BAB III PEMBAHASAN
A. Keterampilan Guru Aqidah Akhlak dalam Menerapkan Metode Bervariasi
Sebagaimana yang sudah dipaparkan di bab II. Temuan dari penelti ini adalah, dalam menggunakan metode bervariasi guru Aqidah Akhlak telah menampakkan keterampilan dari metode ceramah yaitu, keterampilan menyiapkan fasilitas yang mendukung, keterampilan variasi suara, keterampilan gerakan badan dan mimik, dan keterampilan perpindahan posisi.
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran itu dikatakan efektif, apabila tujuan proses belajar mengajar tercapai sedangkan dalam memilih suatu metode memerlukan usaha yang relative memakan waktu, tenaga dan pikiran. Semakin tinggi kesungguhan kita dalam memilih metode, maka akan efektif dalm proses belajar mengajar. Metode atau cara mengajar ialah yang akan di tempuh oleh guru untuk memberikan berbagai jenis meta pelajaran. Jalan itu ialah khuttah (garis) yang direncanakan sebelum masuk kedalam kelas dan dilaksanakan didalam kelas sewaktu mengajar.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan paradigma berfikir tentang penerapan metode pembelajaran pada mata pelajaran aqidah akhlak. Metode pembelajaran bertujuan memudahkan proses pengajaran untuk mencapai tujuan sebanyak mungkin dan menghemat tenaga dan waktu yang diperlukan untuk pencapain tujuan pembelajaran yang efktif dan efesien serta untuk menciptakan suasana yang cocok dalam proses belajar mengajar supaya saling percaya-
mempercayai dan hormat-menghormati antara guru dan murid sehingga hubungan baik antara keduanya, dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Suatu pembelajaran tidak jarang memerlukan beragam metode sesuai dengan karakteristik bahasan dan kondisi siswa kerena setiap pokok bahasan memiliki karakteristik tersendiri untuk disampaikan dengan metode tertentu yang sesuai dengannya. Dalam proses belajar mengajar, bila seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan ceramah, dalam arti hanya menggunakan satu metode maka biasanya akan membosankan siswa, perhatian siswa kurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.62
Banyak menghafal dan dalam penyampaian materinya lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga terlihhat sangat monoton, sehingga rasa bosan dan jenuh kerap datang pada diri siswa. Guru harus pandai mengatasi situasi ini dengan menggunakan strategistrategi yang sesuai dengan materi pembelajaran dan perkembangan siswa sehingga siswa mencapai hasil yang optimal. Seorang guru harus menguasai materi pelajaran, di haruskan pula menguasai metode pengajaran sesuai kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami karakteristik peserta didik. Jika metode dalam pembelajaran tidak dikuasai, maka penyampaian materi ajar tidak maksimal. Metode yang digunakan sebagai strategi yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Keberhasilan tujuan pendidikan (output), sangat ditentukan oleh implementasinya (proses), dan impleme ntasinya sangat
62 Ibid.
dipengaruhi oleh tingkat kesiapan segala hal (input) yang diperlukan untuk berlangsungnya implementasi. Keyakinan ini berangkat dari kenyataan bahwa kehidupan diciptakan oleh-nya serba sistem (utuh dan benar) dengan catatan utuh danbenar menurut hukum-hukum ketetapan-nya. Jika demikian, tidak boleh berpikir dan bertindak secara parsial dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran. Sebaliknya, perlu berpikirdanbertindak secara holistik, integratif, terpadu dalam rangka untuk mencapaitujuan pendidikan dan pengajaran.
Proses belajar mengajar merupakan proses yang terpenting karena dari sinilah terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik. Disini pula campur tangan langsung antara pendidik dan peserta didik berlangsung sehingga dapat dipastikan bahwa hasil pendidikan sangat tergantung dari perilaku pendidik dan perilaku peserta didik. Dengan demikian dapat diyakini bahwa perubahan hanya akan terjadi jika terjadi perubahan perilaku pendidikdan peserta didik. Dengan demikian posisi pengajar dan peserta didik memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menciptakan proses belajar mengajar secara efektif dan efesien merupakan faktor utama dalam pembelajaran, sehingga terbentuk suatu kegiatan nyata yang memadai. Namun hal ini tidak akan berkembang apabila motivasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu, sudah selayaknya seorang guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Guna meningkatkan motivasi belajar siswa, tentunya seorang guru mengetahui berbagai macam metode dan memilih metode yang tepat dalam setiap pembelajaran.
Ketidaktepatan guru dalam memilih metode mengajar, akan mengakibatkan kurang efektif dan efisien yang akhirnya akan mempengaruhi belajar siswa. Sebaliknya jika seorang guru tepat dalam memilih metode maka motivasi belajar siswa meningkat, apabila motivasi belajar siswa meningkat akan meghasilkan pelajaran yang efektif dan efisien. Metode efektif adalah metode mengajar yang menurut penelitian adalah efektif untuk pengajaran topik tertentu, metode efektif ini merupakan syarat bagi terjadinnya pengajaran efektif selain metode efektif, terdapat persyaratan lain sehingga pelajaran yang lain itu menjadi efektif,m misalnya berorientasi pada tujuan dan tidak membuang-buang waktu.
Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar adalah sangat ditentukan oleh ketepatan seorang pengajar dalam dalam menerapkan metode mengajar.
Oleh karena itu seorang pengajar selain betul-betul hapal dan paham macammacam metode pengajaran juga dituntut untuk selalu memperhatikan kebaikan dan kelemahan dari setiap metode pengajar. Didalam kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dan memberi catatan dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi cepat jenuh dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Sebagaimana yang sudah di Paparkan oleh guru Aqidah Akhlak di MTsN 1 Mataram bahwa ada Empat Keterampilan guru dalam menerapkan metode ceramah pada pembelajaran di MTsN 1 Mataram.
1. Keterampilan Menyiapkan Fasilitas Pendukung Penggunaan Metode Pembelajaran.
Menurut Zakiah Daradjat fasilitas merupakan semua hal yang dapat mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Pendapat ini menekankan pada adanya tujuan yang akan dicapai dengan memanfaatkan fasilitas.63
Berdasarkan hasil penemuan peneliti, bahwa guru Aqidah Akhlak selalu menyiapkan fasilitas dalam menerapkan metode, agar pembelajaran didalam kelas berjalan dengan baik. Dilihat darisudut pandang yang lain fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsinya. Arti bahwa fasilitas adalah kemudahan. Fasilitas adalah segala sesuatu yang berupa benda maupun uang yang digunakan untuk memudahkan dan memperlancar suatu usaha yang dilakukan.
2. Keterampilan Variasi Suara
Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar.64
63 Prof Dr. Hj Zakiah Daradjat, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Guru, (Jakarta:
Bestari Buana Murni), h, 95
64 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 4, h, 45
Dari hasil pengamatan, peneliti melihat bahwa guru tersebut sudah sangat jelas dalam memberikan intonasi, volume, dan nada pada saat pembelajaran berlangsung. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).65
3. Keterampilan dalam gerakan anggota badan atau mimik.
Gerakan tangan dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.
Begitu pula siswa, jika seorang guru yang mengajarnya hanya mematung dan menggunakan mulutnya saja, tanpa menggerakkan anggota badan akan memberi kesan buruk, suasana hampa dan tidak hidup, sehingga siswa cepat bosan, sebaliknya jika gerakan-gerakan guru terlalu over acting dalam memberi pengajaran juga akan berakibat buruk, disini gerakan-gerakan guru sebagian besar menjadi pusat perhatian siswa, jika
65Ibid, h, 48.
gerakannya terarah, siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran tersebut.66
Dari hasil penelitian, peneliti melihat bahwa guru Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran gestur tubuh dan mimik sangat dominan, karena guru tersebut terlihat aktif dan teliti dalam memperhatikan peserta didik. Jadi gerakan yang baik adalah gerakan yang efisien dan efektif artinya gerakan yang cukup, tetapi benar-benar mendukung penjelasan atau uraian guru. Gerakan-gerakan tersebut bias dengan menganggukkan kepala untuk menunjukkan setuju, dan sebaliknya jari dan tangan berarti
“tidak” dan sebagainya.
4. Keterampilan dalam pemindahan posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu dalam menarik perhatian anak didik, dapat pula meningkatkan kepribadian guru dan hendaklah selalu diingat oleh guru, bahwa perpindahan posisi itu jangan dilakukan secara berlebihan. Bila dilakukan berlebihan guru akan kelihatan terburu-buru, lakukan saja secara wajar agar siswa bias memperhatikan.
Perpindahan posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan, atau diantara anak didik dari belakang kesamping anak didik. Dapat juga dilakukan dengan posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk dan diam di tempat lalu berjalan-jalan mengelilingi siswa dan sebagainya. Yang penting dalam perubahan posisi itu harus ada tujuannya, dan tidak sekedar mondar-mandir dan seorang guru janganlah
66 Ibid, h, 51.
melakukan kegiatan mengajar dengan satu posisi, misalnya saja saat menerangkan guru hanya berdiri didepan kelas saja atau duduk dikursi saja, tanpa ada pergantian atau variasi ini bisa menimbulkan kebosanan siswa.67
Penerapan metode pembelajaran bertujuan agar materi pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan baik sesuai yang diharapkan. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
Antara metode dan tujuan jangan sampai bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. 68
B.Kendala yang dihadapi guru Aqidah Akhlak dalam penerapan metode bervariasi di Kelas VIII pada pembelajaran di MTs N 1 Mataram.
Sebagaimana yang sudah dipaparkan di bab II. Temuan dari penelitian ini adalah. Dalam menggunakan metode bervariasi guru Aqidah Akhlak menemukan kendala-kendala yaitu susah memahami konsep.
Menjadi guru agama tidaklah mudah karena setiap usaha yang dilakukan memiliki hambatan tersendiri, apalagi menjadi guru aqidah akhlak dijenjang pendidikan dasar pertama yang siswa-siswinya masih belum bisa berfikir untuk
67 Ibid, H, 55.
68 Opcit, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., hal. 75
masa depan, dan lebih banyak bernain dari pada belajar sehingga dalam memberikan pengarahan, bimbingan kepada siswa binaannya harus serius dan bersungguh-sunguh agar bisa meningkatkan motivasi belajar mereka.
Dalam proses pembelajaran, maka sikap siswa tetap pasif, level berpikirnya pun hanya pada tahap mengingat, hafalan dan jika diberi soal berpikir dan konseptual mereka tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya nilai yang dicapai rendah. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, meningkatkan intraksi yang terjadi pada siswa, dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu ada metode pembelajaran yang tepat di dalam proses pembelajaran.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan metode ceramah yaitu :
1. Keterampilan menyiapkan fasilitas pendukung penggunaan metode pembelajaran.
Kendala guru Aqidah Akhlak dalam selama proses pembelajaran berlangsung fasilitas pendukung yang kurang tidak menjadi hambatan dalam proses pembelajaran karena hanya kekurangan lcd dan soundsystem saja, dan siswa menikmati fasilitas pendukung yang ada.
Menurut Zakiah Daradjat fasilitas merupakan semua hal yang dapat mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Pendapat ini menekankan pada adanya tujuan yang akan dicapai dengan memanfaatkan fasilitas.69
69 Prof Dr. Hj Zakiah Daradjat, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Guru, (Jakarta:
Bestari Buana Murni), h, 95
2. Keterampilan Variasi Suara
Kendala yang duhadapi oleh guru Aqidah Akhlak peneliti melihat bahwa guru tersebut sudah sangat jelas dalam memberikan intonasi, volume, dan nada pada saat pembelajaran berlangsung. Jadi kita tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu. Akan tetapi terdapat juga kendala adapun kendalanya adalah : 1. Banyaknya siswa di dalam kelas.
Banyaknya siswa di dalam kelas menjadi salah satu kendala dalam variasi suara karena tidak mungkin guru stabil terhadap pita suaranya, sewaktu-waktu akan menggunakan alat bantu seperti sounsystem, siswa didalam kelas sebanyak 36.
2. Ruangan yang besar.
Ruangan yang terlalu besar juga menjadi salah satu kendala dalam variasi suara, dikarenakan intonasi suara harus benar-benar tinggi karena besar kemungkinan siswa yang duduk paling belakang akan sulit mendengar apa yang guru bicarakan di depan kelas.
Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.Suarang guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi,
volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan selama belajar.70
3. Keterampilan dalam gerakan badan dan mimik.
Disini guru Aqidah Akhlak tidak menemukan kendala dalam gerakan badan dan mimik guru Aqidah Akhlak dalam proses pembelajaran gestur tubuh dan mimik sangat dominan, karena guru tersebut terlihat aktif dan teliti dalam memperhatikan peserta didik. Jadi gerakan yang baik adalah gerakan yang efisien dan efektif artinya gerakan yang cukup, tetapi benar- benar mendukung penjelasan atau uraian guru.
Gerakan tangan dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi, gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.
4. Keterampilan dalam perpindahan posisi.
Kendala guru dalam perpindahan posisi, peneliti melihat guru Aqidah Akhlak dalam melakukan perpindahan posisi sudah melakukannya dengan baik, sebagai contoh jika ada yang mengobrol, dan tidur guru harus melakukan perpindahan posisi sehingga peserta didik semua aktif efektif. Tetapi dalam melakukan perpindahan posisi terdapat kendala yaitu :
70 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), Cet. 4, h, 45
1. Ruangan yang terlalu besar.
Salah satu kendala dalam perpindahan posisi yaitu ruangan yang terlalu besar dikarenakan guru tersebut merasa lelah jika harus melakukan perpindahan setiap saat.
Melalui metode ceramah ini diharapkan siswa dapat mengkontruksikan pengatahuannya sendiri, mengkomunikasikan pemikirannya dan menulis hasil diskusinya sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan dan membuat siswa terbiasa untuk mengkomunikasikan ide-idenya secara lisan maupun tertulis dalam memecahkan masalah. Disinilah peran yang dapat dilakukan oleh guru aqidah akhlak, bagaimana cara yang harus dilakukan supaya siswa menjadi memahami konsep yang diberikan oleh guru dalam penerapan metode bervariasi dalam pembelajaran. Karena sebagai pelajar guru juga membimbing dan mengarahkan peserta didik ke hal-hal yang posisitif.71
Di sisi lain penggunaan metode pembelajaran yang tidak bervariasi dapat menyebabkan siswa kurang berminat sehingga mengakibatkan prestasi belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Selain itu juga, dapat berakibat kurangnya perhatian siswa untuk belajar yang disebabkan oleh guru yang menyajikan materi secara monoton. Akibat lain dari metode pembelajaran yang tidak bervariasi adalah dapat membuat siswa bersifat acuh tak acuh terhadap materi pembelajaran yang diberikan, dan akibatnya siswa bersifat pasif. Untuk itu, perlu ada upaya guru untuk menciptakan suasana belajar
71 Ibid,h, 73
kondusif yang dapat menuntun siswa bersifat aktif dan kreatif. Suasana belajar seperti ini, akan memberikan harapan bagi tercapainya hasil belajar siswa secara maksimal, dalam arti tercapainya sejumlah kemampuan dan keterampilan proses. Dengan demikian diharapkan pula siswa mampu memecahkan masalah yang ada di lingkungan belajarnya.
Metode mengajar sebagai alat pencapai tujuan, maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri, perumusan tujuan dengan sejelas- jelasnya merupakan persyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Kekaburan di dalam tujuan yang akan dicapai menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang tepat. Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan pendidikan agama islam di Indonesia, bahwa salah satu gejala negatif sebagai penghalang yang menonjol dalam pelaksanaan pendidikan agama ialah masalah metode mengajar/mendidik agama.72
Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menyebutkan metode mengajar mana yang terbaik, yang paling sesuai atau efektif. Sebab suatu macam metode mengajar menjadi metode yang baik sekali pada seorang guru, sebaliknya pada guru yang lain pemakaiannya menjadi jelek. Begitu pula metode yang umumnya dikatakan baik, gagal pada guru yang tidak menguasai teknik penguasaanya. Itu semua sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan menggiatkan seluruh program kegiatan belajar mengajar. Kemampuan mencari dan menggunakan
72 Zuhairini, dkk, Methodik Khusus pendidikan Agama, (Surabaya : Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981), hal. 79
metode dalam kegiatan belajar mengajar adalah pekerjaan guru sehari-hari.
Ini membutuhkan ketekunan dan latihan yang terus menerus. Apakah siswa akan terangsang/tertarik dan ikut serta aktif dalam kegiatan belajar, sangat tergantung pada metode yang dipakai. Aktifnya siswa dalam kegiatan belajar berarti melekatnya hasil belajar itu dalam ingatan.73
Melalui metode ceramah seperti yang disebutkan di atas, diharapkan dapat mempengaruhi prestasi siswa dan merangsang siswa untuk bertanya, sehingga keterlibatannya dalam proses pembelajaran membuat siswa berpartisipasi secara langsung sesuai dengan materi yang sedang diajarkan oleh guru. Keadaan semacam inilah yang diharapkan guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Olehnya itu, didalam menyampaikan bahan pelajaran seorang guru biasanya mengadakan variasi dengan menggabungkan beberapa metode mengajar, contohnya, seorang guru menggunakan metode ceramah kemudian diikiuti dengan metode tanya jawab, atau menugaskan siswa mencari bahan materi yang akan dipelajari kemudian didiskusikan didalam kelas. Dan masih banyak lagi metode-metode yang bisa divariasikan oleh guru yang dapat membuat murid lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan bahkan memotivasi siswa sehingga berdampak bagi hasil belajar yang diperolehnya.
Dalam pelaksanaan metode mengajar bervariasi guru menyiapkan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
73 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Press,2002), hal. 32
a. Menyiapkan bahan ajar sebelum melaksanakan proses pembelajaran dengan beberapa metode yang berbeda yang bisa menarik minat dan motivasi siswa dalam menerima pembelajaran agama Islam di kelas b. Melaksanakan metode mengajar dengan beberapa variasi mengajar yang
dapat membangkitkan dorongan kepada siswa dalam menyiapkan diri menerima pelajaran yang diberikan guru
c. Menyiapkan bahan diskusi untuk dikerjakan secara berkelompok tentang masalah yang diberikan guru
d. Mengembangkan metode mengajar bervariasi di dalam kelas, dimana guru memodel pembelajaran dengan beberapa metode pembelajaran, terkadang guru mengajar dengan metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab dan dengan beberapa metode lainnya yang membuat siswa belajar dengan nyaman tanpa mengalami kebosanan dalam menerima pelajaran agama Islam yang diberikan guru.74
Adapun manfaat penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengarahkan proses pembelajaran pada tujuan pembelajaran 2. Menghilangkan dinding pemisah guru-siswa
3. Menggali dan memanfaatkan potensi siswa secara optimal 4. Menjalin kemitraan guru-siswa
5. Mempermudah penyerapan informasi 6. Suasana menyenangkan “fun”
74 Agus Iskandar, Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru, (Jakarta : Bestari Buana Murni), h, 102.
7. Memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara optimal.75
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan prose pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai determinasi kualitas pendidikan. Sehinga metode pembelajaran yang dikehendaki akan membawa kemajuan pada semua bidang ilmu pengatahuan dan keterampilan. Secara fungsional, pengunaan metode pembelajaran hendaknya dapat merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
Oleh karena itu, penggunaan metode sebagai konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kejenuhan yang mengakibatkan kebosanan pada diri siswa. Sehingga dalam suatu kegiatan belajar mengajar siswa mempunyai ketekunan, keantusiasan, serta berperan aktif. Sehingga dapat dipahami bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu perubahan-perubahan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan mengefektifkan proses pembelajaran itu sendiri.76
Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan
75 Ibid,h,56
76 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jkaarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), Ed,1, Cet.5. h.147.