BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kerangka Pikir
22
23
dari karya montase tersebut, disinilah guru dapat melihat proses penggunaan dan pengaplikasian keterampian siswa dalam berbicara ataupun pada saat mengerjakan tugas karya montase tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sebagai landasan berpikir bahwa dengan menggunakan karya montase sebagai salah satu proses untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa. Untuk mempermudah pemahaman terhadap penelitian ini dapat dilihat dalam skema kerangka pikir berikut ini:
24
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Afektif Psikomotrik
SD Inpres Balaburu
Keterampilan Berbahasa Indonesia
Hasil dan Temuan Penggunaan Karya Montase
Kognitif
Menyimak Membaca Menulis Berbicara
25
C. Penelitian yang Relevan
Bebeberapa penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang telah di lakukan untuk mengetahui efektivitas karya montase terhadap peningkatan keterampilan berbicara dan kerjasama pada mata pelajaran bahasa indonesia adalah sebagai berikut:
Pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Fuad.Z, Helminsyah, danAprian.S (2017) dengan judul “Pengembangan Model Pembelajaran Montase Kreatif dengan Teknik Lihat, Gunting, Tempel, dan Ceritakan (LGTC) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa kelas IV SD-ITAl Azhar Banda Aceh”. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa SD-ITAl Azhar BandaAceh.
Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Dyah Lestari (2015) dengan Judul “Meningkatkan Kemampuan Bercerita Melalui Kegiatan Montase Dengan Media LAKAS Pada Anak Kelompok B TK Taman Indira Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.” hasil dari penelitian yan telah dilakukan bahwa ada peningkatan terhadap kemampuan bercerita melalui kegiatan montase dengan media LAKAS pada anak kelompok B TK Taman Indira Kecamatan Pare Kabupaten Kediri dari mulai tahap pra tindakan, siklus I,II dan III.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas terdapat beberapa penelitian yang mempunyai variabel yang sama dengan variabel yang akan dipakai oleh peneliti saat ini, seperti penggunaan karya montase, dan keterampilan berbicara, yang mempunyai hasil yang berpengaruh terhadap beberapa hasil dari penelitian diatas.
Pada kesempatan ini peneliti akan mencoba melakukan penelitian tentang
26
Penggunaan karya montase pada keterampilan berbicara siswa kelas V di SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
27 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk mengolah data secara ilmiah dari sumber data utama maupun kedua untuk mencapai tujuan.
Melalui penggunaan metode penelitian diharapkan proses penelitian menjadi sistematis, tepat dan mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran mendalam tentang suatu hal.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong 2007: 6).
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti dengan apa adanya dengan tujuan menggambarkan sistematika fakta dan karakerstik objek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2013: 157).
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif.
Sugiyono (2014: 6) menyatakan data kualitatif adalah data yang berbentuk kata kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto. Data yang diperoleh berupa data tulisan yang diperoleh melalui studi kepustakaan, dan data
28
lisan yang diperoleh melalui wawancara dengan informan dan responden dan hasil pengamatan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang penggunaan karya montase terhadap ketarmpilan berbicara siswa kelas V. Informasi yang diperoleh sesuai dengan data yang peneliti dapatkan di lapangan. Data diolah, selanjutnya peneliti menarik kesimpulan mengenai penggunaan karya montase terhadap ketarmpilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian selama kurang lebih 2 bulan sesudah seminar proposal, lokasi penelitian berada di SD Inpres Balaburu, kelurahan Kalase‟rena, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Data yang diperoleh dengan mengadakan penelitian pada siswa kelas V di SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
C. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya tidak terjadi perluasana permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini maka peneliti memfokuskan untuk meneliti proses penggunaan karya montase pada ketarmpilan berbicara siswa terlebih bagi siswa kelas V SD D. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian
29
tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Informan penelitian adalah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaanya diteliti, (Sukandarumidi,2002: 65).
Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172), informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:
1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini guru kelas yang mempunyai tanggung jawab untuk mengajar di dalam kelas.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi/pembelajaran yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang akan diteliti tentang peningkatan keterampilan belajar mereka menggunakan karya montase.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan adalah tenaga pendidik di sekolah tersebut
Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan perwakilan populasi, namun berdasarkan kedalaman informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menem ukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan dengan informan lainnya dengan tujuan mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan masalah penelitian.
30
E. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang akan diperoleh dari dua sumber yaitu:
1. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari informan dengan memakai teknik pengumpulan data berupa interview (wawancara).Informan adalah orang-orang yang betul paham atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan yang dipilih adalah yang dianggap relevan dalam memberikan informasi. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah guru dan juga siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen–dokumen, catatan–catatan, materi–
materi, serta literature lainnya yang relevan dalam melengkapi data primer penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Kualitas hasil penelitian salah satunya dipengaruhi oleh kualitas instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,2013: 203). Berhubungan instrumen penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti turun ke lapangan untuk menghimpun sebanyak mungkin data, dengan membawa alat bantu yang diperlukan antara lain: pedoman wawancara, pedoman observasi, alat perekam serta kamera.
31
Tabel 3.1 Pedoman observasi penilaian keterampilan berbicara
No Ranah Aspek Yang dinilai
1 Afektif Senang bercerita tentang kisah dari karya montase yang ada
Mengungkapkan perasaan melalui karya
Mengapresiasi hasil seni temannya
Keberanian
Pengungkapan materi wicara
2 Kognitif Dapat membuat gagasan cerita dengan kosakata sendiri
Membuat karya dengan ide sendiri
Menceritakan kembali dengan intonasi yang baik
Tekanan
Ucapan
Psikomotorik Terampil dalam membuat karya seni montase
Percaya diri tampil di depan kelas untuk bercerita
Menampilkan ekspresi yang berbeda saat bercerita
Keahlian siswa menggunakan alat dan bahan yang tersedia
32
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru
No Pertayaan
1. Menurut ibu bagaimana antusias murid belajar di kelas?
2. Bagaimana cara ibu membuat para siswa agar memberanikan diri dalam proses belajar terutama saat siswa diminta ke depan kelas?
3. Apakah ibu pernah melihat bagaimana atau apa hal yang disukai para siswa saat belajar?
4. Bagaimana pendapat ibu tentang metode yang akan coba saya gunakan dalam penelitian saya ini setelah saya menjelaskannya ke ibu?
5. Bagaimana tanggapan ibu setelah saya memperkenalkan karya montase ini kepada siswa?
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara dengan Siswa
No Pertanyaan
1. Bagaimana perasaan adek kalau belajar di dalam kelas?
2. Apa adek pernah ke depan kelas untuk bercerita?
3. Apa yang akan adek pilih antara belajar atau membuat karya seni?
4. Bagaimana menurut adek dengan karya montase yang sudah ibu jelaskan, adek berminat untuk membuatnya?
G. Teknik Pengeumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian, karena berguna untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Sugiyono (2015:63) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview), dan data dokumentasi.
1. Observasi
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipatif pasif untuk mengamati pelaksanaan keterampilan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V di SD Inpres Balaburu, Kabupaten Gowa. Observasi ini
33
bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan penggunaan karya montase gina meningkatkan keterampilan berbicara siswa serta respon siswa terhadap penggunaan karya montase guna mengetahui keterampilan berbicara siswa siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
2. Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara semi terstruktur agar data yang diperoleh lebih mendalam dan bermakna. Wawancara ini ditujukan kepada guru dan siswa kelas V di SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh data-data mengenai pelaksanaan penggunaan karya montase guna mengetahui keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan penggunaan karya montase untuk menetahui keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa. Berupa foto, hasil wawancara, dan karya montase yang telah dibuat siswa.
34
H. Teknik analisis data
Sugiyono (2015:89) menerangkan tentang pengertian analisis data, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Nasution (Sugiyono, 2015:90) menjelaskan bahwa analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, dilanjutkan selama memasuki lapangan, dan sesudah memasuki lapangan.
a) Analisis sebelum di lapangan
Pada tahap analisis data sebelum di lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan dijadikan sebagai fokus peneitian. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk ke lapangan.
b) Analisis selama di lapangan
Analisis data di lapangan berlangsung pada saat proses pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data pada jangka waktu tertentu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara bersamaan dengan proses pengumpulan data, proses analisis yang dilakukan merupakan suatu proses yang panjang. Data dari hasil wawancara dan observasi yang diperoleh kemudian dicatat dan dikumpulkan sehingga menjadi sebuah catatan lapangan.
35
Bagan 3.1 Langkah-langkah Analis Data (Kaharuddin, 2015)
Penjelasan tentang model interaktif analisis data Miles dan berman sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data sebanyak mungkin tanpa batasan fokus penelitian, data yang terkumpul dalam jumlah banyak nantinya akan membuat penelitian berkembang dan bisa saja malah terjadi perubahan fokus penelitian.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti dari lapangan jumlahnya sangat banyak, mencakupi data yang memiliki relevansi dengan fokus penelitian maupun
Tema-tema Data
Membaca Berulang-ulang Transkripsi Data
Pengumpulan Data
Kategori Data
Hasil Reduksi Data
Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data
Tahap Kejenuhan Data
Laporan
Organisasi Data
36
yang tidak berhubung sama sekali. Data yang ada kemudian direduksi atau dirangkum, ditujukan pada hal-hal pokok dan diarahkan ada hal pokok yang memiliki korelasi dengan penelitian. Dalam mereduksi data, penelitiberpedoman pada tujuan yang akan dicapai dan fokus penelitian agar data dapat terpilah sesuai kebutuhan analisis.
3. Penyajian Data
Kelanjutan dari reduksi data adalah mendisplaykan data dalam bentuk yang mudah dimengerti. Dalam penelitian kuantitatif data dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram dan sejenisnya, sedangkan dalam penelitian kualitatif penyajian data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, akan memudahkan memahami apa yang terjadi dengan gamblang dan jelas.
4. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah terakhir dalam analisis kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2014: 343) adalah adalah menarik kesimpulan dan memberikan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada maupun sudah ada namun belum diteliti. Proses di atas membentuk pola dan urutan pelaksanaan penelitian, jadi harus dilakukan secara runut dan teratur, jika tidak maka proses penelitian akan terganggu.
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi dan terkait. Pertama- tama peneliti melakukan pengumpulan data dilapangan, karena data yang diperoleh banyak maka peneliti melakukan reduksi data. Data direduksi kemudian
37
menghasilkan data yang pantas disajikan dalam sebuah laporan penelitian dan kemudian dari situ maka peneliti akan menarik kesimpulan dari penelitian yang telah didapat.
Berdasarkan uraian tentang analisis data, maka peneliti uraikan analisis hasil wawancara dan dokumen dalam penelitian ini. Analisis data hasil wawancara dan dokumen dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah berikut:
1. Reduksi Data
Langkah awal dalam menganalisis data ialah mereduksi data yang telah dikumpulkan. Peneliti mereduksi hasil catatan lapangan yang belum bermakna dan kompleks. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono,2014: 336). Lebih lanjut kegiatan ini adalah menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabstraksikan serta mentransformasikan data mentah yang ditulis pada catatan lapangan yang dibarengi dengan perekaman (recorder). Tahap reduksi data dalam penelitian ini meliputi: (1) Merangkum hasil wawancara dan dokumentasi yang telah dilakukan sebelumnya; (2) Memilah hasil wawancara dan dokumentasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Artinya, data yang tidak perlu dapat direduksi. (3) Hasil wawancara dan dokumentasi yang tersisa disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik, kemudian ditransformasikan ke dalam catatan.
38
2. Penyajian data
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data yaitu penyajian data.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya (Sugiyono, 2014: 339).Penyajian data dalam penelitian ini meliputi menyajikan hasil wawancara yang telah direkam melalui recorder dan telah disalin dalam bentuk tulisan.Dari hasil penyajian data, baik dari wawancara, dokumen, maupun observasi dilakukan analisis.Selanjutnya, disimpulkan bahwa ada data temuan dari ketiga data terebut, sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
3. Penarikan Kesimpuan/Verivikasi
Langkah yang dilakukan setelah penyajian data yakni menarik kesimpulan atau verifikasi. Verifikasi merupakan sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi, apabila kesimpulan dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2014: 343). Berdasarkan
39
pengertian tersebut, penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari wawancara, dokumen, dan observasi.
I. Teknik Keabsahan Data
Dalam setiap pelaksanaan penelitian, data yang terkumpul tentunya tidak semuanya valid dan kredibel. Untuk itu dalam menguji tingkat kredibilitas dan keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu dengan cara mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
1. Triangulasi Sumber, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah dianalisis sehingga mengahasilkan kesimpulan kemudian dimintakan kesepakatan dengan sumber data.
2. Triangulasi Teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk memastikan kebenaran data, bila data yang dihasilkan berbeda, peneliti kemudian melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data.
3. Triangulasi Waktu, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara melakukan teknik wawancara, observasi atau teknik lain kepada sumber data dalam situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
40 BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
Pada gambaran umum penelitian ini, peneliti menjelaskan secara singkat dan spesifik terkait lokasi penelitiannya, seperti Sejarah Lokasi Penelitian, Keadaan Geografis, Keadaan Sosial Budaya dan Kondisi Pendidikan.
1. Sejarah Lokasi Penelitian
SD Inpres Balaburu adalah salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah kecamatan bontonompo, kabupaten gowa, provinsi Sulawesi selatan.
Sekolah ini berdiri sejak tahun 1979. Sekolah ini dinamakan SD balaburu pada awalnya karena letaknya yang berada di desa balaburu. Pada awalnya sekolah ini dipenuhi oleh beberapa anak tentara yang pernah tinggal di desa balaburu yang menjadi hombes asrama tentara, bersama dengan para warga asli desa tersebut dan dibantu oleh masyarakat SD Balaburu dapat mendirikan gedung yang cukup layak, bangunan sekolah menghadap ke selatan memiliki halaman yang cukup luas dengan tenaga pendidik ada yang berstatus pegawai negeri sipil dan ada juga guru honorer. Kemudian mengalami perubahan menjadi SD Inpres Balaburu samoai sekarang, berkat kerjasama pemerintah dan juga warga akhirnya gedung yang dimiliki SD Inpres Balaburu terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Perpustakan. Jumlah siswa SD Inpres Balaburu pada tahun ajaran 2019/2020 berjumlah 110, dengan perincian yang siswa laki-laki sebanyak 57 orang sedangkan siswa perempuan sebanyak 45 orang. Sekarang ini SD Inpres
41
Balaburu, didukung oleh 10 tenaga pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 2 orang guru PAI (Agama Islam), dan ditambah 1 orang penjaga sekolah. Bebrapa tenaga pengajar yang ada adalah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengajar.
Visi dan misi Sekolah SD Inpres Balaburu menjadi fokus orientasi terhadap seluruh sistem dan program pendidikan di SD Inpres Balaburu adalah sebagai berikut:
1. Visi
Bangkit meraih prestasi yang tinggi dilandasi iman dan takwa serta berbudi luhur
2. Misi
a. Mewujudukan penyelenggaran pendidikan yang professional, adil dan berimbang antara IPTEK
b. Mewujudkan keluaran pendidikan yang bermutu dan menghasilkan prestasi akademik dan non akademik
c. Mewujdkan sikap siswa madiri, didiplin dan bertanggung jawab, meraih prestasi terbaik
d. Mewujudkan perilaku berbudi pekerti luhur, rapi dan indah didasari iman dan taqwa
e. Mewujudkan good government dalam sistem pengelolaan yang transparan, responsive, partisipatif, dan akuntabel dengan pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.
42
2. Keadaan Geografis
Kabupaten Gowa yang berada di daerah Selatan dari Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa berada pada 12⁰ 38. 16‟ Bujur Timur dan 5⁰ 33,6‟
Bujur Timur dari Kutub Utara sedangkan letak wilayah administrasinya antar 12⁰ 33.19‟ hingga 13⁰ 15.17‟ Bujur Timur dan 5⁰ 5‟ hingga 5⁰ 34.7‟ Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Maros dan di sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan dibagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Wilayah Kabupaten Gowa memiliki luas 35,30 persen dan mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat yang merupakan wilayah Kecamatan Parangloe, Kecamatan Tinggimoncong, Kecamatan Bungaya dan Kecamatan Tompobulu. Kabupaten Gowa terdiri dari 18 Kecamatan yang merupakan dataran tinggi dan dataran rendah serta memiliki luas Kecamatan yang berbeda-beda seperti halnya Kecamatan Bontonompo dengan luas wilayah 30,39 ha dan 30,39 km², Kecamatan Bontonompo Selatan 29,24 ha, Kecamatan Bajeng 60,09 ha, Kecamatan Bajeng Barat 19,04 ha, Kecamatan Pallangga 48,24 ha, Kecamatan Barombong 20,67 ha, Kecamatan Sombaopu 28,09 ha, Kecamatan Bontomarannu 52,63 ha, Kecamatan Pattallassang 84,96 ha, Kecamatan Parangloe 221,26 ha dengan kemiringan 40 derajat, Kecamatan Manuju 91,90 ha, Kecamatan Tinggimoncong 142,87 ha dengan kemiringan 40 derajat, Kecamatan Tombolo