• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Konsep Pariwisata

Menurut KBBI, Pariwisata ; pelancongan ; turisme adalah kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah “berbagai macam kegiatan wisata dan dukungan fasilitas serta layanan yang disediakan mesyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daeran dan pengusaha.

(nurfatih.blogspot,2016)

Dalam kegiatan pariwisata, ada yang disebut subyek wisata yaitu, orang- orang yang melakukan perjalan wisata dan obyek wisata yang merupaka tujuan wisatawan. Bermacam-macam pendapat para ahli mengenai pengertian pariwisata diantaranya:

a. Prof. Hans. Buchli (Riswandi,2015:9)

Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat uang bersifat sementara dari seseorang atau bebarapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga- lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.

b. Prof. Kurt Morgenroth (Riswandi,2015:9)

Kepariwisataan dalm arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari sebuah

hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.

c. Dr. Hubert Gulden. (Riswandi,2015:9)

Kepariwisataan adalah suatu seni dan lalu lintas orang , dalam mana manusia-manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh dimaksukan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan.

d. Dr. R. Gluckmann. (Riswandi,2015:9)

Dalam kepariwistaan kita artikan keseluruhan hubungan antara manusia yang berada sementara waktu, dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal ditempat itu.

e. Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960. (Riswandi,2015:10)

Kepariwisataan dalm dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja, serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain(pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri).

Jadi kesimpulannya, Pariwisata adalah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain dibidang tersebut.

b. Dampak pariwisata

Sebagai konsekuensi dari sebuah kegiatan pengembangan, pariwisata tentu memiliki dampak yang berpengaruh terhadap lingkungan sekitar, baik itu dampak

positif maupun dampak negatif sebagaimana yang terjadi terhadap fisik, ekonomi maupun sosial.( Marliastri,2015:16)

a. Dampak sosial pariwisata

Studi tentang dampak sosial pariwisata selama ini lebih cenderung mengasumsikan bahwa akan terjadi perubahan akibat kedatangan wisatawan.

(Martin, 1998 Madebayu.Blogspot, 2009) dengan tiga asumsi, yaitu:

1). Perubahan di bawa sebagai akibat adanya intrusi dari luar, umumnya dari sistem sosial-budaya yang superordinat terhadap budaya penerima yang lebih lemah;

2). Perubahan tesebut umumnya deskrutif bagi budaya indigenous

3). Perubahan tersebut akan membawa pada homogenisasi budaya, dimana identitas etnik lokal akan tenggelam dalam bayangan sistem industri dengan teknologi barat, birokrasi nasional dan multinasional, dan lain-lain.

Asumsi diatas menyiratkan bahwa di dalam melihat dampak sosial- budaya pariwisata terhadap masyarakat setempat, pariwisata semata-mata dipandang sebagai faktor luar yang menghantam masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Wood (dalam madebayu. blogspot, 2009), selama ini banyak peneliti yang menganggap bahwa pengaruh pariwisata dapat dianalogikan dengan ‘bola bilyard’, dimana obyek yang bergerak (pariwisata) secara langsung menghantam obyek yang diam (kebudayaan daerah), atau melalui obyek perantara (broker kebudayaan). Dalam hal ini tersirat juga asumsi bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang homogen. Pendekatan seperti ini mengingkari dinamika masyarakat dimana pariwisata mulai masuk, dan

tidak mampu melihat berbagai respons aktif dari masyarakat terhadap pariwisata. Selanjutnya ia menganjurkan, di dalam melihat pengaruh pariwisata terhadap masyarakat (kebudayaan) setempat, harus disadari bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang secara internal terdeferensiasi, aktif, dan selalu berubah.oleh karena itu pendekatan yang kiranya lebih realistis adalah dengan menganggap bahwa pariwisata adalah ‘pengaruh luar yang kemudian terintegrasi dengan masyarakat’, dimana masyarakat mengalami proses menjadikan pariwisata sebagai bagian dari kebudayaannya, atau yang disebut sebagai proses ‘turiitifikasi’ (touristification). Disamping itu perlu juga di ingat bahwa konsekuensi yang dibawa oleh pariwisata bukan saja terbatas pada hubungan langsung host-guest. Pengaruh di luar interaksi langsung ini justru lebih penting, karena mampu menyebabkan restrukturisasi pada berbagai bentuk hubungan di dalam masyarakat.

Mathieson dan Wall (Madebayu.blogspot,2009) berupaya menghubungkan dampak dari pariwisata sebagai akibat adanya hubungan antara host dan tourist. Interelationship antara keduanya (host dan tourist) memunculkan berbagai dampak di antaranya terjadinya pergesekan sosial.

Pergesekan sosial dari sisi positif terjadi secara aktif dan bisa juga secara pasif, secara aktif ada kecenderungan perbahan sebagai suatu yang dikehendaki atau diinginkan yang berupa promosi dan dukungan terhadap aktifitas wisatawan. Sedangkan secara pasif terjadi dukungan penerimaan atau pemasukan yang besar dari dukungan terhadap aktifitas pariwisata. Demikian juga pada sisi negatif, mereka menguraikan tentang akibat secara aktif yang ditimbulkan yaitu terjadinya oposisi yang agresif terhadap aktifitas pariwisata

dan secara pasif terjadinya penerimaan atau pemasukan yang secara diam- diam tetapi pertentangan dengan aktivitas pariwisata.

Pariwisata sebagai suatu industri memang sulit untuk menghindarkan dari dampak yang ditimbulkan. Banyak ahli yang telah dengan gamblang menguraikan tentang dampak tersebut, termasuk Gartner yang membaginya dalam dua kategori yaitu dampak secara kualitatif dan dampak secara kuntitatif. Secara kualitatif memang sulit untuk mengukur karena dampak ini hanya bisa diamati, misalnya terjadinya akulturasi dalam kehidupan sosial dari dua budaya yang berbeda, walaupun sudah menjadi wacana secara teoritis bahwa pada akulturasi jiak dua budaya berinteraksi, budaya yang dominan akan menguasai budaya yang lebih lemah. Di lain pihak, secara kuantitatif dampak daripada pariwisata lebih muda, misalnya terjadi kriminal, prostitusi, narkoba, meningkatnya non-belivers atau orang-orang yang tidak lagi percaya kepada tuhan atau suatu agama. Dan masih menurutnya, bahwa beberapa gambaran yang menguntungkan maupun yang merungikan atas kehadiran pariwisata di suatu wilayah atau negara, yakni selain berdampak pada bidang ekonomi, juga telah memberi dampak pula pada peningkatan pelayanan- pelayanan sosial dasar seperti keamanan, dan pengobatan (Madebayu, blogspot, 2009).

b. Dampak Ekonomi pariwisata

Aspek ekonomi sendiri merupakan aspek yang dianggap penting dan mendapat pehatian paling besar dalam sektor pariwisata karena untuk mengadakan perjalanan orang mengeluarkan biaya, sedangkan bagi daerah yang dikunjungi wisatawan dapat menerima uang dari wisatawan tersebut

melalui orang-orang yang menyediakan angkutan, menyediakan bermacam- macam jasa, atraksi dan sebagainya. Keuntungan ekonomis ini merupakan salah satu dari tujuan pembangunan pariwisata.

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang menyimpan banyak potensi alam baik daratan maupun lautan (Pantai). Kondisi tanah yang subur menjadikan indonesia sebagai pusat perhatian kelompok manusia untuk menetap dan mengembangkan usahanya masing-masing, sedangkan potensi perairan yang berupa lautan dan pantai merupakan salah satu obyek wisata yang banyak digemari oleh wisatawan mancanegara. Hal ini dapat di karenakan indonesia merupakan negara tropis, sehingga banyak wisatawan mancanegara yang tertarik untuk datang ke indonesia. Banyaknya wisatawan dengan intensitas tinggi yang berkunjung ke indonesia, ini merupakan salah satu keuntungan yang dapat meningkatkan devisa untuk penbangunan bangsa dan negara.( Marliastri,2015:17)

Beberapa dampak positif lain yang mudah dilihat sebagai akibat perkembangan parawisata adalah adanya pluang kerja yang sangat banyak karena pariwisata merupakan kegiatan yang multi sektoral. Sebagai ilustrasi, ketika suatu negara dinyatakan membuka peluang untuk pengembangan suatu destinasti parawisata, maka muncul berbagai kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha yang terkait dengan keberadaan parawisata ini. Masyarakat sekitar mencari dan membuka peluang-peluang kerja yang sangat banyak sehingga tidak seperti suatu industri barang atau materi yang terbatas memberi peluang pada usaha yang dikembangkan saja, kalaupun ada yang lainnya tetapi tidak sebesar peluang yang diakibatkan oleh pariwisata.

Secara ringkas, menurut Cohen (Madebayu,blogspot, 2009) dampak pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu :

1) Dampak terhadap penerimaan devisa 2) Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3) Dampak terhadap kesempatan kerja 4) Dampak terhadap harga-harga

5) Dampak terhadap distribusi manfaat/kegunaan 6) Dampak terhadap kepemilikan dan control 7) Dampak terhadap pembangunan

8) Dampak terhadap pendapatan pemerintah

Hampir semua literul dan kajian studi lapangan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan dampak-dampak yang dinilai positif, yaitu dampak yang diharapkan, bahwa peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan penerima devisa, penigkatan kerja dan peluang usaha, peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah, dan sebagainya. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi, melibihi anggka pengganda pada berbagai kegiatan ekonomi lainnya (Madebayu.blogspot, 2009).

Jadi, pariwisata membawa dampak bagi kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat sekitarnya. Dimana dampak sosial yaitu membawa perubahan sebagai akibat adanya intrusi daru luar serta membawa homogenisasi budaya dimana indentitas lokal akan tenggelam dalam bayangan teknologi barat. Sedangkan dampak ekonominya, akan membawa perubahan bagi daerah yang dikunjungi

wisatawan akan menerima uang dari wisatawan tersebut melalui orang-orang yang menyediakan angkutan , dan bermacam-macam jasa, atraksi dan sebagainya.

Keuntungan ekonomis merupakan salah satu tujuan pemabangunan pariwisata.

3. Sosial Ekonomi

Berbicara tentang sosial ekonomi, pembahasannya sering menjadi obyek pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut sebagai mahluk sosial, dalam artian manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkenan dengan masyarakat. Sedangkan ekonomi berbicara tentang sesuatau yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan.

Kata sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan, yang dimaksud dengan kawan disini adalah orang-orang yang ada disekitar kita yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama yang lainnya. Dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut sabagi makhluk sosial yang artinya manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain di sekitarnya. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjukkan pada objeknya, yaitu masyarakat. Pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan- persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan atau kesejahteraan sosial.(Marliastri,2015:17)

Ekonomi adalah sistem aktifitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa.Kata “ekonomi”

merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu economy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikonomike yang berarti pengelolaan rumah tangga.

Dapat diartikan bahwa ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya, yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya masyarakat, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan ke inginan masing-masing sedangkan ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran (Marliastri,2015:22).

Menurut Kreach, kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga diukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Sedangkan Werner memberikan ciri-ciri berupa pekerjaan,pendapatan, jenis rumah tinggal dan daerah tempat tinggal. Sementara menurut Sugihen kondisi ekonomi dan sosial seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise atau kekuasaan.

Sedangkan Menurut Koentjaraningrat, selain faktor pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan, faktor lain yang sering diikuti sertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, bentuk investasi, besar hubungan dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. (Marliastri,2015:25).

Kesimpulannya, sosial ekonomi pembahasannya sering menjadi obyek yang berbeda. Sosial merupakan orang-orang yang ada disekitar yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama yang lainnya. Sedangkan membahas tentang ekonomi yaitu sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia.

B. Kajian Teori

Untuk mengarahkan dan memfokuskan penelitian ini, teori sangatlah penting artinya, karena teori tersebut akan membantu dalam mencari dan menganalisis masalah dalam penelitian.Oleh karena itu penulis mencoba mengggunakan teori yang dianggap relevan dengan pokok penelitian, agar nantinya penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teori Struktural Fungsional

Pada mulanya, teori Struktural Fungsional diilhami oleh para pemikir klasik, diantaranya Socrates, Plato, Aguste Comte, Spencer, Emile Durkheim, Robert K.

Marton, Dan Tallcot Parson. Mereka dengan gamblang dan terperinci menuturkan bagaimana perspektif fungsionalisme memandang dan menganalisis fenomena sosial dan kultural.(Wirawan, 2013:41)

Menurut Ritzer(1992) dalam (Wiwawan, 2013:42), Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau eleman yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah setiap struktur dalam sistem sosial fungsional terhadap sistem yang lain. Sebaliknya, kalau fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.

Secara ekstrem penganut teori ini beranggapan bahwa semua struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat.

Struktural dalam pandangan Talcott Parsons bersifat fungsional hal ini dimulai dengan empat fingsi penting untuk semua sistem yang di sebut denagan AGIL. Menurut parson fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditunjukan kearah

pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Adapun empat fungsi penting tersebut yakni: (Wirawan, 103:52)

a. Adaptation (Adaptasi)

Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkunagan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

b. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan)

Kecakapan untuk mengatur dan menyusun tujuan-tujuan masa depan dan membuat keputusan yang sesuai. Sebuah sistem harus mendefenisikan diri untuk mencapai tujuan utamanya, pemecahan pemasalahan dan sarana- sarana sosial adalah bagian dari kebutuhan ntuk mecapai tujuan.

c. Integration (Integrasi)

Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya serta menjaga kesatuan serta hubungan ketiga fungsi penting lainnya.

d. Latency (Pemeliharaan Pola)

Sebuah sistem harus memelihara, melengkapi dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan memopang motivasi.

Teori struktural fungsional berhubungan erat dengan implementasi pengelolaan sumber daya alam terhadap sosial ekonomi masyarakat pariwisata. pasalnya dengan adanya pariwisata tersebut menyebabkan terjadinya interaksi antara masyarakat dengan pengunjung wisatawan yang dapat mengakibatkan perubahan pola dan tatanilai kehidupan masyarakat. Selain menimbulkan pengaruh terhadap aspek sosial, pada kenyataanya kegiatan pariwisata juga membawa pengaruh dibidang ekonomi

yaitu terbukanya peluang atau kesempatan kerja didalam kawasan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Dengan demikian pengelolaan pariwisata harus menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan adanya tujuan untuk masa depan serta menjaga budaya yang ada pada masyarakat tersebut.

Dokumen terkait