• Tidak ada hasil yang ditemukan

sumatif ahir semester seni tari kelas 11

N/A
N/A
YESAYA KOE

Academic year: 2024

Membagikan " sumatif ahir semester seni tari kelas 11"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Materi pokok pembelajaran kedua membahas tentang makna, simbol dan nilai estetika tari tradisional dan tari kreasi baru. Siswa akan mempelajari dan menganalisis makna, simbol dan nilai estetika tari tradisional dan tari kreasi baru dari berbagai sumber pembelajaran baik media cetak maupun tayangan video. Setiap karya tari tradisional maupun tari kreasi baru mempunyai makna, simbol dan nilai estetika yang berbeda-beda.

Berdasarkan ciri-ciri tari berikut ini, kami berharap para guru dapat lebih memahami persamaan dan perbedaan tari tradisional dan tari kreasi baru.

Penentuan Ide dan Tema Tari

Keindahan alam dan segala isinya menjadi sumber inspirasi bagi para koreografer dalam menciptakan karya tari. Eksplorasi merupakan suatu proses berpikir, membayangkan, merasakan dan menyikapi suatu objek yang dapat dijadikan bahan suatu karya tari.

Konsep Improvisasi

Proses Improvisasi dalam Gerak Tari

Untuk melanjutkannya cobalah melakukan improvisasi dengan menggunakan alat peraga atau alat, baik yang dikenakan di badan, seperti selendang, keris, rok kain panjang, rambut panjang tergerai, gelang, topi usang, atau alat peraga atau alat yang bukan merupakan bagian dari pakaian, seperti kipas angin, tongkat, kursi, parang, saputangan dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan di atas dapat dilakukan secara bertahap, pertama dilakukan di tempat, kemudian berpindah ke tempat lain, kemudian merespon musik, ditambah dengan menggunakan alat peraga atau alat.

Proses Penghalusan Gerak

Evaluasi (Seleksi) Gerak

Elemen-elemen Komposisi Tari

Gerak

Ruang

Ruang adalah sesuatu yang harus diisi, ia juga merupakan dimensi panjang dan lebar yang berperan sebagai ruang. Ruang dalam tari meliputi segala gerak penari yang berupa gerak, mulai dari gerak badan, posisi yang benar, dan gerak penari. Kebutuhan gerak para penari berbeda-beda sesuai dengan “rentang” geraknya, karena telah disesuaikan menjadi tematik/non tematik, sempit atau panjang dan juga merupakan bagian dari penjabaran gerak tari yang menceritakan/berkonotasi pada tema tertentu, sehingga sangat perhatian baik terhadap penari solo (pribadi) maupun koreografer (umum).

Waktu

Tenaga

Desain Atas

Desain kontras adalah desain yang menggunakan garis-garis bersilangan pada anggota badan atau garis-garis yang akan bertemu ketika berproses. Desain statis adalah desain yang menggunakan posisi bagian tubuh yang sama, meskipun bagian tubuh lainnya bergerak. Desain lurus adalah desain yang menggunakan garis lurus pada bagian tubuh seperti kaki, batang tubuh, dan lengan.

Bentuk spiral adalah bentuk yang menggunakan lebih dari satu garis melingkar dengan arah yang sama pada anggota badannya. Rancangan tinggi merupakan rancangan yang dibuat dari dada penari ke atas, seperti terlihat pada Gambar 2.34. Rancangan tengah merupakan rancangan yang dipusatkan pada daerah sekitar dada sampai pinggang penari, seperti pada Gambar 2.35.

Rancangan rendah merupakan rancangan yang memusatkan perhatian pada area pinggang penari hingga ke lantai, seperti pada Gambar 2.36. Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis ekstremitas kanan dan kiri pada arah yang berlawanan namun sama. Desain asimetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis ekstremitas kiri berbeda dengan garis ekstremitas kanan.

Desain Musik

Komposisi Kelompok

Keseimbangan adalah gerak tari yang dilakukan dengan cara membagi jumlah kelompok secara merata, ke kanan atau ke kiri, disebut juga simetris. Tata rias merupakan sesuatu yang memegang peranan yang sangat penting karena tujuannya untuk menghidupkan dan mewujudkan peran yang dimainkan oleh penari. Selain itu tata rias juga dikenal dengan tiga hal tergantung kebutuhan seseorang, berikut tiga hal tersebut:

Busana biasanya mengikuti konsep tari dan disesuaikan dengan tema tari, baik sastra maupun nonsastra. Properti terbagi menjadi dua, yaitu properti tari, yaitu perlengkapan tari yang dimiliki langsung oleh penari, dan properti panggung, yaitu seluruh perlengkapan panggung yang merupakan sarana tidak langsung maupun langsung untuk melengkapi konsep koreografi yang bertempat di ruang pertunjukan. Kualitas penguasaan penari terhadap ciri-ciri tari yang digunakan merupakan salah satu teknik tari yang diperlukan untuk format koreografi yang berkualitas.

Penataan lampu dalam sebuah pertunjukan merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan karena kehadirannya mempunyai nilai estetika yang tinggi untuk memperkuat maksud penyajian gerak yang disampaikan kepada penonton. Fokus pencahayaan sangat kompleks pada permasalahan warna dan desain busana, tata rias dan busana, tata rias dan jalur pergerakan yang memerlukan pencahayaan. Untuk menghasilkan suatu karya tari yang ekspresif, indah atau menarik maka dibangunlah gerak, rancangan atasan, rancangan lantai, tema, rancangan dramatik, dinamika, rancangan musik, komposisi kelompok, tata rias dan busana, alat peraga, tata cahaya dan tata panggung. menjadi satu kesatuan yang menghasilkan komposisi tari.

Unit Pembelajaran 3

Konsep Pertunjukan Tari Tradisi

  • Tari Tunggal
  • Tari Berpasangan
  • Tari Kelompok/Massal
  • Pertemuan 2 Unsur Pertunjukan Karya Tari
    • Panitia pertunjukan
    • Materi Pertunjukan Tari
    • Penonton
  • Pertemuan 3 Teknik Pertunjukan Karya tari

Pertunjukan tari tradisional dilakukan dalam bentuk pertunjukan tari yang dapat dibawakan secara perseorangan, berpasangan, atau berkelompok. Pertunjukan tari tradisional merupakan suatu bentuk penyajian yang dilakukan oleh lebih dari dua orang penari. Berbagai pertunjukan tari lintas budaya dapat menumbuhkan rasa toleransi, saling menghormati dan saling menghargai di kalangan masyarakat tradisional Indonesia yang multikultural.

Panitia pertunjukan tari di sekolah dipilih dan diangkat berdasarkan pertimbangan kelas atau teman dalam kelompok yang dibentuk. Kehadiran penonton dalam suatu pertunjukan tari sangatlah penting, oleh karena itu tari termasuk dalam kategori seni pertunjukan. Mengenai teknik dalam pertunjukan tari dapat dipahami sebagai suatu cara dan usaha bersama atau kelompok yang dibentuk untuk membantu merencanakan, mempersiapkan dan mementaskan karya tari yang diciptakan.

Kegiatan seni dan non seni dalam pertunjukan tari dapat dilakukan secara bersama-sama dan kooperatif dengan membentuk panitia pertunjukan. Pertunjukan tari dapat dilakukan dengan memisahkan wilayah kerja artistik dan non-artistik, meliputi perencanaan, persiapan, pertunjukan, dan kegiatan pasca pertunjukan. Persiapan pertunjukan tari diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer produksi dalam upaya menyukseskan pertunjukan dengan memanfaatkan potensi yang ada dan memberdayakan peluang.

Unsur Pendukung Pertunjukan Karya Tari Tradisi

Rancangan Proposal Pertunjukan Karya Tari

Media promosi dan publikasi yang dapat dijadikan kerjasama antara lain spanduk, poster, brosur, kaos, booklet dan flyer pada acara ini.

Unit Pembelajaran 4

Proses Pelaksanaan Pertunjukan Tari Tradisional

  • Persiapan Materi Pertunjukan Tari Tradisional
  • Memilih dan Menentukan Bentuk Karya Tari
  • Menentukan Tema Pertunjukan Tari
  • Menentukan Judul Pertunjukan Tari
  • Menentukan Jumlah Penari
  • Menyusun Gerakan Tari
  • Menentukan Pola Lantai
  • Menentukan Konsep Musik Tari
  • Menentukan Tata Rias, Tata Busana, Properti, Tata Panggung dan Tata Lampu Langkah terakhir dalam persiapan penyusunan bentuk tari dalam sebuah pertunjukan
  • Persiapan Pengemasan Pertunjukan Tari Tradisi
  • Materi Tari
  • Penari
  • Rias dan Busana Tari
  • Pengiring Tarian
  • Jadwal Latihan
  • Pembuatan Panitia
  • Tempat/ Gedung Pertunjukan
  • Waktu/Durasi Pertunjukan
  • Penonton
  • Susunan Acara

Berbeda dengan pertunjukan tari yang ditujukan untuk peresmian suatu gedung, pembukaan suatu kegiatan, baik yang resmi (seminar, workshop, pelatihan) maupun tidak resmi (perayaan ulang tahun masyarakat, hari jadi sekolah, rapat instansi). Tema suatu pertunjukan tari sangat penting agar bentuk tari yang menjadi isi pertunjukan tidak melenceng. Jumlah penari ditentukan berdasarkan bentuk tarian yang ditawarkan dan tema tarian yang dipilih.

Sebaliknya, apabila karya tari yang dipilih merupakan bentuk tari kelompok, maka penentuan jumlah penari disesuaikan dengan jumlah anggota tari dalam kelompok tersebut. Pemilihan tari harus menunjukkan jati diri tari tersebut, dengan mengutamakan pertunjukan tari yang menerapkan kaidah seni. Namun akan lebih baik jika pemilihan penari terfokus pada kemampuan menampilkan gerak tari yang baik disertai dengan faktor fisik yang sempurna.

Tata rias yang digunakan penari harus bagus, detailnya terlihat rapi, sehingga penari menjadi semakin cantik sesuai dengan karakter tarian yang dibawakan. Bentuk panggung ini sangat cocok untuk pertunjukan tari yang lebih formal, seperti ujian, pertunjukan, hiburan atau festival. Begitu pula dengan pertunjukan tari yang bertemakan anak-anak, tidak boleh disajikan kepada penonton dewasa.

Evaluasi Proses Pelaksanaan Pertunjukan Tari Tradisi

Gedung yang diciptakan untuk pertunjukan ideal dalam pertunjukan tari dan teater adalah gedung pertunjukan yang menggunakan panggung proscenium, penonton hanya dapat melihat pertunjukan dari satu arah ke depan. Selain bentuk proscenium, terdapat juga arena panggung (lingkaran), tapal kuda atau bentuk U atau L yang sering digunakan untuk arena peragaan busana. Perlu dipikirkan pembatasan durasi pertunjukan agar penonton tidak bosan, mengantuk, dan tidak dapat menikmati pertunjukan dengan baik.

Pertunjukan tari yang rumit dan abstrak menjadi pertimbangan karena tidak cocok untuk penonton dengan tingkat pendidikan umum dan kelas sosial bawah. Sebuah pertunjukan tari akan menjadi sebuah lelucon dan tidak memuaskan jika penontonnya tidak memahami apa yang disajikan. Hal ini bisa terjadi karena jadwal acara yang tidak tepat sehingga membuat penonton tidak nyaman untuk duduk di kursi auditorium dalam waktu yang lama.

Materi pertama sebaiknya dibuat dinamis, tarian kedua mulai menanjak hingga penyajian akhir mencapai klimaks dan terakhir akhir acara juga bagus sehingga tidak membuat penonton bosan. Guru memberikan catatan pada setiap unsur pertunjukan tari yang ditujukan kepada setiap anggota panitia, meliputi cara bekerja, kekompakan kerja, kedisiplinan dan kerja sama setiap anggota panitia. Evaluasi proses dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, hambatan dan insentif, serta cara mengatasi hambatan dan permasalahan yang muncul pada setiap bagian kegiatan.

Pelaksanaan Pertunjukan Tari Tradisional

  • Menyusun Acara Pertunjukan
  • Menentukan Waktu Pelaksanaan Pertunjukan
  • Menata Ruangan Pertunjukan
  • Menampilkan Tari Kelompok atau Berpasangan
  • Menyediakan Kebutuhan Panggung
  • Pembentukan Panitia
  • Pembuatan Proposal Kegiatan
  • Penyusunan Jadwal Kegiatan

Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang. Penentuan waktu pertunjukan harus memperhatikan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan, tujuan, pemrakarsa dan pengguna pertunjukan. Penataan ruang pertunjukan harus mengikuti kebutuhan dan karakter tari yang dibawakan, baik tari tunggal, berpasangan, maupun kelompok.

Pencahayaan adalah pencahayaan yang digunakan dalam pertunjukan yang akan menimbulkan kesan pada suatu panggung dan pertunjukan tari di atas panggung. Unsur-unsur pendukung dalam pertunjukan tari tradisional adalah gerak, musik pengiring, tema, tata rias dan kostum, pola lantai, lokasi/panggung, dan pencahayaan. Kegiatan pertunjukan tari tradisional di sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat memperdalam pengalaman siswa dalam hal kreativitas, kemampuan bermusik, tanggung jawab dan pengenalan jati diri dalam seni.

Evaluasi pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, hambatan dan insentif, serta cara mengatasi hambatan dan permasalahan yang muncul pada setiap bagian kegiatan. Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang.

Unit Pembelajaran 5

Konsep Kritik Karya Tari

  • Kritik Jurnalistik
  • Kritik Pedagogik
  • Kritik Ilmiah
  • Kritik Populer

Pemahaman terhadap keempat jenis kritik seni dapat menjadi pedoman nalar siswa untuk menentukan pola pikirnya dalam melakukan kritik seni. Pada dasarnya, implikasi kritik seni populer ditulis oleh para penulis yang tidak memiliki keahlian kritis. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama adalah menghubungkan persepsi dan penilaian seni dan estetika terhadap karya tari, antara pencipta (koreografer), pencipta karya, dan pecinta seni.

Sedangkan bagi pecinta atau penikmat karya seni, kritik seni membantu mereka memahami karya tersebut dan menambah wawasan serta pengetahuan mereka terhadap karya seni yang berkualitas. Kritik tari merupakan pengenalan dan perluasan pengetahuan penonton terhadap karya tari atau sebagai media informasi kepada penonton. Pemahaman makna dan simbol karya tari tidak hanya sekedar membahas gerak saja, namun seluruh unsur dalam karya tari dapat menjelaskan makna dan simbol karya tari.

Simbol-simbol dalam tari bersifat khusus, biasanya untuk menyampaikan gagasan pencipta tari melalui unsur pokok tari dan unsur penunjang tari, meliputi tema tari, gerak, kostum, tata rias, alat peraga tari, latar panggung, dan unsur penunjang dalam pertunjukan tari. bekerja termasuk. tempat dan waktu pembangunan. Materi pokok pertemuan kelima membahas tentang nilai estetis karya tari dalam kritik tari. Makna nilai dalam kaitannya dengan karya tari dapat dipahami sebagai kualitas yang melekat pada bentuk seni, bentuk seni dengan beberapa unsur penting seni.

Referensi

Dokumen terkait

an tari kreasi yang di pilih Tagihan : Praktek/ unjuk kerja setempat Bahan : properti tari,iringan tari, kostum Alat : Tape recorder,CD player 14.3 Menyiapkan pertunjukan

Dengan demikian pengembangan pendekatan dalam model pembelajaran apresiasi seni berbasis sikap estetik (pengalaman afektif) pada seni tradisi tari topeng Malang ini

Tana Totaja, (4) tari etnik Mandar. Model pelatihan apresiasi seni tari tradisi local dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Inovasi yang dikembangkan pada model

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Pembelajaran Tari Sasapian Untuk Meningkatkan Apresiasi dan Kreasi Terhadap Tari Daerah Setempat Pada Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelatihan apresiasi seni tari Nusantara daerah setempat sangat tinggi dan sangat dibutuhkan oleh guru sekolah dasar di

Tana Totaja, (4) tari etnik Mandar. Model pelatihan apresiasi seni tari tradisi local dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Inovasi yang dikembangkan pada model

Melihat fenomena yang terjadi, maka perlu adanya tindak lanjut mengenai pembelajaran apresiasi seni tari di SD Nasima dengan menerapkan model pelatihan apresiasi seni tari

Karya tari ini bermula dari rangsang visual, koreografer melihat pertunjukan Tayub di Tulungagung baik langsung ataupun melalui VCD. Dari kebiasaan penonton Tayub