• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Bayi Baru Lahir (BBL) a. Pengertian

Dalam dokumen DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Halaman 64-73)

TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Dasar Teori

4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir (BBL) a. Pengertian

4. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir (BBL)

Tabel 2.2 Apgar Score

Skor 0 1 2

Appearance color (warna kulit)

Pucat Badan merah, ekstremitas biru

Seluruh tubuh kemerah- merahan Pulse (heart rate) atau

frekuensi jantung

Tidak ada

<100x/menit >100x/menit Grimace (reaksi terhadap

rangsangan)

Tidak ada

Sedikit

gerakan mimik

Menangis, batuk/bersin Activity (tonus otot) Lumpuh Ekstremitas

dalam fleksi sedikit

Gerakan aktif

Respiration (usaha nafas) Tidak ada

Lemah, tidak teratur

Menangis kuat

Sumber : Dasar teori penghitungan apgar score menurut Sumarah, 2009

Klasifikasi menurut Rukiyah, dkk (2009) : a) Bayi normal (apgar skor 7-10)

b) Asfiksia ringan - sedang (apgar skor 4-7) c) Asfiksia berat (apgar skor 0-3).

2) Mempertahankan suhu

Mekanisme pengaturan temperatur bayi baru lahir belum berfungsi sempurna oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami hipotermia (Sumarah, dkk, 2009).

a) Mekanisme kehilangan panas

Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui (Sukarni, 2013) :

(1) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

(2) Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

(3) Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya melalui kipas angina, hembusan udara atau pendingin ruangan).

(4) Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

c. Pemeriksaan bayi baru lahir (Varney, 2002) 1) Pemeriksaan tanda-tanda vital

a) Denyut jantung bayi (110-180 kali per menit) b) Suhu tubuh (36,5oC-37,5oC)

c) Pernafasan (40-60 kali per menit.

2) Pemeriksaan antropometri

a) Berat badan (2500-4000 gram) b) Panjang badan (48-52 cm) c) Lingkar kepala (33-35 cm) d) Lingkar dada (30-38 cm) e) Lila (>9,5 cm).

3) Pemeriksaan fisik

a) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling.

b) Keaktifan pada bayi normal

c) Simetris pada bayi apakah secara keseluruhan badan seimbang.

d) Pemeriksaan fisik head to toe dan refleks

(1) Refleks rooting, bayi mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut.

(2) Refleks sucking (menghisap), terjadi apabila terdapat tanda menyentuh bibir, yang disertai refleks menelan.

(3) Refleks swallowing, gerakan menelan apabila bayi mendapat ASI.

(4) Refleks morro, ialah suatu respon tiba-tiba pada bayi baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

(5) Refleks blinking, bila ada kilatan cahaya/hembusan udara bayi akan menutup kedua matanya.

(6) Refleks grasp, yaitu jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan atau dikaki bayi maka akan seperti menggenggam atau menekuk.

(7) Refleks babinsky, bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan bergerak keatas dan jari-jari lain membuka.

d. Kebutuhan dasar bayi baru lahir (Varney, 2007) 1) Kehangatan bayi

Menjaga bayi dari kehilangan panas, gunakan pakaian dengan bahan yang lembut, gunakan tutup kepala/topi dan pelindung tangan dan kaki serta wajah jika bayi dibawa keluar rumah.

2) Kebersihan bayi

a) Bayi yang baru lahir tidak boleh dimandikan sepenuhnya b) Basuh bayi dengan kain/ busa lembut

c) Setiap kali bayi buang air kecil dan besar, bersihkan bagian perinealnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik, kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus dibersihkan.

3) Menyusui

a) Menyusui harus dilakukan segera setelah kelahiran bagi bayi yang sehat. Menyusui segera menaikkan oksitosin, yang juga menaikkan involusi pada uterus. Juga menaikkan ikatan dini antara ibu dan anak.

b) Bayi harus disusui saja sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama. Bayi harus disusui secara on demand (kapan saja bayi membutuhkan) dan tanpa harus menggunakan jadwal.

c) ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, yang memberikan kalori dan gizi yang diperlukan bayi untuk 6 bulan pertama.

d) Teknik menyusui yang benar:

(1) Cuci tangan sebelum menyusui

(2) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi)

(3) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu) (4) Meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi

berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu

(5) Menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara

(6) Memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

(7) Memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya

(8) Merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

(9) Setelah bayi membuka mulut (mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi

(10) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga payudara lagi

(11) Memperhatikan bayi selama menyusui

(12) Memperhatikan cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah

(13) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

(14) Menyendawakan bayi

4) Tidur : baringkan bayi ke samping atau terlentang (jangan pakai bantal). Pola tidur bayi baru lahir yaitu selama ± 16-18 jam/hari (Hidayat, 2006).

5) Tali pusat

a) Perawatan tali pusat dengan cara membungkus tali pusat dengan kassa steril tanpa membubuhkan apapun serta menjaga agar tali pusat selau kering

b) Sampai tali pusat kering dan lepas, di daerah ini dapat terjadi infeksi sehingga harus dijaga agar bersih dan kering.

c) Ibu harus mencuci sekitar tali pusat setiap hari dengan air bersih atau hangat.

d) Beritahu ibu untuk lapor ke bidan bila tali pusat berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan (Sumarah, 2009).

3) Imunisasi

Dalam waktu 1 jam post partum bayi diberikan vaksin vitamin K dan vaksin hepatitis B setelah 1 jam pemberian vitamin K. Pada seminggu pertama, beri bayi vaksin BCG untuk mencegah tuberculosis, dan vaksin polio secara oral untuk mencegah terjadinya kelumpuhan (Saifuddin, 2008).

4) Eliminasi

Bayi baru lahir harus sudah buang air kecil dalam waktu 24 jam setelah lahir, selanjutnya buang air kecil 6-8 x/hari. Feces bayi baru lahir berwarna hijau (mekonium), dan bayi baru lahir harus sudah buang air besar dalam 24 jam.

e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir

Menurut Pinem (2009), tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

a. Sulit menyusu

b. Letargi (tidur terus sehingga tidak menyusu) c. Demam (suhu badan >38oC atau hipotermi <36oC) d. Tidak BAB atau BAK setelah 3 hari lahir

e. Sianosis (biru) atau pucat pada kulit atau bibir, adanya memar, warna kulit kuning (ikterus) terutama dalam 24 jam pertama

f. Muntah terus menerus dan perut membesar g. Mata bengkak dan bernanah atau berair

h. Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir atau darah

i. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.

5. Konsep Dasar Nifas

Dalam dokumen DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Halaman 64-73)