• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.5 Konsep Operasional

Adapun konsep operasional sebagai berikut:

1. Responden adalah orang yang mengusahakan sarang burung walet di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara.

2. Produksi (Q) adalah barang yang dihasilkan oleh pengusaha sarang burung walet. Barang yang dimaksud ialah sarang burung walet yang sudah dipanen (Kg/m2/Bulan).

3. Biaya Produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan penunjang lainnya yang akan digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet (Rp/m2/bulan).

4. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost (TFC)) adalah jenis biaya yang digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu (Rp/m2/bulan).

5. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost (TVC)) adalah biaya yang digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis (Rp/m2/bulan).

𝜋

= Total Revenue (TR) – Total Cost (TC)

29 6. Biaya Total (Total Cost (TC)) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam budidaya usaha sarang burung walet dan merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel (Rp/m2/bulan).

7. Biaya Tetap Rata-rata (Avarage Fixed Cost (AFC) adalah pembagian biaya tetap total (TFC) dengan jumlah produksi (Q) yang dihasilkan pada tiap tingkat produksi sarang burung walet (Rp/m2/bulan).

8. Biaya Rata-rata Variabel (Avarage Variable Cost (AVC) adalah hasil bagi antara biaya variabel total (TVC) dengan jumlah produksi (Q) sarang burung walet yang dihasilkan (Rp/m2/bulan).

9. Biaya Total Rata-rata (Avarage Total Cost (ATC) adalah hasil bagi biaya total (TC) dengan jumlah produksi (Q) sarang burung walet yang dihasilkan (Rp/m2/bulan).

10. Penerimaan (Total Revenue (TR) adalah semua penerimaan dari hasil penjualan sarang burung walet atau output (Rp/m2/bulan).

11. Pendapatan (Rp/m2/bulan) adalah pendapatan yang diperoleh pengusaha sarang burung dari penerimaan (TR) dikurangi dengan total biaya (TC).

30 BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa Tolada

Tolada merupakan sebuah desa di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Desa Tolada tercatat sebagai Ibu Kota Kecamatan. Desa Tolada dulunya bagian dari wilayah Desa Malangke Kecamatan Malangke yang pada saat itu masih RT, kemudian masuknya Yonkarya di Desa Tolada membuka lahan. Dengan adanya Yonkarya dan ketua RT Desa Tolada, status kepemilikan tanah oleh masyarakat membuka lahan sendiri atas petunjuk ketua RT sejak tahun 1978, dan beberapa tokoh masyarakat pada waktu itu berada di wilayah Tolada.

Pada tahun 1990 Tolada masih menjadi sebuah wilayah dusun dari sebuah Desa Malangke, kemudian pada tahun 1992 Desa Tolada menjadi Desa persiapan pembangunan dari sektor pertanian mulai dikembangkan yang ditandai dengan masuknya atau diterapkannya teknologi guna kepada para petani pada program tanaman kakao.

Seiring dengan perkembangan desa Tolada maka diangkatlah kepala desa H. Andi pada saat itu, dan digantikan dengan Andi Zulpadli, S.E. Pada masa pemerintahannya masyarakat mulai mengenal tanaman perkebunan yaitu: coklat, jeruk, jagung, padi, nilam, dan lain-lain. Dan pada masa pemerintahan Andi Zulpadli, S.E mulai merintis pengadaan jalan-jalan desa yang dikerjakan swadaya tanpa ada imbalan jasa. Desa Tolada yang Religius dengan pembangunan berkualitas dan merata yang berlandaskan musyawarah dan kerja sama yang baik.

31 Jumlah yang melandasi selama bertahun-tahun Desa Tolada yang menyandang nama sebagai desa yang dibangun dengan semangat swadaya, partisipasi dan gotong royong masyarakat Desa Tolada.

4.2 Keadaan Geografis

Desa Tolada secara geografis 150 Mdpl (Di atas Permukaan Laut). Desa Tolada merupakan salah satu desa di dataran rendah dengan curah hujan 352 mm dalam jumlah bulan hujan yaitu 7 Bulan dalam 1 Tahun. Wilayahnya di apid dua sungai yakni Sungai Baliase dan Sungai Masamba. Desa Tolada memiliki luas wilayah 1.383 hektar. Lahan itu tersebar di empat dusun, yakni Dusun Tolada, Dusun Topao, Dusun Lumu-Lumu, dan Dusun Talagonggo. Desa Tolada berjarak sekitar 27 Kilometer dari Ibukota Kabupaten (Masamba).

Secara administrasi Wilayah Desa Tolada di batasi oleh Wilayah Kecamatan dan Wilayah Desa/kelurahan seperti berikut:

Gambar. 1 Peta Kecamatan Malangke.

 Di sebelah Utara : Desa Sumber Wangi Kecamatan Mappedeceng

 Di sebelah Selatan : Desa Takalalla, Malangke, Giri Kusuma Kecamatan Malangke

 Di sebelah Timur : Salekoe Kecamatan Malangke

 Di sebelah Barat : Tingkara, Pettalandung Kecamatan Malangke

32 Tabel. 1 Tata Guna Lahan Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Luas Wilayah Desa Tolada Menurut Penggunaan 1.383 Ha

Tata Guna Luas (Ha)

Tanah Sawah 300

Tanah Kering 90

Tanah Basah 50

Tanah Perkebunan 884,50

Fasilitas Umum 58,50

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Seiring dengan perkembangan Desa Tolada dalam sektor pertanian yang semakin luas, maka kaum perempuan yang dulunya hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berbanding terbalik dengan sekarang yang dominan para kaum wanita mulai menjajakan dirinya untuk membantu para suami dalam pengurusan lahan pertanian di kebun atau di sawah.

4.3 Keadaan Demografi

Tabel. 2 Jumlah Penduduk Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Jenis Kelamin Perempuan

(Jiwa)

Laki-Laki (Jiwa)

Jumlah Total (Jiwa)

Jumlah Penduduk Tahun 2020 1.530 2.301 3.831

Jumlah Penduduk Tahun 2019 1.425 2.286 3.711

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Tolada, jumlah penduduk Desa Tolada tahun ini berjumlah total 3.831 Jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

33 Tabel. 3 Jumlah Kepala Keluarga Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

KK Laki-Laki (KK)

KK

Perempuan (KK)

Jumlah Total (KK)

Jumlah Keluarga Tahun 2020 1907 96 1193

Jumlah Keluarga Tahun 2019 1070 82 1152

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Tolada, jumlah Kepala Keluarga Desa Tolada tahun 2020 berjumlah total 1193 KK yang berKepala Keluarga laki-laki dan Kepala Keluarga perempuan.

Tabel. 4 Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Usia 3-6 Tahun yang masuk TK 47

Penduduk sedang SD/Sederajat 537

Penduduk tamat SD/Sederajat 1226

Penduduk tidak tamat SD/Sederajat 8

Penduduk sedang SMP/Sederajat 257

Penduduk tamat SMP/Sederajat 579

Penduduk sedang SMA/Sederajat 150

Penduduk tamat SMA/Sederajat 504

Penduduk tidak tamat SMA/Sederajat 18

Penduduk sedang kuliah D3 6

Penduduk tamat D3 36

Penduduk sedang kuliah S1 52

Penduduk tamat S1 82

Penduduk sedang kuliah S2 2

34

Penduduk tamat S2 2

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020

Tabel. 5 Jumlah KK Berdasarkan Peringkat Kesejahteraan Masyarakat (PKM) Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Kesejahteraan Keluarga Jumlah (KK)

Keluarga prasejahtera 756

Keluarga sejahtera 1 225

Keluarga sejahtera 2 150

Keluarga sejahtera 3 47

Keluarga sejahtera 3 plus 15

Total 1193

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Tabel. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 Petani 122

2 Buruh Tani 35

3 Pegawai Negeri Sipil 25

4 Pengrajin 1

5 Dokter Swasta 1

6 Perawat Swasta 3

7 Bidan Swasta 1

8 TNI 2

9 Guru Swasta 15

10 Seniman 1

11 Dukun Tradisional 1

12 Karyawan Perusahaan Swasta 3

13 Wiraswasta 19

14 Ibu Rumah Tangga 864

35

15 Pelajar 1.128

16 Buruh Harian Lepas 461

17 Pengusaha Perdagangan Hasil Bumi 2

18 Buruh Jasa Perdagangan Hasil Bumi 1

19 Pemilik Usaha Jasa Hiburan Dan Pariwisata 1

20 Sopir 1

21 Tukang Jahit 1

22 Karyawan Honorer 34

23 Psikolog 1

24 Wartawan 1

25 Tukang Las 1

26 Apoteker 1

Total Jumlah 2.726

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Tabel.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama/Kepercayaan Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Agama Jumlah (Jiwa)

Islam 3.001

Kristen 178

Katholik 2

Hindu 430

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Agama islam merupakan salah satu agama yang dianut masyarakat Desa Tolada, dimana sebagian masyarakatnya lebih banyak mayoritas Islam dibandingkan non Ilslam. Akan tetapi perbedaan agama tidak menghalangi untuk membangun silaturahmi antar agama yang menjadi motivasi dan dorongan untuk menjalin kerja sama yang baik, gotong royong, tolong menolong, dan sikap saling menghormati antar umat agama.

36 Tabel. 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Etnis Jumlah (Jiwa)

Bugis 530

Jawa 21

Sunda 5

Bali 430

Bugis paga 30

Dayak jawa 3

Dayak buga 4

Toraja 92

Bajawa 8

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Terdapat 9 jenis suku di Desa Tolada yaitu Suku Bugis, Jawa, Sunda, Bali, Bugis Paga, Dayak Jawa, Dayak Buga, Toraja, Bajawa. Suku Bugis merupakan mayoritas masyarakat Desa Tolada. Tradisi budaya di desa tolada masih berkembang dan banyak dipengaruhi ritual-ritual atau kepercayaan yang dianut.

4.4 Sarana dan Prasarana

Tabel. 9 Sarana Dan Prasarana Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sarana Komuikasi Dan Informasi (Unit)

Radio/TV 1

Prasarana Peribadahan (Unit)

Masjid 6

Gereja 1

Prasarana Olahraga (Unit)

Lapangan sepak bola 3

Lapangan bulu tangkis 1

Meja pingpong 2

Prasarana Kesehatan (Unit)

37

Puskesmas 1

Apotik 3

Posyandu 4

Kantor praktek dokter 1

Sarana Kesehatan (Jiwa)

Dokter umum 1

Dokter praktek 1

Bidan 1

Perawat 12

Dukun bersalin terlatih 1

Prasarana Pendidikan (Unit)

TK 1

SD Sederajat 5

SMP 3

SMA 1

Prasarana Energi Dan Penerangan (Unit)

Listrik PLN 1000

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

38 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden

Hasil wawancara dari peternak responden usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara menyatakan bahwa usaha burung walet adalah merupakan usaha sampingan dari usaha tanaman pangan, motivasi mereka dalam usaha burung walet adalah untuk menambah penghasilan, mengisi waktu luang, dan keuntungan yang mejanjikan dimasa depan.

Peternak responden dalam penelitian ini adalah peternak yang memiliki usaha burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara. Peternak responden ini masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik yang dimaksud adalah umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha burung walet dan keterampilan dalam usaha burung walet. Dengan mengetahui identitas responden tersebut diharapkan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan peternak dalam usahanya.

5.1.1 Klasifikasi Umur Peternak Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola suatu usaha. Peternak yang berusia muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik dan lebih cepat menerima teknologi yang dianjurkan.

Sebaliknya peternak yang berusia tua mempunyai banyak pertimbangan dalam menerima teknologi baru. Namun peternak yang berumur tua mempunyai pengalaman kerja yang lebih matang dalam mengelola usahanya. Umur responden

39 diukur dari tahun kelahirannya. Klasifikasi tingkat umur peternak responden dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi menurut tingkat umur peternak responden Di Desa Tolada Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 10 memperlihatkan bahwa peternak responden pada umur 46 tahun berjumlah sebanyak 3 orang (40%), sedangkan pada umur 46 tahun sebanyak 5 orang (60%).

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 11. Tingkat pendidikan peternak responden Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 11 Memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan peternak responden usaha burung walet tidak merata, dimana presentase tingkat pendidikan yang terbesar adalah tingkat pendidikan SMP terdapat 4 orang (50%), tingkat pendidikan SD sebanyak 2 orang (25%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 2

No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%) 1

2

46 46

3 5

40 60

Jumlah 8

No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase (%) 1

2 3

SD SMP SMA

2 4 2

25 50 25

Jumlah 8 100

40 orang (25%). Tingkat pendidikan peternak responden usaha sarang burung walet yang paling tinggi adalah tingkat pendidikan SMP.

5.1.3 Pengalaman usaha

Pengalaman merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu usaha, pengalaman peternak dalam menjalankan usahanya dibidang peternakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usahanya.

Peternak responden yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama akan lebih baik dan lebih matang dalam hal perencanaan usahanya karena lebih memahami berbagai aspek teknis dalam usaha. Demikian juga dengan berbagai masalah non teknis yang biasanya dihadapi dalam usaha sehingga pada akhirnya produktivitasnya akan lebih tinggi. Pengalaman usaha burung walet dapat dilihat dari lamanya peternak melakukan kegiatan usahanya. Semakin lama peternak bekerja pada usaha tersebut maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya.

Tabel 12. Pengalaman Peternak Responden Dalam Melakukan Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No Pengalaman (Tahun) Jumlah (jiwa) Presentase (%) 1

2

2-3 4-5

4 4

50 50

Jumlah 8 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 12. Memperlihatkan bahwa mengalaman peternak respoden pada 2- 3 tahun dan 4-5 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 4 orang (50 %).

41 5.1.4 Alasan Peternak Membangun Usaha Sarang Burunng Walet

Alasan peternak sarang burung walet membangun usaha sarang burung walet ialah melihat dari banyaknya pengusaha sarang burung walet diberbagai daerah yang telah berhasil menjalankan usaha tersebut sehingga mampu mengubah perekonomian keluarga menjadi lebih baik dan memperoleh keuntungan yang menjanjikan dimasa depan karena semakin lama usaha burung walet dijalankan maka produksi sarang burung walet semakin bertambah sehingga pendapatan yang diperoleh semakin meningkat. Dengan proses pemelirahaan yang tidak terlalu rumit dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga, sehingga peternak sarang burung walet menjadikan usaha ini sebagai usaha sampingan. Hal ini menyebabkan masyarakat yang memiliki modal besar sangat tertarik untuk membangun usaha sarang burung walet.

5.1.5 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan peternak responden merupakan beban bagi keluarga tersebut untuk menyediakan kebutuhan hidupnya, namun disisi lain juga merupakan sumber tenaga kerja dalam kegiatan usahanya. Adapun jumlah tanggungan keluarga peternak responden dapat di lihat pada tabel 13.

Tabel 13. Jumlah tanggungan keluarga responden responden usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No Jumlah Tanggungan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Presentase (%) 1

2

2-3 4-5

5 3

62,5 37,5

Jumlah 8 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

42 Tabel 13 memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan 2 – 3 orang sebanyak 5 orang (62,5%), sedangkan responden yang memiliki jumlah tanggungan 4 – 5 sebanyak 3 orang (37,5%).

5.1.6 Jumlah Produksi

Produksi merupakan jumlah fisik yang diperoleh peternak sebagai hasil yang dinyatakan dalam satuan Kg. Dalam usaha burung walet setiap peternak senantiasa berusaha untuk memperoleh produksi yang tinggi. Adapun jumlah produksi usaha burung walet yang diperoleh responden selama 1 bulan di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Jumlah produksi usaha usaha burung walet yang diperoleh responden selama 1 bulan di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara, 2020

No Jumlah Produksi (kg)

Jumlah (Jiwa)

Presentase (%) 1

2

1 kg 1 kg

2 6

25 75

Jumlah 8 100

sumber : data primer setelah diolah, 2020

Tabel 14 diatas menunjukan bahwa jumlah produksi sarang burung walet yang diperoleh responden pada jumlah produksi 1 kg yaitu sebanyak 2 orang (25%). Sedangkan pada jumlah produksi 1 kg sebanyak 6 orang (75%).

5.2 Analisis Penerimaan, Biaya Dan Pendapatan Usaha Sarang Burung Walet Tabel 15. Analisis Penerimaan Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada,

Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No. Uraian Rumus Nilai (Rp/m2/Bulan)

1. Produksi Q 0,00614 (Kg)

2. Harga P 12.000.000,00

3. Penerimaan TR = Q x P 73.634,26

Sumber: Data primer setelah diolah, 2020

43 Untuk mengetahui penerimaan responden, maka berat produksi yang dihasilkan dikurangi dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sarang burung walet.

Pada Tabel 15 diketahui bahwa berat produksi usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara adalah 0,00614 Kg/m2/bulan dengan harga per Kg adalah sebesar Rp.12.000.000,00 sehingga penerimaan yang diperoleh pengusaha sarang burung walet di desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara adalah sebesar Rp.73.634,26 m2/bulan.

Tabel 16. Analisis Biaya Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No. Uraian Rumus Nilai

(Rp/m2/Bulan)

1. Biaya Tetap a. Pajak b. Listik

c. Penyusutan alat : - Bangunan

- Pemutar suara (tape) - Flasdisk

- Alat panen (dodos) - Aki

- Pengecas aki - Speaker - Kabel

- Senter kepala - Toples - Timbangan - Pompa air - Tangga kayu - KWH

Jumlah Biaya Tetap

FC

TFC

170,35 55,80

27843,44 531,86 10,07 15,76 139,41 79,78 594,70 224,86 38,29 37,99 18,56 134,51 38,93 159,56 30.093,86

2. Biaya Variabel

a. Obat

b. Parfum dinding

VC

162,86 808,80

44 c. Parfum sirip

d. Transportasi

Jumlah Biaya Variabel TVC

246,53 50,08 1.268,27 3.

Total Biaya TC = TFC + TVC 31.362,13 Sumber: Data primer setelah diolah, 2020

Analisis biaya tergantung dari jenis sarana produksi yang digunakan selama periode tertentu, biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha dalam mengelolah usahanya terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional, dimana biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa jumlah total biaya usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara yang dikeluarkan sebesar Rp.31.362,13 m2/bulan, diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp.30.093,86 m2/bulan dimana biaya tersebut merupakan penjumlahan dari biaya listrik, biaya pajak dan biaya nilai penyusutan yang terdiri dari bangunan, pemutar suara (tape), flasdisk, alat panen (dodos), aki, pengecas aki, speaker, kabel, senter kepala, toples, timbangan, pompa air, tangga kayu, kwh. Sedangkan biaya variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.268,27 m2/bulan yang terdiri dari biaya obat pemberantas hama, parfum dinding, parfum sirip, dan biaya transportasi.

Tabel 17. Analisis Pendapatan Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No. Uraian Rumus Nilai (Rp/m2/Bulan)

1. Penerimaan TR 73.634,26

2. Total Biaya TC 31.362,13

3. Pendapatan = TR – TC 42.272,13

Sumber: Data primer setelah diolah, 2020

45 Pendapatan usaha sarang burung diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Tingkat kesejahteraan pengusaha sarang burung walet sangat tergantung pada jumlah pendapatan yang diterima dari usaha yang dilakukan.

Untuk mengetahui pendapatan yang diterima responden, maka penerimaan harus dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sarang burung walet.

Berdasarkan tabel 15 dan tabel 16 diketahui bahwa penerimaan yang diperoleh pengusaha sarang burung walet di desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara adalah sebesar Rp.73.634,26 m2/bulan. Jumlah total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha sarang burung walet sebesar Rp.31.362,13 m2/bulan yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Dengan demikian jumlah pendapatan yang diperoleh responden pada usaha sarang burung walet adalah Rp. 42.272,13 m2/bulan.

46 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dengan mengacu pada hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut :.

Jumlah berat produksi yang dihasilkan oleh pengusaha sarang burung walet adalah 0,00614 kg/m2/bulan dengan harga per kg adalah sebesar Rp.12.000.000 sehingga diperoleh penerimaan sebesar Rp.73.634,26 m2/bulan.

Total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.31.362,13 m2/bulan, sehingga pendapatan yang diperoleh pengusaha sarang burung walet di Desa Tolada Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara sebesar Rp.42.272,13 m2/bulan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Agar pemerintah dapat lebih memberikan perhatian khusus terhadap peningkatan produksi usaha sarang burung walet dan pembinaan peternak burung walet yang lebih optimal.

2. Sebaiknya peternak burung walet lebih mencari inovasi baru agar produktivitas terus meningkat.

47 DAFTAR PUSTAKA

Erham, Perilaku Selama Periode Perkembangbiakan Pada Burung Walet Rumahan Di Kec. Sidayu Kab. Gresik. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, 2009.

Kurniati, Dewi, and Eva Dolorosa. "Analisis Faktor Internal dan Eksternal Usaha Agribisnis Sarang Burung Walet di Kota Pontianak”. Disertasi. Universitas Tanjungpura. (2013).

Lepiyani. Pengaruh budidaya sarang burung walet terhadap perekonomian masyarakat Kuala Jelai kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara. Diss. IAIN Palangka Raya, 2019.

Meila, Elfina. Dampak Usaha Sarang Burung Walet Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Nagari Aia Bangih Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat (Studi: Perubahan Sosial Keluarga Pengusaha Sarang Burung Walet di Nagari Aia Bangih Kec. Sungai Beremas Kab. Pasaman Barat). Disertasi. STKIP PGRI Sumatera Barat, 2016.

Nanang. “Prediksi Pendapatan Analisis Faktor Penyebab Tidak Tercapainya Target Penerimaan Pajak Sarang Burung Walet Dalam Meningkatkan Pad Kabupaten Oku Usaha Sarang Burung Walet Di Sangatta Kabupaten Kutai Timur”. Disertasi. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945.

Samarinda. 2015.

Nikmah, Fikriatun. 2019. “Usaha Penangkaran Burung Walet Desa Mekar Jadi Kab. Musi Banyu Asin Ditinjau Dari Hasil Bisnis Syariah”. Skripsi.

Ekonomi Danbisnis Alam. Institut Agama Islam Negeri. Bengkulu.

Octaviani, S. A. (2019). Analisis Pendapatan Usaha Sarang Burung Walet Di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).

Pardede Simon. 2015. Analisis Biaya Dan Keuntungan Usaha Peternak Babi Rakyat Di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Jawa Barat. Jurnal. Fakultas Peternakan. Universitas Padjajaran.

Rachman, Rosyidah, and Nining Sudiarty, dkk. “Analisis Pendapatan Rumah Tangga Usaha Budidaya Burung Walet di Desa Karang Dima Kecamatan Labuhan Badas”. Diss. Universitas Samawa. Sumbawa Besar. 2020.

Salmiyah, S., Rahmawati, E., & Rusidah, S. (2020). Analisis Lingkungan Bisnis Dan Harga Jual Terhadap Minat Pengusaha Budidaya Sarang Burung Walet

48 Di Kelurahan Beriwit Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah. Jurnal Bisnis Dan Pembangunan, 8(2), 48-54.

Sahrony, Maulana. "Efisiensi Biaya Usaha Budidaya Sarang Burung Walet Di Kabupaten Gresik”. Universitas Jember. 2000.

Sas Budiarta, S. I. G. M. I. "Dampak Industri Sarang Burung Walet Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Dusun Tunggun Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan." Swara Bhumi 5.8 (2018).

Sari, Yuni. Perubahan Pola Ekonomi Masyarakat Di Kawasan Industri Gula (Studi Pada Masyarakat Desa Bakung Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang). Disertasi. Uin Raden Intan Lampung, 2017.

Syahrantau, Gunawan, and M. Yandrizal M. Yandrizal. "Analisis Usaha Sarang Burung Walet Dikelurahan Tembilahan Kota (Studi Kasus Usaha Sarang Burung Walet Pak Sutrisno). Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unisi. 2018.

Titin. Analisis Pengaruh Volume Produk Walet Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Dan Peningkatan Pendapatan Karyawan PT. PERDANA JAYA.

Disertasi. Universitas Islam Lamongan, 2016.

Yunirna, Roswita. Gambaran Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Pemilik Rumah Sarang Burung Walet Di Desa Topoyo Kecamatan Topoyo.

Disertasi. Universitas Negeri Makassar, 2019.

http://sistymariya.blogspot.com/2013/11/definisi-operasional-dan-skala.html?m=1 https://rmco.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/27771/sertifikasi-nkv-dorong-

peningkatan-daya-saing-produk-sarang-burung-walet

https://rmco.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/27771/sertifikasi-nkv-dorong- peningkatan-daya-saing-produk-sarang-burung-walet

https://docplayer.info/45520755-Ii-kajian-kepustakaan-walet-sarang-lumut- burung-walet-sapi-burung-walet-gunung-dan-burung.html?_

http://edypermadiworld.blogspot.com/2012/04/makalah-budidaya-walet.html

Dokumen terkait