• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Ejaan, dan Kalimat Efektif pada Teks Narasi Sejarah Asal-Usul Kota Jember Kelas V SDN Gebang 3

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Ejaan, dan Kalimat Efektif pada Teks Narasi Sejarah Asal-Usul Kota Jember Kelas V SDN Gebang 3

37

dan setelah tanda titik yang diberi kode KKAP (kesalahan kapital awal paragraf) dan KKST (kesalahan kapital setelah tanda titik).

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.1 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Awal Paragraf

Gambar 4.1 terlihat siswa melakukan kesalahan yaitu pada awal kata siswa menggunakan huruf kecil “turut” dimana seharusnya siswa menggunakan huruf kapital pada bagian awal kata “Turut”.

Gambar 4.2 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Setelah Tanda Titik

Kesalahan pada Gambar 4.2 yaitu siswa menggunakan huruf kecil pada kata setelah tanda titik, dimana seharusnya siswa menggunakan huruf kapital pada awal kata setelah tanda titik. Terlihat pada kata “beberapa” siswa menggunakan huruf kecil yang seharusnya menggunakan huruf kapital “Beberapa”.

Gambar 4.3 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Awal Paragraf dan Setelah Tanda Titik

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Kesalahan pada Gambar 4.3 terlihat sama dengan gambar sebelumnya dimana letak kesalahannya pada bagian “beberapa”, “pada”, dan “turut” yang seharusnya “Beberapa”, “Pada”, “Turut”. Terlihat kesalahan kata “pada”

penggunaan huruf “P” antara huruf besar dan juga huruf kecil ukuran dan bentuknya sama dengan penggunaan huruf “P kecil. Sehingga tulisan siswa tersebut terlihat sedikit rancu.

Gambar 4.4 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Setelah Tanda Titik

Kesalahan Gambar 4.4 sama dengan kesalahan sebelum-sebelumnya.

Siswa menggunakan huruf kecil pada awal kata setelah tanda titik.

Gambar 4.5 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Setelah Tanda Titik

Kesalahan yang sama terjadi pada gambar 4.5 siswa menggunakan huruf kecil setelah tanda titik, yang seharusnya setelah tanda titik menggunakan huruf kapital pada awal katanya.

Gambar 4.6 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Setelah Tanda Titik

Kesalahan terjadi sama seperti sebelumnya, penggunaan huruf kapital masih kurang tepat. Penggunaan huruf antara huruf kecil dan juga huruf kapital terlihat sama tidak ada bedanya.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Dilihat dari beberapa hasil tulisan siswa di atas, kesalahan penulisan siswa terjadi karena ketidaktelitian siswa dalam menulis, dan penulisan huruf yang masih belum fasih dalam membedakan huruf kapital dan huruf biasa.

4.1.2 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Nama Daerah

Kesalahan kedua terletak pada kesalahan penulisan huruf kapital pada nama daerah. Penulisan nama daerah yang telah disediakan pada teks narasi yaitu 36. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada kesalahan ini, dari 20 siswa diketahui semua siswa melakukan kesalahan. Hasil data yang diperoleh dari 20 siswa, terdapat 720 penggunaan nama daerah, dan 560 kesalahan dengan persentase sebagai berikut,

Kpk₁

kesalahan ini termasuk kategori tinggi. Berikut beberapa contoh data dari hasil analisis kesalahan huruf kapital siswa pada nama daerah yang diberi kode KKND (kesalahan kapital nama daerah).

Nama daerah yang diberikan pada teks narasi keseluruhannya menggunakan huruf kecil dimana diharapkan siswa dapat membetulkan penulisan yang salah sebagai berikut. majapahit, jember, renes, palumbon, kasogatan bajarka,tamphing,sarampwan, kunir basini, balater, kutha bacok, rabut lawang, sadeng, tumbu, galagah, balung, habet, puger, panarukan, bali, jawa timur, rowotengu, roqo tengah, rowotamtu, curah lele, curah kates, curah nagka, madura.

Penulisan nama daerah di atas masih salah yang seharusnya ditulis sebagai berikut. Majapahit, Jember, Renes, Palumbon, Kasogatan Bajarka, Tamphing, Sarampwan, Kunir Basini, Balater, Kutha Bacok, Rabut Lawang, Sadeng, Tumbu, Galagah, Balung, Habet, Puger, Panarukan, Bali, Jawa Timur, Rowotengu, Roqo Tengah, Rowotamtu, Curah Lele, Curah Kates, Curah Nagka, Madura.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.7 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Daerah

Gambar 4.7 siswa melakukan kesalahan huruf kapital dalam menuliskan nama daerah, dimana seharusnya huruf pertama nama daerah tersebut ditulis dengan huruf kapital (Ranes, Palumbon, Kasogatan Bajarka, Tamphing, Sarampwan, Kunir, Basini, Balater, Kutha Bacok, Rabut Lawang, Sadeng, Tumbu, Galagah, Balung, Habet).

Gambar 4.8 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Daerah

Gambar 4.8 siswa juga melakukan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital nama daerah, dimana seharusnya ditulis menggunakan huruf kapital pada awal huruf nama daerah tersebut (Rowotengu, Rowo Tengah, Rowotamtu, Curah Lele, Curah Kates, Curah Nangka, Jawa Timur).

Gambar 4.9 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Daerah

Gambar 4.9 kesalahannya hampir sama dengan Gambar 4.7, hanya saja siswa tersebut melakukan kesalahan pada beberapa nama daerah saja dan salah

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

satu kesalahannya ialah siswa tidak menggunakan huruf kapital pada kata kedua nama daerah seperti “Kasogatan Bajarka dan Kunir Basini” siswa hanya berpatokan pada awal huruf nama daerah saja dan melupakan bahwa kata kedua nama daerah juga seharusnya menggunakan huruf kapital.

Gambar 4.10 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Daerah

Kesalahan pada Gambar 4.10 hampir sama dengan kesalahan 4.9 dimana siswa hanya menggunakan huruf kapital pada awal huruf nama daerah saja. siswa juga melakukan kesalahan dalam menuliskan Jawa Timur dimana seharusnya awal kata dan kata kedua menggunakan huruf kapital. Penggunaan huruf “J” pada siswa kebanyakan melakukan kesalahan, yang seharusnya huruf kapital “J” yang benar adalah tidak menggunakan titik di atasnya, tetapi beberapa siswa menuliskan huruf “J” dengan besar dan tetap menambahkan titik di atasnya, yang berarti huruf tersebut dianggap sebagai bukan huruf kapital.

Gambar 4.11 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Daerah

Gambar 4.11 terlihat siswa melakukan kesalahan pada semua kata Jember.

Siswa tersebut menggunakan huruf kecil dimana seharusnya menggunakan huruf kapital karena nama daerah. Tidak hanya pada kata Jember, siswa juga melakukan

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

kesalahan pada kata Madura dan Jawa Timur. Penulisan huruf “M” pada Madura juga rancu karena tulisannya terlihat seperti huruf kapital namun melihat pada keseluruhan tulisan siswa tersebut penggunaan huruf M nya sama, yang mana dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut menggunakan huruf kecil pada bagian tersebut.

Hasil tulisan siswa di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa melakukan kesalahan dalam menulis nama daerah. Kebanyakan dari mereka melakukan kesalahan pada bagian nama daerah tetirah Hayam Wuruk dan daerah yang berawalan kata “curah dan rowo”, mereka juga melakukan kesalahan dalam menulis kata Jember, Madura, dan Jawa Timur. Kesalahan penulisan nama daerah ini disebabkan karena kebanyakan siswa tidak mengetahui adanya nama daerah tersebut, pada nama daerah yang mempunyai dua kata siswa hanya menulis huruf kapital pada kata pertama saja dan tidak pada kata kedua, seperti penyebab sebelumnya penulisan huruf siswa masih rancu antara huruf kapital dan huruf biasa.

4.1.3 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Nama Orang

Kesalahan ketiga terletak pada kesalahan penulisan huruf kapital nama orang. Telah disediakan sebanyak 4 nama orang pada teks narasi. Menurut analisis yang telah dilakukan, terdapat 1 dari 20 siswa yang penulisan nama orangnya benar. Terdapat 80 penggunaan huruf kapital pada nama orang, dan 57 kesalahan dengan presentase sebagai berikut,

Kpk₁

kesalahan ini tergolong kategori tinggi. Berikut beberapa contoh data dari hasil analisis kesalahan huruf kapital siswa pada nama orang yang diberi kode KKNO (kesalahan kapital nama orang).

Terdapat 4 nama yang diberikan pada teks narasi seluruhnya menggunakan huruf kecil sebagai berikut. hayam wuruk, prapanca, adityawarman, gajah mada, dimana tulisan tersebut masih kurang tepat. Pembetulan terhadap nama-nama di atas yaitu sebagai berikut. Hayam Wuruk, Prapanca, Adityawarman, Gajah Mada.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.12 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Orang

Terlihat pada Gambar 4.12 siswa tersebut melakukan kesalahan menulis huruf kapital pada keempat nama orang yang telah diberikan pada penulisan nama yang pertama siswa menggunakan ke semua huruf dengan huruf kecil dimana seharusnya awal kata nama pertama dan awal kata nama kedua menggunakan huruf kapital. Begitupun dengan nama-nama berikutnya siswa juga melakukan kesalahan, siswa tersebut keseluruhan penulisan nama orang menggunakan huruf kecil.

Gambar 4.13 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Orang

Gambar 4.13 siswa juga terlihat melakukan kesalahan sama seperti gambar sebelumnya, siswa melakukan kesalahan yang sama. Seluruh nama yang disajikan ditulis ulang menggunakan huruf kecil.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.14 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Orang

Gambar 4.14 siswa tersebut menulis nama Prapanca dengan benar yaitu menggunakan huruf kapital pada “P”. Penulisan nama Hayam Wuruk siswa tersebut hanya menggunakan huruf kapital untuk kata kedua pada nama yang disajikan, dimana seharusnya awal kata pertama dan kedua menggunakan huruf kapital, siswa juga melakukan kesalahan yang sama pada nama Gajah Mada, siswa tersebut hanya menggunakan huruf kapital pada kata kedua dari nama tersebut, dan pada nama Adityawarman yang mana seharusnya hanya awal kata saja karena nama tersebut terdiri hanya satu kata, sedangkan siswa tersebut menggunakan huruf kapital pada “W” dimana seharusnya hal tersebut tidak perlu dilakukan cukup pada awal kata saja.

Gambar 4.15 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Orang

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.15 siswa hanya melakukan 2 kesalahan yaitu pada nama Hayam Wuruk dan Gajah Mada saja, siswa tersebut menggunakan huruf kecil untuk semua nama, tetapi penulisan huruf kapital pada nama Prapanca dan Adityawarman sepenuhnya siswa menulisnya dengan benar. Gambar 4.16 sama seperti kesalahan sebelumnya siswa tidak menggunakan huruf kapital untuk menulis nama orang, namun siswa benar dalam menuliskan nama Prapanca.

Gambar 4.16 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Nama Orang

Gambar 4.16 sama seperti kesalahan sebelumnya siswa tidak menggunakan huruf kapital untuk menulis nama orang, namun siswa benar dalam menuliskan nama Prapanca.

Menurut kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, dapat dilihat bahwa penyebab siswa melakukan kesalahan yaitu dari faktor siswa tersebut tidak terlalu mengenal nama-nama yang disajikan pada teks narasi, siswa masih merasa asing dengan nama-nama tersebut dan juga kesalahan bisa terjadi karena cara menulis siswa antara huruf kapital dan huruf kecil tidak terlalu terlihat perbedaannya.

4.1.4 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Tahun

Penulisan huruf kapital yang telah disediakan pada teks narasi yaitu berjumlah 2 huruf kapital yaitu “M” kependekan dari Masehi. Menurut hasil analisis yang telah dilakukan, pada kategori ini ditemukan sebagian dari siswa melakukan kesalahan. Hasil data yang diperoleh dari 20 siswa total terdapat 40 penggunaan huruf kapital pada tahun, dan 23 kesalahan dengan persentase sebagai berikut,

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Kpk₁

kesalahaan penulisan huruf kapital ini tergolong sedang. Berikut contoh data dari hasil analisis kesalahan penulisan huruf kapital pada tahun yang diberi kode KKPT (Kesalahan Kapital Pada Tahun).

Gambar 4.17 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Tahun

Terlihat pada gambar diatas siswa melakukan 2 kesalahan pada singkatan nama tahun, dimana seharusnya menggunakan huruf kapital, namun siswa tersebut menuliskannya dengan huruf kecil.

Gambar 4.18 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Tahun

Kesalahan yang sama juga dilakukan oleh siswa, terlihat siswa masih menggunakan huruf kecil untuk singkatan tahun pada kalimat tersebut.

Seharusnya siswa menggunakan huruf kapital pada bagian tersebut.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.19 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Tahun

Siswa juga melakukan kesalahan seperti yang terlihat pada gambar di atas, pada singkatan tahun yang pertama terlihat siswa menggunakan huruf kecil, dan pada singkatan tahun kedua tulisan huruf “M” siswa terlihat ambigu antara huruf kecil dan juga huruf kapital, namun bila ditelusuri dandibandingkan dengan tulisan huruf yang sama, siswa bermaksud menuliskan huruf “M” dengan huruf kecil, jadi dapat disimpulkan bahwa kedua singkatan tahun pada siswa tersebut menggunakan huruf kecil semua.

Gambar 4.20 Kesalahan Penulisan Huruf Kapital pada Tahun

Kesalahan pada gambar di atas terlihat sama dengan kesalahan-kesalahan sebelumnya, siswa menggunakan huruf kecil pada singkatan tahun.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Menurut hasil dari penulisan siswa di atas, tata cara penulisan huruf kapital pada tahun terlihat salah. Siswa menggunakan huruf kecil pada singkatan tahun yang tertera pada teks narasi yang disediakan. Penulisan huruf kapital pada siswa tidak sesuai dengan pedoman bahasa Indonesia. Gambar 4.19 tulisan siswa sedikit rancu pada penulisan kependekan dari Masehi, jika dilihat pada penulisan pada tahun pertama, maka yang tersedia siswa terlihat menggunakan huruf kecil namun pada penulisan tahun kedua tulisan huruf kecilnya berbeda dan hampir sama dengan huruf kapital, namun jika dilihat lebih lagi siswa tersebut menggunakan model tulisan “M” yang sama pada setiap huruf “M” yang digunakannya, maka hal ini sedikit rancu.

4.1.5 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif ada Teks Narasi Asal-Usul Kota Jember

Kalimat efektif yang telah disediakan pada teks narasi siswa yaitu sebanyak 4 kalimat, namun terdapat dua kata yang tidak efektif dalam satu kalimat, jadi terdapat 5 kata yang tidak efektif dan perlu diperbaiki oleh siswa.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pada kesalahan ini hampir semua siswa melakukan kesalahan, dari 4 kalimat yang disediakan hanya 2 siswa yang benar, siswa tersebut hanya benar pada penulisan 1 kalimat saja. Hasil data yang diperoleh dari 20 siswa terdapat 100 penggunaan kalimat efektif, dan 96 kesalahan dengan persentase sebagai berikut,

Kpk₂

kesalahan ini termasuk kategori tinggi. Kalimat yang efektif yaitu kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, informasi tersampaikan dengan tepat, dan kalimatnya logis. Berikut bentuk kalimat tidak efektif yang diberikan kepada siswa.

Kesalahan kalimat efektif yang disediakan pada teks narasi yaitu sebagai berikut.

a. Pada waktu masa Majapahit tepatnya tahun 1359 M, Jember mengemukakan sebagai tempat tirtahyatra atau ziarah Hayam Wuruk.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

b. Turut ikut serta menjadi keprihatinan, yaitu kalangan pemerintah sejarah Jember masih belum memadai upaya penelusuran terkait asal-usul Jember.

c. Ada juga asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa adalah „Jember‟ berasal dari bahasa Madura „jembher‟ yang memiliki arti luas.

d. Mengingat di mana wilayah jember memang sangat luas dan menduduki 3 besar daerah terluas di Jawa Timur.

Kalimat di atas masih dikatakan tidak efektif, pembetulan dari kalimat di atas sebagai berikut.

a. Pada masa Majapahit tepatnya 1359 M, Jember mengemukakan sebagai tempat tirtahyatra atau ziarah Hayam Wuruk.

b. Turut menjadi keprihatinan, yaitu kalangan pemerintah sejarah Jember masih belum memadai upaya penelusuran terkait asal-usul Jember.

c. Ada juga asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa „Jember‟ berasal dari bahasa Madura „jembher‟ yang memiliki arti luas.

d. Mengingat wilayah Jember memang sangat luas dan menduduki 3 besar daerah terluas di Jawa Timur.

Berikut beberapa contoh dari data hasil analisis kesalahan kesalahan penggunaan kalimat efektif yang diberi kode KPKE (kesalahan penggunaan kalimat efektif).

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.21 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

Gambar 4.22 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.23 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

Terlihat pada gambar di atas, siswa melakukan kesalahan hampir pada semua kalimat efektif yang diberikan. Gambar 4.21 dan 4.23 siswa melakukan kesalahan yang sama dan pada gambar yang lainnya, siswa melakukan kesalahan yang sama juga. Siswa terlihat hanya menyalin ulang paragraf yang diberikan.

Pada bagian ini terlihat jika sebagian besar siswa masih belum paham tentang kalimat efektif, dan juga siswa belum menguasai tentang persamaan kata, terlihat pada Gambar 4.21 pada kalimat ketiga, siswa belum mengetahui jika kata bahwa dan adalah memilik arti yang sama dan pada kalimat pertama siswa juga belum paham jika waktu dan masa juga memiliki arti yang sama. Dikatakan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh siswa dikarenakan siswa masih belum paham dan mengetahui tentang kalimat efektif dan bagaimana pengaplikasiannya.

4.1.6 Kesalahan Penggunaan Tanda Hubung pada Tekas Narasi Sejarah Asal-Usul Kota Jember

Tanda hubung yang telah disediakan pada teks narasi siswa yaitu sebanyak 3 tanda hubung. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pada kesalahan ini hampir semua siswa menggunakan tanda hubung dengan benar. Dari 20 siswa terdapat 5 siswa yang melakukan kesalaham. Hasil data yang diperoleh dari 20

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

siswa terdapat 60 penggunaan kata hubung, dan 110 kesalahan dengan persentase sebagai berikut,

Kpk₃ kesalahan ini termasuk kategori rendah.

Tanda hubung yang digunakan pada teks narasi sebanyak 3 tanda hubung, sebagai berikut.

a. Asal: usul b. Abu > abu c. Rawa > rawa

Tanda hubung di atas masih salah, pembetulan dari tanda hubung tersebut sebagai berikut.

a. Asal-usul b. Abu-abu c. Rawa-rawa

Berikut beberapa contoh dari data hasil analisis kesalahan-kesalahan penggunaan tanda hubung yang diberi kode KPTH (kesalahan penggunaan tanda hubung).

Gambar 4.24 Kesalahan Penggunan Tanda Hubung

Gambar 4.24 siswa melakukan kesalahan penggunaan pada kata asal-usul dimana dia tetap menggunakan tanda hubung yang sengaja disalahkan (tanda titik dua) pada teks narasi, tetapi pada kata hubung lain siswa tersebut melakukannya dengan benar.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.25 Kesalahan Penggunan Tanda Hubung

Gambar 4.25 siswa tersebut menggunakan semua tanda hubung dengan salah, siswa tersebut tidak memperbaiki tanda hubung yang seharusnya diperbaiki.

Seperti pada kata asal-usul tanda hubung yang digunakan adalah tanda titik dua, pada kata abu-abu siswa tersebut menggunakan tanda lebih besar dari, begitupun dengan kata rawa-rawa siswa melakukan kesalahan yang sama.

Gambar 4.26 Kesalahan Penggunan Tanda Hubung

Kesalahan juga terjadi pada Gambar 4.26, terlihat siswa tersebut melakukan dua kesalahan dalam menggunakan tanda hubung, tepatnya pada kata rawa-rawa dan abu-abu, siswa tersebut tetap menggunakan tanda lebih besar dari dimana seharusnya dilakukan pembenaran pada tanda tersebut. Namun pada kata asal-usul siswa tersebut menggunakan tanda hubung yang benar.

Gambar 4.27 Kesalahan Penggunan Tanda Hubung

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Siswa pada Gambar 4.27 pun melakukan kesalahan yang sama. siswa tersebut melakukan kesalahan hanya pada bagian asal-usul, untuk kata hubung yang lain siswa tersebut telah merubahnya dengan kata hubung yang seharusnya.

Gambar 4.28 Kesalahan Penggunan Tanda Hubung

Gambar 4.28 siswa melakukan kesalahan yang sama, tak satupun dari tanda hubung yang dibenarkan oleh siswa tersebut. Siswa tersebut menulis sama seperti apa yang tertulis pada teks narasi yang diberikan.

Sebanyak 5 dari 20 siswa melakukan kesalahan dalam penggunaan kata hubung, terlihat pada gambar yang dipaparkan di atas.

Melihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, sebagian besar dari mereka telah menguasai penggunaan tanda hubung, hanya sebagian saja yang belum memahami. Kesalahan siswa bisa terjadi karena siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan tugas yang diberi dan siswa memang belum memahami penggunaan dari kata hubung itu sendiri.

4.1.7 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Teks Narasi Sejarah Asal-Usul Kota Jember

Penggunaan tanda baca yang telah disediakan pada teks narasi siswa yaitu 14 tanda baca. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dari 20 terdapat 5 siswa yang penggunaan tanda baca keseluruhannya benar. Hasil data yang diperoleh dari 20 siswa total terdapat 280 penggunaan tanda baca, dan 108 kesalahan dengan presentase sebagai berikut,

Kpk₃

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

kesalahan ini termasuk kategori sedang. Berikut beberapa contoh data dari hasil analisis kesalahan penggunaan tanda baca siswa pada teks narasi yang diberi tanda berupa lingkaran pada tiap kesalahan penggunaan tanda baca.

Bagian ini telah diberikan penggunaan tanda baca yang kurang tepat dan siswa diminta untuk memperbaikinya, seperti berikut: salah satunya yaitu ranes.

palumbon, kasogatan bajarka. tamphing, sarampwan. kunir basini. balater, kutha bacok, rabut lawang. sadeng, tumbu, galagah, balung. habet, dll. Penulisan tersebut merupakan penggunaan tanda baca yang salah, dan yang benar seperti berikut: salah satunya yaitu Ranes, Palumbon, Kasogatan Bajarka, Tamphing, Sarampwan, Kunir Basini, Balater, Kutha Bacok, Rabut Lawang, Sadeng, Tumbu, Galagah, Balung, Habet, dll.

Gambar 4.29 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Terlihat pada Gambar 4.29 siswa tidak menggunakan tanda baca dengan benar, bahkan pada beberapa nama daerah yang seharusnya diberi tanda koma tidak diberikan, seperti pada bagian Ranes, Palumbon, Kasogatan Bajarka, Tamphing, Balater, Sadeng, dan Tumbu. Siswa mengabaikan penggunaan tanda koma pada bagian tersebut dan hanya menggunakannya pada beberapa nama daerah saja.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Gambar 4.30 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Berikutnya pada Gambar 4.30, berbeda dari sebelumnya, siswa memberikan tanda koma pada tiap-tiap daerah, namun beberapa penggunaan tanda baca masih belum tepat. Terlihat pada daerah Ranes, Kasogatan Bajarka, Tamphing, Kunir Basini, Balater, Kutha Bacok, Rabut Lawang, Tumbu, Balung, Habet, siswa menggunakan tanda titik pada tiap-tiap daerahnya dimana seharusnya tanda koma lah yang digunakan, bahkan pada daerah Rabut Lawang siswa tidak memberikan tanda baca pada bagian tersebut. Penulisan antara tanda titik dan koma pada siswa terlihat sedikit mirip, sehingga membuat tulisannya rancu karena sulit untuk dibedakan.

Gambar 4.31 Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Gambar 4.31 siswa terlihat tidak melakukan perubahan apapun pada penggunaan tanda bacanya, karena siswa tersebut menulis sama seperti yang tertera pada teks narasi, dimana tulisan tersebut masih belum tepat.

Mengakibatkan siswa tersebut melakukan kesalahan pada penggunaan tanda bacanya, yang mana seharusnya menggunakan tanda koma, siswa tersebut menggunakan tanda titik.

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

Dokumen terkait