• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DAN JARAK KELAHIRAN DENGAN KASUS BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DAN JARAK KELAHIRAN DENGAN KASUS BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

2015 Hubungan status gizi ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR di RSUD Abdul Wahab Shahranie. Hubungan status gizi ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gambiran Kota Kediri.

Tabel 1.1  Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui “hubungan antara status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR di RS Abdoel Wahab Sjahranie”. Untuk mengetahui karakteristik responden yang meliputi status gizi ibu, tempat persalinan, umur ibu, pekerjaan dan pendidikan pada kasus BBLR di RS Abdoel Wahab Sjahranie.

Manfaat Penelitian

Keaslian Penelitian

Perbedaan penelitian ini adalah gabungan variabel dari kedua penelitian yaitu hubungan status gizi dengan jarak kelahiran pada kasus BBLR. Desain penelitian ini adalah Observasi Analitik. Selain itu peneliti menggunakan desain crossover, pengambilan sampel sebanyak 874 ibu melahirkan pada tahun 2020, dengan total 874 bayi pada tahun 2019 dan 126 bayi berat lahir rendah di Abdoel Wahab. Sjahranie Hospital, analisis data menggunakan Spearman rank test.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Telaah Pustaka
    • Status Gizi Ibu Hamil
    • Jarak Kelahiran
    • BBLR
    • Faktor BBLR
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Teori
  • Hipotesis

AKG ibu hamil disesuaikan selama kehamilan berdasarkan usia ibu dan meningkat setiap trimester. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan, dimana pada usia kehamilan 2-5 minggu, jika ibu hamil kekurangan gizi maka akan mengalami kegagalan pembentukan saraf di otak. Pada ibu hamil yang mengalami gizi buruk pada trimester ketiga kehamilan, anak yang akan lahir dengan berat badan lahir rendah (Sulistyoningsih, 2012).

Hasil data tersebut menunjukkan kecenderungan kejadian BBLR pada ibu hamil yang berisiko KEK, sehingga hasil perhitungan uji statistik Chi Square diperoleh hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. . Penelitian ini juga menemukan bahwa 12 ibu hamil atau (11,8%) tidak berisiko KEK tetapi memiliki kasus BBLR, hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang menyebabkan BBLR (Indrawati, 2015). Ibu hamil dengan status gizi prakehamilan memiliki risiko 27 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan status gizi prakehamilan normal (Kusparlina, 2016).

Status gizi ibu hamil mempengaruhi status gizi anak dalam kandungan, karena pertumbuhan dan perkembangan janin sangat bergantung pada asupan makanan yang dikonsumsi ibu. Pengaruh tersebut berkaitan dengan status gizi ibu hamil, dimana status gizi ibu hamil akan berada pada kategori baik, jika asupan terpenuhi maka akan terjadi peningkatan berat badan ibu yang menandakan percepatan pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim (Jayanti, 2016). Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan, dimana pada usia kehamilan 2-5 minggu, jika ibu hamil kekurangan gizi maka akan mengalami kegagalan pembentukan saraf di otak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Kusparlina, 2016), ibu hamil dengan status gizi buruk berisiko 4,27 kali melahirkan bayi BBLR. Efek ini berkaitan dengan status gizi ibu hamil, dimana status gizi ibu hamil akan berada pada kategori baik jika asupan terpenuhi maka akan terjadi peningkatan berat badan ibu yang akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan. janin dalam kandungan (Jayanti, 2016). Ibu hamil yang sedang tidak bekerja akan memiliki waktu dan fokus untuk hamil.

Gambar 2.1 Cara pengukuran LILA  Sumber : (Almatsier,2011)  d.  Faktor Status Gizi
Gambar 2.1 Cara pengukuran LILA Sumber : (Almatsier,2011) d. Faktor Status Gizi

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Cara Pengambilan Sampel

Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis bivariat Spearman dan tingkat kepercayaan (Confidence Interval 0,05), jika p value < 0,05 maka hipotesis diterima untuk menggambarkan hubungan status gizi dengan jarak kelahiran pada kasus BBLR. Sumber : Rekam Medis RS AWS Kota Samarinda Berdasarkan Tabel 4.6, distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak antar kelahiran maksimal < 2,5 tahun, dengan 58 (5,8%) masuk dalam kategori risiko dan jarak antar kelahiran > 2, 5 tahun, dan jumlahnya termasuk dalam kategori bebas risiko. Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa Ha 1 dari penelitian diterima atau ada hubungan status gizi dengan kasus BBLR di RS Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2020-2021 dengan nilai p = 0,000 (<0,05) dan r = 0,099 .

Berdasarkan Tabel 4.10, dari 7 ibu dengan status gizi KEK melahirkan bayi BBLR dan 1 (14,3%) melahirkan bayi BBLR dan tidak ada ibu yang melahirkan dengan kasus BBLR. Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa Ha 2 diterima dari penelitian atau adanya hubungan birth spread dengan kasus BBLR di RS Abdoel Wahab Sjaranie Samarinda tahun 2020-2021 dengan nilai p = 0,000 (< 0,05 ) dan r = 0,296. Berdasarkan 44 ibu dengan jarak kelahiran tidak berisiko ≥ 2,5 tahun, diantaranya melahirkan bayi BBLR, 2 (4,6%) melahirkan bayi BBLR dan tidak ada ibu yang melahirkan bayi BBLR.

Status gizi didapatkan berdasarkan tabel 4.10 dari 7 ibu yang memiliki status gizi KEK termasuk persalinan bayi BBLR dan 1 (14,3%) melahirkan bayi BBLR dan tidak ada ibu yang melahirkan dengan kasus BBLR. Jarak kelahiran memiliki risiko 1,91 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan jarak kelahiran 2 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara status gizi berdasarkan kasus LILA dan BBLR.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR yang dilaporkan oleh dr. Hasil tersebut berdasarkan data dari 96 responden yang mengalami kasus BBLR sehingga berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan adanya hubungan antara jarak kelahiran dengan kasus BBLR (Saraswati, 2017). Adapun hal-hal yang dapat dilakukan setelah dilakukan penelitian tentang hubungan status gizi dengan jarak kelahiran pada kasus BBLR di RS Abdoel Wahab Sjahranie Kota Samarinda adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Jalannya Penelitian Analisis Data  Study Pendahuluan
Gambar 3.1 Jalannya Penelitian Analisis Data Study Pendahuluan

Definisi Oprasional

Teknik Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Etika Penelitian

Hasil

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Pemanfaatan zat gizi secara menyeluruh merupakan kunci status gizi dengan kategori baik, hal ini dapat diperoleh dari pola makan. Pemantauan status gizi dilakukan dengan pemeriksaan antropometri yaitu berat badan, tinggi badan, penentuan berat badan ideal dan pola pertambahan berat badan selama hamil. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 di Puskesmas Minggir didapatkan 39 ibu hamil atau (38,2%) berisiko KEK mengalami kejadian BBLR sedangkan 16 ibu hamil atau (15,6%) berisiko KEK tidak mengalami BBLR.

LILA dimaksudkan untuk mengetahui status gizi ibu hamil jika hasil pengukuran LILA > 23,5 cm maka ibu hamil memiliki status gizi baik, sedangkan jika hasil pengukuran LILA kurang dari < 23,5 cm ibu hamil memiliki status gizi KEK ( kekurangan energi kronis). Jika ibu memiliki status gizi buruk atau FSC, ada kemungkinan bayi yang dilahirkan akan memiliki berat badan lahir rendah. Selain dengan mengukur LILA, pengukuran status gizi ibu hamil juga dapat dilakukan dengan mengukur kadar Hb (Hemoglobin) Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami anemia atau kekurangan oksigen dalam darah atau tidak. .

Status gizi ibu sebelum hamil juga sangat mempengaruhi status gizi ibu selama hamil dimana nantinya. Penelitian lain menunjukkan faktor jarak kelahiran pada kasus BBLR di Puskesmas Manggir dimana dari 102 ibu hamil, 66 ibu hamil atau (64,7%) ibu dengan jarak kelahiran > 2 tahun tidak memiliki BBLR dan 36 ibu hamil (35,3% ) yang mengalami BBLR dengan jarak kelahiran < 2 tahun (Indrawati, 2015). Pada usia ibu > 35 tahun, ibu hamil berisiko mengalami komplikasi cenderung gangguan janin, hal ini disebabkan oleh gangguan fungsi organ reproduksi (Jayanti, 2016).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ibu untuk mengetahui apakah status gizi ibu berdasarkan LILA dan. Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel penelitian rata-rata status gizi responden berdasarkan LILA sebagian besar termasuk kategori non KEK yaitu 29 ± 4,611 cm dengan nilai minimal 20 cm yang termasuk di KEK. kategori dan nilai maksimal 54 cm termasuk dalam kategori non KEK.

Pembahasan

  • Kasus BBLR
  • Status Gizi
  • Jarak Kelahiran
  • Hubungan status gizi dengan BBLR
  • Hubungan Jarak Kelahiran dengan BBLR

Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi kondisi janin dalam kandungannya, jika seorang ibu mengalami gizi kurang pada usia kehamilan 2-5 minggu maka akan gagal. Status gizi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi ibu hamil, dimana hal tersebut tidak hanya diharapkan dari ibu saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam kandungan, karena gizi anak saja. Dari 97 ibu yang tidak mengalami KEK melahirkan bayi BBLR, 7 (7,2%) ibu melahirkan bayi BBLR dan 1 (1,0%) ibu melahirkan bayi BBLR yang dilakukan tindakan selanjutnya. status dan kejadian BBLR di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2020-2021 dengan nilai p = 0,000 (<0,05) dan r =.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa hubungan status gizi dengan BBLR dari hasil uji Spearman yang dilakukan menunjukkan nilai (r = 0,0.099) yang artinya hubungan status gizi dengan BBLR menunjukkan hubungan yang tidak kuat tetapi ada hubungan sehingga ada risiko terjadinya kasus BBLR. Menurut Idrawati (2015) ada hubungan antara status gizi dengan kejadian BBLR dari hasil perhitungan dan ditemukan trend dari data yang diperoleh dimana pada kategori ibu hamil beresiko KEK responden mengalami kasus BBLR dan tidak mengalami BBLR. . Hubungan antara status gizi dengan berat badan lahir rendah juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan status gizi buruk memiliki risiko 4,27 untuk lahir dengan berat badan lahir rendah.

Hal ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana ibu hamil dengan status fetal malnutrisi akan mengalami kegagalan pembentukan saraf di otak, sehingga akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga berat janin kurang dari janin yang sebenarnya. umur (Kusparlina, 2016). Parameter pengukuran kecukupan status gizi ibu selama hamil dengan lila efektif dilakukan sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya, dimana hasil pengukuran lila pada ibu hamil dapat menggambarkan jumlah lemak tubuh yang dipengaruhi oleh usia dan berat badan. . menunjukkan pemenuhan energi dalam tubuh (Kusparlina, 2016). Saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan penelitian tentang hubungan status gizi dengan jarak kelahiran pada kasus berat badan lahir rendah di RS Abdoel Wahab Sjahranie Kota Samarinda adalah untuk mengetahui semua faktor yang berhubungan dengan berat badan lahir rendah agar dapat diketahui dengan baik. berharap agar penelitian serupa kedepannya dapat dilakukan dengan mengkaji faktor-faktor penyebab BBLR lainnya sebagai variabel penelitian.

Hubungan umur ibu dengan status gizi berdasarkan lingkar lengan atas dan jenis BBLR.

Keterbatasan Penelitian

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Hubungan umur ibu dengan paritas berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Bersalin Citra Insani. Jayanti, Anggi., Dharmawan, Y., & dkk (2016) Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir rendah di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang Tahun 2016.

Gambar

Tabel 1.1  Keaslian Penelitian
Gambar 2.1 Cara pengukuran LILA  Sumber : (Almatsier,2011)  d.  Faktor Status Gizi
Gambar 3.2 Kerangka Teori  Sumber : (Perwiraningtyas, 2019)
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Status Gizi ibu
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu (usia kehamilan, paritas, jenis persalinan), karakteristik bayi (berat badan lahir bayi), cara penanggan ibu