• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Tinjauan Tentang Metode Wafa a) Sejarah Metode Wafa

Wafa lahir sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan sistem pendidikan al-Qur’an yang lebih komprehensif serta penanaman rasa cinta kepada al-Qur’an dan konteks pembelajarannya bertujuan untuk menanamkan kedekatan terhadap al-Qur’an. Wafa dipelopori oleh KH. Muhammad Saleh Drehem, Lc, yang juga merupakan pendiri dan pembina Yayasan Syafaatul Qur’an Indonesia (YAQIN) dengan dibantu penyusun Wafa KH. Dr. Muhammad Baihaqi,Lc. Ma.

YAQIN berusaha mengahadirkan sistem pendidikan al-Qur’an

“Wafa” yang bersifat konfeherensif dan integrative dengan metodologi yang dikemas dengan menarik dan menyenangkan. Sistem Pembelajaran dilakukan dengan mencakup 5T yakni tilawah, tahfiz, tarjamah, tafhim, dan tafsir. Dari kelima program ini, program pembelajaran baca-tulis al-Qur’an metode Wafa merupakan program yang pertama kali diluncurkan dengan dikemas sangat bersahabat dengan dunia anak. Metode Wafa merujuk kepada konsep Quantum Teaching dengan pendekatan otak kanan (asosiatif,imajinatif, dan lain-

lain).10

10Tim Penyusun Wafa, Buku wafa 1,(Surabaya: Yayasan Syafatul Qur’an Indonesia, 2012), hlm. 45.

Dari beberapa penjelasan tersebut, metode wafa berusaha untuk menyediakan lingkungan dan suasana belajar al-Qur’an yang menyenangkan bagi anak, dengan tidak mengabaikan potensi dan karakteristik anak yang berbeda.

b) Visi Misi Metode Wafa Visi Metode Wafa

“Melahirkan ahli al-Qur’an sebagai pembangun peradaban masyarakat qur’ani di Indonesia”.

Misi Metode wafa

1. Mengembangkan model pendidikan al-Qur’an dengan 5T (Tahsin, Tilawah, Tahfiz, Tarjamah,Tafhim, dan Tafsir).

Dengan pendekatan 7M yaitu meratakan kompetensi melalui tasmif atau tes awal, memperbaiki bacaan dan pemahaman melaui tahsin, menstandarisasi proses melalui sertifikasi, membina dan mendampingi, memperbaiki melalui supervise dan Continous Improvement Process (CIP), Munaqosyah dan mengukuhkan melalui khataman, pemberian penghargaan berupa sertifikat dan wisuda.

2. Melaksanakan standarisasi mutu lembaga pendidikan al-Qur’an.

3. Mendorong lahirnya komunitas masyarakat Qur’ani yang membumikan al-Qur’an dalam kehidupannya.

4. Menjalin kemitraan dengan pemerintah untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang Qur’ani.11

c) Kurikulum Penilaian Wafa 1. Standar Kompetensi

Standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam metode Wafa ini diantaranya adalah:

a) Siswa dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan makhrijul huruf dan kaidah ilmu tajwid.

b) Siswa dapat menulis huruf hijaiyah dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah khot naskhi.

c) Siswa dapat menghapal al-Qur’an juz 29 dan 30.12 2. Pokok Pembelajaran

a. Membaca

1) Buku satu : Huruf tunggal dan bersambung 2) Buku dua : Buku 1 dan panjang dua harakat

3) Buku Tiga : Buku1,2 dan panjang tekan (sukun dan tasyid) 4) Buku Empat : Buku 3, bacaan dengung dan fawatihus suwar 5) Buku Iima : Buku 4, qalqalah, bacaan jelas dan tanda baca 6) Buku Ghorib: Bacaan qorib Musykilat

11 Tim Wafa, Buku Pintar Guru Al-Qur’an, (Surabaya: Yayasan Syafatul Qur’an Indonesia, 2017), hlm 1-2.

12 Tim Wafa, Buku Pintar Guru Wafa, (Surabaya: Yayasan Syafatul Qur’an Indonesia, 2012), hlm.15

7) Buku Tajwid : Hukum-hukum bacaan (tajwid) b. Menulis

1) Buku Satu : Menebali dan menulis huruf tunggal.

2) Buku Dua : Menulis huruf tunggal bersambung 3) Buku Tiga : Mengurai kalimat menjadi huruf

4) Buku Empat : Menyambung huruf-huruf menjadi kalimat 5) Iima : Menulis ayat dan Imlak

c. Menghafal

1) Menghafal jus 30 2) Menghapfal jus 29.13 3. Penilaian Metode Wafa

Kriteria penilaian yang dinilai dalam pembelajaran al-Qur’an metode Wafa ini, ada beberapa aspek yaitu:

a. Membaca al-Qur’an (Tilawah)

1) Kelancaran (membaca tanpa pikir dan tartil)

2) Fashohah (tempat keluarnya huruf dan sifat-sifatnya).

3) Tajwid (panjang, tekan, dengung, pantul, tanda baca).

b. Menulis

1) Ketetapan kaidah penulisan 2) Kerapian

13 Tim Wafa, Buku Pintar Guru,,,,hlm.15

c. Menghafal

1) Kelancaran (membaca tanpa pikir dan tartil)

2) Fashohah (tempat keluarnya huruf dan sifat-sifatnya) 3) Tajwid (panjang, tekan, dengung, pantul, tanda baca).14 d) Langkah-langkah pembelajaran Metode Wafa

Quantum Teaching adalah strategi pembelajaran yang digunakan

dalam metode Wafa. Quantum Teaching ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan.

Pembelajaran Quantum didasarkan pada anggapan bahwa semua kehidupan merupakan energi yang dapat diubah menjadi cahaya.

Maksudnya interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan peserta didik menjadi yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar efektif dan efisien. Dengan kata lain interaksi- interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah peserta didik menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.15

14 Ibid, hlm.25

15 Nandang Kosasih & Dede Sumarna, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung: Alfabeta, 2013), Hlm.75-76.

Pembelajaran Quantum Teaching dapat dipandang sebagai strategi pembelajaran yang ideal, karena menekankan pada kerja sama antara peserta didik dan guru untuk mencapai tujuan bersama.

Quantum Teaching dalam pelaksanaannya memiliki 6 langkah- langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR yang merupakan singkatan dari tumbuhkan, alami, natural, demontrasikan, ulangi, dan rayakan. Yang dimaksud dengan tumbuhkan adalah menumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajaran tersebut bagi guru dan siswa. Alami adalah ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Namai harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus dan strategi yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi anak. Demonstrasikan adalah hendaknya disediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa aku tahu bahwa aku memang tahu ini. Ulangi yaitu mengulangi apa yang telah dipelajari sehingga setiap peserta didik merasakan langsung setiap kesulitan.

Selanjunya yang dimaksudkan dengan rayakan adalah pemberian pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.16

Jadi, dapat di simpulkan bahwa pembelajaran Quantum adalah salah satu model pembelajaran yang melibatkan seluruh aspek-aspek yang

16 Bobby De Potter,dkk.Quantum Teaching,hlm.66-67.

mendukung pencapaian tujuan pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik dan guru.

G. Metode Penelitian

Dokumen terkait