• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).18 Jika disesuaikan dengan jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif maka analisis data dari penelitian ini disebut sebagai analisis non-statistik atau analisis deskriptif. Analisis ini menggambarkan dan menuturkan data yang ada dalam bentuk kata-kata saja tanpa disertai hitungan statistik.

7. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (trasferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).19 Untuk memperoleh keabsahan data (data yang valid), diperlukan teknik pemeriksaan, agar mendapat informasi sekaligus temuan-temuan yang tepat. Hal tersebut dibutuhkan sebuah cara atau teknik yang tepat. Berdasarkan kriteria

18Ibid., h. 252.

19Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian..., h. 164.

derajat ketepercayaan (credibility), pemeriksaan keabsahan data penelitian dapat menggunakan :

a. Perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement).

b. Peningkatan ketekunan/kegigihan (persistent observation).

c. Triangulasi (peer debriefing).

d. Analisis kasus negatif (negative case analysis).

e. Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing).

f. Member chek. 20

1) Perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement)

Sebagaimana karakter penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen itu sendiri (self instrument) dan alat utama dalam penelitian (key instrument). Karena itu, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam proses penelitian, terutama dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan yang dimaksudkan dalam penelitian adalah proses dan aktivitas dimana seorang peneliti hadir bersama, mengamati, melihat, memahami bahkan tinggal bersama objek (masyarakat/perkampungan) yang diteliti dalam rangka pengumpulan data.

Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa untuk mendapatkan data yang betul-betul absah, peneliti harus ikut serta dan terjun langsung untuk mendapatkan informasi-informasi. Hal tersebut yang akan dilakukan oleh peneliti yakni mencari informasi tentang bagaimana Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) Pada Jurusan

20Ibid, h. 169-172.

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) mataram.

2) Peningkatan ketekunan/kegigihan (persistent observation)

Dalam konteks pemeriksaan keabsahan data, ketekunan dapat dimaknai sebagai upaya mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau sebagaimana penjelasan Moleong bahwa ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Pada sub pembahasan ini peneliti dituntut untuk tekun mencari informasi dan temuan-temuan mengenai “Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram” dengan tujuan mendapatkan keabsahan data sehingga

peneliti tidak memanipulasi data.

3) Triangulasi

Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek keabsahan data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain. Tringulasi yang dipergunakan adalah tringulasi data dan tringulasi metode, tringulasi sumber data dilakukan untuk mendapatkan informasi atau sumber lain yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi

c) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan tringulasi metode dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang ditunjuk untuk memperoleh informasi yang serupa. Tringulasi metode dilakukan secara bersamaan dalam suatu kegiatan wawancara dengan para responden.

4) Analisis kasus negatif (negative case analysis)

Kasus negatif adalah kasus ganjil yang ditemukan saat penggalian data dan kasus tersebut bertentangan dengan data yang lainnya. Dengan Analisis kasus negatif peneliti menelusuri lebih lanjut data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan.

Analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

5) Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Kalau penelitian itu dilakukan oleh tim, peneliti dapat mendiskusikan hasil temuan sementaranya dengan teman sejawat peneliti.

6) Member chek

Member chek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data.

7) Uraian rinci

Uraian rinci (thick description) merupakan teknik yang khas dalam penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif dalam membangun keteralihan (transferability) yang sangat berbeda dengan non kualitatif dengan validitas eksternalnya. Keteralihan dalam kualitatif sangat bergantung pada pengetahuan seorang peneliti (dalam konteks pengirim) dengan pembaca (konteks penerima). Karena itu peneliti dituntut untuk dapat melaporkan hasil penelitiannya secara rinci, teliti dan secermat mungkin agar mampu menggambarkan dengan baik dan benar konteks penelitian yang dilakukan.

Bagian kedua: berisi Data dan temuan yang akan dipaparkan oleh peneliti.

Bagaian ketiga: berisi Pembahasan, dimana pada bagian ini diungkap proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana diungkapkan pada bagian kedua.

Bagian keempat: berisi Kesimpulan dan Saran yang diajukan peneliti.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mataram.

1. Letak Geografis Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mataram.

Universitas Islam Negeri Mataram atau disebut juga UIN Mataram adalah sebuah Universitas Islam Negeri yang terletak di Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tepatnya berada dijalan Gajah Mada No 100 Jempong Baru Mataram. Sebelumnya, perguruan tinggi ini dikenal dengan nama IAIN Mataram. Sebelum tranformasinya, UIN Mataram telah banyak mengalami perubahan nama, mulai dari Sekolah Persiapan IAIN AL-JAMI’AH Yogyakarta Mataram yang diresmikan berdirinya berdasarkan SK Menteri Agama No. 39 tanggal 16 September 1963, lalu kemudian Sekolah Persiapan IAIN al-JAMI’AH Yogyakarta Mataram bertransformasi menjadi Fakultas Tarbiyah dan Syariah IAIN Sunan Ampel Cabang Mataram pada tahun 1965. Kemudian Fakultas Tarbiyah dan Syariah IAIN Sunan Ampel Cabang Mataram ini berubah nama menjadi STAIN Mataram pada tanggal 13 juni 1997. Kemudian pada tanggal 18 oktober 2004 STAIN Mataram bertransformasi menjadi IAIN Mataram. Dan pada tanggal 8 April 2017 IAIN Mataram resmi beralih status menjadi UIN Mataram.

59

Universitas Islam Negeri Mataram mempunyai dua kampus yang terletak di dua tempat yang berbeda, kampus 1 (satu) terletak di daerah Gomong Lama Mataram, dan kampus 2 (dua) yang terletak di jalan Gajah Mada No 100 Jempong Baru Mataram. Pada kampus 1 (satu), terdapat Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, serta Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, yang masing-masing Fakultas mempunyai banyak program studi yang diselenggarakan. Dan pada kampus 2 (dua), terdapat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan terdapat tiga gedung kuliah yang dimana pada masing-masing gedung terdapat beberapa program studi. Namun peneliti membatasi dan menetapkan lokasi penelitiannya Pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ini terletak digedung A. Pada Jurusan PGMI terdapat 7 ruang kuliah yang masing-masing ruang kuliah dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar yang lengkap.

2. Sejarah berdirinya Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Secara historis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi Islam negeri di wilayah Nusa Tenggara. Kedudukannya sebagai cabang dari IAIN ”Sunan Ampel” Surabaya sejak tahun 1966 sampai tahun 1997 dengan satu

Fakultas yakni Fakultas Tarbiyah IAIN “Sunan Ampel” Mataram dan 1 (satu) Jurusan yakni: Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Posisi Ketua Jurusan pada waktu itu langsung dijabat oleh Dekan Fakultas. Pada awalnya diselenggarakan kuliah Program Sarjana Muda non SKS. Setelah berjalan hampir dua dekade, tepatnya pada tahun 1982 dirintis pembukaan Program Doktoral (Sarjana Lengkap). Perkuliahan pertama Program Doktoral tersebut dimulai pada tahun akademi 1983-1987. Program ini telah mendapat persetujuan dari Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama (dengan surat No.E/x/1748, tertanggal 6 Mei 1982). Dan selanjutnya, sejak T.A. 1987/1988, mulai diselenggarakan Program Strata Satu (S1) dengan Sistem Kredit Semester (SKS).

Adapun Jurusan S1 Fakultas Tarbiyah secara formal berdiri tahun 1990 dengan membuka 1 (satu) program studi yakni Diploma Dua Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (D2 PGPAI). Saat itu Fakultas Tarbiyah masih bernaung di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Jumlah Mahasiwa yang diterima pada awal berdirinya sebanyak 3 (tiga) Kelas;

kurang lebih 120 orang.

Melihat animo masyarakat yang meminati D2 PGPAI semakin tahun semakin meningkat dan kebutuhan Stacholders (Madsarah Ibtidaiyah/Sekolah dasar) yang membutuhkan guru kelas yang tidak hanya menguasai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tetapi juga mata pelajaran umum, maka pada tahun Akademik 1996/1997 dibuka program studi baru bagi D2 yakni Diploma Dua Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidiyah (D2 PGMI). Pada awal dibukanya Program Studi D2 PGMI menerima 2 (dua) kelas; kurang lebih 80 orang mahasiwa.

Setahun setelah berdirinya Program Studi S1 PGMI tersebut, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel cabang Mataram oleh pemerintah diputuskan untuk Alih Status dari Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Cabang Mataram menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mataram, sesuai Keppres RI. Nomor 11 Tahun 1997. Berdasarkan Kepres tersebut, ditetapkan Jurusan Tarbiyah STAIN Mataram terdiri dari 7 buah Program Studi, yakni Program Studi PAI, PBA, Tadris IPS, Tadris IPA, Tadris Matematika, D.2 (PGPAI dan PGMI).

Dalam perjalanan sejarahnya hingga tahun Akademik 2005/2006, terutama setelah alih status dari STAIN Mataram menjadi IAIN Mataram pada tahun 2004, Program Studi D2 PGMI mengalami penyesuaian status menjadi Jurusan D2 PGMI yang disahkan bersama dengan 5 jurusan lainnya, yaitu jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS-Ekonomi, jurusan Tadris Matematika, jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam /IPA- Biologi serta jurusan D2 (PGMI-PGPAI) dan Akta IV.

Pada tahun 2007 Jurusan D2 baik PGAI maupun PGMI tidak diijinkan untuk dibuka lagi, sehingga Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram melayangkan Proposal ke Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI untuk diberikan ijin membuka Jurusan S1 PGMI. Maka pahun Akademik

2007/2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram diberikan ijin membuka Jurusan S1 PGMI dengan SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor:

DJ.1/257/2007 tanggal 10 Juli 2007.

3. Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Senat Fakultas

Administrasi

Wakil Dekan 3 Kemahasiswaan

Dosen

Bagian Tata Usaha

Ketua Jurusan IKA PGMI

Mahasiswa

Bagian Akademik dan Kemahasiswaan

Dekan

Bagian Umum dan Keuangan

Sekertaris

Wakil Dekan 1 Bid. Akademik

Laboraturium

Wakil Dekan 2 Ad. Umum

a. Visi dan Misi Jurusan S1 PGMI 1) VisiJurusan S-1 PGMI

“Terkemuka dalam mencetak guru pendidikan dasar yang profesional dan menguasai keilmuan yang berbasis Keislaman dan Keindonesiaan .“

2) MisiJurusan S-1 PGMI

a) Mengembangkan pendidikan dan pengajaran guru pendidikan dasar dengan pengintegrasian Keislaman, Keilmuan, dan Keindonesiaan.

b) Meningkatkan budaya penelitian di bidang pendidikan dan pengajaran

c) Mengembangkan Jurusan PGMI yang relevan dengan perkembangan dan tuntutan zaman

d) Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak bagi pengimplementasian tridharma perguruan tinggi.

b. Tujuan Jurusan S1 PGMI

“Menghasilkan sarjana muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia, memiliki kemampuan Akademik dan profesional, serta menguasai IPTEKS untuk pengembangan pendidikan dasar”.

B. Tenaga Dosen Pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Dosen merupakan salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana kegiatan belajar mengajar (kbm). Oleh karena itu Dosen dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merangcang dan mengelola kelas. Begitu juga dengan kemampuan dalam perencanaan pembelajran yang sesuai dengan kondisi mahasiswa tersebut.

Data guru sebagai hal yang sangat penting dalam kependidikan, sebagi hal yang bersifat formal universitas sudah seharusnya memilikinya, jadi tak sembarang orang dapat menjadi Dosen jika sudah memasuki area atau lingkungan universitas dan menjadi tanggung jawab pemerintah.

Dosen pun menjadi tolok ukur yang sangat penting untuk keberlangsungan proses pembelajran itu sendiri.

Adapun tenaga Dosen yang menjadi pendidik pada jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (pgmi) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan universitas islam negeri (uin) mataram sebagai berikut:

Tabel 1

Daftar Tenaga Dosen Pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

No Nama Dosen Tetap

Gelar Akademik

Pendidikan S1, S2, S3 dan Asal Universitas

Bidang Keahlian untuk Setiap Jenjang Pendidikan

(1) (2) (6) (7) (8)

1 Ahmad Sulhan

S.Ag M. Pd.I DR

Universitas Islam Bandung IAIN Sunan Ampel Surabaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

S1: PAI S2: PAI

S3 : Manajemen Pendidikan Islam 2 Ahmad Khalakul

Khairi

S.Ag M.Ag

STAIN Mataram UNMUH Malang

S1: Tarbiyah (PAI) S2 : Tarbiyah (PAI) 3 Rabiatul

Adawiyah Dra. M.A S1, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

S2, STAIN Malang PAI,Pendidikan Bahasa Arab 4 Ridwan Drs. M.Pd. S1, IAIN Sunan Ampe Surabaya.

S2, Universitas Negeri Singaraja PAI, Manajemen Pendidikan

5 Murzal M.Ag S1 STAIN Mataram

S2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tauhid dan Ilmu Kalam Akhlak

6 Nurudin S.Ag, M.Si S1 STAIN Mataram. S2, Universitas

Muhammadiyah Malang PAI, Sosiologi Pendidikan 7 Amalia Taufik S.Hum., MA S1, IAIN Sunan Kalijaga Yogjakarta,. S2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Peradaban Islam

8 Nurdin Drs. M.Pd

9 M. Sobri

S.Ag, M.Pd,MM, Dr.

S1 STAIN Mataram, S2 Universitas Sebelas Maret Surakarta, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta, UNINUS Bandung.

PAI, Tehnologi Pembelajran

10 Jumrah S.Pd

M.Pd

S1 Univ.Negeri makasar 11 Hery Rahmat S.Pd.,

M.Hum

S1 Universitas Mataram, S2 Universitas Negeri Yogyakarta

Pendidikan Bahasa Inggris, Linguistik Terapan

12 Arrosikh S.Ag, M.Fil.I

S1 IAIN Sunan Ampel Surabaya. S2 IAIN

Sunan Ampe Surabaya. Tafsir Hadits, Pemikiran Islam 13 Moh.Iwan Fitri

14

Warni Djuwita

DR, Dra., M.Pd

S1 IAIN Sunan Ampel Surabaya, S2 Universitas Negeri Yogyakarta, S3 Universitas Negeri Jakarta

Administrasi endidikan, Evaluasi Pendidikan, PAUD

15 Nur Rahmah

SE M.Pd DR

Univ. Mataram UNY Yogyakarta

S1: Ilmu Ekonomi S2: Ilmu Peng. Sosial 16 Hj. Lubna

Dra M.Pd DR

IAIN Sunan Ampel UNY Yogyakarta UNJ Jakarta

S1: Pendidikan Islam S2: Ilmu Peng. Sosial S3: Evaluasi

17 Ahmad Asy’ari S. Ag M. Pd TEP

STAIN Mataram Univ. Negeri Yogyakarta Univ. Negeri Jakarta

S1: PAI S2: Pend. IPS S3: TEP

18 Maimun

S.Ag M. Pd Dr

IAIN Sunan Ampel Univ, Negeri Surabaya Univ. Negeri Jakarta

S1: PAI

S2:Manajemen Pendidikan S3: TEP

19 Mulabbiyah S.Pd.I M.Pd

STAIN Mataram Univ. Negeri Yogyakarta

S1 : PAI

S2 : Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 20 Khairil Anwar S. Ag

M.Pd

STAIN Mataram

UNY Yogyakarta S1: PAI, S2: Ilmu Pendidikan

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, jumlah tenaga dosen yang menjadi pendidik pada jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (pgmi) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan universitas islam negeri (UIN) mataram adalah berjumlah 20 orang. Terdiri dari 13 dosen laki-laki dan 7 dosen perempuan.

Pada jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (pgmi) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan universitas islam negeri (UIN) mataram juga terdapat beberapa tanaga Dosen honorer yang akan dipaparkan oleh peneliti sebagai berikut.

Tabel 2

Data Tenaga Dosen Honorer Jurusan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Mataram

NO

NAMA DOSEN

JURUSAN PENDIDIKAN MK YANG DIAJARKAN

S1 S2

1.

Arfan Islami Bilal, M.Pd Pendidikan Bahasa-Univ.

Muhamadiyah Mataram

P. Bahasa Indonesia- UNISMA

Bahasa Indonesia

2. Rulyandi, M.Pd Bahasa Indonesia-UAD Bahasa Indonesia-UNS 3. Khalilurrahman, M.P

4. Haifaturrahmah, M.Pd P. Biologi-UNRAM Pendidikan Dasar-UNY 5. Ismail, M.Pd Matematika-IAIN Mataram P. Matematika-UNESA

6. Eka Nuraziah, M.Pd Matematika-IKIP Mataram P. Matematika-UNS 7. Djuita Hidayati, M.Pd

8.

Dwi Selly Marselina Pertila, M.Pd

PGMI-IAIN Mataram Pendidikan Dasar-UM IPS Dikdas 1

9. Fifin Candra Arrifa, M.Pd. I PBA-UIN SUKA Pendidikan Islam-UIN SUKA

10. Yuliana Susanti, M.Pd P. Fisika-STKIP Selong Pendidikan Dasar- GANESHA

11. Irfan Sahroni, M.Pd PAI-STAIN Mataram Pendidikan Islam-IAIN Walisongo

12. Machillatul Iffa NF, MA Muamalah-IAIH Selong Pengkajian Islam-UIN Syarif Jakarta

13. Hj. Muaini, M.Pd.I PBA-IAIN Mataram PAI-IAIN Mataram 14. H. Nurdin, M.Or

15. Ansori, M.Pd

16. Husnan, M.Pd.I PBA-IAIN Mataram PBA-UIN SUKA

17. Mustafa Ali, M.Pd PBA-IAIN MATARAM PGMI-UIN Malang 18. M. Akhyar Rosidi, M.Pd PGMI-IAIN Mataram Pendidikan Dasar-UNY 19. M. Syariffudin. M.Pd

20. M.Hamdi, M.Pd.I PAI-STIT NH PGMI-UIN Malang Fiqh dan Ushul Fiqh

21. Elya Yuliana, M.Pd.I PGMI-IAIN Mataram PGMI-UIN Malang

22. Riyadi, M.Pdd PAI-IAIN Mataram PGMI-UIN SUKA

23. Nurul Iman, M.Pd PGMI-IAIN Mataram PAUD-UNNES

24. M. Isnaeni, M.P PAI-IAIN Mataram PGMI-UIN SUKA

25. H. Islahuddin, MA

26. Akhmad Mujahid Shobri, M.Pd

PAI-UIN Malang Manajemen Pendidikan-UIN Malang

Pembelajaran Fiqih

27. Sahirul Alim, M.Pd Universitas Al-Azhar Mataram Agama & Lintas Budaya 28. Irfan, MA

29. M. Taufukurrahman, MA

30. Doni Hardiawan, M.Pd PBA-UIN SUKA PBA-UIN SUKA

31. Dr. Bq. Fatmawati, M.Pd P. Biologi-IKIP Mataram S2:Manajemen Pendidikan- UNESA

S3: Pendidikan IPA-UPI

32. Ayu Hasriyani, M.Pd P. KimiA-UNRAM P. Sains- UNY Pembelajaran IPA 33. Nunjamu Yassarah, M.Pd P. Matematika-UNRAM P. Matematika- UM Pembelajaran

Matematika 34. H. Hasanil’Asy’ari, M.Si PAI-STAIN Mataram Agama & Filsafat-UIN

SUKA

35. Rosidah, M.Pd.I PGMI-IAIN Mataram PGMI-UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tauhid dan Ilmu Kalam

36. Marudin, M.Pd PAI-IAIN Mataram PGMI-UIN Maulana Malik Ibrahim

EDUPRENER

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pada jurusan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah terdapat 36 tenaga Dosen honorer terdiri dari 23 dosen laki-laki dan 13 dosen perempuan. Dengan berbagai macam kompetensi dan bidang keahlian masing-masing, maka diharapkan tenaga Dosen Luar Biasa (DLB) akan mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dan bidang keahliannya masing-masing.

BAB III

rencana yang ditetapkan. Sedangkan menurut Mc. Farland dalam Simbolon (2004 : 61) mendefinisikan bahwa pengawasan adalah “Control is the process by which an executive gets the performance of his subordinate to correspond as closely as posibl to chossen plans, orders, objective, or policies” yang berarti bahwa pengawasan adalah suatu proses di mana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses mengawasi kerja agar sesuai dengan rencana dan tujuan juga sebagai evaluasi apakah pekerjaan yang ditetapkan didalam rencana sudah terlaksana sesuai standar rencana atau belum. Disini dapat dilihat bahwa pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting karena dengan pengawasan akan menentukan apakah dalam proses pencapaian tujuan telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan juga diharapkan dengan pengawasan pekerjaan-pekerjaan yang dalam pelaksanaan akan terlaksana sesuai dengan rencana.

Dalam sebuah organisaasi pencapaian suatu tujuan sangat penting bagi perkembangan organisasi tersebut. Maka untuk mencapai tujuan yang diinginkan, diperlukan sebuah sistim yang

mampu mengawasi recana tujuan tersebut. Pengawasan yang dilakukan dalam sebuah organisasi dilakukan dengan mempunyai banyak tujuan. Salah satunya secara umum pengawasan dimaksudkan sebagai proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi. Dalam pengawasan ada tiga pokok hal penting yang menjadi tujuan dari pengawasan itu sendiri, yaitu untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana yang diharapkan, mengetahui kendala-kendala juga penyimpangan- penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan, dan sebagai alat penyesuaian dan alat perbaikan dengan cara pengambilan tindakan korektif. Dengan menerapkan ketiga hal tersebut, maka tujuan yang akan dicapai akan terlaksana dengan baik.

Sebelum mencapai tujuan pengawasan ada beberapa hal pokok penting yang harus dilakukan dalam upaya mengadakan pengawasan. Diantaranya, menetapkan standar pelaksanaan, karena standar pelaksanaan akan digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil dan juga untuk memudahkan pimpinan dalam menentukan standar pengawasan. Proses selanjutnya yaitu membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar sebelumnya dan menganalisa hambatan-hambatan yang terjadi sehingga dapat dilakukan tindakan korektif.

Selanjutnya dalam proses pengawasan memerlukan beberapa teknik dalam melakukan kegiatan pengawasan, yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung.

1. Pengawasan Langsung (Direct Control)

Yang dimaksud dengan pengawasan langsung yaitu apabila pimpinan organisasi melakukan langsung sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para bawahannya.

Pengawasan langsung ini dapat berbentuk :

a. Inspeksi langsung.

b. On-the-spot observation ( pengamatan langsung), dan c. On-the-spot report (melaporkan langsung).

2. Pengawasan Tidak Langsung (Indirect Control)

Yang dimaksud dengan pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang tidak langsung dilakukan oleh pimpinan tetapi melalui perantaraan seperti laporan. Laporan tersebut dapat berbentuk secara lisan maupun tertulis.

Memilihnya salah satu teknik pengawasan adalah untuk mengatasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dan untuk melakukan perbaikan kedepannya. Pemilihan teknik pengawasan sendiripun tergantung pada kondisi dan situasi yang sedang terjadi ataupun berkembang di organisasi masing-masing.

Secara umum pengertian dari teknik pengawasan sendiri yaitu cara

yang dilakukan dalam melaksanakan suatu pengawasan terhadap kegiatan organisasi baik itu berupa pengawasan langsung maupun pengawasan tidak langsung.

Pelaksanaan pengawasaan yang efektif merupakan salah satu cerminan dari efektifitas manajerial seorang pemimpin.

Sistem pengawasan haruslah efektif agar tujuan dari pengawasan dapat tercapai. Pengawasan yang efektif akan meminimalisir hal-hal yang dapat merugikan lembaga organisasi.

Berikut ada beberapa pengawasan yang efektif menurut Handoko dalam Rahmawati (2007:45) yaitu :

a. Akurat.

b. Tepat waktu.

c. Obyektif.

d. Terpusat pada titik pengawasan strategis.

e. Realistik secara ekonomis.

f. Realistik secara organisasional.

g. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi.

h. Fleksibel.

i. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional.

j. Diterima para anggota organisasi.

Itulah beberapa syarat pengawasan yang baik untuk bisa diterapkan dalam sebuah organisasi. Karena pengawasan yang efektif merupakan refleksi dari efektivitas pemipin atau manajer

Dokumen terkait