• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut dengan pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Selain itu penelitian kualitatif merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.4

Peneitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.5

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); selain itu metode penelitian kualitatif juga dikenal dengan metode penelitian etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif, dan pada penelitian kualitatif peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.6

4Afrizal , Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.12.

5Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Rosdakarya, 2011), h.

6.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 8.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan.7 Kehadiran peneliti di lapangan merupakan suatu keharusan agar informasi yang diperoleh benar-benar sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan karena peneliti lebih banyak berhubungan dengan informasi sekaligus peneliti bertindak sebagai partisipan pengamat. Kehadiran peneliti bukan bertujuan untuk mempengaruhi subyek penelitian tetapi untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sewajarnya dengan terlibat langsung di lapangan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Yang berlokasi di Jln. Gajah Mada Jempong Baru Mataram.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subyek penelitian atau informan atau subyek dari mana data diperoleh.8 Adapun yang menjadi subyek penelitian ini meliputi: Sumber data adalah data yang diperoleh dari subjek penelitian.9 Pada penelitian ini yang menjadi sumber

7Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram Tahun 2016/2017, Pedoman Penulisan Skripsi IAIN Mataram, h. 38.

8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktik, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 172.

9Nurul Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Malang : BayuMedia Publishing, 2013), h. 174.

datanya adalah Ketua Jurusan PGMI, Sekertaris Jurusan PGMI, Staf Jurusan PGMI dan tentunya dari Dosen Honorer yang ada dijurusan PGMI.

Adapun jenis data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1) Data Primer, dalam penelitian ini adalah langsung dari objek penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan atau wawancara, adapun objek yang peneliti wawancara adalah Dosen Luar Biasa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

2) Data sekunder, dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi tertulis atau yang berupa poto yang berkaitan dengan penelitian ini yang ada di Jurusan PGMI. Serta hal-hal yang peneliti dapatkan dalam penelitian ini secara tidak langsung tentang “Pengawasan Dosen Luar Biasa pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram”.

5. Prosedur Pengumpulan Data 1) Metode Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung

dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan perabaan.10

Dalam penelitian ini, akan menggunakan metode observasi partisipan. Alasan dalam menggunakan observasi ini adalah karena observer terlibat secara lansung dalam kegiatan atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang:

a) Letak geografis Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

b) Pengawasan Dosen Luar Biasa pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

2) Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.11 Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.12 Peneliti menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi yang up to date dari narasumber.

10Trianto, Pengantar Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 266.

11Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2014), h. 130.

12Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 2006), h. 192.

Selain itu metode wawancara juga diperlukan karena melalui metode ini peneliti dapat memperoleh data berupa informasi yang memiliki versi berbeda dari beberapa narasumber dalam satu lingkup pertanyaan yang sama terkait dengan “Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram”. Sehingga hasil dari metode wawancara ini akan sangat mendukung valid-nya informasi yang didapatkan oleh peneliti.

Dalam mengumpulkan data digunakan alat bantu yang merupakan instrumen lain dari penelitian kualitatif. Jika teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi, paling tidak, alat bantu yang paling sederhana adalah sebagai berikut:

a) Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, sehingga pelaksanaan untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian tersebut dapat terurai dan terselesaikan dengan baik.

b) Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam baru dapat digunakan setelah mendapat

izin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.13

Jenis wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semi-strukture).

Wawancara jenis ini adalah gabungan antara wawancara terstruktur dan semi-terstruktur. Pada wawancara ini peneliti mengacu pada topik-topik pertanyaan yang sudah ditentukan yang telah sengaja dirancang untuk semua informan, tetapi pada waktu bersamaan untuk bagian-bagian tertentu dirancang dengan pertanyaan terbuka agar responden dapat mengekplorasi dunianya.

Adapun data yang akan dijaring atau dikumpulkan dengan metode wawancara ini antara lain:

a) Data tentang “Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram”.

3) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara mengumpulkan data melalui benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.14 Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui gambaran tentang “Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

13Afifuddin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 129-133.

14Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., h. 149.

Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram”. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh

data-data yang terdokumentasi, seperti data-data yang meliputi letak geografis, sejarah berdiri dan berkembangnya, dasar dan tujuan, struktur organisasi, keadaaan dosen, kepengurusan serta sarana dan prasarana.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dalam penyelidikan atau penelitian yang berbentuk dokumen-dokumen untuk memperoleh berbagai keterangan dan informasi yang dibutuhkan, seperti sejarah, cerita atau memori dan raport.

Adapun data yang dikumpulkan dalam metode dokumentasi ini adalah sebagai berikut :

1) Data tentang Sejarah singkat berdirinya Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

2) Daftar keadaan Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

3) Daftar keadaan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

4) Daftar sarana dan prasarana Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

6. Teknik Analis Data

Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Nazir analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca.15 Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan menganalisis data tersebutlah dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara berkelanjutan. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, secara lansung sudah dapat melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka akan

15Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), cet. Ke-10, h. 315.

dilanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis data dengan teknik Logical Analysis/Matrix Analysis oleh Milles dan Huberman yaitu analisis data yang dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh.16 Adapun proses analisis data sebagai berikut:

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.17

2) Penyajian data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti agar mencapai tujuan penelitian.

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

16Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., h. 246.

17Ibid., h. 249.

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3) Verifikasi (Conclusion Drawing)

Pada tahapan ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti valid serta konsisten dan pada saat kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).18 Jika disesuaikan dengan jenis penelitiannya yaitu kualitatif deskriptif maka analisis data dari penelitian ini disebut sebagai analisis non-statistik atau analisis deskriptif. Analisis ini menggambarkan dan menuturkan data yang ada dalam bentuk kata-kata saja tanpa disertai hitungan statistik.

7. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif dinyatakan absah apabila memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (trasferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).19 Untuk memperoleh keabsahan data (data yang valid), diperlukan teknik pemeriksaan, agar mendapat informasi sekaligus temuan-temuan yang tepat. Hal tersebut dibutuhkan sebuah cara atau teknik yang tepat. Berdasarkan kriteria

18Ibid., h. 252.

19Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian..., h. 164.

derajat ketepercayaan (credibility), pemeriksaan keabsahan data penelitian dapat menggunakan :

a. Perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement).

b. Peningkatan ketekunan/kegigihan (persistent observation).

c. Triangulasi (peer debriefing).

d. Analisis kasus negatif (negative case analysis).

e. Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing).

f. Member chek. 20

1) Perpanjangan pengamatan (Prolonged engagement)

Sebagaimana karakter penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen itu sendiri (self instrument) dan alat utama dalam penelitian (key instrument). Karena itu, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam proses penelitian, terutama dalam pengumpulan data.

Keikutsertaan yang dimaksudkan dalam penelitian adalah proses dan aktivitas dimana seorang peneliti hadir bersama, mengamati, melihat, memahami bahkan tinggal bersama objek (masyarakat/perkampungan) yang diteliti dalam rangka pengumpulan data.

Dari pemaparan di atas sudah jelas bahwa untuk mendapatkan data yang betul-betul absah, peneliti harus ikut serta dan terjun langsung untuk mendapatkan informasi-informasi. Hal tersebut yang akan dilakukan oleh peneliti yakni mencari informasi tentang bagaimana Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) Pada Jurusan

20Ibid, h. 169-172.

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) mataram.

2) Peningkatan ketekunan/kegigihan (persistent observation)

Dalam konteks pemeriksaan keabsahan data, ketekunan dapat dimaknai sebagai upaya mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau sebagaimana penjelasan Moleong bahwa ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Pada sub pembahasan ini peneliti dituntut untuk tekun mencari informasi dan temuan-temuan mengenai “Pengawasan Dosen Luar Biasa (DLB) pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram” dengan tujuan mendapatkan keabsahan data sehingga

peneliti tidak memanipulasi data.

3) Triangulasi

Triangulasi dalam penelitian ini adalah untuk mengecek keabsahan data tertentu dengan membandingkan data yang diperoleh dengan sumber lain. Tringulasi yang dipergunakan adalah tringulasi data dan tringulasi metode, tringulasi sumber data dilakukan untuk mendapatkan informasi atau sumber lain yang berbeda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara.

b) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi

c) Membandingkan persepsi orang dengan pendapat dan pandangan orang lain.

Sedangkan yang dimaksud dengan tringulasi metode dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang ditunjuk untuk memperoleh informasi yang serupa. Tringulasi metode dilakukan secara bersamaan dalam suatu kegiatan wawancara dengan para responden.

4) Analisis kasus negatif (negative case analysis)

Kasus negatif adalah kasus ganjil yang ditemukan saat penggalian data dan kasus tersebut bertentangan dengan data yang lainnya. Dengan Analisis kasus negatif peneliti menelusuri lebih lanjut data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan.

Analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

5) Diskusi dengan teman sejawat (peer debriefing)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Kalau penelitian itu dilakukan oleh tim, peneliti dapat mendiskusikan hasil temuan sementaranya dengan teman sejawat peneliti.

6) Member chek

Member chek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data.

7) Uraian rinci

Uraian rinci (thick description) merupakan teknik yang khas dalam penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif dalam membangun keteralihan (transferability) yang sangat berbeda dengan non kualitatif dengan validitas eksternalnya. Keteralihan dalam kualitatif sangat bergantung pada pengetahuan seorang peneliti (dalam konteks pengirim) dengan pembaca (konteks penerima). Karena itu peneliti dituntut untuk dapat melaporkan hasil penelitiannya secara rinci, teliti dan secermat mungkin agar mampu menggambarkan dengan baik dan benar konteks penelitian yang dilakukan.

Dokumen terkait