• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Pembahasan

3. Jarak Kelahiran

kehamilan sebelumnya.

Kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun (24 bulan).

Kehamilan terlalu dekat ini memiliki risiko yang dapat membahayakan bayi dan ibu, dimana kondisi rahim masih dalam kondisi pemulihan sehingga belum siap sepenuhnya dalam kehamilan sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan kelahiran. Jarak kehamilan memiliki risiko 1,91 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan jarak kehamilan 2 tahun. (Ridwan, 2015).

Peneliatian yang dilakukan oleh Jumhati dan Novianto tahun 2018 melaporkan bahwa pada 58 ibu yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun, 57 ibu atau sebanyak( 98,3%) melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram. 31 (79,5%) responden dari 39 responden yang memiliki jarak kelahiran ≥2 tahun melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sehingga didapatkan hasil uji statistic jarak kehamilan memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus berat badan lahir rendah diman OR = 14,7 sehingga jarak kehamilan kurang dari 2 tahun memiliki risiko 14,7 kali dibandingkan dengan jarak kehamilan lebih dari 2 tahun (Jumhati & Novianti, 2018).

16

Penelitian lain yang menunjukkan faktor jarak kelahiran dengan kasus BBLR adalah pada puskesmas Manggir dimana dari 102 ibu hamil 66 ibu hamil atau (64,7%) ibu dengan jarak kelahiran >2 tahun tidak mengalami BBLR dan 36 ibu hamil (35,3%) yang memiliki jarak kelahiran <2 tahun mengalami BBLR (Indrawati, 2015).

b. Faktor jarak kelahiran 1) Usia kedua pasangan

Jarak kelahiran adalah hal yang direncanakan dalam rumah tangga. Jarak minimal kelahiran adalah > 2,5 tahun tetapi bagi pasangan yang menikah diusia rentan maka jarak kelahiran tidak akan diperhatikan mengingat uasia yang tidak muda lagi. Jarak kelahiran yang dipilih terkadang sangatlah dekat yaitu hanya jarak mengandung atau 9 bulan. Rencana kelahiran yang sangat dekat ini sangat berisiko bagi bayi dan ibu mengingat kondisi rahim yang belum pulih sempurna (Fitri, 2017).

2) Tingkat kesuburan

Usia kelahiran bagi pasangan muda yang memiliki tingkat kesuburan yang masih maksimal terkadang membuat pasangan salah dalam memperhitungkan sehingga membuat pembuahan terjadi dimana kondisi rahim belum pulih secara sempurna dari kehamilan sebelumnya. Sehingga berisiko menyebabkan janin kurang berkembang dan tumbuh dengan baik dikarenakan fungsi

rahim yang belum berjalan sempurna, seperti nutrisi yang didapatkan janin tidak sepenuhnya (Fitri, 2017)

3) Akses layanan kesehatan

Akses layanan kesehatan adalah salah satu penyebab dekatnya jarak kelahiran dimana pasangan yang kurang mendapatkan arahan dari petugas kesehatan akan memutuskan rencana kehamilan dengan persiapan yang kurang matang seperti kesiapan kondisi rahim ibu dan mental dari ibu itu sendiri yang jelas nantinya akan mengarah kepada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Risiko besar yang akan terjadi adalah adanya gangguan pada bayi dan lahir dengan kondisi berat badan lahir rendah (Perwiraningtyas et al., 2020).

4) Kondisi sosial

Kondisi sosial adalah faktor yang tidak dapat dipungkiri untuk jarak kelahiran yang kurang dari < 2,5 tahun. Faktor kondisi soasial ini umumnya terjadi dipedalaman atau pedesaan yang belum tersentuh oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan sehingga mereka kurang persiapan dalam merencanakan kehamilan. Kondisi sosial dengan stigma usia muda masih muda, maka waktunya melahirkan banyak anak (Perwiraningtyas, 2020).

18

3. BBLR

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah kondisi yang menyebabkan banyaknya kasus kematian neonatal dimana 60-80%

kematian neonatal disebebkan oleh BBLR. Kondisi ini juga disebabkan kondisi paru-paru yang belum terbentuk sempurna (Hartiningrum, 2018)

Tanda yang dimiliki bayi dengan berat badan lahir rendah secara kasat mata adalah :

1. Usia kandungan kurang dari 37 minggu 2. Berat badan lahir kurang dari 2500 gram 3. Panjang badan lahir kurang dari 46 cm

4. Lingkar kepala pada saat lahir kurang dari 33 cm 5. Lingkar dada pada saat lahir kurang dari 30 cm 6. Terdapat banyaknya rambut lanugo

7. Subkutan tipis pada jaringan lemak

8. Pertumbuhan tulang rawan dan daun telinga belum sempurna 9. Tonus pada otot masih lemah sehingga pergerakan belum aktif 10. Telapak kaki halus dan tampak mengkilap pada tumit

Menurut Direktorat Bina Gizi dan KIA atau kesehatan ibu dan anak (2012) bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dapat mengalami hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat kemungkinan fungsi intelektual yang tidak berfungsi dengan baik,

rentan terkena infeksi dan terjadi hipotermia. Adapun klasifikasi BBLR berdasarkan berat badan lahir bayi adalah sebagai berikut.

a. BBLR

Berat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat 1.5 kg - <2.5 kg yang menggambarkan kondisi bayi yang mengalami gangguan yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak memadai selama masa kehamilan atau adanya gangguan pada fungsi organ vital yang menyebabkan terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan janin pada masa kehamilan yang menyebabkan berat badan bayi rendah pada saat lahir (Proverawati,2011)

b. BBLSR

Berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat 1- <1,5 kg merupakan klasifikasi dari BBLR yang menggambarkan kondisi bayi yang mengalami gangguan yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak memadai selama masa kehamilan atau adanya gangguan pada fungsi organ vital yang menyebabkan terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan janin pada masa kehamilan yang menyebabkan berat badan bayi rendah pada saat lahir (Proverawati,2011)

c. BBLER

Berat badan bayi lahir extrem rendah adalah bayi yang lahir dengan berat < 1 kg merupakan klasifikasi dari BBLR yang menggambarkan kondisi bayi yang mengalami gangguan yang

Usia ibu adalah faktor yang mempengaruhi kasus BBLR.

Pada kehamilan usia ibu memiliki peranan penting dimana usia ibu dapat menjadi penyebab terjadinya keguguran, BBLR dan komplikasi lainnya. Usia ibu yang menyebabkan terjadinya risiko pada kehamilan adalah usia <20 tahun dan usia ibu >35 tahun. Untuk usia <20 tahun cenederung mengalami BBLR dikarenakan organ reproduksi dari ibu yang belum matang secara biologis dan perkembangan pada organ reproduksi belum sempurna. Pada usia ibu >35 tahun ibu hamil berisiko mengalami komplikasi cenderung pada gangguan janin hal ini disebabkan oleh organ reproduksi yang mengalami penurunan fungsi (Jayanti, 2016).

Usia ibu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya BBLR juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya dimana menurut Riska Restiani (2013) terdapat hubungan usia ibu dengan kasus BBLR dengan nilai p sebesar 0,005 (p<0,05) dan OR sebesar 2.597 (Riska Restiani, 2013)

b. Paritas

Faktor utama yang menyebabkan paritas menjadi faktor dalam kasu BBLR adalah dimana apabila terjadi beberapa paritas atau kelahiran yang akan berefek pada sistem reproduksi telah mengalami penipisan akibat banyakanya jumlah persalinan yang dilakukan hal ini juga menyebabkan penurunan fungsi dari organ reproduksi. Paritas memiliki golongan yaitu :

1) Paritas aman

2) Paritas 2-3 kondisi aman untuk kehamilan 3) Paritas diatas 3 kali tidak aman

Kasus BBLR cenderung terjadi pada paritas diatas lima karena pada kondisi ini organ reproduksi sudah mengalami pengunduran fungsi sangat drastis sehingga untuk proses persalinan sendiri dilakukan dengan operasi (Jayanti, 2016).

c. Usia Kehamilan

Usia kehamilan adalah faktor yang berpengaruh pada kasus BBLR yang terjadi pada saat kehamilan sudah berlangsung hal ini dibuktikkan dengan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bangetayu dimana dari 43 responden BBLN dan 43 responden BBLR didapatkan kesimpulan usia kehamilan berpengaruh dengan kejadian kasus BBLR. Usia kehamilan juga menjadi faktor yang penting dalam melakukan pemantauan dikarenakan dengan peningkatan usia kehamilan maka terdapat penambahan berat badan

22

bayi dalam kendungan. Apabila usia kehamilan kurang dari 9 bulan maka dapat ditentukkan perkembangan dan pertumbuhan bayi didalam kandungan belum sempurna baik pertumbuhan organ dan kemampuan motorik (Dharmawan, 2016).

d. Status Gizi

Status gizi pada ibu hamil sangat memepengaruhi kondisi janin didalam kandungan dimana apabila perempuan mengalami kekurangan gizi pada kehamilam 2-5 minggu akan mengalami kegagalan dalam pembentukkan syaraf diotak. Pada ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada kehamilan trisemester ketiga bayi yang akan dilahirkan BBLR (Sulistyoningsih, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Kusparlina, 2016) ibu hamil dengan status gizi kurang berisiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR.

e. Jarak Kelahiran

Jarak kelahiran menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada kasus BBLR dimana pada kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun (24 bulan). Kehamilan terlalu dekat ini memiliki risiko yang dapat membahayakan bayi dan ibu, dimana kondisi rahim masih dalam kondisi pemulihan sehingga belum siap sepenuhnya dalam kehamilan sehingga dapat menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan kelahiran. Jarak kelahiran memiliki risiko 1,91 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan jarak kehamilan 2 tahun. (Indasari, 2012).

f. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit adalah kondisi yang akan memepengaruhi kehamilan ibu dimana kondisi kesehatan ibu sangat berpengaruh dengan kondisi janin yang berada didalam kandungan. Riwayat penyakit seperti anemia, hipertensi, preeklamsia dan diabetes adalah beberapa kemungkinan penyakit yang diderita ibu hamil. Dampak yang dapat ditimbulkan pada kehamilan dan janin adalah terjadi keguguran, persalinan yang terjadi diusia kandungan belum sempurna dan berat badan lahir rendah (Jumhati & Novianti, 2018) g. Ekonomi

Perekonomian keluarga sangat berhubungan dengan pendapatan. Apabila pendapatan dapat memenuhi kebutuhan suatu keluarga pada ketahanan pangan pada keluarga atau rumah tangga tesebut dapat terpenuhi dan terkendali. Perekonomian secara tidak langsung akan mempengaruhi kejadian kasus BBLR. Pengaruh tersebut berhubungan dengan status gizi ibu hamil, diamana status gizi ibu hamil akan masuk dalam kategori baik apabila asupan terpenuhi apabila asupan terpebuhi maka akan terjadi meningkatan berat badan dari ibu yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan perkembagan janin didalam kandungan (Jayanti, 2016).

Rendahnya asupan ibu hamil yang diakibatkan rendahnya penghasilan suatu keluarga tidak hanya menyebabkan kekurangan asupan gizi tetapi juga dapat menyebabkan kelebihan gizi tetapi

24

lebihan gizi ini tidak disebabkan oleh kelebihan asupan lemak.

Kelebihan gizi yang terjadi diakibatkan oleh ketidak beragaman asupan yang dikonsumsi yaitu dengan hanya mengonsumsi karbohidrat yang akan menyebabkan peningkatan kadar gula didalam tubuh (Jayanti, 2016).

h. Pendidikan

Pendidikan menjadi dasar untuk mengukur pemahaman seseorang terhadap suatu hal karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan wawasan sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin tinggi juga pemahamannya terhadap hal apa saja yang akan dilakukan untuk menjaga kondisi kandungannya agar tetap sehat dimana ibu akan mudah memahami informasi yang diberikan tenaga kesehatan yang memiliki manfaat bagi kandungannya (Indrasari, 2012).

i. Pekerjaan

Pekerjaan adalah faktor yang berhubungan dengan perekonomian dimana apabila perekonomian pada rumahtangga terpenuhi maka ketahanan pangan dirumah tersebut dapat terjaga.

Tetapi pekerjaan juga dapat menjadi faktor dikarenakan jenis pekerjaan yang dimiliki ibu akan memepengaruhi kesaharian ibu pada masa kehamilan. Ibu hamil yang tidak dalam keadaan sedang bekerja akan memiliki waktu dan fokus dalam menjalani kehamilan.

Selain itu tidak terdapat beban tambahan yang berasal dari pekerjaan

Status Gizi ibu

BBLR Usia Ibu

seperti lembur, ibu hamil yang tidak bekerja juga akan memiliki waktu istrahat yang teratur (Jayanti, 2016)

26

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Status Gizi ibu

Jarak Kelahiran

BBLR

Faktor Pengganggu : 1. Usia Ibu 2. Usia Kehamilan 3. Paritas

4. Riwayat Penyakit 5. Pekerjaan

6. Ekonomi 7. Pendidikan

D. Hipotesisi dan Pertanyaan Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban bersifat sementara pada penelitian yang telah direncanakan dalam perumusan penelitian. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah

Ha 1 : Ada hubungan status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ho 1 : Tidak ada hubungan status gizi dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ha 2 : Ada hubungan status gizi dan jarak kehamilan dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

Ho 2 : Tidak ada hubungan status gizi dan jarak kehamilan dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tahun 2020.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode Observasional Analitik. Metode ini bertujuan untuk mengkaji hubungan sebab akibat atau determinan dari suatu kasus, kemudian hasil dari penelitian yaitu akibat akan dibandingkan variabel terikat. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus berat badan lahir rendah di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian Cross sectional. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran variabel bebas berupa status gizi ibu dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR sebagai variabel terikat dalam satu waktu.

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di ruangan pusat rekam medik RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk pengumpulan data sekunder mengenai ibu melahirkan dan kasus bayi BBLR. Waktu penelitian dilakukan pada 28 maret – 01 april 2022 diwaktu jam kerja.

28

C. Populasi dan Sampel 1. Batasan Populasi

Batasan populasi adalah menggambarkan ciri-ciri dari objek penelitian yang didasarkan masalah dan tujuan penelitian. Adapun populasi pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi < 2,5 gram yang dilahirkan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie pada tahun 2020 - 2021.

2. Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili sehingga dapat disebut sebagai sampel. Adapun besar sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam perhitungan jumlah sampel.

𝑛 = N

1+ N ( 𝑒)

2

n : Jumlah minimal sampel N : Jumlah total sampel e : Nilai bias dari populasi

30

Perhitungan Sampel : N : 126 sampel e : 0,05

𝑛 = N

1 + N ( 𝑒)2

𝑛 = 126

1 + 126 (0,05)2

𝑛 = 126

1 + 126 (0,0025)2

𝑛 = 126 1 + 0,315

𝑛 = 126 1,315

𝑛 = 95, 8 𝑛 = 96 sampel

Total sampel + 10% (estimasi data drop out) 96 + 10% : 106 sampel

104 sampel BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada penelitian yang memenuhi syarat

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel indepen dan variabel dependen.

1. Variabel independen adalah Status Gizi dan Jarak kelahiran 2. Variabel dependen adalah BBLR.

32

F. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional

Hasil Ukur

Alat Ukur Skala 1. Variabel

Independen Status gizi Ibu

Status gizi keadaan hasil

keseimbangan asupan makanan dengan kebutuhan tubuh.

Data Sekunder

Pita LILA Rasio KEK

< 23,5 cm Normal

> 23,5 cm

2. Variabel Independen Jarak Kelahiran

Jarak kelahiran adalah jarak pada kelahiran

sebelumnya

dengan kelahiran selanjutnya.

Data Sekunder

Perhitungan dengan kelahiran sebelumnya

Rasio Jarak dekat

< 2,5 tahun Jarak normal

≥2,5 tahun

3. Variabel dependen BBLR

BBLR adalah kondisi bayi lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Data sekunder

Timbangan bayi

Rasio BBLR 1.5 -

<2.5 kg BBLSR 1-

<1.5 kg BBLER <1 kg

(WHO,2011)

G. Teknik Pengumpulan data 1. Jenis data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yaitu berupa data pasien ibu melahirkan dan bayi dengan kasus BBLR yang diperoleh dari Rekam medik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie pada tahun 2020 dan 2021.

2. Instrumen serta peralatan

Penelitian ini menggunakan format tabel yang digunakan dalam pengumpulan data sesuai dengan tujuan penelitian.

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Persiapan pengolahan data

Penelitian ini melakukan persiapan pengumpulan data dengan mengecek kelengkapan kuisioner, kedua pengambilan data, ketiga koding atau pengkodean, dan yang kelima tabulasi atau analisis data.

2. Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis Bivariat Spearmans dan tingkat kepercayaan (Cinfidence Interval 0,05) jika nilai p<0,05 maka hipotesis diterima untuk menggambarkan hubungan status gizi dan jarak kelahiran dengan kasus BBLR.

34

I. Jalannya penelitian

Gambar 3.1 Jalannya Penelitian Analisis Data Study Pendahuluan

Pengajuan Izin Penelitian Pengajuan ethical clearence

Pengecekan kelengkapan kuisioner

Koding

Pengumpulan data

J. Etika penelitian

Etika peneliti dalam penelitian ini adalah dengan meyakini bahwa data responden dilindungi dengan memperhatikan beberapa aspek.

1. Penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengurus ethical clearence pada komisi etik RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2. Self determination, wewenang yang dimiliki peneliti untuk melakukan tindakan penelitian sesuai dengan tujuan.

3. Privacy, data responden akan dijaga ketat dengan merahasiakan informasi yang didapat dan menggunakan data tersebut hanya untuk penelitian.

4. Anonimity, (tanpa nama), dalam menjaga kerahasian identitas pasien peneliti tidak akan mencantumkan nama responden melainkan hanya diberi kode.

5. Confidentiality, (penjaminan kerahasiaan), peneliti memberikan jaminan kerahasiaan data yang diambil untuk keperluan penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Penilitian dilaksanakan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda pada 28 maret 2022 – 01 April 2022 bertempat di ruangan rekam medis RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Penelitian dilakukan dengan data sekunder yang berasal dari data rekam medis pasien yang memenuhi kategori inklusi dan eksklusi penelitian. Sampel penelitian berjumlah 104 sampel data ibu yang melahirkan anak dengan status BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram.

Penelitian dilakukan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Juni 2021 dimana sampel yang dibutuhkan terdapat pada data rekam medis RSUD Abdoel Wahab Sjahranie. Data hasil studi pendahuluan yang didapatkan kemudian menjadi landasan dalam pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian dimana data ibu yang melahirkan dihubungkan dengan data bayi yang lahir dengan status BBLR dengan melihat tanggal masuk ibu dan tanggal lahir anak pada hari yang sama atau memiliki selang waktu sehari kemudian divalidasi dengan alamat dari ibu dan anak.

Data rekam medis yang telah dihubungkan kemudian memberikan informasi ibu melahirkan bayi dengan status BBLR yang kemudian akan digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data ibu untuk mengetahui apakah status gizi ibu berdasarkan LILA dan

36

jarak kelahiran memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR.

Data nomer rekam medis kemudian dikelompokkan berdasarkan angka pertama pada nomer rekam medis pada master tabel sampel yang akan diserahkan pada petugas rekam medis RSUD Abdoel Wahab Sjahranie kota Samarinda.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan pada formulis pengumpulan data yang kemudian akan dimasukkan pada SPSS untuk diujikan. Data sampel yang dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam tabel SPSS berdasarkan definisi operasional yang telah disusun pada proposal skripsi.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah usia ibu, usia kehamilan, persalinan keberapa, riwayat persalinan, ukuran lila, jarak kelahiran, pendidikan dan pekerjaaan yang bersumber dari rekam medik di RSUD Abdoel Awahab Sjahranie Samarinda.

Tabel 4.1

Diistribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Usia (tahun) n Presentase

< 20 5 3,1 %

20-34 70 68,5%

≥ 35 29 27,4 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medis RSUD AWS kota samarinda (2020-2021)

38

Berdsarkan tabel 4.1 diketahui frekuensi responden berdasarkan usia paling banyak pada kelompok usia 20-34 tahun dengan jumlah 70 (68,5%), Kelompok usia ≥ 35 tahun dengan jumlah 29 (27,4%) dan usia

< 20 tahun dengan jumlah 5 (3,1%).

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan riwayat persalinan

Riwayat Persalinan n Presentase

BBLR 19 17,8 %

Tidak BBLR 58 57,3%

Abortus 27 29%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.2 diketahui frekuensi responden berdasarkan riwayat persalinan paling banyak pada ibu yang tidak BBLR dengan jumlah 58 (57.3%), Abortus dengan jumlah 27 (29%) dan BBLR dengan jumlah 19 (17,8%).

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah kehamilan

Jumlah Kehamilan

N Presentase

2 59 56,7 %

3 26 24,9 %

4 15 14,4 %

5 1 1 %

6 1 1 %

7 1 1 %

8 1 1%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021)

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui frekuensi responden berdasarkan jumlah kehamilan paling banyak adalah kehamilan ke-2 dengan jumlah 59 (56.7%), Kehamilan ke-3 dengan jumlah 26 (24,9%), Kehamilan ke- 4 dengan 15 (14.4%), Kehamilan ke-5, 6, 7 dan 8 dengan jumlah 1 (1%).

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan N Presentase

SD 12 11,2 %

SMP 26 25,2 %

SMA 44 43,4 %

D3 6 4,8 %

S1 14 13,5 %

S2 2 2.0 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.4 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan paling banyak adalah SMA dengan jumlah 44 (43.4%), SMP dengan jumlah 26 (25.2%), S1 dengan jumlah 14 (13.5%), SD denga jumlah 12 (11.2%), D3 dengan jumlah 6 (4.8%) dan S2 dengan jumlah 2 (2.0%).

40

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan n Presentase

Ibu Rumah Tangga 92 91,2 %

Karyawan Swasta 8 6,1 %

Pegawai Negeri Sipil 1 1,0 %

Pelajar/Mahasiswa 3 1,7 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.5 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga dengan jumlah 92 (91.2%), Karyawan swasta dengan jumlah 8 (6.1%), Pelajar/mahasiswa dengan jumlah 3 (1.7%) dan pegawai negeri sipil dengan jumlah 1 (1.0%).

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan

Usia Kehamilan n Presentase

Trimester 3 104 100 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medis RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.6 diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan semua masuk dalam trimester 3 dengan jumlah 104 (100%).

2. Analisis Univariat

Penelitian ini menggunakan variabel diantaranya adalah status gizi, jarak kelahiran dan BBLR. Hasil distribsi responden berdasarkan variabel penelitian, distribusi data dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi responden berdasarkan variabel penelitian Variabel Rata-rata Std Deviasi Nilai

Minimum

Nilai Maksimum

LILA (cm) 29.0 4.611 20 54

Jarak Kelahiran

(tahun)

2.04 0.925 1 2.5

BBLR (kg) 1.9 0.3616 0.4 2.4

Sumber : Analisis Sekunder, 2022

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi responden berdasarkan variabel penelitian adalah rata-rata status gizi responden berdasarkan LILA paling banyak termasuk kategori tidak KEK yaitu sebesar 29 ± 4.611cm dengan nilai minimum 20 cm yang termasuk kategori KEK dan nilai maksimum 54 cm termasuk kategori tidak KEK. Jarak kelahiran memiliki rata-rata 2.04 ± 0.925 tahun dengan nilai minimum jarak kelahiran 1 tahun yang termasuk kategori jarak kelahiran berisiko dan nilai maksiman jarak kelahiran 2.5 tahun yang masuk dalam ketegori jarak kehamilan tidak berisiko. BBLR memiliki rata-rata 1.9 ± 0.3616 kg dengan batas minimum berat badan bayi 0.4 kg yang masuk dalam kategori BBLER dan batas maksimum berat badan bayi pada penelitian ini adalah 2.4 kg yang termasuk dalam ketegori BBLR.

42

Tabel 4.8

Distribusi frekuensi responden berasarkan LILA

LILA N Presentase

KEK 7 3,5 %

Tidak KEK 97 96,5 %

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan LILA paling banyak adalah KEK dengan jumlah 7 sampel (3.5%), Tidak KEK dengan jumlah 97 (96.5%).

Tabel 4.9

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak kelahiran

Jarak Kelahiran N Presentase

<2,5 tahun 58 56,8 %

>2,5 tahun 46 43,2%

Jumlah 104 100%

Sumber : Rekam Medik RSUD AWS kota samarinda (2020-2021) Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi responden berdasarkan jarak kelahiran paling banyak adalah jarak kelahiran <2.5 tahun dengan jumlah 58 (5.8%) yang termasuk dalam ketegori berisiko dan jarak kelahiran > 2.5 tahun dengan jumlah 46 (43.2%) yang termasuk dalam kategori tidak berisiko.

Dokumen terkait