PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan editing efektif terhadap keterampilan berbicara siswa Kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa”. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide dalam pikirannya sehingga dapat tercipta karya yang menarik dan juga meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Memperluas pemahaman guru tentang cara mengembangkan ide siswa agar lebih percaya diri dalam berbicara melalui media yang menarik.
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan untuk mencoba mengembangkan ide-ide siswa agar lebih percaya diri dalam proses pembelajaran.
KAJIAN PUSTAKA
- Konsep Montase dalam Pembelajaran
- Tinjauan Keterampilan Berbicara
- Hakikat Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
- Kerangka Pikir
- Kajian Relevan
Karya montase dihasilkan dari beberapa gambar yang telah selesai dengan gambar-gambar lengkap lainnya. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah dasar (SD). Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga harus didasarkan pada dasar-dasar pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung secara formal dalam bentuk kurikulum.
Lebih lanjut Mulyasa menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan. Sesuai dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pun bersesuaian. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan dapat membantu siswa mengenal diri sendiri, budayanya dan budaya orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam komunitas pengguna bahasa tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu (1) Lulusan Sekolah Dasar diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, (2) Lulusan Sekolah Dasar diharapkan mampu mengapresiasi bahasa Indonesia bahasa dan sastra, (3) Penggunaan bahasa harus tergantung pada situasi dan tujuan bahasa, (4) Pengajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Mata pelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, yang mengatakan bahwa belajar bahasa Indonesia adalah belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
METODE PENELITIAN
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Fokus Penelitian
- Informan Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisi Data
- Teknik Keabsahan Data
Data tersebut diolah dan kemudian peneliti menarik kesimpulan mengenai penggunaan pekerjaan perakitan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa. Informan utama dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang akan diteliti tentang peningkatan keterampilan belajarnya dengan menggunakan pekerjaan perakitan. Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data pelaksanaan penggunaan karya perakitan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas V SD Inpres Balaburu Kabupaten Gowa.
Sain termasuk murid yang pendiam, namun ia juga bisa menuangkan ide ke dalam karya montase yang ia ciptakan. Hasil observasi berupa deskripsi dimana siswa terlihat terampil dalam membuat karya seni montase dan dapat menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda saat bercerita serta nyaman tampil di depan kelas untuk bercerita dan juga dapat menggunakan alat. dan bahan sesuai dengan kegunaannya dalam proses pembuatan pekerjaan perakitan. Dan Salma yang sedang melakukan pekerjaan montase masih memerlukan bimbingan saat proses pemotongan gambar, dan juga saat Salma masuk kelas untuk bercerita, ekspresi yang ditampilkan cukup bagus.
Beberapa siswa menunjukkan ekspresi yang sangat baik ketika berada di depan kelas dan berhadapan dengan teman-temannya serta bercerita sesuai gambar yang dilampirkan pada karya montase yang mereka buat. Dalam proses pengerjaan montase, yang ditampilkan Nissa adalah ekspresi yang terlihat saat dirinya berada.
GAMBARAN UMUM LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN
Hasil Penelitian
Proses observasi melihat bagaimana siswa menggunakan editing saat belajar, khususnya untuk keterampilan berbicara mereka. Syakilah adalah seorang anak yang periang dan pemberani, bahkan ia adalah orang pertama yang dengan sukarela berdiri di depan kelas ketika ia pergi untuk membicarakan tentang hasil karya perakitan yang telah dibuatnya. Dalam hal pengembangan ide pembuatan karya montase, Amira bagus karena Amira bisa membuat karya montase dengan baik sesuai dengan tema latar yang ada.
Hal ini terlihat ketika siswa sudah mampu menyelesaikan proses pembuatan karya montase, walaupun masih ada beberapa hal yang kurang bersih pada proses pemotongan atau pengeleman gambar. Beberapa siswa yang menunjukkan ketidakmampuan dalam menggunakan beberapa materi yang digunakan dalam pertemuan tidak segan-segan meminta bantuan teman atau gurunya. Dalam proses penyuntingannya, Nissa memperlihatkan ekspresi yang terlihat saat ia bercerita di depan kelas, meski ekspresi yang terlihat sebagian besar berupa tawa malu, namun bisa membuat Nissa merasa berani.
Saat Aira sedang bercerita, ia terlihat sangat pandai menampilkan ekspresi dan emosi yang sesuai dengan cerita yang ia ceritakan, namun dalam proses editing, Aira masih dibantu oleh temannya dalam proses menempelkan foto-foto tersebut. Syakilah dengan ekspresi yang baik berani bercerita di depan kelas, namun terkadang Syakilah masih menunjukkan gerak tubuh yang rendah saat bercerita. Mungkin karena Syakilah lebih suka melihat-lihat karya editing yang dipegangnya. Proses pembuatan montase Syakilah cukup baik karena proses pemotongan dan pengeleman dilakukannya sendiri.
Saya melihat siswa sangat antusias dan juga senang dengan proses penggunaan editing untuk menerapkan keterampilan berbicara. Mereka tampak tidak terlalu merasa terbebani jika diminta maju ke depan kelas untuk bercerita. Dari sini peneliti dapat menyimpulkan bahwa editing itu sendiri efektif dalam membantu siswa mendemonstrasikan keterampilan berbicara khususnya ketika berbicara di depan kelas, sehingga mereka dapat lebih percaya diri di depan teman-temannya. Pekerjaan penyuntingan keterampilan berbicara dari aspek afektif. Aspek afektif siswa merupakan bagian dari sikap dan nilai yang ingin dikembangkan guru selama proses belajar mengajar.
Pekerjaan perakitan keterampilan berbicara dari aspek kognitif Pengetahuan kognitif yang dihasilkan siswa merupakan suatu nilai yang secara alamiah harus dikembangkan oleh guru melalui proses belajar mengajar. Melalui hasil penelitian tersebut, peneliti telah menghasilkan penelitian yang menunjukkan bahwa karya montase meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh guru memberikan gambaran mengenai karya montase dan menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami siswa serta memberitahukan apa tujuan dari metode karya montase tersebut.
Dari berbagai temuan di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja perakitan pada keterampilan berbicara menunjukkan beberapa representasi teori konstruktivisme, siswa yang sudah mengetahui apa yang dilakukannya, keterampilan. Setelah melakukan kegiatan kerja perakitan terlihat bagaimana siswa mulai merasa percaya diri dalam mengerjakannya dan siswa juga semakin mengenal teman-temannya. Kesimpulannya adalah penggunaan karya perakitan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran cukup baik, karena penggunaan karya perakitan ini menggunakan berbagai jenis gambar yang dapat menarik perhatian siswa yang lebih tertarik pada pembelajaran yang mempunyai unsur seni. yang membangkitkan minat dan rasa percaya diri siswa.
Terlihat siswa sangat bersemangat dan juga senang dengan proses penggunaan pekerjaan perakitan dalam menggunakan keterampilan berbicara, tidak terlihat terlalu menegangkan karena diminta maju ke depan kelas dan bercerita.
Pembahasan