• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2.1 Definisi keseimbangan

Keseimbangan adalah istilah umum yang menjelaskan kedinamisan postur tubuh untuk mencegah seseorang terjatuh. Secara garis besar keseimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat gravitasi terhadap titik atau bidang tumpu dan dapat diasumsikan sebagai sekelompok reflek yang memicu pusat keseimbangan yang terdapat pada visual, vestibular dan somatosensori. (Risangdiptya &

Ambarwati, 2016)

Keseimbangan adalah kemampuan penting yang kita gunakan setiap hari, baik itu berjalan atau berdiri, melompat atau bersepeda. Keseimbangan dapat meningkatkan kualitas hidup anak, dan bentuk kaki mempengaruhi keseimbangan saat berdiri (Yasmasitha & Sidarta, 2020). Keseimbangan diperlukan untuk menjaga posisi dan stabilitas saat berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Keseimbangan juga dapat digambarkan sebagai postur dinamis untuk mencegah jatuh (Fatarudin Rois, 2018).

Tujuan tubuh mempertahankan keseimbangan adalah untuk menyangga tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan memepertahankan pusat massa tubuh agar sejajar dan seimbang dengan bidang tumpu, serta mestabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak (Wijianto et al., 2019)

2.2.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi keseimbangan

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan manusia yaitu Pusat Gravitasi (Center of Gravity-COG), Garis Gravitasi (Line of Gravity-LOG), Bidang Tumpuan (Base of Support-BOS) (Wijianto et al., 2019).

Menurut (Risangdiptya & Ambarwati, 2016) Keseimbangan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :

1. Usia

Posisi pusat gravitasi tubuh bervariasi dengan usia. Pada anak-anak, kepala anak relatif lebih besar daripada kaki. karena Keadaan ini mempengaruhi keseimbangan tubuh, semakin rendah titik berat titik tumpu maka semakin stabil dan stabil posisi tubuh.

2. Jenis kelamin

Perbedaan keseimbangan tubuh antara pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan posisi pusat gravitasi tubuh. Pada pria letaknya kira-kira 56%

dari tinggi badannya sedangkan pada wanita letaknya kira-kira 55% dari tinggi badannya. Pada wanita letak titik beratnya rendah karena panggul dan paha wanita relatif lebih berat dan tungkainya pendek.

3. Kekuatan otot

Kekuatan otot adalah kemampuan suatu otot atau kelompok otot untuk secara dinamis atau statis menghasilkan tegangan dan gaya pada beban maksimum. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang maksimal. Otot yang kuat adalah otot yang dapat berkontraksi dan berelaksasi. Otot yang kuat membantu dalam menyeimbangkan keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan baik seperti berjalan, berlari, dan pekerjaan kantor.

15

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan 3. Indeks massa tubuh

Indeks massa tubuh adalah alat atau metode sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa. IMT tidak dapat digunakan untuk anak- anak, bayi baru lahir, ibu hamil, terutama mereka yang kekurangan berat badan atau kelebihan berat badan. Berdasarkan hasil penelitian ternyata IMT yang tinggi pada kriteria overweight 23-24.9 Kg/m2 Mempengaruhi tingkat keseimbangan seseorang, berdasarkan hasil penelitian ditemukan korelasi yang tinggi antara IMT dan keseimbangan antara usia 20-40 tahun.

4. Aktivitas fisik

Aktifitas fisik adalah suatu gerakan fisik yang dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot. Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran jasmani, koordinasi, kekuatan otot yang berdampak pada perbaikan keseimbangan tubuh.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan pada anak yaitu gangguan muskuloskeletal berupa kelainan bentuk telapak kaki (Yasmasitha & Sidarta, 2020). Faktor yang mempengaruhi keseimbangan statis, salah satunya yaitu kondisi flat foot. Rendahnya kemampuan keseimbangan statis pada anak dapat mengakibatkan anak rentan jatuh dan mengalami hambatan saat berjalan.(Nisa & Aktifah, 2020)

2.2.3 Patofisiologi keseimbangan

Keseimbangan adalah proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan integrasi input sensorik dan perencanaan dan pelaksanaan gerakan untuk mencapai suatu tujuan yang membutuhkan postur tegak. Ini adalah kemampuan untuk mengontrol centre of gravity (COG) di atas base of support (BOS) dalam lingkungan sensorik tertentu. proses yang mempertahankan pusat gravitasi di dalam basis pendukung tubuh dan membutuhkan penyesuaian konstan yang disediakan oleh aktivitas otot dan posisi sendi (Vidhyadhari et al., 2016).

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan Secara fisiologis, keseimbangan tubuh anak ditentukan oleh fungsi saraf otak dan sistem vestibular (alat keseimbangan) (Syafi'i et al., 2016).

Refleks keseimbangan merupakan suatu kerjasama yang berkesinambungan antara tiga sistem sensorik (vestibuler, proprioseptif, visual) dan respon motorik untuk merespon perubahan titik gravitasi, pegerakan linear, perubahan permukaan tanah, tingkat penerangan serta informasi visual seperti benda yang menghalangi atau yang tiba-tiba datang mendekat. Sistem sensorik memberikan informasi tentang posisi tubuh relatif terhadap gravitasi dan lingkungan, dan posisi anggota badan individu. Fungsi neuromuskular dan muskuloskeletal berperan dalam mengontrol posisi tubuh dan kinerja motorik.

Sistem saraf pusat diperlukan untuk integrasi, koordinasi dan antisipasi dari respon keseimbangan (Barnedh, 2006).

2.2.4 Epidemiologi keseimbangan

Di Amerika Serikat prevalensi masalah keseimbangan adalah 5.3%

wanita sedangkan pria 5.7% dari 3.3 juta anak-anak di US. Prevalensi meningkat dengan anak-anak dari 4.1% untuk anak usia 3-5 tahun hingga 7,5% untuk anak-anak berusia 15-17 tahun (Li, 2016). Menurut BL 2014, Minimnya kegiatan fisik hendak menimbulkan kendala keseimbangan.

Proporsi kegiatan fisik termasuk kurang aktif secara umum adalah 26%.

Terdapat 22 provinsi dengan penduduk aktivitas fisik dengan golongan kurang aktif berada di atas rata-rata Indonesia. Proporsi penduduk Indonesia dengan perilaku sedentari ≥6 jam perhari 24,1 persen. Lima provinsi diatas rata-rata nasional adalah Riau (39,1%), Maluku Utara (34,5%), Jawa Timur (33,9%), Jawa Barat (33,0%), dan Gorontalo (31,5%) (Ulhusna, 2019).

2.2.5 Jenis – jenis keseimbangan

Jenis – jenis keseimbangan menurut (Fatarudin Rois, 2018) yaitu :

a. Keseimbangan Statis (static balance) adalah potensi yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam posisi diam atau tanpa bergerak.

17

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan b. Keseimbangan Dinamis (dynamic balance),ialah kemampuan orang untuk berpindah dari satu titik ke titik yang lain dengan menjaga keseimbangannya.

misalnya berlari, berjalan, melompat.

2.2.6 Pemeriksaan Keseimbangan Statis

Terdapat banyak tes untuk menguji keseimbangan baik statis maupun dinamis, salah satu tes tersebut adalah Standing Stork Test (SST). Standing Stork Test atau yang biasa disebut one leg stand (berdiri dengan satu kaki) adalah alat ukur untuk mengetes kemampuan keseimbangan statik saat berdiri satu kaki dengan mata tertutup. Untuk tes keseimbangan fungsional Standing Stork Test umumnya dipakai sebagai gold standart dibandingkan test keseimbangan lainnya (Risangdiptya & Ambarwati, 2016).

Pemeriksaan keseimbangan statis pada studi ini menggunakan Stork Stand Test. Responden Standing Stork Test di mana responden diminta untuk berdiri dengan satu ekstremitas bawah serta meletakkan kaki yang lain di lutut dari ekstremitas yang menopang badan. Dilakukan pencatat durasi lamanya responden sanggup berdiri tanpa terjadi pergantian posisi badan. (Yasmasitha

& Sidarta, 2020)

Gambar 2 3 Stork stand test

Menurut Johnson dan Nelson kategori nilai standing stork test yaitu :

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

Category Score

Sangat baik > 50 detik

Baik 40 - 50 detik

Rata-rata 25 - 39 detik Cukup 10 - 24 detik Buruk < 10 detik

Tabel 2 2 Nilai standing stork test

19

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

Dokumen terkait