• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

DAFTAR SINGKATAN

D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan (Ante Natal Care) a. Pengertian

Asuhan Ante Natal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberika oleh tenaga kesehatan kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbahan dan perkembangan janin serta memepersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi perannya sebagai orangtua (Wagiyo, 2016).

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan ini dibagi atas 3 semester yaitu kehamilan

36

trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan trimester kedua mulai mulai 14-28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu (Yuli, 2017).

b. Tujuan

Menurut Pusdiknakes (2013) adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan ANC tersebut adalah:

1) Memantau kemajuan kehamilan, dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.

4) Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak.

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapat berjalan dengan lancar.

37

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apapun.

Tujuan utama ANC adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkankelahiran dan memberikan pendidikan.Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2013).

c. Tanda kehamilan

Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan (Jannah, 2012 ).

1) Tanda yang tidak pasti/tanda mungkin kehamilan (a) Amenorea

(b) Mual dan muntah

(c) Mammae menjadi tegang dan membesar (d) Keluhan kencing

(e) Konstipasi

(f) Perubahan berat badan (g) Perubahan warna kulit

(h) Anoreksia (tidak ada nafsu makan) (i) Varises (penekanan vena-vena) d. Kunjungan Antenatal

38

Pelayanan Antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya (Departemen Kesehatan RI, 2014).

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC minimal 6 kali selama kehamilan dan 2 Kali pemeriksaan oleh dokter pada TM I dan TM III, yang terbagi dalam (Buku KIA, 2020).

1) 2 Kali pada TM I ( Kehamilan 12 minggu)

2) 1 Kali pada TM II (Kehamilan diatas 12-24 minggu) 3) 3 Kali pada TM III (Kehamilan diatas 24-40 minggu)

Standar Pelayanan ANC memiliki beberapa komponen dalam proses pelaksanaannya, yaitu dengan 10T (Buku KIA, 2020):

1) Ukur berat badan dan tinggi badan (T1).

Menurut Buku KIA (2020) sebagai pengawasan akan kecukupan gizi dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil minimal 9 kg atau 1 kg seiap bulannya.

Adapun cara untuk menentukan status gizi dengan mengihitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dari berat badan dan tinggi badan ibu sebelum hamil sebagai berikut:

Rumus : Berat badan (kg) Tinggi Badan (m)

39

2) Ukur tekanan darah (T2)

Tekanan darah yang normal 110/70 – 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi (Buku KIA, 2020)

3) Nilai Status gizi (T3)

Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA <23,5cm, resiko KEK (Kurang Energi Kronis)

4) Ukur tinggi fundus uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus uteri mulai dari batas atas sympisis dan disesuaikan dengan hari pertama haid terakhir. Tinggi fundus uteri diukur pada kehamilan >12 minggu karena pada usia kehamilan ini uterus dapat diraba dari dinding perut dan untuk kehamilan >24 minggu dianjurkan mengukur dengan pita meter. Tinggi fundus uteri dapat menentukan ukuran kehamilan. Bila tinggi fundus kurang dari perhitungan umur kehamilan mungkin terdapat gangguan pertumbuhan janin, dan sebalinya mungkin terdapat gemeli, hidramnion, atau molahidatidosa (Depkes, 2012).

Taksiran beran janin dapat dihitung dari rumus Johnson Toshack (Johnson Toshock Estimated Fetal Weight) yang diambil dari tinggi fundus uteri. JEFW (gram) = (FH (Fundal Heightcm) – n x 155 (konstanta)

n = 11 bila kepala di bawah spina ischiadica.

n = 12 bila kepala di atas spina ischiadica.

n = 13 bila kepala belum masuk pintu atas panggul.

40

Tabel 2.2

Umur Kehamilan Berdasarkan TFU

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan 1/3 diatas simfisis

½ simfisis – pusat

2/3 diatas simfisis Setinggi pusat 1/3 diatas pusat

½ pusat – prosesus xifoideus (px)

Setinggi prosesus xifoideus (px) 2 jari (4cm) dibawah (px)

12 minggu 16 minggu 20 minggu 24 minggu 28 minggu 34 minggu 36 minggu 40 minggu Sumber : Sulistyawati (2013)

Tabel 2.3

Usia Kehamilan Berdasarkan TFU Dalam Bentuk (cm)

TFU Usia Kehamilan

20 cm 23 cm 26 cm 30 cm 33 cm

20 minggu 24 minggu 28 minggu 32 minggu 36 minggu Sumber : Sari Angrita (2015)

Tabel 2.4

Tafsiran Berat Janin pada TM II – TM III

Usia Kehamilan Panjang (cm) Berat (gram)

25 minggu 34,6 cm 600 gram

26 minggu 35,5 cm 1000 gram

27 minggu 36,6 cm 1050 gram

41

28 minggu 37,6 cm 1100 gram

29 minggu 38,6 cm 1150 gram

30 minggu 41 cm 1400 gram

31 minggu 41,1 cm 1502 gram

32 minggu 42,4 cm 1702 gram

33 minggu 43,7 cm 1918 gram

34 minggu 45 cm 2146 gram

35 minggu 46,2 cm 2383 gram

36 minggu 47,4 cm 2622 gram

37 minggu 48,6 cm 2859 gram

38 minggu 49,8 cm 3083 gram

39 minggu 50,7 cm 3288 gram

40 minggu 51,2 cm 3462 gram

41 minggu 51,7 cm 3597 gram

Sumber : Bobak, dkk (2011)

5) Tentukan Persentasi Janin (T5)

Untuk melihat letak janin, atau masalah lain 6) Pemberian imunisasi TT (T6).

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segara diberikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

Tabel 2. 5

Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid Imunisasi TT Selang Waktu

minimal pemberian Imunisasi TT

Lama Perlindungan TT1

-

Langkah awal pembentukan

42

kekebalan tubuh terhadap penyakit

Tetanus TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun TT3 6 bulan setelah TT2 6 Tahun TT4 12 Bulan setelah TT3 10 Tahun TT5 12 Bulan setelah TT4 ≥25 Tahun Sumber : Sulistyowati (2013)

7) Pemberian tablet Fe (zat besi) (T7).

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar haemoglobin. Ibu hamil dianjurkan meminum tablet zat besi yang berisi 60 mg/hari dan 500 µg (FeSO4 325 mg). Kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimestser II karena absopsi usus yang tinggal. Tablet Fe dikonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan, sebaiknya tidak minum bersama teh atau kopi karena akan menganggu penyerapan.

8) Pemeriksaan LAB (T8)

a) Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28 bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

b) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Resesrch Lab) (T7).

Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali di ambil spresimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

43

c) Pemeriksaan Protein Urine Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklamsi.

d) Pemeriksaan Urine Reduksi

Untuk ibu hamil dengan riwayat diabetes melitus (DM). Bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya diabetes melitus gestasional (DMG).

9) Tatalaksana atau penanganan kasus (T9)

Apabila ditemukan masalah, segera ditangani atau dirujuk 10) Temu Wicara / Konseling (T10)

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya tentang tanda- tanda resiko kehamilan

e. PemeriksaanPanggul Luar

Cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran ukuran panggul apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara 53 lain: jangkar-jangkar panggul Martin, Oseander, Collin, Boudeloque dan sebagainya. Yang diukur adalah :

1) Distansia spinarum (± 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.

2) Distansia kristarum (± 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krisna iliaka sinistra dan dekstra.

3) Konjugata Ekserna (± 18-20 cm)

44

f. Perubahan psikologis

Perubahan psikologis pada trimester III adalah: Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik

1) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

2) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya

3) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

4) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya 5) Merasa kehilangan perhatian

6) Perasaan mudah terluka (sensitif) 7) Libido menurun

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan pada sistem tubuh ibu yang semuanya membutuhkan adaptasi, baik fisik maupun psikologis berikut ketidak nyamanan pada TM 3 dan cara mengatasinya menurut (Hutahaean, 2013).

g. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III 1) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan (Pantiawati, 2013).

45

Pada Kehamilan usia lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri (Asrinah, 2012).

2) Sakit Kepala yang Berat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, danseringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya kabur atau berbayang.

Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre- eklampsi.

3) Penglihatan Kabur

Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklampsia.

4) Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

Pada saat kehamilan, hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki. Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan

46

tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat pertanda anemia, gagal jantung atau pre- eklampsia.

5) Keluar Cairan Pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III.

Ibu harus dapat membedakan antara urine dengan air ketuban. Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum.

6) Gerakan Janin Tidak Terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3x dalam 1 jam atau minimal 10x dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin.

7) Nyeri Perut yang Hebat

Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti pada persalinan. Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat, disertai tandatanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin

47

lama makin memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta.

h. Deteksi Dini Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). Faktor resiko pada ibu hamil :

1) Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun 2) Jumlah anak sebelumnya > 4

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun 4) KEK dengan Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm

5) Anemia dengan Haemoglobin < 11 g/dl

6) Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul

7) Sedang atau pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung, ginjal, hati, psikosis, kelaianan endokrin (diabetes militus, sistemik lupus, eritematosus, dll), tumor dan keganansan

8) Riwayat kehamilan buruk seperti keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, partus prematur dan bayi dengan cacat kongenital

9) Kelainan jumlah janin seperti kehamilan ganda dan janin dempet 10) Kelainan besar janin seperti pertumbuhan janin terhambat, janin besar Skrining yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu skrining faktor resiko dengan skor Poedji Rochjati (2011):

48

Cara pemberian SKOR :

1) Skor 2 : Kehamilan Resiko Rendah (KRR)

Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal 1) Skor 4 : Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) Untuk tiap faktor resiko 2) Skor 8 : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) Untuk bekas

operasi caesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklampsia berat / eklampsia.

Tabel 2.6 Skor Poedji Rochjati

49

Sumber : Skor Poedji Rochjati (2011)

i. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi.

Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai berikut (Romauli, 2011): :

1) Oksigen

50

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibuhamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil hinggaakan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akanberpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-lain.

2) Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari,ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan.

3) Kalori

Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahanmakanan yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalahgolongan padi- padian (misalnya beras dan jagung), golongan umbiumbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.

4) Protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayiakan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yangberkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang) dansumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti kedelai,kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).

5) Mineral

51

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yangtidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus,forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembaratau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu.

Satuliter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium. Minuman instan atau minuman berkemasan tidak baik untuk ibu hamil karena minuman kemasan mengandung banyak zat dan bahan tambahan yang disarankan untuk dikurangi oleh ibu hamil. Misalnya, kandungan gula tinggi yang tak jarang mengandung juga pemanis buatan dalam jumlah banyak, sehingga berisiko menyebabkan beberapa gangguan kesehatan ibu hamil, jika ibu hamil terlalu banyak mengonsumsi minuman kemasan, dikhawatirkan akan timbul beberapa masalah kesehatan.

Seperti, diabetes gestasional atau diabetes saat kehamilan, yang disebabkan kandungan gula berlebih dalam minuman.

6) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan buah- buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

j. Kebutuhan Personal Higiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan

52

banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.

Seorang wanita lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan pada kondisi pencernaan.

Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan resiko terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeeksi jamur. Selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan terjadinya keputihan pada janin (Setiawati, 2013)

Cara penanganan flour albus pada kehamilan Meningkatnya kadar hormone estrogen dan aliran darah ke vagina membuat ibu hamil kerap mengalami keputihan. Untuk mengurangi ketidak nyamanan tersebut bisa dengan menjaga kebersihan vagina. Mengganti celana dalam lebih sering dari biasanya. Tidak menggunakan celana ketat, atau yang tidak menyerap keringat. (Fatmawati, S, 2010:23) Mengingat pada wanita hamil terjadi kenaikan jumlah cairan plasma dalam tubuhnya, mengakibatkan sering buang air kecil, untuk itu diharapkan:

1) Jangan memakai celana dalam dari bahan sintesis atau celana ketat.

2) Pakailah selalu celana katun sering ganti celana dalam

53

3) Jangan memakai panty liner setiap hari.

4) Sesudah mandi keringkan benar-benar daerah vulva dengan baik sebelum berpakaian/memakai celana dalam.

5) Ceboklah dari depan kebelakang setiap berkemih atau buang air besar karena dapat membantu mengurangi kontaminasi mikroorganisme dari saluran kemih dan anus.

k. Kebutuhan Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besaragar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

l. Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila terdapat perdararahan pervaginan, riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus imminens, ketuban pecah sebelumnya waktunya.

54

m. Kebutuhan Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.

n. Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan relaks pada siang hari selama 1 jam.

o. Persiapan persalinan

1) Membuat rencana persalinan

2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak ada 3) Mempersiapkan system transportasi jika terjadi kegawatdaruratan 4) Membuat rencana atau pola menabung

5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan.

p. Cara Perawatan Payudara

Perawatan Payudara Selama Kehamilan Perawatan payudara yang dilakukan selama kehamilan akan membantu persiapan untuk menyusui anak nantinya. Bagian puting payudara harus digosok dan ditarik keluar

55

perlahan-lahan selama kirakira 2 menit setiap hari semenjak masa hamil muda. Apabila calon ibu menghendaki, obat gosok lanolin dapat diusapkan, terutama jika putingnya tergolong kering. Kira-kira sejak minggu ke-32, payudara harus dipijit dengan meletakkan kedua telapak tangan terbuka lebar disekeliling payudara, lalu menekannya kea rah puting sehingga akan terlihat ada cairan berwarna kuning yang keluar dari puting itu. Tindakan pemijatan ini dimaksudkan untuk menjaga agar saluransaluran pada payudara tetap terbuka (Apel, 2011).

Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti dengan kompres dingin selama 1 menit. Kompres bergantian selama 3 kali berturut-turut dengan kompres air hangat (Apel, 2011).

q. Kehamilan usia dini

Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia yang relatif muda yaitu usia kurang dari 20 tahun. Kurangnya pengetahuan tentang waktu yang aman untuk melakukan hubungan seksual mengakibatkan terjadi kehamilan remaja, yang sebagian besar tidak dikehendaki. Kehamilan telah menimbulkan posisi remaja dalam situasi yang serba salah dan memberikan tekanan batin (stres) yang disebabkan oleh beberapa faktor (Rohan dan Siyoto, 2013).

Banyak sekali ditemui kejadian atau kasus kehamilan pada remaja putri. Padahal, kehamilan di usia muda memiliki resiko yang tinggi, tidak hanya merusak masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatannya. Dikarenakan perempuan yang belum

Dokumen terkait