BAB VII PENGELOLAAN KELAS
D. Pengelolaan Kelas yang Menyangkut Siswa
1. Prosedur pengelolaan kelas yaitu bersifat preventif dan kuratif, maka prosedur atau langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengelolaan kelas (yang menyangkut siswa) juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Prosedur pengelolaan yang bersifat preventif
b. Prosedur pengelolaan yang bersifat kuratif (Amentembun, 1998: 10)
a. Prosedur pengelolaan kelas (siswa) yang bersifat preventif
Yang dimaksud adalah apabila upaya pengelolaan kelas dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari interaksi biasa menjadi interaksi edukatif dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan bagi proses belajar mengajar. Upaya itu dilakukan untuk menimbulkan motivasi siswa atau agar motivasi siswa yang sudah baik tidak dinodai oleh tingkah laku siswa yang menyimpang sehingga mengganggu proses belajar mengajar di kelas.
Dalam hal ini Sudirman N, dkk mengemukakan bahwa “Upaya pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran disiplin kelas jauh lebih baik daripada penyembuhan (penindakan) setelah terjadi pelanggaran, sebab apabila siswa melakukan pelanggaran lalu diberikan tindakan (hukuman) akan
timbul dampak psikologis pada diri siswa tersebut”
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengelolaan kelas secara preventif ini meliputi:
1. Peningkatan kesadaran guru sebagai pendidik, bahwa apapun corak proses pendidikan yang terjadi pada diri siswa adalah menjadi tanggung jawab guru sepenuhnya.
2. Peningkatan siswa, dalam hal ini siswa harus menyadari hak dan kewajibannya sebagai siswa yang secara terlibat dan berperan dalam proses pendidikan yang sedang dialami.
3. Penampilan sikap guru. Sikap guru dalam proses interaksinya dengan siswa sekehendaknya dilandasi sikap tulus dan hangat secara wajar, dan mengarahkan pada penciptaan suasana yang mendukung bagi kegiatan pendidikan.
4. Pengenalan terhadap tingkah laku siswa. Guru diharapkan mampu mengenal tingkah laku siswa yang mendukung suasana pendidikan maupun tingkah laku siswa yang dapat mencemari suasana pendidikan baik yang bersifat perorangan maupun kelompok.
5. Pertemuan alternatif pengelolaan kelas. Dengan mendukung maupun yang mencemari suasana pendidikan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan alternatif pemecahan. Dalam hal ini guru perlu memahami berbagai pendekatan pengelolaan kelas (managerial, psikological,
sistem) kemudian memilih dan menetapkan pendekatan yang sesuai, tepat yang mengarah pada suasana mempertahankan tingkah laku siswa yang baik yang mendukung suasana pendidikan dan mencegah/ menghilangkan tingkah laku siswa yang mencemari suasana pendidikan.
6. Pembuatan kontrak sosial. Kontrak sosial ini pada hakekatnya merupakan norma/peraturan dan tata tertib kelas yang sudah disepakati sebagai standart tingkah laku siswa sebagai individu atau kelompok. Pembuatan kontrak sosial ini hendaknya disusun sendiri oleh siswa dengan petunjuk dan bimbingan guru.
b. Prosedur pengelolaan kelas (siswa) yang bersifat kuratif
Yang dimaksud adalah supaya pengelolaan kelas yang dilaksanakan karena telah terjadi penyimpangan tingkah laku siswa sehingga mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan adalah menghentikan tingkah laku yang menyimpang, dan kemudian mengarahkan pada terciptanya tingkah laku siswa yang mendukung bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik.
Langkah-langkah secara kuratif ini meliputi :
a. Langkah identifikasi kasus. Memahami dan menyelidiki penyimpangan tingkah laku siswa yang mengganggu proses pendidikan di kelas.
b. Langkah analisis masalah. Mengetahui latar belakang serta sebab-sebab timbulnya tingkah laku yang menyimpang tersebut guna mencari sumbernya.
c. Penetapan alternatif pemecahan. Guru berusaha mengatasi masalah (penyimpangan tingkah laku) sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan menggunakan satu pendekatan yang tepat atau mengkombinasikan berbagai pendekatan yang ditetapkan.
d. Langkah monitoring, yaitu mengadakan pemantauan terhadap upaya pemecahan masalah yang telah dilaksanakan untuk melihat akibat/ dampak keberhasilannya.
e. Memanfaatkan umpan balik. Hasil monitoring sebenarnya merupakan umpan balik bagi guru yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan pengelolaan yang kurang sempurna, atau sebagai standar/ dasar kegiatan pengelolaan lebih lanjut.
2. Teknik Pengelolaan untuk Menegakkan Disiplin Kelas Disiplin adalah “suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.”
Jika diterapkan dalam kelas maka pengertian disiplin di atas dapat dirumuskan bahwa : disiplin kelas
adalah suatu keadaan tertib di mana para guru dan siswa yang tergabung dalam kelas tunduk pada peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan dengan senang hati dan ikhlas.
Dengan ditegakkannya disiplin dalam kelas dimaksudkan/bertujuan:
a. Membantu siswa mengembangkan pribadinya menjadi matang dan dapat berdiri sendiri.
b. Melatih siswa untuk bertanggung jawab.
c. Membantu siswa untuk mencegah timbulnya problem.
d. Membantu siswa untuk menciptakan kondisi yang mendukung proses belajar mengajar yang efektif.
Adapun teknik-teknik pembinaan disiplin kelas yang dapat diterapkan oleh guru pada hakekatnya tidak terbatas dari konsep yang dianutnya tentang disiplin kelas. Konsep disiplin yang dewasa ini dikembangkan adalah konsep kebebasan terbimbing (controlled freedom), karena dianggap lebih efektif dan demokratis.
Menurut konsep ini disiplin kelas yang baik lebih menekankan pada kesadaran diri (self awareness) dan pengendalian diri (self control). Siswa diberi bimbingan dan penyuluhan agar mampu mawas diri (introspeksi) mengarah kepada penguasaan diri dan pengendalian diri.
Terdapat tiga macam teknik pembinaan disiplin kelas dalam hal ini, yaitu :
1. Teknik pengendalian dari luar (external control techique) yaitu berupa bimbingan dan penyuluhan, kadang-kadang disertai pengawasan ketat (secara
manusiawi) sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Teknik pengendalian dari dalam (inter control techique) yaitu kesadaran yang tumbuh dari dalam diri siswa untuk berdisiplin mentaati peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan. Dengan kesadarannya siswa mampu mengendalikan dirinya ke arah pembinaan dan perwujudan diri sendiri (self realization).
3. Teknik pengendalian kooperatif (cooperative control techique) yaitu adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa dalam rangka mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dapat tercapai. Dalam hal ini baik guru maupun siswa dapat saling membina diri dan membina situasi kelas demi terjaminnya hak dan kewajiban masing-masing dan untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan ketiga teknik di atas, maka teknik cooperative control sangat dianjurkan sebagai suatu teknik yang berusaha menetralisir teknik “inter control”
dan “external control”.