• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Teori

Status Gizi ibu

BBLR Usia Ibu

seperti lembur, ibu hamil yang tidak bekerja juga akan memiliki waktu istrahat yang teratur (Jayanti, 2016)

26

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Status Gizi ibu

Jarak Kelahiran

BBLR

Faktor Pengganggu : 1. Usia Ibu 2. Usia Kehamilan 3. Paritas

4. Riwayat Penyakit 5. Pekerjaan

6. Ekonomi 7. Pendidikan

D. Hipotesisi dan Pertanyaan Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban bersifat sementara pada penelitian yang telah direncanakan dalam perumusan penelitian. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah

Ha 1 : Ada hubungan status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ho 1 : Tidak ada hubungan status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ha 2 : Ada hubungan status gizi dan jarak kehamilan dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ho 2 : Tidak ada hubungan status gizi dan jarak kehamilan dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode Observasional Analitik. Metode ini bertujuan untuk mengkaji hubungan sebab akibat atau determinan dari suatu kasus, kemudian hasil dari penelitian yaitu akibat akan dibandingkan variabel terikat. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Cross sectional. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran variabel bebas berupa status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR sebagai variabel terikat dalam satu waktu.

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di ruangan pusat rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk pengumpulan data sekunder mengenai ibu melahirkan dan kasus bayi BBLR. Waktu penelitian dilakukan pada 28 maret – 01 april 2022 diwaktu jam kerja.

28

C. Populasi dan Sampel 1. Batasan Populasi

Batasan populasi adalah menggambarkan ciri-ciri dari objek penelitian yang didasarkan masalah dan tujuan penelitian. Adapun populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi < 2,5 gram yang dilahirkan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tahun 2020 - 2021.

2. Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili sehingga dapat disebut sebagai sampel. Adapun besar sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel.

𝑛 = N

1+ N ( 𝑒)

2

n : Jumlah minimal sampel N : Jumlah total sampel e : Nilai bias dari populasi

30

Perhitungan Sampel : N : 126 sampel e : 0,05

𝑛 = N

1 + N ( 𝑒)2

𝑛 = 126

1 + 126 (0,05)2

𝑛 = 126

1 + 126 (0,0025)2

𝑛 = 126 1 + 0,315

𝑛 = 126 1,315

𝑛 = 95, 8 𝑛 = 96 sampel

Total sampel + 10% (estimasi data drop out) 96 + 10% : 106 sampel

104 sampel BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada penelitian yang memenuhi syarat

D. Cara pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive Sampling atau pengambilan sampel acak secara sederhana. Sampel diambil dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.

1) Kriteria inklusi diantaranya :

a) Ibu yang melahirkan bayi <2,5 kg b) Bayi lahir dengan kondisi hidup c) Ibu dengan paritas pertama abortus 2) Kriteria eksklusi

a) Ibu dengan penyakit DM atau Diabetes Militus.

b) Ibu melahirkan kurang dari 36 minggu c) Memiliki kondisi kelainan rahim d) Kelahiran anak pertama

E. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel indepen dan variabel dependen.

1. Variabel independen adalah Status Gizi dan Jarak kelahiran 2. Variabel dependen adalah BBLR.

32

F. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

Hasil Ukur

Alat Ukur Skala 1. Variabel

Independen Status gizi Ibu

Status gizi keadaan hasil

keseimbangan asupan makanan dengan kebutuhan tubuh.

Data Sekunder

Pita LILA Rasio KEK

< 23,5 cm Normal

> 23,5 cm

2. Variabel Independen Jarak Kelahiran

Jarak kelahiran adalah jarak pada kelahiran

sebelumnya

dengan kelahiran selanjutnya.

Data Sekunder

Perhitungan dengan kelahiran sebelumnya

Rasio Jarak dekat

< 2,5 tahun Jarak normal

β‰₯2,5 tahun

3. Variabel dependen BBLR

BBLR adalah kondisi bayi lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Data sekunder

Timbangan bayi

Rasio BBLR 1.5 -

<2.5 kg BBLSR 1-

<1.5 kg BBLER <1 kg

(WHO,2011)

G. Teknik Pengumpulan data 1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu berupa data pasien ibu melahirkan dan bayi dengan kasus BBLR yang diperoleh dari Rekam medik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie pada tahun 2020 dan 2021.

2. Instrumen serta peralatan

Penelitian ini menggunakan format tabel yang digunakan dalam pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Persiapan pengolahan data

Penelitian ini melakukan persiapan pengumpulan data dengan mengecek kelengkapan kuisioner, kedua pengambilan data, ketiga koding atau pengkodean, dan yang kelima tabulasi atau analisis data.

2. Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis Bivariat Spearmans dan tingkat kepercayaan (Cinfidence Interval 0,05) jika nilai p<0,05 maka hipotesis diterima untuk menggambarkan hubungan status gizi dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR.

34

I. Jalannya penelitian

Gambar 3.1 Jalannya Penelitian Analisis Data Study Pendahuluan

Pengajuan Izin Penelitian Pengajuan ethical clearence

Pengecekan kelengkapan kuisioner

Koding

Pengumpulan data

J. Etika penelitian

Etika peneliti dalam penelitian ini adalah dengan meyakini bahwa data responden dilindungi dengan memperhatikan beberapa aspek.

1. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengurus ethical clearence pada komisi etik RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2. Self determination, wewenang yang dimiliki peneliti untuk melakukan tindakan penelitian sesuai dengan tujuan.

3. Privacy, data responden akan dijaga ketat dengan merahasiakan informasi yang didapat dan menggunakan data tersebut hanya untuk penelitian.

4. Anonimity, (tanpa nama), dalam menjaga kerahasian identitas pasien peneliti tidak akan mencantumkan nama responden melainkan hanya diberi kode.

5. Confidentiality, (penjaminan kerahasiaan), peneliti memberikan jaminan kerahasiaan data yang diambil untuk keperluan penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Penilitian dilaksanakan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda pada 28 maret 2022 – 01 April 2022 bertempat di ruangan rekam medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Penelitian dilakukan dengan data sekunder yang berasal dari data rekam medis pasien yang memenuhi kategori inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel penelitian berjumlah 104 sampel data ibu yang melahirkan anak dengan status BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Penelitian dilakukan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Juni 2021 dimana sampel yang dibutuhkan terdapat pada data rekam medis RSUD Abdoel Wahab Sjahranie. Data hasil studi pendahuluan yang didapatkan kemudian menjadi landasan dalam pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian dimana data ibu yang melahirkan dihubungkan dengan data bayi yang lahir dengan status BBLR dengan melihat tanggal masuk ibu dan tanggal lahir anak pada hari yang sama atau memiliki selang waktu sehari kemudian divalidasi dengan alamat dari ibu dan anak.

Data rekam medis yang telah dihubungkan kemudian memberikan informasi ibu melahirkan bayi dengan status BBLR yang kemudian akan digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data ibu untuk mengetahui apakah status gizi ibu berdasarkan LILA dan

36

jarak kelahiran memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR.

Data nomer rekam medis kemudian dikelompokkan berdasarkan angka pertama pada nomer rekam medis pada master tabel sampel yang akan diserahkan pada petugas rekam medis RSUD Abdoel Wahab Sjahranie kota Samarinda.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan pada formulis pengumpulan data yang kemudian akan dimasukkan pada SPSS untuk diujikan. Data sampel yang dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam tabel SPSS berdasarkan definisi operasional yang telah disusun pada proposal skripsi.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah usia ibu, usia kehamilan, persalinan keberapa, riwayat persalinan, ukuran lila, jarak kelahiran, pendidikan dan pekerjaaan yang bersumber dari rekam medik di RSUD Abdoel Awahab Sjahranie Samarinda.

Tabel 4.1

Diistribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Usia (tahun) n Presentase

< 20 5 3,1 %

20-34 70 68,5%

β‰₯ 35 29 27,4 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medis RSUD AWS kota samarinda (2020-2021)

38

Berdsarkan tabel 4.1 diketahui frekuensi responden berdasarkan usia paling banyak pada kelompok usia 20-34 tahun dengan jumlah 70 (68,5%), Kelompok usia β‰₯ 35 tahun dengan jumlah 29 (27,4%) dan usia

< 20 tahun dengan jumlah 5 (3,1%).

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat persalinan

Riwayat Persalinan n Presentase

BBLR 19 17,8 %

Tidak BBLR 58 57,3%

Abortus 27 29%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.2 diketahui frekuensi responden berdasarkan riwayat persalinan paling banyak pada ibu yang tidak BBLR dengan jumlah 58 (57.3%), Abortus dengan jumlah 27 (29%) dan BBLR dengan jumlah 19 (17,8%).

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah kehamilan

Jumlah Kehamilan

N Presentase

2 59 56,7 %

3 26 24,9 %

4 15 14,4 %

5 1 1 %

6 1 1 %

7 1 1 %

8 1 1%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021)

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui frekuensi responden berdasarkan jumlah kehamilan paling banyak adalah kehamilan ke-2 dengan jumlah 59 (56.7%), Kehamilan ke-3 dengan jumlah 26 (24,9%), Kehamilan ke- 4 dengan 15 (14.4%), Kehamilan ke-5, 6, 7 dan 8 dengan jumlah 1 (1%).

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan N Presentase

SD 12 11,2 %

SMP 26 25,2 %

SMA 44 43,4 %

D3 6 4,8 %

S1 14 13,5 %

S2 2 2.0 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan paling banyak adalah SMA dengan jumlah 44 (43.4%), SMP dengan jumlah 26 (25.2%), S1 dengan jumlah 14 (13.5%), SD denga jumlah 12 (11.2%), D3 dengan jumlah 6 (4.8%) dan S2 dengan jumlah 2 (2.0%).

40

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan n Presentase

Ibu Rumah Tangga 92 91,2 %

Karyawan Swasta 8 6,1 %

Pegawai Negeri Sipil 1 1,0 %

Pelajar/Mahasiswa 3 1,7 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.5 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 92 (91.2%), Karyawan swasta dengan jumlah 8 (6.1%), Pelajar/mahasiswa dengan jumlah 3 (1.7%) dan pegawai negeri sipil dengan jumlah 1 (1.0%).

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan

Usia Kehamilan n Presentase

Trimester 3 104 100 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medis RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.6 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan semua masuk dalam trimester 3 dengan jumlah 104 (100%).

2. Analisis Univariat

Penelitian ini menggunakan variabel diantaranya adalah status gizi, jarak kelahiran dan BBLR. Hasil distribsi responden berdasarkan variabel penelitian, distribusi data dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi responden berdasarkan variabel penelitian Variabel Rata-rata Std Deviasi Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

LILA (cm) 29.0 4.611 20 54

Jarak Kelahiran

(tahun)

2.04 0.925 1 2.5

BBLR (kg) 1.9 0.3616 0.4 2.4

Sumber : Analisis Sekunder, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel penelitian adalah rata-rata status gizi responden berdasarkan LILA paling banyak termasuk kategori tidak KEK yaitu sebesar 29 Β± 4.611cm dengan nilai minimum 20 cm yang termasuk kategori KEK dan nilai maksimum 54 cm termasuk kategori tidak KEK. Jarak kelahiran memiliki rata-rata 2.04 Β± 0.925 tahun dengan nilai minimum jarak kelahiran 1 tahun yang termasuk kategori jarak kelahiran berisiko dan nilai maksiman jarak kelahiran 2.5 tahun yang masuk dalam ketegori jarak kehamilan tidak berisiko. BBLR memiliki rata-rata 1.9 Β± 0.3616 kg dengan batas minimum berat badan bayi 0.4 kg yang masuk dalam kategori BBLER dan batas maksimum berat badan bayi pada penelitian ini adalah 2.4 kg yang termasuk dalam ketegori BBLR.

42

Tabel 4.8

Distribusi frekuensi responden berasarkan LILA

LILA N Presentase

KEK 7 3,5 %

Tidak KEK 97 96,5 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan LILA paling banyak adalah KEK dengan jumlah 7 sampel (3.5%), Tidak KEK dengan jumlah 97 (96.5%).

Tabel 4.9

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak kelahiran

Jarak Kelahiran N Presentase

<2,5 tahun 58 56,8 %

>2,5 tahun 46 43,2%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak kelahiran paling banyak adalah jarak kelahiran <2.5 tahun dengan jumlah 58 (5.8%) yang termasuk dalam ketegori berisiko dan jarak kelahiran > 2.5 tahun dengan jumlah 46 (43.2%) yang termasuk dalam kategori tidak berisiko.

Tabel 4.10

Distribusi frekuensi responden berdasarkan BBLR

BBLR N Presentase

BBLR 95 91.4%

BBLSR 8 7.6%

BBLER 1 1%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.10 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan BBLR yang paling banyak adalah BBLR dengan jumlah 95 (91.4%), BBLSR dengan jumlah 8 (7.6%) dan BBLER dengan jumlah 1 (1%).

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisa data penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel penelitian. Uji korelasi spearman’s rho adalah uji hipotesis korelatif numerik-numerik yang berdistribusi tidak normal untuk mengetahui kuat hubungan anatar variabel sehingga data yang tidak terdistribusi normal akan dilakukan transformasi data dan dilakukan uji korelasi spearmans didapatkan hasil sebagai berikut pada tabel 4.10.

44

Tabel 4.11

Hubungan status gizi dengan kasus BBLR

BBLR BBLSR BBLER Total P-Velue R

n % n % n % n %

Status Gizi (LILA)

KEK 6 85.7 1 14.3 0 0 7 100

0.00 0.099 Tidak

KEK

89 91.8 7 7.2 1 1.0 97 100

Sumber : Analisis Sekunder, 2022

Berdasarkan tabel 4.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha 1 dari penelitian diterima atau terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda 2020-2021 dengan nilai p = 0.000 (< 0.05) dan r = 0.099.

Berdasarkan tabel 4.10 dari 7 ibu yang memiliki status gizi KEK, 6 (85.7%) diantaranya melahirkan bayi BBLR dan 1 (14.3%) melahirkan bayi BBLSR dan tidak terdapat ibu yang melahirkan dengan kasus BBLER. 97 ibu yang tidak mengalami KEK 89 (91,8%) diantaranya melahirkan bayi BBLR, 7 (7.2%) ibu melahirkan bayi BBLSR dan 1 (1.0%) ibu melahirkan bayi BBLER.

Tabel 4.12

Hubungan Jarak kelahiran dengan kasus BBLR

BBLR BBLSR BBLER Total P- R Valeu

n % n % n % n %

Jarak Berisiko 53 88.3 6 10 1 1.7 60 100

Kelahiran 0.00 0.296

Tidak berisiko

42 95.4 2 4.6 0 0 44 100

Sumber : Analisis Sekunder,2022

Berdasarkan tabel 4.12 dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha 2 dari penelitian diterima atau terdapat hubungan antara jarak kelahiran dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda 2020-2021 dengan nilai p = 0.000 (< 0.05) dan r = 0.296.

Berdasarkan tabel 4.12 dari 60 ibu yang memiliki jarak kelahiran berisiko <2.5 tahun 53 (88.3%) melahirkan bayi BBLR, 6 (10%) melahirkan bayi BBLSR dan 1 (1,7%). Berdasarkan dari 44 ibu yang memiliki jarak kelahiran tidak berisiko β‰₯ 2.5 tahun 42 (95,4%) diantaranya melahirkan bayi BBLR, 2 (4.6%) melahirkan bayi BBLSR dan tidak terdapat ibu yang melahirkan BBLER.

46

B. Pembahasan 1. Kasus BBLR

Penyebab BBLR dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti status gizi ibu yang KEK, terdapat penyakit penyerta oleh ibu atau penyakit penyerta oleh janin dan kondisi BBLR juga disesbabkan kondisi paru- paru yang belum terbentuk sempurna (Hartiningrum, 2018)

Usia ibu yang menyebabkan terjadinya risiko pada kehamilan adalah usia <20 tahun dan usia ibu >35 tahun. Untuk usia <20 tahun cenederung mengalami BBLR dikarenakan organ reproduksi dari ibu yang belum matang secara biologis dan perkembangan pada organ reproduksi secara biologis secara emosional cenderung tidak stabil sehingga mudah terguncang sehingga menyebabkan pemenuhan zat gizi tidak optimal.

Pada usia ibu >35 tahun ibu hamil berisiko mengalami komplikasi cenderung pada gangguan janin hal ini disebabkan oleh organ reproduksi yang mengalami penurunan fungsi sehingga dapat menyebabkan kelahiran dengan kelainan kongenital yang menyebabkan gangguan perkembangan janin pada saat kehamilan sehingga menyebabkan BBLR (Jayanti, 2016).

Usia kehamilan merupakan hal yang diperlukan dalam penelitian ini mengingat BBLR bisa saja terjadi apabila usia kandungan tidak mencapai trimester ketiga atau minggu ke 41 minggu karena apabila usia kandungan kurang dari 36 minggu maka BBLR terjadi karena janin yang belum sepenuhnya berkembang karena usia kehamilan yang belum cukup. usia kehamilan kurang dari 9 bulan maka dapat ditentukkan

perkembangan dan pertumbuhan bayi didalam kandungan belum sempurna baik pertumbuhan organ dan kemampuan motorik (Dharmawan, 2016).

Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur pemahanan ibu dimana ibu yang memiliki pendidikan menengah keatas dapat mempersiapkan kehamilan dengan baik dengan pemahamannya terhadap hal yang akan dilakukan untuk menjaga kondisi kandungannya agar tetap sehat dan ibu akan mudah memahami informasi yang diberikan tenaga kesehatan yang memiliki manfaat bagi kandungannya menurut Indrasari (2012) tetapi apabila dilihat dari hasil tabel 4.4 distribusi frekuensi pendidikan bahwa pendidikan menengah keatas belum tentu menjadi faktor yangmenentukan kesapan ibu dalam kehamilan dan mencegah risiko terjadi BBLR.

Pekerjaan merupakan kegitan yang dilakukan ibu pada saat kehamilan yang pasti akan berpengaruh pada kondisi kehamilan ibu sehingga memungkinkan menjadi faktor yang dapat memicu terjadinya BBLR pada saat kelahiran tetapi dilihat hasil pada tabel 4.5 dimana baik ibu rumah tangga hingga mahasisiwa memiliki risiko melahirkan BBLR hasil terbanyak adalah 91,2% yaitu sebagai ibu rumah tangga.

2. Status Gizi

Status gizi adalah pada ibu hamil sangat memepengaruhi kondisi janin didalam kandungan apabila perempuan mengalami kekurangan gizi pada kehamilam minggu 2-5 minggu akan mengalami kegagalan

48

dalam pembentukkan syaraf diotak. Pada ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada kehamilan trisemester ketiga bayi yang akan dilahirkan BBLR (Sulistyoningsih, 2012).

Status gizi didapatkan berdasarkan tabel 4.10 dari 7 ibu yang memiliki status gizi KEK, 6 (85.7%) diantaranya melahirkan bayi BBLR dan 1 (14.3%) melahirkan bayi BBLSR dan tidak terdapat ibu yang melahirkan dengan kasus BBLER. 97 ibu yang tidak mengalami KEK 89 (91,8%) diantaranya melahirkan bayi BBLR, 7 (7.2%) ibu melahirkan bayi BBLSR dan 1 (1.0%) ibu melahirkan bayi BBLER dari seluruh kasus BBLR hal ini menunjukkan bahwa kondisi tidak KEK juga memiliki potensi melahirkan dengan kasus BBLR sehingga untuk memperoleh status gizi yang baik maka diperlukan asupan makanan cukup yang berasal dari makanan yang beraneka ragam dari makanan pokok, lauk hewani dan nabati, sayur dan buah, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi didalam tubuh mulai dari zat gizi mikro dan zat gizi makro (Susilowati,2016).

3. Jarak Kelahiran

Jarak Kelahiran adalah hal yang diperhitungkan jarak antara kelahiran pertama atau sebelumnya dengan kelahiran selanjutnya. Jarak kelahiran menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kasus BBLR dimana pada kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun (24 bulan) (Depkes RI,2010).

Jarak kelahiran yang berisiko kurang dari 2.5 tahun memiliki risiko yang dapat terjadi yang disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak maksimal akaibat penurunan fungsi akibat usia sehingga akan mempengaruhi kesehatan organ reproduksi dan plasenta pada saat kehamilan. Hasil penelitian ini dilihat dari distribusi data yang didapatkan sesuai dengan teori sebelumnya dimana usia yang baik bagi wanita untuk melahirkan adalah di usia 23 hingga sebelum 35 tahun mengingat pada rentang usia tersebut tubuh tidak terjadi penurunan fungsi organ didalam tubuh sehingga waktu pemulihan rahim akan lebih optimal (Resstiani,2013).

Kehamilan merupakan salah satu faktor dari kondisi rahim ibu yaitu apabila terdapat riwayat tindakan yang telah dilakukan dimana akan mempengaruhi kondisi rahim sehingga akan berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dan terdapat risiko kehamilan yang tidak berhasil hingga persalinan atau keguguran, sehingga penting dilakukan persiapan kehamilan selanjutnya. Jarak kelahiran memiliki risiko 1,91 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan jarak kehamilan 2 tahun. (Ridwan, 2015).

4. Hubungan Status gizi berdasarkan lila dengan kasus BBLR

Status gizi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi ibu hamil dimana tidak hanya diharapkan bagi ibu saja melainkan pemenuhan kebutuhan bayi yang berada dalam kandungan sebab nutrisi bayi hanya

50

berasal dari ibunya sehingga status gizi ibu berperan penting dalam mencegah terjadinya BBLR (Sulistyoningsih,2012).

Berdasarkan tabel 4.10 dari 7 ibu yang memiliki status gizi KEK, 6 (85.7%) diantaranya melahirkan bayi BBLR dan 1 (14.3%) melahirkan bayi BBLSR dan tidak terdapat ibu yang melahirkan dengan kasus BBLER. 97 ibu yang tidak mengalami KEK 89 (91,8%) diantaranya melahirkan bayi BBLR, 7 (7.2%) ibu melahirkan bayi BBLSR dan 1 (1.0%) ibu melahirkan bayi BBLER yang kemudian dilakukan Uji analisa data didapatkan hasil dimana dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha 1 dari penelitian diterima atau terdapat hubungan antara status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda 2020-2021 dengan nilai p = 0.000 (< 0.05) dan r=

0.099. Hasil analisa diatas menunujukkan bahwa hubungan status gizi dengan BBLR hasil uji spearman yang dilakukan menunjukkan nilai (r=

0.099) yang bermakna hubungan antara status gizi dan BBLR mununjukkan hubungan yang tidak kuat tetapi memiliki hubungan maka terdapat risiko terjadi kasus BBLR. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya Hasil dari penelitian tersebut terdapat hubungan status gizi beradasarkan LILA dengan kasus BBLR. Hasil tersebut berdasarkan data dari 96 responden sebanyak 79 (82.3%) mengalami kasus BBLR berdasarkan pengklasifikasian pada tabel 4.10 diketahui distribusi frekuensi responden BBLR dengan jumlah 95 (91.4%), BBLSR dengan jumlah 8 (7.6%) dan BBLER dengan jumlah 1 (1%) dan disimpulkan

bahwa terdapat hubungan status gizi berdasarkan LILA dengan kasus BBLR (Saraswati, 2017).

Menurut Idrawati (2015) terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian BBLR dari hasil perhitungan dan ditemukan kecenderungan dari data yang didapat dimana pada kategori ibu hamil berisiko KEK 39 (38,2%) responden mengalami kasus BBLR dan 16 (15,6%) tidak mengalami BBLR. Pada kategori ibu hamil tidak berisiko KEK 35 (34,4%) responden tidak mengalami kasus BBLR dan 12 (11,8%) mengalami BBLR (Idrawati, 2015)

Kekurangan energi kronis (KEK) adalah kondisi dimana tubuh kita mengalami kekurangan energi yang disebabkan kurangnya asupan sebelum kehamilan. Untuk mencegah terjadinya KEK diperlukan pemenuhan energi ibu yaitu dengan pola makan dan asupan yang baik hal ini sebaiknnya dilakukan sebelum kehamilan atau pada masa persiapan kehamilan (Wirjatmadi, 2017)

Pemenuhan energi yang dilakukan pada saat kehamilan memiliki peluang kecil sebab pada saat hamil terdapat peningkatan kebutuhan energi sehingga diperlukan pemenuhan energi yang secara signifikan dari kebiasaan makan sebelumnya karena harus memenuhi kurangnya kebutuhan dan peningkatan kebutuhan yang disebabkan kondisi sedang hamil. Hal lain yang membuat pemenuhan energi dengan meningkatkan asupan adalah terdapat penyesusaian kondisi awal kehamilan dimana biasanya ibu hamil akan mengalami mual sehingga pemenuhan energi

52

sulit dilakukan yang disebabkan terdapat penurunan nafsu makan yang berkaitan dengan mual yang dialami ibu pada saat kehamilan (Paulardo, 2015).

Hubungan antara status gizi dengan BBLR juga sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki status gizi kurang berisiko 4,27 kali melahirkan BBLR. Hal ini sejalan dengan teori yang yang telah dikemukanan sebelumnya dimana ibu hamil dengan status gizi kurang janin akan mengalami kegagalan dalam pembentukkan syaraf di otak sehingga hal ini akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga janin memiliki berat yang kurang dari usia janin sebenarnya (Kusparlina, 2016).

Parameter pengukuran kecukupan status gizi ibu pada saat kehamilan dengan lila efektif dilakukan sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya diman hasil pengukuran lila ada ibu hamil dapat menggambarkan jumlah lemak tubuhn yang dipengaruhi oleh usia dan berat badan untuk menunjukkan pemenuhan energi didalam tubuh (Kusparlina, 2016).

5. Hubungan Jarak Kelahiran dengan kasus BBLR

Distribusi frekuensi data 60 ibu yang memiliki jarak kelahiran berisiko <2.5 tahun 53 (88.3%) melahirkan bayi BBLR, 6 (10%) melahirkan bayi BBLSR dan 1 (1,7%). 44 ibu yang memiliki jarak kelahiran tidak berisiko β‰₯ 2.5 tahun dari 42 (95,4%) diantaranya

Dokumen terkait