• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep ASI eksklusif a. Definisi ASI ekslusif

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “D” (Halaman 109-118)

TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 1. Konsep Kehamilan

6. Konsep ASI eksklusif a. Definisi ASI ekslusif

ada pengawas yang dapat memonitor penggunaan face shield tersebut.

6. Konsep ASI eksklusif

c. Cara menyusui yang benar (Prasetyono, 2010) 1) Cara menyusui dengan sikap duduk

a) Duduk dengan posisi santai dan tegak dengan menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.

b) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan di putting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan putting susu.

c) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi di tidurkan di atas pangkuan ibu dengan cara :

(a) Bayi di pegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

(b) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan, perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, dan ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

d) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari ibu menekan payudara bagian atas areola e) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting

reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.

f) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi di dekatkan ke payudara ibu dengan putting dan areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.

(a) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi sampai putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.

(b) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu di pegang atau di sanggah lagi.

2) Melepaskan isapan bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain.

Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking ibu dimasukkan mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi di tekan ke bawah.

3) Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan

4) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola disekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.

5) Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusui dengan cara menggendong bayi dengan tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan atau dengan menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa.

d. Penyebab produksi ASI berkurang dan berhenti keluar (Prasetyono,2010)

1. Penggunaan obat-obatan tertentu

Konsumsi obat-obatan tertentu dapat membuat produksi ASI berkurang. Untuk itu, ibu perlu memerhatikan penggunaan obat- obatan dan berkonsultasi ke dokter.

2. Kurang minum air putih

Ibu menyusui yang kurang minum air putih, produksi ASI bisa menurun. Ini karena air putih adalah bahan baku pembuat ASI.

3. Tidak konsumsi makanan dengan baik

Selama menyusui, asupan makanan perlu diperhatikan.

Keseimbangan makanan, terutama buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan produksi ASI. Jika kebutuhan makan tidak tercukupi, ASI yang keluar berkurang.

4. Tidak lakukan relaktasi

Relaktasi bertujuan mengembalikan suplai ASI. Caranya dengan mendekatkan puting pada bayi agar bayi menyusu. Ini juga bisa disebut “mengosongkan” payudara dengan menyusui bayi secara langsung. Semakin sering payudara tidak dikosongkan, maka produksi ASI berkurang, bahkan ASI bisa berhenti keluar.

5. Stres dan lelah

Stres dan lelah dapat menurunkan produksi ASI. Oleh karena itu, ibu harus cukup istirahat dan mengatur waktu.

e. Putting susu tenggelam (Marlian, 2015) 1. Pengertian

Puting payudara masuk ke dalam atau inverted nipple adalah kondisi di mana puting seperti ditarik masuk ke dalam sehingga terlihat rata. Kondisi ini memang dapat terjadi pada beberapa orang, salah satu faktor yang memengaruhinya adalah hormon. Biasanya kondisi ini dijumpai pada ibu hamil, namun sekitar 10-20%

perempuan mengalami kondisi ini. Kasus inverted nipple sendiri disebabkan oleh masalah yang ada di sambungan jaringan di bawah puting, ligamen dan kulit.

2. Gejala

Ada beberapa perubahan yang dapat terjadi jika ibu mengalami inverted nipple. Beberapa diantaranya adalah rasa nyeri pada payudara, perubahan suhu, dan bengkak. Selain itu, akan ada benjolan

pada payudara. Sedangkan untuk perubahan pada bentuk payudara dapat berupa puting yang tertarik ke dalam. Saat diberi rangsangan pun tidak dapat kembali keluar. Terakhir, akan ada perubahan kulit di sekitar puting berupa kemerahan dan nyeri pada permukaan puting dan munculnya ruam pada area puting dan areola.

3. Penyebab

Beberapa hal lain yang menyebabkan puting payudara masuk ke dalam atau inverted nipple :

a. Infeksi yang disebabkan oleh jamur atau bakteri.

b. Cedera atau gesekan di area puting, biasanya kasus inverted nipple ditimbulkan dengan efek menyusui atau setelah menyusui, terjadi pelebaran di sekitar puting sehingga ada kemungkinan puting menjadi „terbalik‟ atau masuk ke dalam.

c. Kulit kering pada sekita areola (kulit gelap yang berada di sekitar puting).

d. Hormon, membuat payudara dan puting mengalami perubahan saat hamil, apalagi saat memasuki trimester II dan III.

e. Saluran susu yang pendek.

4. Cara mengatasi a. Teknik Hoffman

1. Letakkan ibu jari di setiap sisi ujung puting, bukan di tepi areola 2. Tekan kedua ibu jari ke dalam, berlawanan dengan jaringan payudara

3. Gerakkan kedua ibu jari berlawanan satu sama lain

Hal ini akan melenturkan putting ibu jika dilakukan secara rutin setiap dua kali sehari.

b. Breast shells

Biasanya bra ini dipakai oleh ibu ini mampu membantu karena lapisan dalamnya memiliki lubang yang pas untuk putting, dapat memberikan tekanan pada sekitar jaringan putting dan membuat puting dapat menonjol keluar dengan sendirinya.

7. Keluarga Berencana b. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

c. Tujuan Program KB

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dansejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).

d. Jenis Kontrasepsi (BKKBN, 2012)

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan kontrasepsi yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang di dalam uterus. AKDR mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum karena adanya perubahan pada tuba dan cairan uterus.

Kelebihan AKDR yaitu, mempunyai tingkat efektivitas yang tinggi segera setelah dilakukan pemasangan, mempunyai manfaat jangka panjang, bisa sampai 8-10 tahun, sangat efektif karena tidak harus mengingat – ingat seperti minum pil setiap hari, tidak berpengaruh terhadap kualitas dan volume ASI, tidak mempunyai efek samping hormonal karena menggandung bahan tembaga, tidak memiliki interaksi dengan obat – obatan, dapat langsung dipasang segera setelah melahirkan (apabila tidak ada tanda infeksi)

Kekurangan AKDR yaitu, memerlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvi, tidak dapat memberikan pencegahan terhadap IMS, tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS, tidak dapat melakukan pelepasan KB spiral sendiri, harus selalu memeriksa posisi benang KB spiral secara mandiri sesuai yang diajarkan oleh petugas kesehatan.

Efektivitas AKDR yaitu, sangat tinggi sekitar 99,2 – 99,4%

dengan tingkat kehamilan 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama.

Cara kerja AKDR yaitu, IUD akan menghambat dan mencegah sperma masuk bertemu dengan saluran sel telur dan mengurangi kemampuan sperma untuk melakukan pembuahan.

Waktu pemasangan yang tepat AKDR yaitu, IUD akan lebih baik jika pasca persalinan dan dipasang saat hari terakhir menstruasi untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat pemasangan. Namun IUD tetap bisa dipasang meskipun tidak sedang menstruasi. Jika IUD dipasang saat tidak menstruasi, kemungkinan terjadinya kram / rasa tidak nyaman akan lebih besar tetapi rasa tidak nyaman ini biasanya hanya sebentar dan segera hilang setelah pemasangan selesai dan beristirahat (Devika,2016)

Dalam dokumen ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “D” (Halaman 109-118)