• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.10 Pendapatan

Pendapatan adalah salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan masayarakat ini mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Pendapatan individu merupakan pendapatan yang akan diterima semua rumah tangga untuk perekonomian dari pembayaran atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dari sumber lain.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar (seperti halnya juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik menarik,

22 antara penawaran dan permintaan (Octaviani 2019). Pendapatan juga bisa diartikan sebagai jumlah penghasilan baik dari perorangan maupun kelompok dalam bentuk uang yang diperolehnya dari jasa maupun hasil penjualan barang, atau bisa juga diartikan sebagai suatu keberhasilan usaha suatu perusahaan atau industri.

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan (Octavia 2019), yaitu :

1. Gaji dan upah, merupakan imbalan yang diperoleh sesudah orang melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan untuk waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri, merupakan nilai total pada hasil produksi yang dikurangi oleh biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini adalah usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain merupakan pendapatan yang diperoleh tanpa mengeluarkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan sampingan yaitu pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.

Pendapatan merupakan suatu hal yang penting dalam kelangsungan suatu usaha. Semakin besar pendapatan yang diperoleh maka perusahaan akan mampu membiayai segala pengeluaran dan operasional yang akan dilakukannya.

23 Pendapatan total merupakan jumlah dari seluruh pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil usaha yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu.

Pendapatan total diperoleh dari jumlah barang yang terjual dikalikan harga barang per unit. Jika harga barang per unit adalah P, dan jumlah seluruh barang yang terjual adalah Q, maka total pendapatan adalah TR = P x Q.

2.10.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan a. Biaya usahatani

Menurut Soekartawi dkk dalam Octaviani (2019) bahwa biaya adalah nilai penggunaan sarana produksi, upah dan lain-lain yang dibebankan pada proses produksi yang bersangkutan.

Sedangkan biaya usahatani menurut Rahim A dan Hastuti DRD merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan dan peternak) dalam mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal.

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya diartikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2006).

b. Biaya produksi

Biaya produksi yaitu biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan

24 ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi (Octaviani, 2019).

c. Harga jual

Menurut Gregory Lewis, harga jual adalah sejumlah uang yang bersedia dibayar oleh pembeli dan bersedia diterima oleh penjual. Harga jual adalah nilai yang tercermin dalam daftar harga, harga eceran, dan harga adalah nilai akhir yang diterima oleh perusahaan sebagai pendapatan atau net price. Harga jual merupakan penjumlahan dari harga pokok barang yang dijual, biaya administrasi, biaya penjualan, serta keuntungan yang diinginkan.

Harga jual adalah besarnya jumlah harga yang dibebankan atas suatu produk atau jasa kepada konsumen agar mendapatkan laba yang sesuai dengan harapan perusahaan (Octaviani, 2019).

25 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September- November 2020.

3.2 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah seluruh pengusaha burung walet di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara yang berjumlah 20 orang. Sampel penelitian ini adalah 40% dari populasi yakni sebanyak 8 orang yang dipilih secara sengaja atas pertimbangan yang memiliki usaha burung walet skala terbesar.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat ukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun data subjek primer adalah pengusaha penangkaran burung walet.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subjek penelitiannya. Adapun data sekunder adalah informasi warga di Desa Tolada dan literature yang terkait dengan penelitian.

26 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:

1) Observasi

Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Observasi nonpartisipan ialah peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti melakukan penjajakan dan eksplorasi ke lokasi penelitian, dan mencari serta memperhatikan apa yang ada. Oleh karena itu, terkait penelitian ini penulis melakukan observasi di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara.

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, artinya peneliti akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu, akan tetapi pelaksanaannya lebih bebas dalam arti tidak menutupi kemungkinan akan timbul pertanyaan baru yang masih releven agar mendapatkan informasi dan ide dari narasumber yang cukup luas.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau jenis film, lain dari record.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Hasil penelitian juga

27 akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto yang ada. Data dokumentasi yang nanti akan digunakan adalah berupa hasil foto maupun recorder kegiatan baik ketika wawancara terjadi maupun ketika observasi. Peneliti mengunakan dokumentasi untuk mendukung bahan penelitian seperti foto, hasil wawancara dan observasi.

3.4 Metode Analisis

Untuk mencapai tujuan penelitian pertama, akan digunakan analisis deskriptif yaitu dengan melihat besar produksi pada usaha sarang burung walet.

Untuk mencapai tujuan penelitian kedua, akan digunakan analisis pendapatan dengan menghitung pendapatan usaha burung walet di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara, sebagai berikut:

1. Analisis biaya meliputi:

a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost (TFC)) dan Biaya Tetap Rata-rata (Avarage Fixed Cost ( AFC))

b. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost (TVC)) dan Biaya Rata-rata Variabel (Avarage Variable Cost (AVC))

c. Biaya Total (Total Cost (TC)) dan Biaya Total Rata-rata ( Avarage Total Cost (ATC))

2. Analisis Penerimaan :

TC = TFC + TVC (Rp) ATC = AFC+ AVC (Rp/Kg)

Total Revenue (TR) = Harga jual (P) × Jumlah produksi (Q)

28 TR = Total Revenue / Total Penerimaan (Rp)

P = Price / Harga Jual (Rp/kg)

Q = Quantity / Jumlah Produksi (Kg ) 3. Analisis Pendapatan meliputi :

Pendapatan (Rp) :

3.5 Konsep Operasional

Adapun konsep operasional sebagai berikut:

1. Responden adalah orang yang mengusahakan sarang burung walet di Desa Tolada Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara.

2. Produksi (Q) adalah barang yang dihasilkan oleh pengusaha sarang burung walet. Barang yang dimaksud ialah sarang burung walet yang sudah dipanen (Kg/m2/Bulan).

3. Biaya Produksi adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan penunjang lainnya yang akan digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet (Rp/m2/bulan).

4. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost (TFC)) adalah jenis biaya yang digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet yang bersifat statis (tidak berubah) dalam ukuran tertentu (Rp/m2/bulan).

5. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost (TVC)) adalah biaya yang digunakan dalam budidaya usaha sarang burung walet yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis (Rp/m2/bulan).

𝜋

= Total Revenue (TR) – Total Cost (TC)

29 6. Biaya Total (Total Cost (TC)) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam budidaya usaha sarang burung walet dan merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel (Rp/m2/bulan).

7. Biaya Tetap Rata-rata (Avarage Fixed Cost (AFC) adalah pembagian biaya tetap total (TFC) dengan jumlah produksi (Q) yang dihasilkan pada tiap tingkat produksi sarang burung walet (Rp/m2/bulan).

8. Biaya Rata-rata Variabel (Avarage Variable Cost (AVC) adalah hasil bagi antara biaya variabel total (TVC) dengan jumlah produksi (Q) sarang burung walet yang dihasilkan (Rp/m2/bulan).

9. Biaya Total Rata-rata (Avarage Total Cost (ATC) adalah hasil bagi biaya total (TC) dengan jumlah produksi (Q) sarang burung walet yang dihasilkan (Rp/m2/bulan).

10. Penerimaan (Total Revenue (TR) adalah semua penerimaan dari hasil penjualan sarang burung walet atau output (Rp/m2/bulan).

11. Pendapatan (Rp/m2/bulan) adalah pendapatan yang diperoleh pengusaha sarang burung dari penerimaan (TR) dikurangi dengan total biaya (TC).

30 BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa Tolada

Tolada merupakan sebuah desa di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Desa Tolada tercatat sebagai Ibu Kota Kecamatan. Desa Tolada dulunya bagian dari wilayah Desa Malangke Kecamatan Malangke yang pada saat itu masih RT, kemudian masuknya Yonkarya di Desa Tolada membuka lahan. Dengan adanya Yonkarya dan ketua RT Desa Tolada, status kepemilikan tanah oleh masyarakat membuka lahan sendiri atas petunjuk ketua RT sejak tahun 1978, dan beberapa tokoh masyarakat pada waktu itu berada di wilayah Tolada.

Pada tahun 1990 Tolada masih menjadi sebuah wilayah dusun dari sebuah Desa Malangke, kemudian pada tahun 1992 Desa Tolada menjadi Desa persiapan pembangunan dari sektor pertanian mulai dikembangkan yang ditandai dengan masuknya atau diterapkannya teknologi guna kepada para petani pada program tanaman kakao.

Seiring dengan perkembangan desa Tolada maka diangkatlah kepala desa H. Andi pada saat itu, dan digantikan dengan Andi Zulpadli, S.E. Pada masa pemerintahannya masyarakat mulai mengenal tanaman perkebunan yaitu: coklat, jeruk, jagung, padi, nilam, dan lain-lain. Dan pada masa pemerintahan Andi Zulpadli, S.E mulai merintis pengadaan jalan-jalan desa yang dikerjakan swadaya tanpa ada imbalan jasa. Desa Tolada yang Religius dengan pembangunan berkualitas dan merata yang berlandaskan musyawarah dan kerja sama yang baik.

31 Jumlah yang melandasi selama bertahun-tahun Desa Tolada yang menyandang nama sebagai desa yang dibangun dengan semangat swadaya, partisipasi dan gotong royong masyarakat Desa Tolada.

4.2 Keadaan Geografis

Desa Tolada secara geografis 150 Mdpl (Di atas Permukaan Laut). Desa Tolada merupakan salah satu desa di dataran rendah dengan curah hujan 352 mm dalam jumlah bulan hujan yaitu 7 Bulan dalam 1 Tahun. Wilayahnya di apid dua sungai yakni Sungai Baliase dan Sungai Masamba. Desa Tolada memiliki luas wilayah 1.383 hektar. Lahan itu tersebar di empat dusun, yakni Dusun Tolada, Dusun Topao, Dusun Lumu-Lumu, dan Dusun Talagonggo. Desa Tolada berjarak sekitar 27 Kilometer dari Ibukota Kabupaten (Masamba).

Secara administrasi Wilayah Desa Tolada di batasi oleh Wilayah Kecamatan dan Wilayah Desa/kelurahan seperti berikut:

Gambar. 1 Peta Kecamatan Malangke.

 Di sebelah Utara : Desa Sumber Wangi Kecamatan Mappedeceng

 Di sebelah Selatan : Desa Takalalla, Malangke, Giri Kusuma Kecamatan Malangke

 Di sebelah Timur : Salekoe Kecamatan Malangke

 Di sebelah Barat : Tingkara, Pettalandung Kecamatan Malangke

32 Tabel. 1 Tata Guna Lahan Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Luas Wilayah Desa Tolada Menurut Penggunaan 1.383 Ha

Tata Guna Luas (Ha)

Tanah Sawah 300

Tanah Kering 90

Tanah Basah 50

Tanah Perkebunan 884,50

Fasilitas Umum 58,50

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Seiring dengan perkembangan Desa Tolada dalam sektor pertanian yang semakin luas, maka kaum perempuan yang dulunya hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, berbanding terbalik dengan sekarang yang dominan para kaum wanita mulai menjajakan dirinya untuk membantu para suami dalam pengurusan lahan pertanian di kebun atau di sawah.

4.3 Keadaan Demografi

Tabel. 2 Jumlah Penduduk Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Jenis Kelamin Perempuan

(Jiwa)

Laki-Laki (Jiwa)

Jumlah Total (Jiwa)

Jumlah Penduduk Tahun 2020 1.530 2.301 3.831

Jumlah Penduduk Tahun 2019 1.425 2.286 3.711

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Tolada, jumlah penduduk Desa Tolada tahun ini berjumlah total 3.831 Jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

33 Tabel. 3 Jumlah Kepala Keluarga Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

KK Laki-Laki (KK)

KK

Perempuan (KK)

Jumlah Total (KK)

Jumlah Keluarga Tahun 2020 1907 96 1193

Jumlah Keluarga Tahun 2019 1070 82 1152

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Tolada, jumlah Kepala Keluarga Desa Tolada tahun 2020 berjumlah total 1193 KK yang berKepala Keluarga laki-laki dan Kepala Keluarga perempuan.

Tabel. 4 Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

Usia 3-6 Tahun yang masuk TK 47

Penduduk sedang SD/Sederajat 537

Penduduk tamat SD/Sederajat 1226

Penduduk tidak tamat SD/Sederajat 8

Penduduk sedang SMP/Sederajat 257

Penduduk tamat SMP/Sederajat 579

Penduduk sedang SMA/Sederajat 150

Penduduk tamat SMA/Sederajat 504

Penduduk tidak tamat SMA/Sederajat 18

Penduduk sedang kuliah D3 6

Penduduk tamat D3 36

Penduduk sedang kuliah S1 52

Penduduk tamat S1 82

Penduduk sedang kuliah S2 2

34

Penduduk tamat S2 2

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020

Tabel. 5 Jumlah KK Berdasarkan Peringkat Kesejahteraan Masyarakat (PKM) Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Kesejahteraan Keluarga Jumlah (KK)

Keluarga prasejahtera 756

Keluarga sejahtera 1 225

Keluarga sejahtera 2 150

Keluarga sejahtera 3 47

Keluarga sejahtera 3 plus 15

Total 1193

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Tabel. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 Petani 122

2 Buruh Tani 35

3 Pegawai Negeri Sipil 25

4 Pengrajin 1

5 Dokter Swasta 1

6 Perawat Swasta 3

7 Bidan Swasta 1

8 TNI 2

9 Guru Swasta 15

10 Seniman 1

11 Dukun Tradisional 1

12 Karyawan Perusahaan Swasta 3

13 Wiraswasta 19

14 Ibu Rumah Tangga 864

35

15 Pelajar 1.128

16 Buruh Harian Lepas 461

17 Pengusaha Perdagangan Hasil Bumi 2

18 Buruh Jasa Perdagangan Hasil Bumi 1

19 Pemilik Usaha Jasa Hiburan Dan Pariwisata 1

20 Sopir 1

21 Tukang Jahit 1

22 Karyawan Honorer 34

23 Psikolog 1

24 Wartawan 1

25 Tukang Las 1

26 Apoteker 1

Total Jumlah 2.726

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Tabel.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama/Kepercayaan Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Agama Jumlah (Jiwa)

Islam 3.001

Kristen 178

Katholik 2

Hindu 430

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Agama islam merupakan salah satu agama yang dianut masyarakat Desa Tolada, dimana sebagian masyarakatnya lebih banyak mayoritas Islam dibandingkan non Ilslam. Akan tetapi perbedaan agama tidak menghalangi untuk membangun silaturahmi antar agama yang menjadi motivasi dan dorongan untuk menjalin kerja sama yang baik, gotong royong, tolong menolong, dan sikap saling menghormati antar umat agama.

36 Tabel. 8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Etnis Jumlah (Jiwa)

Bugis 530

Jawa 21

Sunda 5

Bali 430

Bugis paga 30

Dayak jawa 3

Dayak buga 4

Toraja 92

Bajawa 8

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

Terdapat 9 jenis suku di Desa Tolada yaitu Suku Bugis, Jawa, Sunda, Bali, Bugis Paga, Dayak Jawa, Dayak Buga, Toraja, Bajawa. Suku Bugis merupakan mayoritas masyarakat Desa Tolada. Tradisi budaya di desa tolada masih berkembang dan banyak dipengaruhi ritual-ritual atau kepercayaan yang dianut.

4.4 Sarana dan Prasarana

Tabel. 9 Sarana Dan Prasarana Desa Tolada Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sarana Komuikasi Dan Informasi (Unit)

Radio/TV 1

Prasarana Peribadahan (Unit)

Masjid 6

Gereja 1

Prasarana Olahraga (Unit)

Lapangan sepak bola 3

Lapangan bulu tangkis 1

Meja pingpong 2

Prasarana Kesehatan (Unit)

37

Puskesmas 1

Apotik 3

Posyandu 4

Kantor praktek dokter 1

Sarana Kesehatan (Jiwa)

Dokter umum 1

Dokter praktek 1

Bidan 1

Perawat 12

Dukun bersalin terlatih 1

Prasarana Pendidikan (Unit)

TK 1

SD Sederajat 5

SMP 3

SMA 1

Prasarana Energi Dan Penerangan (Unit)

Listrik PLN 1000

Sumber: Kantor Pemerintahan Desa Tolada (2020)

38 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden

Hasil wawancara dari peternak responden usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara menyatakan bahwa usaha burung walet adalah merupakan usaha sampingan dari usaha tanaman pangan, motivasi mereka dalam usaha burung walet adalah untuk menambah penghasilan, mengisi waktu luang, dan keuntungan yang mejanjikan dimasa depan.

Peternak responden dalam penelitian ini adalah peternak yang memiliki usaha burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara. Peternak responden ini masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik yang dimaksud adalah umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha burung walet dan keterampilan dalam usaha burung walet. Dengan mengetahui identitas responden tersebut diharapkan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan peternak dalam usahanya.

5.1.1 Klasifikasi Umur Peternak Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola suatu usaha. Peternak yang berusia muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik dan lebih cepat menerima teknologi yang dianjurkan.

Sebaliknya peternak yang berusia tua mempunyai banyak pertimbangan dalam menerima teknologi baru. Namun peternak yang berumur tua mempunyai pengalaman kerja yang lebih matang dalam mengelola usahanya. Umur responden

39 diukur dari tahun kelahirannya. Klasifikasi tingkat umur peternak responden dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Klasifikasi menurut tingkat umur peternak responden Di Desa Tolada Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 10 memperlihatkan bahwa peternak responden pada umur 46 tahun berjumlah sebanyak 3 orang (40%), sedangkan pada umur 46 tahun sebanyak 5 orang (60%).

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tabel 11. Tingkat pendidikan peternak responden Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 11 Memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan peternak responden usaha burung walet tidak merata, dimana presentase tingkat pendidikan yang terbesar adalah tingkat pendidikan SMP terdapat 4 orang (50%), tingkat pendidikan SD sebanyak 2 orang (25%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 2

No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%) 1

2

46 46

3 5

40 60

Jumlah 8

No Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase (%) 1

2 3

SD SMP SMA

2 4 2

25 50 25

Jumlah 8 100

40 orang (25%). Tingkat pendidikan peternak responden usaha sarang burung walet yang paling tinggi adalah tingkat pendidikan SMP.

5.1.3 Pengalaman usaha

Pengalaman merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan suatu usaha, pengalaman peternak dalam menjalankan usahanya dibidang peternakan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usahanya.

Peternak responden yang memiliki pengalaman berusahatani lebih lama akan lebih baik dan lebih matang dalam hal perencanaan usahanya karena lebih memahami berbagai aspek teknis dalam usaha. Demikian juga dengan berbagai masalah non teknis yang biasanya dihadapi dalam usaha sehingga pada akhirnya produktivitasnya akan lebih tinggi. Pengalaman usaha burung walet dapat dilihat dari lamanya peternak melakukan kegiatan usahanya. Semakin lama peternak bekerja pada usaha tersebut maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya.

Tabel 12. Pengalaman Peternak Responden Dalam Melakukan Usaha Sarang Burung Walet Di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No Pengalaman (Tahun) Jumlah (jiwa) Presentase (%) 1

2

2-3 4-5

4 4

50 50

Jumlah 8 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2020

Tabel 12. Memperlihatkan bahwa mengalaman peternak respoden pada 2- 3 tahun dan 4-5 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 4 orang (50 %).

41 5.1.4 Alasan Peternak Membangun Usaha Sarang Burunng Walet

Alasan peternak sarang burung walet membangun usaha sarang burung walet ialah melihat dari banyaknya pengusaha sarang burung walet diberbagai daerah yang telah berhasil menjalankan usaha tersebut sehingga mampu mengubah perekonomian keluarga menjadi lebih baik dan memperoleh keuntungan yang menjanjikan dimasa depan karena semakin lama usaha burung walet dijalankan maka produksi sarang burung walet semakin bertambah sehingga pendapatan yang diperoleh semakin meningkat. Dengan proses pemelirahaan yang tidak terlalu rumit dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga, sehingga peternak sarang burung walet menjadikan usaha ini sebagai usaha sampingan. Hal ini menyebabkan masyarakat yang memiliki modal besar sangat tertarik untuk membangun usaha sarang burung walet.

5.1.5 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan peternak responden merupakan beban bagi keluarga tersebut untuk menyediakan kebutuhan hidupnya, namun disisi lain juga merupakan sumber tenaga kerja dalam kegiatan usahanya. Adapun jumlah tanggungan keluarga peternak responden dapat di lihat pada tabel 13.

Tabel 13. Jumlah tanggungan keluarga responden responden usaha sarang burung walet di Desa Tolada, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, 2020

No Jumlah Tanggungan (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Presentase (%) 1

2

2-3 4-5

5 3

62,5 37,5

Jumlah 8 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2020.

Dokumen terkait