Mengawali materi evaluasi karya tari tradisi, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menceritakan pengalaman peserta didik mengenai evaluasi karya tari yang pernah di tontonnya, atau dapat dengan cara menampilkan gambar pertunjukan tari tradisi berikut ini:
Berdasarkan gambar di atas, guru dapat menanyakan kepada peserta didik mengenai hal- hal sebagai berikut: Apakah kalian pernah mengkritik sebuah karya seni baik itu seni tari tradisi dan kreasi baru yang kalian tonton?, Hal apa yang paling sering kalian kritisi?, Apa alasan kalian mengkritik karya seni tersebut?. Kegiatan apresiasi seni tidak terlepas dari mengkritik seni, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Kritik seni merupakan sebagai ilmu pengetahuan terdiri atas kumpulan teori sebagai hasil pengkajian yang teliti oleh pakar estetika dan pakar teori seni. Pada dasarnya pengetahuan ini dikembangkan dari kenyataan di lapangan. Teori kritik seni mencakup juga sesuatu yang berhubungan dengan persyaratan, peosedur dan metologi yang diperlukan dalam kegiatan mengapresiasi dan menilai karya seni.
Pengertian kritik seni menurut Dewey (1980) dan Stolnizt (1971), bahwa kritik seharusnya merupakan aktivitas evaluasi, karya seni adalah objek pengamatan estetik, kritik tidak perlu sampai pada penyimpulan nilai, penghakiman karena dengan deskripsi dan pembahasan yang lengkap sudah mencukupi bagi penangkapan makna estetis. Sedangkan menurut Kuspit (1984) merupakan ativitas kritik merupakan seni tersendiri, artinya seorang kritikus adalah individu kreatif yang mengungkap makna seni (Sem C Bangun. 2004: 1) .
Tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat kritik seni berfungsi untuk memperluas wawasan seni. Bagi seniman kritik tampil sebagai ‘cambuk’ kreativitas. Suatu ketika kritik seni berperan memperkenalkan karakteristik seni baru. Kebangkitan seni modern, misalnya, sukar dipisahkan dari aktivitas kritik.
Kegiatan kritik tari ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui pertunjukan langsung seperti pementasan atau pergelaran, festival-festival, lomba seni dan pertunjukan tidak langsung melalui media audio visual atau virtual. Melalui kegiatan kritik seni terhadap karya tari inilah akan berimplikasi pada menumbuhkan karakter dari peserta didik berjiwa Bhineka Tunggal Ika, memiliki sikap dapat menghargai karta tari
orang lain, percaya diri, dan mampu berfikir analitis dan kritis dalam memberikan penilain terhadap karya tari.
Pertemuan 2
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar peserta didik untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe kritik mempunyai ciri (kriteria), media (alat/bahasa), cara (metode), sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut juga memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasan menurut Bangun (2004) mengenai beberapa jenis kritik seni:
1. Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah. Tujuannya memberikan informasi tentang berbagai peristiwa dalam dunia kesenian. Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan dan jelas mengenai suatu pameran, pementasan, konser, atau jenis pertunjukan seni lain di tengah mesyarakat. Karakteristik utama kritik jurnalistik adalah aspek pemberitahuan.
2. Kritik Pedagogik
Kritiksenipedagogikditerapkandalamkegiatanprosesbelajarmengajar di lembaga pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh para dosen dan guru kesenian, tujuannya terutama mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik.
3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah biasanya melakukan pengkajian nilai seni secara luas, mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun dalam melakukan kaji banding kesejarahan critical judgment. Penilaian kritik ilmiah sesungguhnya tidak bersifat mutlak, sama seperti pengetahuan lmiah lainnya, jenis kritik ini bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja, demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
4. Kritik Populer
Pada dasarnya implikasi kritik seni populer ditulis oleh sebagian besar penulis yang tidak menuntut keahlian kritis. Masyarakat akan terus membuat penilaian kritis, tanpa mempertimbangkan apakah penilaian yang mereka lakukan tepat atau tidak.
Pertemuan 3
Pokok materi pada pertemuan ke tiga, membahas mengenai fungsi kritik tari. Kritik hadir dan diterima di tengah-tengah masyarakat, karena kritik memberikan manfaat dan memiliki fungsi bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, antara lain; kreator seni dan pembaca.
Kritik karya seni tari memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia seni tari dan dalam
pendidikan seni.
Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni tari, antara pencipta (koreografer), karya, dan penikmat seni.
Komunikasi antara karya yang disajikankepadapenikmat(publik) senimembuahkaninteraksitimbal-balik antara keduanya. Bagi koreografer, kritik seni berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat karya seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas. Secara umum fungsi kritik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kritik tari merupakan pengenalan dan memperluas wawasan karya tari kepada masyarakat atau media informasi bagi masyarakat.
2. Kritik tari merupakan media komunikasi antara koreografer, kritikus dan pembaca.
3. Kritik tari sebagai evaluasi bagi pencipta karya tari (koreografer).
4. Kritik tari sebagai media untuk meningkatkan kualitas produk karya tari.
Kritik berperan sebagai aktivitas penerjemahan karya untuk peningkatan apresiasi. Dalam konteks ini kritik berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara seniman, karya seni dan penikmat seni. Dengan kritik, penghayat menjadi lebih mendapatkan tuntunan atau pedoman bagi pemahaman karya seni yang secara langsung dapat mengembangkan sensitivitas estetiknya.
Pertemuan 4
Pokok materi yang akan dibahas pada pertemuan ke empat yaitu makna dan simbol dalam kritik tari. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar di atas dapat menjelaskan makna dan simbol dalam karya tari. Memahami makna dan simbol karya tari tidak hanya sekedar membicarakan gerak, melainkan seluruh unsur yang terdapat dalam karya tari dapat menjelaskan makna dan simbol karya tari.
Pada dasarnya semua karya seni, termasuk karya tari diekspresikan menggunakan bahasa simbol. Simbol di dalam seni, termasuk seni tari dapat dipahami dari unsur utama tari, unsur pendukung tari, perlengkapan pergelaran tari, tempat pergelaran tari maupun dari waktu pergelaran tari
Simbol dalam tari diinterpretasikan untuk memaknai sebuah karya tari. Simbol dalam tari bersifat khusus, biasanya untuk menyampaikan gagasan kreator tari melalui unsur utama tari dan unsur pendukung tari, meliputi tema tari, gerak, kostum, rias wajah, properti tari, setting panggung dan unsur pendukung dalam pergelaran karya tari termasuk tempat dan waktu pergelaran.
Pertemuan 5
Pokok materi pada pertemuan ke lima membahas mengenai nilai estetis karya tari pada kritik tari. Pengertian nilai dalam hubungan dengan karya tari dapat dipahami sebagai mutu (kualitas) yang terkandung dalam bentuk seni, wujud seni dengan beberapa unsur penting seni. Nilai dalam karya tari diketahui dari proses mengamati, menganalisis dan mengkritisi tari yang ditampilkan. Nilai estetis tari terkandung dalam keindahan dan kegunaannya.
Sebuah tari yang di dalamnya mengandung nilai estetis mempunyai ciri-ciri sebagai