Vol. 2, No. 1 Januari 2021

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian TEKNOLOGI KOGNITIF

1. Pemrosesan bahasa alami yang ditingkatkan

2. Pemahaman dan penalaran kontekstual

3. Pembelajaran dan personalisasi adaptif

4. Pengambilan keputusan yang etis dan dapat dijelaskan 5. Interaksi yang cerdas secara

emosional

Shawn McMorrough (2019)

JOB PERFORMANCE 1. Kinerja Tugas (Task

Performance) 2. Kinerja Kontekstual

(Contextual Performance) 3. Kinerja Adaptif (Adaptive

Performance)

Borman and Motowidlo (1997 dalam Vithanage &

Arachchige, 2017) SKILL DEVELOPMENT

1. Orientasi dan pengenalan perusahaan

2. Pelatihan (on the job & off the job training )

3. Evaluasi/penilaian kinerja karyawan

4. Pengembangan dan manajemen karier Hasibuan (2011:69)

Dokumen terkait